Friday 4 November 2016

Analisis Keseimbangan Sistem Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia


PENDAHULUAN
Model dinamis (dynamic model) merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk mengevauasi dampak jangka pendek dan jangka panjang dari suatu kebijaksaan (swastika 1999). Dampak suatu kebijaksaan pemerintah dalam sektor pertanian saat ini sering baru terlihat beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian. Artinya, terdapat masyarakat. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu petani tidak dapat langsung mengantisipasi kebijaksann tersebut masyarakat mempunyai pengaruh yang lambat terhadap perubahan atau perbaikan yang ingin tercapai. Selain itu sifat kegiatan produksi pertanian baru dapat dilihat hasilnya (panenya) salah beberapa waktu masa tanam. Artinya aktivitas pertanian mempunyai tenggang waktu (time lag) dari mulai pengambilan keputusan sampai dengan produksi dipenden.
Dinamika penawaran yang demikian fluktuatif sangat rentan mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat sehingga meningkatkan konsumsi. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis stabilitas kesimbangan sistem penawaran dan permintaan beras di indonesia dengan menggunakan model keseimbangan Cobweb dari penawaran dan permintaan dinamis, mengetahui damapk kebijakan harga gabah dan pupuk dalam jangka pendek danjangka panjang, serta tingkat kestabilitas pasar beras nasional.

LANDASAN TEORI
Penawaran (supply) diartikan sebagai hubungan statis yang menunjukkan berpa banyak suatu komoditas yang ditawarkan pada suatu tempat dan waktu tertentu pada berbagai tingkat harga ketika faktor llain tidak berubah. Kurva penawaran menunjukkan hubungan posistif antara jumlah komoditas yangakan dijual dengan tingkat harga tersebut.
Permintaan adalah kuantitas suatu komoditas yang mampu dan ingin dibeli oleh konsumen pada suatu tempat dan waktu tertentu pada berbagai tingkat haraga ketika faktor lain tidak berubah. Permintaan pasar adalah agregat dari permintaan individu konsumen. Permintaan dapat dekpresikan dalam bentuk kurva yang menunjukkan hubungan negatif antara jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.

MODEL JURNAL
Dengan mengacu pada asumsi keseimbangan Cobweb, model fungsi beras tahun t dedifinisikan sebagi fungsi permintaan beras t-1.

Rumus permintaan
Qdt = a1 Qdt-1 + a2 Pt-1 + a3 I1 + a4 Pop1  + c
Qdt = a1 Qdt-1 + a2Pt-1 + a3 Z1 + a4 Z2  + c

Rumus penawaran
Qst = a1 Qst-1 + b2 Pt-1 + b3 Pft-1 + k
Qst = a1 Qst-1 + b2 Pt-1 + b3 Z3 + k
Dimana:
Qdt        =  jumlah beras yang diminta tahun t
Qdt-1     = jumlah beras yang diminta t-1
Qs1        = jumlah beras yang ditawarkan pada tahun t
Qst-1      = jumlah beras yabg ditawarkan t-1
Pt         = harga gabah pada tahun t
Pt-1       = harga gabah pada athun t-1
Pf t       = harga pupuk urea pada tahun t
It          = Z1 = pendapatan penduduk perkapita pada tahun t
Popt     = Z2 = jumlah penduduk pada tahun t
Pft-1      = Z3 = harga pupuk urea tahum t-1
a, b       = parameter estinasi
c, k       = kostanta regresi tahap pertama

HASIL PENELITIAN
Hasil estimasi parameter
analisis tahap pertama menggunakan metode OLS diperoleh fungsi penawaran dan permintaan (dalam bentuk logritme natural) sebagai berikut :
Qdt = 0,56 Qdt-1 + 0,04 Pt-1 + 0,01 I1 + 0,93 Pop1  - 9,83 
Qdt = 0,56 Qdt-1 + 0,04 Pt-1 + 0,01 Z1 + 0,93 Z2  - 9,83
Qst = 0,09 Qst-1 + 1,33 Pt-1 + 1,21 Pft-1 + 12,05
Qst = 0,09 Qst-1 + 1,33 Pt-1 + 1,21 Z3 + 12,05
Selanjutnya dengan menerapkan prinsip keseimbangan pasar persamaan dalam bentuk matrik dapat diubah menjadi :
1          0         Qt  =   0,09       1,33     Qt-1        +          12,05   -1,21    0          0          Z  
1          0,04     Pt  =   0,56       0          Pt-1         +          -9,83    0          0,01     0          Z         

RANGKUMAN
Dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan harga beras akan menungkatkan penawaran beras. Pengaruh kenaikan harga pupuk  urea dalam jangka pendek akanmenurunkan penawaran beras, sementara dalam jangka panjang meningkatkan penawaran beras serta menurunkan harga beras.
Pengaruh peningkatan pendapatan perkapita dalam jangka pendek akan meningkatkan permintaan beras, dan dalam jangka penjang tidak meningkatkan perubahan permintaan beras, dan harga beras sementara itu peningkatan jumlah penduduk dalam jangka pendek dan jangka panjang akan menyebabkan peningkatan permintaan dan harga beras dengan pengaruh yang lebih besar dari pada pengaruh peningkatan perkapita terhadap permintaan dan harga beras.

Stabilitas keseimbangan sistem penawaran dan permintaan beras dalam jangka pendek keluar dari keseimbangan, namun dalam jangka panjang sistem menuju pada harga keseimbangan dan sistem kembali stabil, implikasi dari kajian ini adalah bahwa kebijakan harga input (pupuk urea) dan harga output (gabah) tidak menimbulkan gangguan stabilitas pasar, penawaran dan permintaan beras relatif stabil, artinya cukup aman untukdilaksanakan, kajian dengan menggunakan model kesimbangan, dinamis Cobweb untuk sistem penawaran dan permintaan beras di ndonesia telah mampu mengevaluasi pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dari kebijakan harga input dan output pertanian. Artinya, metode ini dapat diimplemensikan untuk kajian sejenis pada komoditas pertanian maupun komoditas di luar pertanian.