Sunday 11 March 2018

DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM





DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF  ISLAM



MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang diampu oleh Bapak Drs. H. Zainul Hasan, M. Ag


Oleh:







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI PAMEKASAN
2018
KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr.Wb.
            Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM”
            Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW., beserta keluarga dan para sahabatnya. Karena manisnya keilmuan saat ini telah kita rasakan perantara perjuangan dan pengorbanan beliau.
            Ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah ikut andil dalam pembuatan makalah ini baik bantuan berupa tenaga maupun dukungan, tanpa perantara keikut sertaan kalian makalah ini tidak akan terselesaikan dengan maksimal.
            Makalah ini masih terdapat kesalahan, dari itu kritik dan saran pembaca        yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca dan menjadi catatan amal baik di sisi-Nya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.



Pamekasan, 09 Maret 2018

penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.....................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A.   Latar Belakang............................................................................1
B.   Rumusan Masalah.......................................................................1
C.   Tujuan Penulisan.........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................2

A.   Dasar pendidikan Islam...............................................................2
B.   Tujuan Hidup Manusia dalam Perspektif Islam..........................3
C.   Ciri-ciri Manusia Ideal dalam Perspektif Islam..........................4
D.    Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam....................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................10

A.   Kesimpulan...............................................................................10
B.   Saran.........................................................................................10
DAFTAR RUJUKAN........................................................................11






 






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Masalah pendidikan merupakan masalh yang sangat penting dalam kehidupan, bahkan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupn, baik secara individual, di dalam keluarga, masyarakat maupun kehidupan bangsa dan negara. Maju atau mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan apakah maju atau mundur pendidikan di negara tersebut. Selain itu pendidikan merupakan unsur terpenting bagi manusia untuk meningkatkan kadar keimanannya terhadap Allah SWT., karena orang semakin banyak mengerti tentang dasar-dasar ilmu pendiikan Islam maka kemungkinan besar mereka akan lebih tau dan lebih mengerti akan terciptanya seorang hamba yang beriman.
Pendidikan Islam adalah usaha merubah tingkah laku individu di dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.

B.     Rumusan masalah
  1. Bagaimanakah Dasar pendidikan Islam
  2. Bagaimanakah Tujuan Hidup Manusia dalam Perspektif  Islam?
  3. Bagaimanakah ciri-ciri Manusia Ideal dalam Perspektif islam?
  4. Bagaiamanakah Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam?

C.    Tujuan
  1. Menjelaskan Dasar Pendidikan Islam
  2. Menjelaskan Tujuan Hidup Manusia dalam Perspektif  Islam
  3. Menjelaskan ciri-ciri manusia Ideal dalam Perspektif Islam
  4. Menjelaskan Rumusan Tujuan Akhir  Pendidikan Menurut Islam.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dasar Pendidikan Islam
Pendidikan Islam yang bergerak sebagai proses pembinaan dan pengembangan kompetensi pribadi-pribadi muslim memiliki dasar atau landasan pada nilai-nilai Ideologi Islam. Hal itu sebagaimana kondisi riil pendidikan Islam dalam bentuk atau sistem bagaimanapun ia tetap mengemban peran dalam mengajarkan nilai-nilai (ajaran) Islam. Oleh karena itu, eksistensi landasan atau dasar tersebut adalah hal penting yang berfungsi sebagai petunjuk dan penuntun ke arah kerja berbagai sistem dan progrm pendidikan Islam. dalam konteks ini, dasar atau landasan yang dijadikan acuan pendidikan Islam semestinya dapat menjadi sumber nilai kebenaran bagi peserta didik sehingga dapat  mencapai tujuan pendidikan yang hakiki. Berdasarkan alur argumentasi dan ekspektasi tersebut maka dasar yang paling tepat untuk pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai dasar pendidikan Islam bukan berarti memberikan ruang sempit pada aktivitas pendidikan Islam. sebagaimana diasumsikan sebagian kalangan selama ini, bahwa pendidikan Islam lebih mnekankana pada unsur-unsur akhirat yang muatanya hanya bersifat transedental (hablum minaallah). Namun, justru sebaliknya dengan menggunakan al-Qur’an dan sunnah sebagai landasan atau dasar pendidikan Islam, maka keduanya dapat dijadikan seagai acuan kerja yang holistik. Artinya dengan menjadikan keduanya  sebagai dasar pendidikan Islm, maka ia tidak akan mengabaikan unsur-unsur akhirat ebagai tempat kehidupan yang hakiki, ataupun unsur-unsur dunia yang menjadi ladang amal menuju kehidupan abadi.[1]



B.     Tujuan Hidup Manusia dalam Perspektif Islam
Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Adapun tujuan utama manusia diciptakan oleh Alah SWT., adalah agar dapat menyembah dan beribadah kepada Allah SWT.  berikut ini adalah tujuan hidup manusia di bumi yng disebutkan dalam al-Qur’an dan sunnah.[2]
1)      Menyembah Allah
Adapan tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. hal tersebut seperti yang dikutip dari al-Qur’an Surat adz-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:
وَماَ خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُنَ
Artinya: “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahku” (Qs. Adz-Dzariyat: 56)
Dari surat al-Qur’an tersebut dapat dimabil makna bahwa di dalam tujuan Allah menciptakan kita. Allah tidak melepaskan begitu saja setiap makhluknya. Didalam menjalani kehidupan ini, kita tidak hanya hidup untuk makan, minum, tidur, melepas lelah, dan mencari uang untuk bekal melanjutkan hidup namun dibalik itu semua kita mempunyai kewajiban untuk beribadah dan taat kepada Allah. Namun, dengan adanya kita berbadah kepada Allah, bukan berarti Allah membutuhkan kita sebagai makhluknya. Akan tetapi ibadah yang Allah SWT perintahkan kepada kita adalah untuk kebaikan diri kita sendiri.
2)      Menjalankan perannya sebagai Khalifah
Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimppin dimana manusia bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang di karunia iakal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya.
3)      Meneruskan Ajaran Islam
Tidak hanya beribadah dan mejalankan tugasnya sebgai khalifah, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi selanjutnya agar ajaran Islam tetap terjaga hai ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut Islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan Islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan Ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan ma’ruf nahi munkar. Tujuan hidup manusia tersebut hendaknya dipahami dan dilaksanakan oleh manusia karena tanpa tercapainya tujuan hidup tersebut maka tugas manusia di bumi tidaklah dapat terpenuhi.

C.    Ciri-ciri manusia Ideal dalam Perspektif Islam
1.      Jasmani yang Sehat serta Kuat
Muslim perlu memiliki jasmani yang sehat serta kuat, terutama berhubungan dengan keperluan penyiaran dan pebelaan serta penegakan ajaran islam. dilihat dari sudut ini maka Islam mengidealkan Muslim yang sehat serta kuat jasmaninya.
Dalam penegakan ajaran Islam, terutama pada masa penyiarannya dalam sejarah, tidak jarang ditemukan rintangan yang pada akhirnya memerlukan kekuatan dan kesehatan fisik (jsmani). Kadang-kadang kekuatan dan kesehatan itu diperlukan untuk berperang menegakkan ajaran islam. ternyata sampai sekarang pun tantangan fisik seperti dalam sejarah tersbut sering juga muncul. Oleh karena itu, sekarang pun Mslim harus sehat dan kuat fisiknya.
Islam menghndaki agar muslim itu sehat mentalnya karena inti ajaran islam (iman) adalah persoalan mental. Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan Jasmani. Kaeana ksehatan mental penting, maka kesehatan jasmani pun penting pula. Karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Pentingnya kekuatan dan kesehatan fisik itu juga mempunyai dalil-dalil naqli. Dalam surah al-anfal ayat 60 disebutkan agar muslim mmpersiapkan kekuatan dan pasukan berkuda untuk menghadapi musuh-musuh allah. Yang dimaksud dengan musuh Allah adalah yang mengancam agama Islam.[3]
2.      Cerdas serta Pandai
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta  pandai. Itulah ciri akal yang berkembang secara sempurna. Cerdas ditandai oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai ditandai dengan oleh banyak memiliki pegetahuan, jadi banyak memiliki informasi. Salah satu ciri muslim ang sempurna adalah cerdas serta pandai. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat ditilik melalui indikator-indikator sebagai berikut ini. Pertama, memiliki pengetahuan sain yang banyak dan berkualitas tinggi. sains adalah pengetahuan manusia yang merupakan produk indera dan akal, dalam sains kelihatan tinggi atau rendahnya mutu akal. muslim hendaknya tidak hanya menguasai teori-teori sains, tetapi berkemampuan pula menciptakan teori-teori baru dalam sain, termasuk teknologi. Kedua, mampu memahami dan menghasilkan teori filsafat. Berbeda dari sain, filsafat adalah jeni pengetahuan yang semata-mata akliah. Dengan ini, muslim akan mampu memecahkan masalah filosofis.
Akal yang cerdas adalah karunia Tuhan. Indikatornya adalah kecerdasan umum (IQ). Kecerdasan itu, selain ditentukan oleh Tuhan (takdr), juga berkaitan dengan keturunan. Kesehatan jiwa dan fisik Jelas berkaitan pula dengan kecerdsan tersebut. Kalau begitu, kesehatan dan kekuatan seperti yang telah diuraikan sebelum ini memang berkaitan juga dengan tingkat kecerdasan.
3.      Ruhani yang Berkualitas Tnggi
Seperti yang telah diuraikan sebelumya, ruhani yang dimaksud disini adalah aspek manusia selain jasmani dan akal. Ruhani itu samar, ruwet, belum jelas batasannya, manusia tidak memiliki cukup pengetahuan untuk mengetahui hakikatnya. Kebanyakan buku tahawwuf dan pendidikan islami menyebutnya alb (kalbu) saja.
Kekuatan jamani terbatas pada objek-objek berujud materi yang dapat ditangkap oleh indera. Kekuatan akal atau pikir betul-betu sangat luas, dapat  mengetahui objek yang abstrak, tetapisebatas dipikirkan secara logis. Kekuatan ruhani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Bahkan ia dapat mengetahui objek secara tidak terbatas. Karena itu, islam amat mengistimewaan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan poteni manusia yang mampu beriman secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al-Qur’an, tempatnya di dalam kalbu, didalam al-Qur’an terdapat dalam surah  dan surat al-Maidah ayat 41:
“Hai Rasul, janganlah kamu di sedihkn oleh orang-orang yang segera (memperlihatkan) kafir, yaitu orang-orang yang mengatakan kami telah beriman, padahal hati mereka belum beriman”.
Jadi, menurut ayat ini kata-kata iman tidaklah merupakan pertanda bahwa orang yang mengatakannya itu sudah beriman, iman itu dihati, buakan di mulut. Iman itu bukan juga dikepala. Yang ada dikepala adalah pengetahuan tentng iman, pengetahuan tentang Tuhan.
Berdasarkan urain ini jelaslah bahwa kalbu yang berkualitas tinggi itu adalah kalbu yang penuh berii iman kepada Allah, atau dengan ungkapan lain, kalbu yang takwa kepada Allah.
Kalbu yang penuh iman itu mempunyai gejala-gejala yang amat banyak. Kalbu yang iman itu ditndai bila orang sholat, ia sholat dengan khusyuk, bila mengingat Allha, kulit dan hatinya tenang, bila disebut nama Allah, bergetar hatinya, bila dibacakan kepada mereka ayta-ayat Allah, mereka sujud dan menangis. Itulah ciri utama hati yang penuh iman dan Taqwa. Dari situlah akan muncul manusia yang berpikir dan bertindak seuai dengan kehendak Tuhan. Jadi, dapatlah disimpulkan bahwa manusia sempurna dalam pandangan Islam adalah manusia yang hatinya penuh iman atau taqwa kepada Tuhan.
D.    Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam
Proses pendidikan terkait dengan kebutuhan dan tabiat manusia tidak lepas dari tiga unsur, yaitu jasad, ruh dan akal. Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam secara umum harus dibangun berdasarkan tiga komponen tersebut, yang masing-maing harus dijaga keseimbangannya. Maka dari sini, tujuan pendidikan Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga.[4]
1.      Pendidikan Jasmani (al-tarbiyah al-Jismiyah)
Pendidikan Jasmani (al-tarbiyh al-jismiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan, menguatkan, dan memelihara jasmani dengan baik (normal). Degan demikian, jasmani mampu mlaksanakan berbagai kegiatan dan beban tanggung jawab yang dihadapinya dalam kehidupan individu dan sosial. Dismaping juga mampu (kebal) dalam menghadapi berbagai penyakit yang mengancamnya.
Ada dua sarana untuk membantu keberhasilan pendidikan jasmani, yaitu :
a)      Sarana pendidikan jasmani yang bersifat aktif , meliputi makanan sehat, udara segar, gerak badan atau olahraga.
b)      Sarana pendidikan jasmani yang bersift pasif, seperti kondisi ruang kelas sehat dan konduif, jumlah peserta didik alam kelas tidak teralu banyak, dan sebagainya.
2.      Pendidikan akal (al-Tarbiyah al-‘Aqliyah)
Pendidikan akal (al-Tarbiyah al-‘aqliyah) adalah peningkatan pemikiran akal dan latihan ssecara teratur untuk berpikir benar. Pendidikn Intelektual akan mampu memperbaiki pemikiran tentang ragam pengaruh dan realitas secaratepat dan benar. Hal ini akan menghasilkan keputusan atas segala sesuatu yang dipikirkan menjadi tepat dan benar. Beberapa cara untuk mencapai keberhasilan pendidikan intelektual, yaitu:
a)      Meatih perasaan peserta didik untuk meningkatkan kecermatannya
b)      Melatih peserta didik untuk mengamati sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat
c)      Melatih daya intuisi sebagai sarana penting bagi daya cipta
d)     Membiasakan anak berpikir terartur ( sistematis) dan menanamkan kecintaan berpikir sistematis.
Dengan demikian, tujuan pendidikan akal, terikat perhatiannya dengan perkembangan intelegensi yang mengrahkan manusia sebagai individu untuk menemukan kebenaran sesungguhnya yang mampu memberi pencerahan diri. Memahami pesan ayat-ayat Allah akan membawa iman kepada Pencipta.[5]
3.      Pendidikan Akhlak (al-Tarbiyh al-Khuluqiyah)
Akhlak  mempunyai kedudukan sangat penting dalam ajaran Islam, untuk mencapai keridhaan Allah. Dalam sebauah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dri sahabat Umar bin Khattab, dijelaskan tentang sendi-sendi agama yang bertumpu pada tiga omponen, yaitu iman, islam, dan ihsan. Ketiganya merupakan sisitem yang dalam praktik tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi merupakan totalitas untuk mewujudkan akhlaq al-Karimah dalam setiap perilaku manusia dalam setiap aspek kehidupan.
Pembentukan akhlak mulia merupakan tujuanutama yang harus disuriteladankan oleh guru pada anak diik. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi  pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang bermoral, jiwa bersih, cita-cita yang benardan akhlak yang tinggi, mengetahui kewajiban pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, dapat membedakan buruk dan baik. Dalam hal ini Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak” (HR Bukhari). Kata innama pada Hadis ini berfungsi membatasi tugas Rsulullah hanya satu, yaitu menyempurnakan kemuliaan akhlak. Seentara  kata utammima berarti menyempurnakan. Hal ini menurut Abdul Choliq Muchtar mengandung maksud bbahwa benih-benih budi mulia itu sudah ada pada setiap diri manusia, Rasulullah hanya mengembangkan dann menyempurnakan saja.
Pendidikan akhlak bertujuan membina kualitas manusia prima dengan ciri-ciri, antara lain:
a)      Beriman dan bertaqwa kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
b)      Berakal sehat atau mempunyai kemampuan akademik, yaitu mampu mengembngkan kecerdasannya dengan mencintai ilmu terutama yng sesuai dengan bakatnya.
c)      Mempunyai kematangan kepribadian, berbudi luhur, jujur, amanah, berani, qanaah, sabar, syukur, tanggung jawab, cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial, dan percaya diri.
d)     Mempunyai keterampilan belajar, bekerja, dan beramal saleh, disiplin, bekerja keras, andiri, penuh perilaku yang inivatif dan kreatif, sehat jasmani dan ruhani.
Jika dicermati lebih lnjut, akan telihat bahwa tujuan pendidikan Islam tidak bertentangan dengan tujuan pendidikka Nasional bangsa Indonesia, seperti tertulis dalam pasal 4 UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab”.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan Islam yang bergerak sebagai proses pembinaaan dan pengembangan kompetensi  pribadi-pribadi muslim memiliki dasar atau landasan pada nilai-nilai ideologi Islam. Dasar yang paling tepat untuk pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan Sunnah.
Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Adapun tujuan utama manusia diciptakan oleh Alah SWT., adalah agar dapat menyembah dan beribadah kepada Allah SWT.  
Ciri amnusia yang ideal menurut perspektif Islam a). Jasmani yang sehat serta kuat dan berketerampilan  b).cerdas serta pandai   c). Rohani yang berkualitas Tinggi.
Rumusan akhir Tujuan pendidikan Islam yaitu: a) Pendidikan Jasmani, dimana pendidikan jasmani ini merupakan usaha untuk menumbuhkan, menguatkan dan memelihara jasmani dengan baik. Dengan demikian, jasmani mampu melaksanakan berbagai kegiatan dan beban tanggung jawab yang dihadapinya dalam kehiduapan individu dan sosial.   b) Pendidikan akal, pendidikan intelektual akan mampu memperbaiaki pemikiran tentang ragam pengaruh dan realitas secara tepat dan benar.  c)pendidikan akhlak, akhlak mempunyai kedudukan yang sanagat penting dalam ajaran islam, untuk mencapai keridhaan Allah.
B.     Saran
Makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan agar kami bisa memperbaikinya di lain kesempatan.


DAFTAR RUJUKAN

Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012
Subagja, soleh. Gagasan Liberalisasi Pendidikan Islam, Malang: Madani, 2010
Tafsir, Ahmad. Imu pendiidkan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja      Rosdakarya, 2014
https:// dalamislam.com










[1] Soleh Subagia, Gagasan Liberaisasi Pendidikan Islam, (Malang: Madani, 2010), hlm34-35
[2] https:// dalamislam.com, pada tanggal 10 maret 2018 pukul 07.08
[3] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2016), hlm. 58
[4] Moh. Haitami Salim, Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar_Ruzz Media, 2012), hlm. 116
[5] Ibid, hlm.118