Aqsam merupakan bentuk plural dari kata �Qasam� yang berarti �Sumpah�. Kata qasammemiliki padanan kata lain, seperti �yamin� yang secara bahasa berarti tangan kanan, tetapi kemudian kata ini dikonotasikan kepada sumpah, karena menurut kebiasaan orang arab apabila bersumpah tangan kanannya menjabat tangan kanan saudaranya. Kata lain yang sepadan adalah kata half. Aqsam Al-Qur�an, yaitu sumpah-sumpah yang disampaikan oleh Allah SWT untuk meyakini kebenaran risalah yang dibawa oleh utusan-nya, Nabi Muhammad SAW.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu hal yang sudah menjadi tabiat manusia bahwa ia butuh kepada pengukuhan terhadap berita yang didengarnya, janji tang dipastikannya serta keinginan untuk menenangkan lawan bicaranya. Keutuhan terhadap pengukuhan ini semakin terasa urgen ketika manusia baik dalam kapasitasnya sebagai individu atau anggota masyarakat ketika melakukan masalah �masalah besar, seperti perjanjian antar kelompok dengan kelompok yang lain penguasa dengan rakyatnya,atau antara individu-individu dengan tujuan agar tercipta sikap saling terpercaya, mengetahui dengan pasti siapa-siapa yang setuju dan menentang atau siapa kawan dan siapa lawan. Al-Qasam (sumpah) merupakan salah satu bentuk pengukuhan terhadap beberapa hal tersebut. Akan lebih jelas lagi apabila kita memperhatikan klasifikasi bentuk berita (khabar) dalam bahasa arab berikut:
1. Ibtida�i; bentuk kalimat berita yang ditujukan kepada lawan bicara yang polos sehingga tidak diprlukan kepada pengukuhan sumpah atau kalimat taukid lainnya.
2. Thalabi; bentuk kalimat berita yang ditunjukkan kepada lawan bicara yang padanya Nampak tanda-tanda keraguan terhadap berita yang ingin disampaikan kepadanya, sehingga dipandang perlu untuk ditambahkan pengukuhan deengan sumpah.
3. Inkari; bentuk kalimat berita yang ditunjukkan kepada lawan bicara yang enggan atau menolak berita yang akan disampaikan kapadanya, sehingga pengukuhan dengan sumpah dianggap lebih urgen dari bentuk khabar thalabi.
Dari klasifikasi bentuk kalimat berita diatas,qasam dibutuhkan dalam kalimat berita yang bersifat thalabi dan inkari. Oleh karenanya di dalam Al-Qur�an banyak ungkapan qasam untuk mengukuhkan untuk mengukuhkan berita dalam hal-hal yang sangat mendasar untuk diyakinkan kepada manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu Aqam Al-Qur�an?
2. Apa saja macam-macam Aqsam Al-Qur�an?
3. Sebutkan Sighat-Sighat Aqsam Al-Qur�an?
4. Apa faedah Aqsam Al-Qur�an?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Aqsam Al-Qur�an.
2. Untuk mengetahui macam-macam Aqsam Al-Qur�an.
3. Untuk mengetahui sighat-sighat Aqsam Al-Qur�an.
4. Untuk mengetahui faedah Aqsam Al-Qur�an.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqsam Al-Qur�an
Aqsam merupakan bentuk plural dari kata �Qasam� yang berarti �Sumpah�. Kata qasam memiliki padanan kata lain, seperti �yamin� yang secara bahasa berarti tangan kanan, tetapi kemudian kata ini dikonotasikan kepada sumpah, karena menurut kebiasaan orang arab apabila bersumpah tangan kanannya menjabat tangan kanan saudaranya. Kata lain yang sepadan adalah kata half.[1]
Aqsam Al-Qur�an, yaitu sumpah-sumpah yang disampaikan oleh Allah SWT untuk meyakini kebenaran risalah yang dibawa oleh utusan-nya, Nabi Muhammad SAW.[2]
Menurut istilah, qasam adalah mengikat diri untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukannya dengan sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah, baik pengagungan itu berdasarkan fakta atau keyakinan.[3]
Dengan demikian maka yang dimaksud dengan ilmu Aqsam Al-Qur�an adalah ilmu yang membahas tentang aqsam dan bentuk-bentuknya yang dimuat dalam Al-Qur�an yang dijadikan salah satu bentuk gaya bahasanya dan menyampaikan berita dan pesan-pesan yang tersirat didalamnya.
Sumpah itu dalam ucapan sehari-hari merupakan salah satu cara menguatkan pembicaraan yang diselipi dengan persaksian /pembuktian/yang mendoromg lawan pembicara untuk menerima/mempercayainya. Sebab pembicaraan yang diperkuat dengan sumpah itu, berarti sudah dipersaksikan dihadapan tuhan.
B. Macam-macam Aqsam Al-Qur�an
Qasam itu adakalanya zahir (jelas, tegas) dan adakalanya mudmar (tidak jelas, tersirat).
1. Zahir, ialah sumpah yang didalamnya disebutkan fi�il qasam dan muqsam bih. Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi�il qasamnya, sebagaimana pada umumnya, karena dicukupkan dengan huruf jarr berupa �ba�, �wawu� dan �ta�.
2. Mudmar, yaitu yang didalamnya tidak dijelaskan fi�il qasam dan tidak pula qasam bih, tetapi ditujukan oleh �lam taukid� yang masuk ke dalam jawab qasam.[4]
Dilihat dari segi fi�ilnya, qasam Al-Qur�an itu ada dua macam, sebagai berikut:[5]
a) Qasam dhahir yaitu qasam yang fi�il qasamnya disebutkan dengan muqsam bihnya. Contohnya seperti dalam ayat-ayat sebagai berikut:
� Ayat 38 surah An-Nahl:
(#q�J|��%r&ur �!$$�/ y?�gy_ �N�g�Z�yJ�?r& ?w �]y��7t? �!$# `tB �Nq�Jt? 4
Artinya �mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati".
b) Qasam mudhmar ( qasam tersimpan), yaitu qasam yang fi�il qasam dan muqsam bihnya tidak disebutkan, karena kalimatnya terlalu panjang. Yang menunjukkan bahwa kalimat itu ialah kata-kata sesudahnya yang diberi �lam� taukid, yang menunjukkan sebagai jawaban qasam.
Contohnya seperti dalam ayat 186 surah Ali Imran:
* ?c�qn=�7�Fs9 �?�� �N�6�9�uq�Br& �N�6����Rr&ur��# �����
Artinya :� kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu�.
Kalau ditinjau dari muqsam bihnya, maka qasam itu ada tujuh macam, yaitu[6] :
a) Qasam dengan Dzat Allah SWT atau sifat-sifat-Nya.
b) Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT.
c) Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT.
d) Qasam dengan malaikat-malaikat Allah.
e) Qasam dengan nabi Allah.
f) Qasam dengan makhluk Allah.
g) Qasam dengan waktu.
C. Sighat-sighat Aqsam Al-Qur�an
1. Sighat pertama: Bentuk aslidalam sumpah
Sebagaimana sudah disebutkan, bahwa sghat (bentuk) yang asli dalam sumpah itu ialah bentuk yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi�il sumpah yang dimuta�addikan dengan �ba�� muqsam bih dan muqsam alaih, seperti dalam contoh-contoh diatas.
Kemudian fi�il yang yang dijadikan sumpah itu bias lafal aqsamu, ahlifu dan asyhidu yang semuanya berarti �saya bersumpah�.
2. Sighat kedua: Ditambah Huruf La
Kebiasaan orang yang bersumpah itu memakai bermacam bentuk, yang berarti merupakan sighat-sighat yang tidak asli lagi, selain yang seperti disebutkan diatas. Begitu pula dalam Al-Qur�an, banyak terdapat juga sighat-sighat sumpah lain, disamping yang asli tadi. Misalnya sighat yang ditambah huruf �La� didepan fi�il qasamnya. Contohnya
� Ayat 40 surah Al-Ma�arij:
Ixs� �N���%�& �b>t��/ �-���t�pR�Q$# �>���t�pR�Q$#ur ����
3. Sighat ketiga: Ditambah kata Qul Bala ( ?? ??? )
Kadang-kadang sighat qasam dalam Al-Qur�an itu ditambah dengan kata-kata Qul Bala, contohnya:
� Ayat 7 surah At-Taghabun:
4 �@�% 4?n?t/ ?�n1u?ur �`�Vy��6�Gs9 ���
Artinya. �Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan,
Tambahan kata �Qul Bala � itu adalah untuk melengkapi ungkapan kalimat yang sebelumnya, yang berisi keterangan yang tidak betul dan kalimat yang tidak betul dalam ayat 7 surah At- Taghabun ialah:
zNt�y? t���%�!$# (#�r��x�x. br& `�9 (#q�Vy��7�? 4 ���
Artinya. �orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.
Maka Allah memerintahkan untuk membantah dengan sumpah:
`�Vy��6�Gs9?�n1u?ur�?n?t/�@�%4
Artinya : �Mereka pasti akan dibangkitkan�.
Sighat ini adalah untuk membantah atau menyanggah keterangan yang tidak benar. Sedang untuk membenarkan keterangan yang sudah betuk adalah dengan sighat ke empat.
4. Sighat keempat: Ditambah kata-kata Qul Liy ( ?? ??)
Kadang-kadang sumpah dalam Al-Qur�an itub ditambah dengan kata-kata �Qul Liy� yang berarti benar. Contahnya, separti dalam ayat 53 surah Yunus:
* �@�% ?�) �?�n1u?ur ��m�R�) A,yss9 ( !����
Artinya.�Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah benar�.
Bentuk tambahan ini juga untuk melengkapi atau menjawab kalimat sebelumnya, tetapi yang berisi membenarkan pertanyaannya. Sebab, kalimat sebelum sumpah itu berbunyi:
* ?�tRq���6.^tF��t?ur <,ymr& uq�d ( ����
( Dan mereka menanyakan kepadamu : Benarkah ( azab yang dijanjikan itu? ). Maka Allah menyuruh mengiyakan pertanyaan itu ,supaya ditambah dengan kata-kata Liy, yang sama dengan Na�am .
D. Faedah Aqsam Al-Qur�an
1. Menghilangkan dan kesangsian penerima berita baik yang terkait dengan masalah aqidah atau hal-hal lainnya.
2. Memperkokoh keimanan kepada Allah SWT dan menambah pengagunganNya serta terlepas dari perbuatan syirik kepadaNya.
3. Mendorong pembaca untuk memikirkan dan menganalisa hikmah yang tersirat dalam ungkapan-ungkapam Qasam Al-Qur�an.[7]
4. Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan beberapa taukid (penguat) .Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima pendengar.
5. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifatNya, menurut Dr. Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT karena telah menjadikan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuatu dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Ilmu Aqsam Al-Qur�an adalah ilmu yang bmembahas tentang qasam dan bentuk-bentuknyayang dimuat dalam Al-Qur�an yang dijadikan salah satu bentuk gaya bahasanya dalam menyampaikan berita dan pesan-pesan yang tersirat didalamnya.
2. Macam-macam aqsam al-qur�an jika dilihat dari segi fi�ilnya ada dua macam yakni:
a) Qasam dhahir yaitu qasam yang fi�il qasamnya disebutkan dengan muqsam bihnya
b) Qasam mudhmar ( qasam tersimpan), yaitu qasam yang fi�il qasam dan muqsam bihnya tidak disebutkan, karena kalimatnya terlalu panjang. Yang menunjukkan bahwa kalimat itu ialah kata-kata sesudahnya yang diberi �lam� taukid, yang menunjukkan sebagai jawaban qasam.
3. Adapun sighat-sighat Aqsam Al-Qur�an yakni:
a) Sighat pertama: Bentuk asli dalam sumpah
Sebagaimana sudah disebutkan, bahwa sghat (bentuk) yang asli dalam sumpah itu ialah bentuk yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi�il sumpah yang dimuta�addikan dengan �ba�� muqsam bih dan muqsam alaih.
b) Sighat kedua: Ditambah Huruf La
Kebiasaan orang yang bersumpah itu memakai bermacam bentuk, yang berarti merupakan sighat-sighat yang tidak asli lagi, selain yang seperti disebutkan diatas. Begitu pula dalam Al-Qur�an, banyak terdapat juga sighat-sighat sumpah lain, disamping yang asli tadi. Misalnya sighat yang ditambah huruf �La� didepan fi�il qasamnya.
c) Sighat ketiga: Ditambah kata Qul Bala.
Kadang-kadang sighat qasam dalam Al-Qur�an itu ditambah dengan kata-kata Qul Bala, Tambahan kata �Qul Bala � itu adalah untuk melengkapi ungkapan kalimat yang sebelumnya, yang berisi keterangan yang tidak betul dan kalimat yang tidak betul.
c) Sighat keempat: Ditambah kata-kata Qul Liy
Kadang-kadang sumpah dalam Al-Qur�an itub ditambah dengan kata-kata �Qul Liy� yang berarti benar, Bentuk tambahan ini juga untuk melengkapi atau menjawab kalimat sebelumnya, tetapi yang berisi membenarkan pertanyaannya.
4. Faedah Aqsam Al-Qur�an
1. Menghilangkan dan kesangsian penerima berita baik yang terkait dengan masalah aqidah atau hal-hal lainnya.
2. Memperkokoh keimanan kepada Allah SWT dan menambah pengagunganNya serta terlepas dari perbuatan syirik kepadaNya.
3. Mendorong pembaca untuk memikirkan dan menganalisa hikmah yang tersirat dalam ungkapan-ungkapam Qasam Al-Qur�an dll.
B. Saran
Ilmu Aqsam Al-Qur�an merupakanilmu yang membahas tentang qasam dan bentuk-bentuknya yang dimuat dalam Al-Qur�an yang dijadikan salah satu bentuk gaya bahasanya dalam menyampaikan berita dan pesan-pesan yang tersirat didalamnya. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa hendaknya bisa belajar memahami apa itu ilmu Aqsam Al-Qur�an agar lebih mudah dalam memahami kandungan isi Al-Qur�an itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Acep. Ulumul Qur�an. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Asy�ari, Bashri. Ulumul Qur�an. Pamekasan: STAIN Pamekasan Press.2006.
Khalil,Manna. Studi ilmu-ilmu Qur�an. Surabaya : CV Ramsa Putra. 2014.
Djalal, Abdullah. Ulumul Qur�an. Surabaya: All Rights Reserved. 2000.
[1] Bashri Asy�ari, Ulumul Qur�an, (Pamekasan: STAIN Pamekasan, 2006), hlm. 61.
[2]Acep Hermawan, Ulumul Qur�an, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 ), hlm. 106
[3]Bashri Asy�ari, Ulumul Qur�an, hlm. 62.
[4]Manna� Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur�an, (Surabaya: CV. Ramsa Putra, 2014), hlm. 417-418.
[5]Abdullah Djalal, Ulumul Qur�an, (Surabaya: All Rights Reserved,2000), hlm. 358.
[6]Ibid, hlm. 359-360.
[7] Basri, Ulumul Qur�an, hlm. 67.