Tuesday, 16 December 2014

7 fator yang mempengaruhi keharmonisan keluarga.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga
Ada banyak ahli yang mengemukakan tentang faktor-faktor yangmempengaruhi keharmonisan keluarga. Di bawah ini akan dikemukakanbeberapa faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga menurut paraahli.
Keluarga harmonis atau sejahtera merupakan tujuan penting.Olehkarena itu untuk menciptakan perlu diperhatikan faktor-faktor berikut:
1.      Perhatian. Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasarutama hubungan yang baik antar anggota keluarga. Baik padaperkembangan keluarga dengan memperhatikan peristiwa dalam keluarga,dan mencari sebab akibat permasalahan, juga terdapat perubahan pada setiapanggotanya.
2.      Pengetahuan. Perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untukmemperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupankeluarga. Sangat perlu untuk mengetahui anggota keluaranya, yaitu setiapperubahan dalam keluarga, dan perubahan dalam anggota keluarganya, agarkejadian yang kurang diinginkan kelak dapat diantisipasi.
3.      Pengenalan terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti pengenalanterhadap diri sendiri dan pengenalan diri sendiri yang baik penting untukmemupuk pengertian-pengertian.
4.      Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudahmenyoroti semua kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam keluarga.Masalah akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya latar belakang lebihcepat terungkap dan teratasi, pengertian yang berkembang akibatpengetahuan tadi akan mengurangi kemelut dalam keluarga.
5.      Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikapmenerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dankelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam keluarga.Sikap ini akan menghasilkan suasana positif dan berkembangnyakehangatan yang melandasi tumbuh suburnya potensi dan minat darianggota keluarga.
6.      Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlumeningkatkan usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari aspekkeluarganya secara optimal, hal ini disesuaikan dengan setiap kemampuamnmasing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta perubahan-perubahan danmenghilangkan keadaan bosan.
7.      Penyesuaian harus perlu mengikuti setiap perubahan baik dari fisik orangtua maupun anak.[9]
Keluarga harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila dalamkehidupannya telah memperlihatkan faktor-faktor berikut:
1.      Faktor kesejahteraan jiwa. Yaitu rendahnya frekwensi pertengkaran danpercekcokan di rumah, saling mengasihi, saling membutuhkan, salingtolong-menolong antar sesama keluarga, kepuasan dalam pekerjaan danpelajaran masing-masing dan sebagainya yang merupakan indikator-indikatordari adanya jiwa yang bahagia, sejahtera dan sehat.
2.      Faktor kesejahteraan fisik. Serinnya anggota keluarga yang sakit, banyakpengeluaran untuk kedokter, untuk obat-obatan, dan rumah sakit tentu akanmengurangi dan menghambat tercapainya kesejahteraan keluarga.
3.      Faktor perimbangan antara pengeluaran dan pendapatan keluarga.Kemampuan keluarga dalam merencanakan hidupnya dapatmenyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga[10].
Kunci utama keharmonisan sebenarnya terletak pada kesepahamanhidup suami dan istri. Karena kecilnya kesepahaman dan usaha untuk salingmemahami ini akan membuat keluarga menjadi rapuh. Makin banyakperbedaan antara kedua belah pihak maka makin besar tuntutan pengorbanandari kedua belah pihak.Jika salah satunya tidak mau berkorban maka pihaksatunya harus mau berkorban.Jika pengorbanan tersebut telah melampaui batasatau kerelaannya maka keluarga tersebut terancam.Maka fahamilah keadaanpasangan, baik kelebihan maupun kekurangannya yang kecil hinga yangtebesar untuk mengerti sebagai landasan dalam menjalani kehidupanberkeluarga. Rencana kehidupan yang dilakukan kedua belah pihak merupakanfaktor yang sangat berpengaruh karena dengan perencanaan ini keluarga bisamengantisiapsi hal yang akan datang dan terjadi saling membantu untuk misikeluarga[11].
Membina rumah tangga akan berhasil tergantung dari penyesuaianantara kedua belah fihak dan bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan, makakedua belah pihak harus memperhatikan:
1.      Menghadapi kenyataan. Suami istri perlu menghadapi kenyataan hidup darisemua yang terungkap dan tersingkap sebagai suatu tim, danmenanggulanginya dengan bijaksana untuk menyelesaikan masalah.
2.      Penyesuaian timbal balik perlu usaha terus menerus dengan salingmemperhatikan, saling mengungkapkan cinta kasih dengan tulus,menunjukkan pengertian, penghargaan, dan saling memberi dukungansemangat. Kesemuanya berperan penting dalam memupuk hubungan yangbaik, termasuk dalam hubungan yang paling intim dalam hubungan suamiistri adalah seks.
3.      Latar belakang suasana yang baik. Untuk menciptakan suasana yang baik,dilatar belakangi oleh pikiran-pikiran, perbuatan dan tindakan yang penuhkasih sayang. Maka macam-macam perasaan jengkel, kecewa, tidak adilyang bisa menimbulkan prasangka curiga yang mewarnai suasana hubungansuami istri dan mempengaruhi hubungan intem mereka harus dijauhi.[12]
Pembentukan keluarga harmonis hendaknya diniatkan untukmenyelenggarakan kehidupan keluarga yang penuh dengan semangatmawaddah-warahmah dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah danmendambakan keridhaanNya, limpahan hidayah dan taufiq-Nya. Kehidupankeluarga yang didasari oleh niat dan semangat beribadah kepada Allah, insyaAllah keluarga yang demikian akan selalu mendapatkan perlindungan dalammendapatkan tujuan-tujuannya yang penuh dengan keluhuran.[13]
Kasih sayang yang tertanam dalam hati dan menjadi kelembutan dalamsikap, tindakan dan ucapan akan memberikan hamba tersebut ketenangankalbu. Karenanya pasangan yang tingkah lakunya lembut akan mendapatkan banyak kebahagiaan dalam kehidupannya.Cinta yang berakar pada tempramen yang lembut pada siapapun yangdicintai. Begitu pula dalam keluarga, jika suami mempunyai sikap lembut padaistrinya, terhadap keluarga, terhadap masyarakat, maka suasana akan dirasanyaman, keluarga menjadi harmonis, punya banyak teman, disukai dandihormati oleh masyarakat.[14]Firman Allah dalam Q.S Ali-Imran ayat 159:
�Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembutterhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulahmereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.karena itu ma'afkanlah mereka,mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan merekadalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Makabertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang bertawakkal kepada-Nya�.
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas yang menyebutkantentang faktor-faktor keharmonisan keluarga, maka kitadapatmenyimpulakan bahwa faktor keharmonisan keluarga adalah adanya salingmenghargai diantara anggota keluarga, saling menyayangi, terjaganyakesehatan rohani dan jasmani serta perekonomian yang matang.
Ciri-Ciri Keluarga Harmonis
Suatu keluarga dapat dikatakan harmonis jika cirri-ciri yang melatarbelakangi keharmonisan keluarga sudah terpenuhi atau tercapai. Di bawah iniakan dijelaskan ciri-ciri keluarga harmonis menurut beberapa tokoh.Kunci dalampembentukan keluarga adalah:[15]
1.      Rasa cinta kasih sayang. Tanpa keduanya rumah tangga takkan berjalanharmonis. Karena keduanya adalah power untuk menjalankan kehidupanrumah tangga.
2.      Adaptasi dalam segala jenis interaksi masing-masing, baik perbedaan ide,tujuan, kesukaan, kemauan, dan semua hal yang melatar belakangimasalah. Hal itu harus didasarkan pada satu tujuan yaitu keharmonisanrumah tangga.
3.      Pemenuhan nafkah lahir batin dalam keluarga. Dengan nafkah makaharapan keluarga dan anak dapat terealisasi sehingga terciptakesinambungan dalam rumah tangga.
Menurut Basri untuk meraih keharmonisan keluargaperlu memiliki sifat-sifat ideal dan menerapkannya dalam rumah tangga, sifattersebut adalah:[16]
1.      Persyaratan fisik biologis yang sehat-bugar. Hal ini penting karena: untukmenjalankan tugasnya keduanya memerlukan tubuh atau anggota badanyang sehat.
2.      Psikis rohaniah yang utuh. Kondisi psikis rohaniah yang utuh sangatdiperlukan dalam menunjang kemampuan seseorang dalam menghadapi danmenyelesaikan masalah dalam rumah tangga dengan mental yang sehat akanmampu mengendalikan emosi yang kadang tergoncang karena berbagaimacam alasan dan situasi. Taraf kepribadian dan rohani yang utuh danteguh sangat diperlukan, karena dalam perjalanan hidup banyak godaan dancobaan silih berganti, baik dalam moral kesusilaan, keadilan, kejujuran,tanggung jawab sosial dan keagamaan.
3.      Kondisi sosial dan ekonomi yang cukup memadai untuk memenuhi hiduprumah tangga. Hal ini dapat berupa semangat dan etos kerja yang baikdalam memenuhi nafkah, kreatifitas dan semangat untuk mengusahakannya,sehingga keluarga akan terpenuhi kebutuhannya.
Zakia Daradjat  menjelaskan beberapa persyaratan dalammencapai keluarga yang harmonis, adapun syarat tersebut adalah:[17]
1.      Saling mengerti antara suami istri, yaitu; (a) mengerti latar belakangpribadinya; yaitu mengetahui secara mendalam sebab akibat kepribadian(baik sifat dan tingkah lakunya) pasangan, (b) mengerti diri sendiri;memahami diri sendiri, masa lalu kita, kelebihan dan kekurangan kita, dantidak menilai orang berdasarkan diri kita sendiri.
2.      Saling menerima. Trimalah apa adanya pribadinya, tugas, jabatan dansebagainya jika perlu diubah janganlah paksakan, namun doronglah dia agarterdorong merubahnya sendiri. Karena itu; (a) terimalah dia apa adanyakarena menerima apa adanya dapat menghilangkan ketegangan dalmkeluarga. (b) Terimalah hobi dan kesenangannya asalkan tidak bertentangandengan norma dan tidak merusak keluarga. (c) terimalah keluarganya.
3.      Saling menghargai. Penghargaan sesungguhnya adalah sikap jiwa terhadapyang lain. Ia akan memantul dengan sendirinya pada semua aspekkehidupan, baik gerak wajah maupun prilaku. Perlu diketahui bahwa setiapoaring perlu dihargai. Maka menghargai keluarga adalah hal yang sangatpenting dan harus ditunjukkan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.Adapun cara menghargai dalam keluarga adalah: (a) Menghargaiperkataan dan perasaannya. Yaitu: menghargai seseorang yang berbicaradengan sikap yang pantas hingga ia selesai, menghadapi setiap komunikasidengan penuh perhatian positif dan kewajaran, mendengarkan keluhanmereka. (b) Menghargai bakat dan keinginan sepanjang tidak bertentangandengan norma. (c) Menghargai keluarganya.
4.      Saling mempercayai. Rasa percaya antara suami istri harus dibina dandilestarikan hingga hal terkecil terutama yang berhubungan dengan akhlaq,maupun segala kehidupan. Diperlukan diskusi tetap dan terbuka agar tidakada lagi masalah yang disembunyikan. Untuk menjamin rasa saling percayahendaknya memperhatikan: (a). Percaya pada dirinya. Hal ini ditunjukkansecara wajar dalam sikap ucapan, dan tindakan. (b). Percaya akankemampuannya, baik dalam mengtur perekonomian keluarga,mengendalikan rumah tangga, mendidik anak, maupun dalam hubungannyadengan orang lain dan masyarakat.
5.      Saling mencintai. Syarat ini merupakan tonggak utama dalam menjalankankehidupan keluarga. Cinta bukanlah keajaiban yang kebetulan datang danhilang namun ia adalah �usaha untuk��. Adapun syarat untukmempertalikan dengan cintaadalah; (a). Lemah lembut dalm bicara. (b).Menunjukkan perhatian pada pasangan, terhadap pribadinya maupunkeluarganya. (c). Bijaksana dalam pergaulan. (d). Menjauhi sikap egois (e).Tidak mudah tersinggung. (f) Menentramkan batin sendiri. Karena takkanbisa menentramkan batin seseorang apabila batinnya sendiri tidak tentram,orang disekitarnya pun tidak akan nyaman. Saling terbuka danmembicarakan hal dengan pasangan adalah kebutuhan yang dapatmenentramkan masalah. Peran agama dan spiritual pun sangat menentukan.Dengannya kemuliyaan hati tercermin dalam tingkah laku yang lebih baikdan menarik. Oleh sebab itu oarng yang tentram batinnya akanmenyenangkan dan menarik bagi orang lain. (g). Tunjukkan rasa cinta. Halini dapat melalui tindakan, ucapan, terhadap pasangan.
Pegangan atau kriteria keluarga bahagia atau harmonis, kriteritersbut adalah;[18]
1.      Menciptakan kehidupan agama atau spiritualitas dalam keluarga. Karenadalam agama terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan. Landasanutama agama dalam kehidupan terutama rumah tangga adalah kasih sayang.Penelitian mengatakan keluarga yang tidak religious, komitmen agamanyarendah, atau yang tidak mempunyai komitmen sama sekali berisiko empatkali tidak bahagia, dan berakhir dengan broken home, perceraian, tak adakesetiaan, dan kecanduan NAZA.
2.      Terdapat waktu bersama keluarga. Sesibuk apapun keluarga tersebuthendaknya para anggota keluarga harus menyediakan waktu untuk keluargaatau suasana kebersamaan dengan unsur-unsur keluarga sebagai usahapemeliharaan hubungan.
3.      Dalam interaksi segitiga, keluarga menciptakan hubungan yang baik antaraanggotanya. Komunikasi yang baik dan dua arah, suasana demokratis dalamkeluarga harus dijaga agar tidak terjadi kesenjangan diantara anggotakeluarga.
4.      Saling harga-menghargai dalam interaksi ayah, ibu, dan anak. Hal inidilakukan melalui ucapan, tindakan, dan sikap yang tertanam dalamanggota keluarga.
5.      Keluarga sebagai unit terkecil harus erat dan kuat, jangan longgar, danjangan rapuh. Mereka bukan hanya dekat di mata namun juga harus dekat dihati. Hubungan silaturrahmi berdasarkan kasih sayang haruslah dibinadalam keluarga.
6.      Jika mengalami krisis dan benturan-benturan, maka prioritas utamanyaadalah keutuhan keluarga.
Jika aspek di atas telah terpenuhi dan berfungsi dengan baik berdasarkanpada tuntunan nilai-nilai spiritual agama maka keharmonisan keluarga akanmudah diraih.Dalam agama islam juga disebutkan ciri-ciri keharmonisan keluargaadalah sebaai berikut:
1.      Pembentukan keluarga yang didasari harapan keridhaan Allah tanpa yanglain. Kedua belah pihak salin melengkapi dan menyempurnakan, memenuhipanggilan fitrah dan sunnah, menjalin persahabatan dan kasih sayang, sertameraih ketentraman dan ketenangan jasmani. Dalam menentukan standarjodohkeduanya hanya bertolak pada keimanan dan ketaqwaan.
2.      Tujuan pembentukan keluarga. Keharmonisan rumah tangga akan terwujudapabila kedua pasangan saling konsisten terhadap perjanjian yang merekatetapkan bersama. Tujuan utama mereka adalah menuju jalan yang telahdigariskan Allah dan mengharap ridha-Nya. Dalam segala tindakan merekayang tertuju hanyalah Allah semata.
3.      Linkungan. Dalam keluarga yang harmonis upaya yang selalu dipeliharaadalah suasana yang penuh kasih sayang dan masing-masing anggotanyamenjalankan peran secara sempurna. Lingkungan keluarga merupakantempat untuk berteduh dan berlindung, tempat di mana perkembangan dansusah-senang dialuli bersama.
4.      Hubungan antar kedua pasangan. Dalam hubungan rumah tangga yang harmonis dan seimbang suami-istri berupaya saling melengkapi danmenyempurnakan. Mereka menyatu dan ikut merasakan apa yang dirasakananggota keluarga yang lain. Mereka saling mengobati, salingmembahagiakan dan menyatukan langkah dan tujuan, keduanyamenyiapkan sarana untuk mendekatkan diri pada Allah.
5.      Hubungan dengan anak. Keluarga harmonis menganggap anak sebagaibagian darinya mereka membangun hubungan atas dasar penghormatan,penjagaan hak, pendidikan, bimbingan yang layak, pemurnian kasih sayangserta pengawasan akhlak dan prilaku anak.
6.      Duduk bersama. Keluarga harmonis selalu siap duduk bersama danberbincang-bincang dengan para anggota keluarganya, mereka berupayasaling memahami dan menciptakan hubungan mesra. Islam mengajarkanagar yang tua menyayangi dan membimbing yang muda, dan yang mudamenghormati dan mematuhi nasehat yang tua.
7.      Kerja sama dan saling membantu. Dalam kehidupan rumah tangga yangharmonis setiap anggota rumah tangga memiliki tugas tertentu, merekabersatu untuk memikul bebanbersama. Dalam bangunan ini nampak jelaspersahabatan, saling tolong-menolong, kejujuran, saling mendukung dalamkebaikan, saling menjaga sisi rohani dan jasmani masing-masing.
8.      Upaya untuk kepentingan bersama. Dalam kehidupan keluarga yangharmonis mereka saling membahagiakan. Mereka saling berupaya untukmemenuhi keinginan dan mempertahankan selera pasangannya. Salingmenjaga dan memperhatikan cara berhias dan berpakaian. Untukkepentingan bersama mereka selalu bermusyawarah dan berkomunikasiuntuk meminta pendapat, pada waktu anak telah mampu memahamimasalah tersebut ia diikutkan dalam musyawarah tadi.[19]
Adapun indikator-indikator keluargaharmonis menurut Islam adalah:[20]
1.      Kehidupan beragama dalam keluarga. Yaitu: (a). Segi keimanan, keislamandan keihsanannya. (b). Dari segi pengetahuan agama mereka memilikisemangat belajar, memahami, serta memperdalam ajaran agama, dan taatmelaksanakan tuntunan akhlak mulia. (c). Saling memotivasi danmendukung agar keluarga dapat berpendidikan.
2.      Kesehatan keluarga. Meliputi kesehatan anggota keluarga, lingkungankeluarga dan sebagainya.
3.      Ekonomi keluarga. Terpenuhinya sandang, pangan, papan yang cukup, dandapat mendapatkan dan mengelola nafkah dengan baik.
4.      Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis. Saling mencintai,menyayangi, terbuka, menghormati, adil, saling membantu, saling percaya,saling bermusyawarah, dan saling memaafkan. Hubungan dengan kerabatdan tetangga harus juga terbentuk.
Keluarga merupakan sebuah karunia dari Allah. Maka jagalah rumahtangga dengan aroma kasih sayang, kerja sama dengan baik, selalu dibacakanAl-Qur�an dan dilantunkan dzikir, sholat dan puasa selalu ditegakkan, do�a dankebutuhan kepada Allah selalu dipanjatkan, dengan menerapkan kesemuanyamaka Allah akan memenuhi rumah tersebut dengan keberkahan.[21]
Berdasarkan teori di atas banyak ciri keluarga harmonis, ciri tersebutada yang berasal dari dalam individu maupun dari lingkungan. Dari dalamindividu misalnya kematangan emosi, menanamkan sikap saling percaya antaraanggota keluarga, sedangkan dari lingkungan misalnya: menjaga hubungandengan sesama anggota keluarga baik keluarga inti maupun keluarga jauh,serta menjaga hubungan dengan tetangga. Selain itu pemenuhan ekonomi jugasangat mempengaruhi keharmonisan keluarga.
Cara Membentuk Keluarga Harmonis
Keluarga harmonis adalah dimulai dengan keluarga yang akrab.Diperlukan upaya dan cara pandang yang lebih matang untuk menciptakannya,banyak hal yang dapat mempengaruhi kualitas dari keharmonisan tadi. Namunyang lebih penting adalah menjaga keintiman, dengan cara sebagai berikut:
1.      Toleransi. Toleransi disini adalah memahami bahwa orang-orang yang kitacintai mungkin mempunyai gambaran yang berbeda dalm fikiran merekatentang cara menghadapi suatu peristiwa. Jadi dalam keluarga tidakmeributkan hal sepela, mencoba menyamakan persepsi dan bekerja sama.
2.      Waktu bersama-sama, menggali kreatifitas dan mengambil manfaatnya bagikeluarga, merencanakan waktu khusus, isi momen-momen istimewa, ubahcara rutin dengan melibatkan seluruh keluarga, nikmati bersama hobi anda,dan libatkan diri dengan melibatkan anak dalam kegiatan yang digemari.
3.      Jatuh bangun (terus berusaha). Jangan menyerah terus mencoba pendekatanbaru untuk menjalin hubungan yang lebih mandalam dengan anak,pasangan, dan sesuaikan dengan minat, usia, serta keadaan.
4.      Terjunlah kedunia (menunjukkan kasih sayang dalam tindakan).
5.      Kurangi menggurui, perbanyak mendengar. Berusahalah untuk salingmenghormati sudut pandang dan impian satu sama lain.
6.      Sarana hidup sebagai penyimpanan keyakinan yang harus ditanamkan. Halini dilakukan dengan membuat kotak, buku, dan sebagainya untukmenyimpam gagasan, nilai, yang layak disimpan di kotak tersebut, namunsebelumnya harus melalui komunikasi dengan keluarga, serta carapenggunaanya diatur oleh keluarga.
7.      Cinta menyeluruh. Tunjukkan dan sering-seringlah menunjukkan cintakepada keluarga.[22]