BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sejarah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan menjadi suatu rangkaian yang erat sepanjang kehidupan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut maka sejarah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah yang berkaitan dengan kebudayaan, terutama kebudayaan asing yang telah memberikan pengaruh dalam kehidupan bangsa Indonesia dan khususnya memberikan pengaruh pada pembentukan kebudayaan Indonesia. Sejarah memberikan pelajaran dan pengalaman untuk manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Dari sejarah akan dapat diketahui kegagalan dan keberhasilan yang dialami oleh manusia dan memberikan suatu pedoman bagi manusia di masa yang akan datang untuk lebih berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu agar dapat mencapai keberhasilan dan peningkatan kualitas kehidupan. Seperti yang dikatakan filsuf terkenal dari Cina, Kong Fu Tse yang mengatakan �Sejarah mendidik kita bertindak bijaksana�.Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peradaban Awal Masyarakat Dunia Yang Berpengaruh Di Indonesia
A. Peradaban Lembah Sungai Nil
Peradaban Lembah Sungai Nil Sejarah kebudayaan tertua di Benua Afrika dapat ditemukan di lembah sungai Nil.Peradaban Lembah Sungai Nil di Mesir, Afrika, lahir disebabkan kesuburan tanah di sekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir yang membawa lumpur.Hal inilah yang menarik dan mendorong perhatian manusia untuk membangun kehidupan dan peradaban.Sungai Nil terletak di negara Mesir sekarang.
Peradaban Lembah Sungai Nil disebut juga dengan sebutan peradaban Mesir Kuno.Kebesaran dan kejayaan peradaban ini masih dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang banyak terdapat di Mesir saat ini seperti Piramida, Sphinx, dan Obelisk.Mesir merupakan sebuah wilayah yang terletak di Afrika bagian Utara dan memiliki letak yang strategis karena berada di jalur pertemuan antara Asia, Eropa, dan Afrika.Sungai Nil yang mengalir di negara ini merupakan sungai terpanjang di dunia.Sungai ini mengalir dari Afrika tengah melewati Mesir dan bermuara di Laut Tengah.Sungai Nil bersumber dari mata air yang terletak di daratan tinggi Afrika Timur.Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer.Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur.
Ada empat negara yang dilewati Sungai Nil, yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia, dan Mesir.Herodotus menjuluki Mesir sebagai Hadiah dari Sungai Nil.Hal itu didasarkan dari fakta bahwa peradaban Mesir tumbuh dan berkembang karena kesuburan daerah-daerah di sekitar Sungai Nil.Setiap tahun, Sungai Nil selalu banjir yang membawa lumpur ke daratan Mesir. Banjir tersebut mengubah padang pasir yang gersang menjadi lembah- lembah yang subur. Lebar Lembah Sungai Nil itu berkisar antara 15-50 km. Pentingnya Sungai Nil bagi perkembangan Peradaban Mesir Kuno dapat dilihat dari kota-kota besar dan kuno Mesir seperti Kairo, Iskandaria, Abusir, dan Rosetta yang terletak di delta-delta muara Sungai Nil. Delta-Delta yang luas itu terletak di muara Sungai Nil dan tanahnya sangat subur.Sungai Nil yang besar dan panjang bukan hanya digunakan untuk sumber pertaniaan, tetapi juga dipakai untuk lalu lintas perdagangan dari dan keluar Mesir, serta jalur penghubung antara Laut Tengah dan daerah pedalaman.
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Bangsa Mesir terkenal memiliki teknologi dan kebudayaan yang tinggi.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai bangunan raksasa yang terdapat di Mesir.Selain itu, bangsa Mesir terkenal dengan berbagai penemuannya sebagai berikut.
- Kemampuan untuk membuat alat-alat rumah tangga, senjata, dan peralatan hidup lainnya dari tanah liat dan logam.
- Sistem penanggalan kalender yang sudah berdasarkan perhitungan perputaran bumi mengitari matahari. Sistem kalender yang seperti itu membagi 1 tahun menjadi 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 30 hari. Peredaran bulan selama 29 2 1 hari. Karena dianggap kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari, dan lamanya setahun adalah 365 hari, yaitu 12 �30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem solar).
- Kemampuan membuat perhiasan dari logam mulia dan gading
- Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk, maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri atas gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda. Setiap lambing memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis. Tulisan hieratic atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.
Seni bangunan
- Piramida. Piramida adalah tempat yang digunakan untuk makam raja-raja Mesir yang terbuat dari batu yang disusun secara rapi dan menggunakan model punden berundak-undak. Di Kota Gizeh terdapat piramida yang berukuran tinggi 137 meter.
- Sphinx. Sphinx adalah patung manusia berkepala singa.
- Obelisk. Obelisk adalah tiang batu yang ujungnya runcing sebagai lambang pemujaan kepada roh. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian
- Kuil. Untuk pemujaan terhadap dewa Amon-Ra, dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III.
Sistem kepercayaan
Masyarakat Mesir Kuno menyembah beberapa dewa (politheisme) yaitu sebagai berikut.
- Dewa matahari yang disebut Amon (Mesir Selatan) dan Ra (Mesir Utara). Namun pada perkembangannya dewa matahari itu disebut Amon-Ra.
- Dewa peradilan di akhirat yaitu Dewa Osiris.
- Dewa Sungai Nil, yaitu Dewi Horus yang merupakan dewa kecantikan (Dewi Isis).
- Dewa Anubis, yaitu dewa kematian.
- Dewa Aris sebagai dewa kesuburan.
Masyarakat Mesir Kuno sudah mempercayai tentang kehidupan sesudah mati.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya mumi.Di balik mumi terkandung kepercayaan bangsa Mesir Kuno tentang kehidupan setelah mati. Masyarakat Mesir Kuno berkeyakinan bahwa selama jasadnya masih utuh, maka dia akan tetap hidup. Oleh karena itu, masyarakat berusaha untuk mengawetkan mayat agar dia tetap hidup abadi.Alasan masyarakat membuat mumi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindar dari kehendak dewa maut.Tetapi tidak semua masyarakat Mesir mayatnya diawetkan, biasanya mereka yang yang diawetkan adalah para bangsawan dan raja.
Mayat-mayat yang diawetkan itu disimpan di dalam piramida. Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
- Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
- Dewa yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti Dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan. Dengan taat menyembah pada dewa, masyarakat Lembah Sungai Nil mengharap jangan menjadi sasaran maut.
Masyarakat
Masyarakat Mesir Kuno terdiri atas beberapa lapisan masyarakat.Lapisan pertama terdiri atas para bangsawan, raja, dan pendeta mempunyai hak-hak istimewa.Golongan kedua yaitu masyarakat kelas menengah yang umumnya terdiri atas pedagang kaya dan pemilik tanah, dan lapisan ketiga terdiri atas rakyat biasa, yaitu para petani dan buruh serta budak.Dengan demikian, sebutan Mesir merupakan berkah Sungai Nil tidak sepenuhnya dapat dinikmati oleh rakyat Mesir, karena rakyat kecil kekayaannya banyak habis untuk membayar pajak. Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan, dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi, dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir yaitu gandum, sekoi atau jamawut, dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.[gs]
B. Peradaban Lembah Sungai Indus
Peradaban Lembah Sungai Indus - Jazirah India terletak di Asia Selatan. India juga disebut Anak Benua Asia karena letaknya seolah-olah terpisah dari daratan Asia.Di utara India terdapat Pegunungan Himalaya yang menjulang tinggi. Pegunungan Himalaya menjadi pemisah antara India dan daerah lain di Asia. Di bagian Barat pegunungan Himalaya terdapat celah yang disebut Celah Khaibar.Di India terdapat berbagai bahasa, di antaranya yang terpenting yaitu sebagai berikut.
- bahasa Munda atau bahasa Kolari. Bahasa ini terdapat di Kashmir.
- Bahasa Dravida, mempunyai 14 macam, seperti Tamil, Telugu, Kinare, Malayam, Gondhi, dan Berahui.
- Bahasa Indo-Jerman, mempunyai bahasa daerah sembilan belas macam, salah satunya adalah bahasa Sanskerta dan Prakreta.
- Bahasa Hindustani. Bahasa ini muncul di Delhi dan merupakan percampuran antara bahasa Arab, Parsi, dan Sanskerta. Bahasa ini disebut pula bahasa Urdu.
Mempelajari bahasa Sanskerta merupakan salah satu upaya untuk mengetahui perjalanan sejarah bangsa Indonesia pada masa lalu.Hal ini juga ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha pada masyarakat Indonesia, di luar pengaruhnya pada politik, ekonomi, dan pemerintahan.William Jones berpendapat bahwa bahasa Sanskerta merupakan bahasa yang serumpun dengan bahasa Parsi, Germania, dan Kelt.
Studi tertua tentang India, membawa kita ke India pada masa interglasial II, yaitu sekitar 400.000 SM hingga 200.000 SM. Hal ini berdasarkan hasil penelitian terhadap jenis bebatuan pada lapisan tanah di kawasan India. Dari penelitian ini, terungkaplah sebuah fakta mengenai sejarah manusia yang mendiami kawasan itu setelah melihat artefak-artefak peninggalan purba di Lembah Indus. Para ahli lalu menyimpulkan bahwa di kawasan ini pernah berlangsung sebuah peradaban Lembah Sungai Indus, yang terkenal dengan nama peradaban Mohenjodaro-Harappa, yang berkembang pada 2300 SM. Melalui Celah Khaibar, bangsa India berhubungan dengan daerahdaerah lain di sebelah utaranya. Daerah Lembah Sungai Indus terletak di Barat Laut India. Sungai Indus berasal dari mata air di Tibet, mengalir melalui Pegunungan Himalaya. Setelah menyatu dengan beberapa aliran sungai yang lain, akhirnya bermuara ke Laut Arab. Panjang Sungai Indus kurang lebih 2900 kilometer. Apabila Anda memperhatikan Sungai Indus
Pada peta dewasa ini, maka sungai tersebut mengaliri tiga wilayah yaitu Kashmir, India, dan Pakistan. Sisa peradaban Lembah Sungai Indus ditemukan peninggalannya di dua kota, yaitu Mohenjodaro dan Harappa. Penghuninya dikenal dengan suku bangsa Dravida dengan ciri-ciri tubuh pendek, hidung pesek, rambut keriting hitam, dan kulit berwarna hitam.
Penemuan arkeologis di Mohenjodaro-Harappa mulai terjadi ketika para pekerja sedang memasang rel kereta api dari Karachi ke Punjab pada pertengahan abad ke-19. Pada waktu itu, ditemukan benda-benda kuno yang sangat menarik perhatian Jenderal Cunningham, yang kemudian diangkat sebagai Direktur Jendral Arkeologi di India.Sejak saat itu, maka dimulailah penggalian-penggalian secara lebih intensif di daerah Mohenjodaro-Harappa.
1. Keadaan sosial budaya
Penggalian-penggalian di situs Mohenjodaro-Harappa, mengungkapkan bahwa pendukung peradaban ini telah memiliki tingkat peradaban yang tinggi.Dari bukti-bukti peninggalan yang didapat, kita memperoleh gambaran bahwa penduduk Mohenjodaro-Harappa telah mengenal adat istiadat dan telah mempunyai kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya.Misalnya, banyak ditemukan amulet-amulet atau benda-benda kecil sebagai azimat yang berlubanglubang, diasumsikan digunakan sebagai kalung.Lalu, ditemukan juga materai yang terbuat dari tanah liat, yang kebanyakan memuat tulisan-tulisan pendek dalam huruf piktograf, yaitu tulisan yang bentuknya seperti gambar.Sayangnya, huruf-huruf ini sampai sekarang belum bisa dibaca, sehingga misteri yang ada di balik itu semua belum terungkap.
Benda-benda lain yang ditemukan di kawasan Mohenjodaro-Harappa adalah bermacam-macam periuk belanga yang sudah dibuat dengan teknik tuang yang tinggi. Selain itu ditemukan juga benda-benda yang terbuat dari porselin Tiongkok yang diduga digunakan sebagai gelang, patung-patung kecil, dan lain-lain.Dari hasil penggalian benda, dapat diasumsikan bahwa teknik menuang logam yang telah mereka lakukan sudah tinggi.Mereka dapat membuat piala-piala emas.Mereka dapat membuat piala-piala emas, perak, timah hitam, tembaga, maupun perunggu.Penduduk Mohenjodaro-Harappa sudah mampu membuat perkakas hidup berupa benda tajam yang dibuat dengan baik.Namun, senjata seperti tombak, ujung anak panah, ataupun pedang, sangat rendah mutu buatannya. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk Mohenjodaro-Harappa merupakan orang-orang yang cinta damai, atau dengan kata lain tidak suka berperang. Pada masa ini pula, diduga masyarakat Mohenjodaro-Harappa telah mengenal hiburan berupa tari-tarian yang diiringi genderang. Di tempat penggalian ini juga ditemukan alat-alat permainan berupa papan bertanda serta kepingan-kepingan lain.
Masyarakat Mohenjodaro-Harappa telah mempunyai tata kota yang sangat baik. Masyarakat pendukung kebudayaan ini juga dikenal mempunyai sistem sanitasi yang amat baik.Mereka mempunyai tempat pemandian umum, yang dilengkapi dengan saluran air dan tangki air di atas perbentengan jalan-jalan utama.
2. Perkembangan kepercayaan
Masyarakat Lembah Sungai Indus telah mengenal cara penguburan jenazah, tetapi, hal ini disesuaikan dengan tradisi suku bangsanya. Di Mohenjodaro contohnya, masyarakatnya melakukan pembakaran jenazah.Asumsi ini didapat karena pada letak penggalian Kota Mohenjodaro tidak terdapat kuburan.
Jenazah yang sudah dibakar, lalu abu jenazahnya dimasukkan ke dalam tempayan khusus.Namun ada kalanya, tulang-tulang yang tidak dibakar, disimpan di tempayan pula. Objek yang paling umum dipuja pada masa ini adalah tokoh �Mother Goddess�, yaitu tokoh semacam Ibu Pertiwi yang banyak dipuja orang di daerah Asia Kecil. Mother Goddess digambarkan pada banyak lukisan kecil pada periuk belanga, materai, dan jimat-jimat. Dewi-dewi yang lain nampaknya juga digambarkan dengan tokoh bertanduk, yang terpadu dengan pohon suci pipala. Ada juga seorang dewa yang bermuka 3 dan bertanduk.
Lukisannya terdapat pada salah satu materai batu dengan sikap duduk dikelilingi binatang.Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya gambar lingga yang merupakan lambang Dewa Siwa.Namun, kita juga tidak dapat memastikan, apakah wujud pada materai tersebut menjadi objek pemujaan atau tidak. Meskipun demikian, dengan adanya bentuk hewan lembu jantan tersebut, pada masa kemudian, bentuk hewan seperti ini dikenal sebagai Nandi, yaitu hewan tunggangan Dewa Siwa.
3. Politik dan pemerintahan
Kondisi kehidupan perpolitikan pada masa transisi (pasca Harappa hingga masa Arya), tampaknya mulai terganggu dengan menyusutnya penduduk yang tinggal di kawasan Lembah Indus selama paruh kedua millenium II SM. Mungkin saja terjadi karena pendukung kebudayaan Indus itu musnah atau melarikan diri agar selamat ke tempat lain, sementara para penyerang tidak bermaksud untuk meneruskan tata pemerintahan yang lama. Hal ini bisa terjadi karena diasumsikan tingkat peradaban bangsa Arya yang masih dalam tahap mengembara, belum mampu melanjutkan kepemimpinan masyarakat Indus yang relatif lebih maju, dilihat dari dasar kualitas peninggalan kebudayaan yang mereka tinggalkan.
4. Faktor penyebab kemunduran
Beberapa teori menyatakan bahwa jatuhnya peradaban Mohenjodaro- Harappa disebabkan karena adanya kekeringan yang diakibatkan oleh musim kering yang amat hebat serta lama.Atau mungkin juga disebabkan karena bencana alam berupa gempa bumi ataupun gunung meletus, mengingat letaknya yang berada di bawah kaki gunung.Wabah penyakit juga bisa dijadikan salah satu alasan punahnya peradaban Mohenjodaro-Harappa.Tetapi, satu hal yang amat memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya peradaban Mohenjodaro-Harappa ialah adanya serangan dari luar.Diduga, serangan ini berasal dari bangsa Arya.Mereka menyerbu, lalu memusnahkan seluruh kebudayaan bangsa yang berbicara bahasa Dravida ini.
Hal ini sesuai dengan yang disebutkan pada kitab Weda.Di dalam kitab itu, disebutkan bahwa bangsa yang dikalahkan itu ialah Dasyu atau yang tidak berhidung.Dugaan tersebut didasarkan atas anggapan bahwa orang-orang yang mereka taklukkan adalah orang-orang yang tidak suka berperang.Hal ini bisa dilihat dari teknologi persenjataan yang kurang baik, misalnya dari kualitas ujung tombak maupun pedang mereka. Buktibukti yang lain adalah adanya kumpulan tulang belulang manusia yang terdiri atas anak-anak dan wanita yang berserakan di sebuah ruangan besar dan di tangga-tangga yang menuju tempat pemandian umum ataupun jalananumum. Bentuk dan sikap fisik yang menggeliat, mengindikasikan adanya serangan, apalagi jika melihat adanya bagian tulang leher yang terbawa ke bagian kepala, ketika kepala itu terlepas dari tubuh.Sejak 1500 SM, peradaban Mohenjodaro-Harappa runtuh, tidak lama setelah bangsa Arya itu memasuki wilayah India lewat Iran.Sejak saat itu, dimulailah masa baru dalam perkembangan kebudayaan India di bagian utara.
5. Masa Arya
a. Perkembangan agama Hindu dan Kerajaan Gupta
Pada tahun 1500 SM, bangsa Arya yang berasal dari Asia Tengah masuk ke wilayah India melalui Celah Khaibar.Kedatangan mereka mendesak bangsa Dravida.Bangsa Arya yang merupakan bangsa penggembala berkulit putih dan badan tinggi besar berperang beberapa lamanya dengan bangsa Dravida.Peperangan tersebut mengakibatkan bangsa Dravida pindah ke selatan, namun ada juga yang tetap bertahan dan melakukan interaksi dengan bangsa pendatang tersebut.Interaksi yang terus-menerus itu menimbulkan asimilasi kebudayaan, yaitu lahirnya kebudayaan Hindu yang merupakan percampuran kebudayaan Dravida dan Arya.Pada perkembangannya, agama Hindu mengalami beberapa kali perubahan yaitu sebagai berikut.
- Fase Weda. Pada masa ini masyarakat Hindu mendasarkan hidupnya agar sesuai dengan ajaran Weda. Kitab Weda terdiri 4 kitab yaitu: Regweda, Samaweda, Yajurweda, dan Atharwaweda. Regweda merupakan kitab yang berisi syair puji-pujian pada dewa. Samaweda berisi nyanyian-nyayian untuk upacaraupacara keagamaan. Yajurweda berisi doa-doa puisi dan prosa. Adapun Atharwaweda berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit, ilmu sihir, dan doa-doa untuk peperangan. Kitab-kitab tersebut merupakan pegangan bagi masyarakat Hindu. Namun, pada umumnya mereka hanya mempelajari tiga kitab saja, karena mereka menilai Atharwaweda memiliki kecenderungan kepada ilmu sihir. Tidak semua kalangan Hindu menolak Atharwaweda. Ada sebagian kalangan, terutama para Brahmana, yang mempelajarinya dengan tujuan untuk menangkal ilmu sihir. Pada fase Weda umat Hindu menyembah banyak dewa (politheisme), salah satu dewa terbesar adalah Dewa Indra, Ganesa.
- Fase brahmana. Pada fase ini kaum Brahmana menjadi kelas tersendiri dalam masyarakat Hindu yang memiliki keistimewaan yaitu kedudukan yang tinggi. Memang, dalam sistem kasta, kaum Brahmana mendapat posisi tertinggi, yang disusul oleh kaum Ksatria yang terdiri atas raja dan para bangsawan serta prajurit. Kasta ketiga yaitu Waisya yang terdiri atas para pedagang, dan keempat adalah kasta Sudra. Kaum Brahmana mendapat tempat yang tertinggi dalam agama Hindu disebabkan kemampuan mereka dalam menerjemahkan dan memahami kitab Weda. Pada fase ini banyak sekali diadakan upacaraupacara yang wajib dihadiri dan dipimpin oleh kaum Brahmana. Dengan demikian, kedudukan Brahmana menjadi teramat penting.
- Fase uphanisad. Pada fase ini terjadi pemberontakan terhadap kaum Brahmana, baik yang dilakukan oleh Ksatria (melahirkan agama Buddha dan Jaina) maupun yang dilakukan oleh masyarakat kebanyakan. Pada masa ini berkembang paham atheisme, masyarakat berbondong-bondong meninggalkan agama Hindu.
- Fase Hindu Baru. Kaum Brahmana kembali berusaha memperbaiki ajaran Hindu yang mulai ditinggalkan pengikutnya, maka lahirlah Agama Hindu Baru. Pada masa ini muncul tiga dewa besar (Trimurti) yaitu Siwa (dewa perusak), Wisnu (dewa pemelihara), dan Brahma (dewa pencipta). Ajaran Hindu berkeyakinan tentang adanya reinkarnasi, yaitu suatu pemahaman bahwa hidup ini akan terus berulang jika manusia tidak dapat melepaskan diri dari nafsu. Untuk lepas dari lingkaran Samsara tersebut, maka penganut Hindu harus menyesuaikan hidupnya sesuai Weda dengan melaksanakan dharma sesuai tuntunan kaum Brahmana. Pada masa itu bangsa Arya mendirikan Kerajaan Gupta. Kerajaan ini diperintah oleh raja antara lain: Chandragupta, Samudra Gupta, dan Candragupta
b. Perkembangan agama Buddha
Tokoh pendiri agama Buddha adalah Gautama Sakyamuni. Nama ini mengandung arti orang bijak dari Sakya, ia diperkirakan lahir pada 563 SM. Ia adalah putra seorang kepala daerah yang bernama Suddhodana di Kapilavastu, perbatasan Nepal. Ketika umurnya sudah mencukupi, Gautama menikah dengan kemenakannya yang bernama Yasodhara.Selang beberapa waktu, Yasodhara melahirkan seorang anak yang bernama Rahula.Pada umur 29 tahun, Gautama memutuskan untuk meninggalkan keduniawian, meninggalkan istana dan mengembara dengan jubah kuning. Sampai pada suatu waktu, ketika Gautama sedang duduk di bawah sebatang pohon pipala di Bodhi Gaya, ia menerima penerangan atau Bodhi. Di tempat itu kemudian dibangun candi yang bernama Mahabodhi.[gs]
B. Peradaban Lembah Sungai Kuning (Huang-Ho)
Pengertian
Peradaban lembah sungai kuning adalah peradaban bangsa Cina yang muncul di lembah sungai kuning (Hwang Ho), disebut sebagai sungai kuning karena membawa lumpur kuning sepanjang alirannya.Pada lembah sungai yang subur inilah kebudayaabn bangsa Cina berawal.
Sungai ini bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun di Tibet dan mengalir melalui Pegunungan Cina Utara hingga membentuk dataran rendah dan bermuara di Teluk Tsii-li, Laut Kuning.
Pertanian
Masyarakat China umumnya bercocok tanam gandum, padi, teh, jagung, dan kedelai.
Kegiatan pertanian China kuno sudah dikenal sejak zaman Neolithikum dan tanaman utamanya adalah padi
Pada zaman Perunggu prioritas utama pertaniannya adalah padi, teh, kacang kedelai, dan rami Pada Dinasti Qin kegiatan pertanian mengalami kemajuan pesat, masyarakat China telah menerapkan penggunaan pupuk, irigasi, dan peluasan lahan gandum yang baik dalam pertanian.
Pemerintahan
Ada dua macam sistem pemerintahan yang dianut China kuno yaitu:
� Feodal adalah Kaisar tidak menangani langsung urusan kenegaraan (kedudukan kaisar bersifat sakral)
� Unitaris adalah Kaisar berkuasa mutlak dalam pemerintahan dan berhak campur tangan dalam urusan politik
Beberapa dinasti yang pernah berkuasa di Cina pada masa peradaban kuno:
� Dinasti Shang (1600-1046 SM) Dinasti Shang merupakan Dinasti tertua di Cina, pada dinasti ini berkembang kepercayaan kepada Dewa Shang-Ti. Kaisar : Kaisar Xin
� Dinasti Zhou (1046-256 SM) Pada dinasti ini muncul tokoh-tokoh filsafat dan dinasti ini menerapkan prinsip feodalisme dengan pembagian kekusaan pemerintah daerah. Kaisar : Kaisar Zhouwu
� Dinasti Qin (221-206 SM) Pada dinasti ini dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan di Cina berkembang dan membentuk Cina menjadi negara kesatuan yang dipimpin oleh satu orang pemimpin. Kaisar : Qin Shi Huang Ti
� Dinasti Han (206SM-220M) Dinasti mencapai masa kejayaan dibawah kekaisaran Han Wu Ti dan merupakan salah satu dinasti yang terkuat di Cina. Kaisar : Han Wu Ti
� Dinasti Sui (581-618 M) Dinasti Sui merupakan dinasti peralihan dari Dinasti Han ke Dinasti Tang. Masa pemerintahan Dinasti ini cukup pendek hanya dua kaisar yang memerintah. Kaisar : Yang Jian
� Dinasti Tang (618-907 M) Dinasti Tang merupakan salah satu dinasti yang terpenting dalam sejarah Cina karena berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, masyarakat hidup makmur & sejahtera, dan berkembangnya kesenian & kebudayaan Cina kuno . kaisar : Lie Shimin
Filsafat
Pada Dinasti Zhou lahir tiga ahli filsafat Cina yaitu:
� Lao Tse, dalam bukunya Tao Te Cing ia percaya bahwa ada semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal abadi yaitu bernama Tao, ajaran tersebut disebut Taoisme.
� Kong Fu Tse, menurut ajarannya Tao adalah sesuatu kekeuatan yang mengatur segalanya dalam alam semesta ini sehingga tercapai kelelarasan.
� Meng Tse, adalah murid Kong Fu Tse yang mengajarkan pengetahuan kepada rakyat jelata dan menurutnya rakyatlah yang tepenting dalam negara.
Tulisan
Masyarakat Cina sudah mengenal tulisan sejak 1500 SM yang ditulis padakulit penyu atau bambu. Pada pemerintahan Dinasti Han seni sastra Cina berkembang seiring dengan ditemukannya kertas
Kepercayaan
Bangsa China menganut kepercayaan kepada dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuatan alam
Beberapa dewa-dewi yang disembah oleh Bangsa Cina:
� Feng-Pa (dewa angin)
� Lei-Shih (dewa angin topan yang digambarkan sebagai naga besar)
� T�sai-Shan (dewa penguasa bukit suci)
� Dewi Pa (penguasa musim semi)
Astronomi (ilmu perbintangan)
Masyarakat China kuno memiliki banyak ahli astronomi yang membantu dalam pembuatan sistem penanggalan
Berkembangnya ilmu astronomi merupakan dasar dari berbagai aktivitas kehidupan bangsa China karena sistem pertanian & pelayaran memerlukan informasi pergantian & perputaran musim
Teknologi
Perkembangan teknologi bangsa Cina kuno terlihat dari pembuatan barang-barang perdagangan seperti barang tambang (batu bara, besi, timah, emas, wolfram, dan tembaga) dan hasil olahannya seperti perabotan rumah tangga, senjata, perhiasan & alat pertanian
Kebudayaan
� Tembok Besar Cina (The Great Wall of China)
Dibangun pada Dinasti Qin untuk menangkal serangan dari musuh dibagian utara Cina, tembok raksasa yang panjangnya 7.000 km dan tingginya 16 m serta lebarnya 8 m ini dibangun semala 18 abad.
� Kuil Dewa Bejjing
Terbuat dari batu pualam yang dikelilingi tiga pelataran yang indah, ditengahnya terdapat tangga dari batu pualam pilihan & atapnya dibuat berlapis tiga
� Istana Gu Gong
Dibangun sangat megah & indah, tujuannya sebagai tanda penghormatan terhadap kaisar/raja
� Terakota
Bangunan ratusan patung prajurit atau serdadu kaisar cina yang setiap patungnya memiliki raut wajah yang berbeda-beda
� Seni lukis
Perkembangan seni lukis sangat pesat, bahkan lukisan hasil karya tokoh-tokoh ternamamenghiasi dinding istana dan kuil
� Keramik
Keramik merupakan ciri khas dari hasil karya Cina dan memiliki nilai sangat tinggi serta menjadi barang yang diperdagangkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa masyarakat Indonesia yang awalnya hidup nomaden dan food gathering menjadi hidup menetap dan food producing.Lalu timbul organisasi sosial yang disebut gotong royong, dimana anak laki-laki berperan membantu orang dewasa di ladang, dan berburu binatang untuk dipelihara.Adapun perempuan dewasa memasak makanan dan memelihara anak selain bekerja di ladang.Berkembang juga kepercayaan animisme dan dinamisme.
Lembah Sungai Indus adalah sungai yang terletak disekitar daerah Punjab.Di lembah sungai Indus terdapat sebuah peradaban manusia.Kebudayaan Sungai Indus dan Sungai Gangga menunjukkan eksistensi dari kebudayaan Hindu, yaitu kebudayaan hasil percampuran bangsa Arya dan Dravida.Unsur kesusastraan dan kesenian merupakan pengaruh bangsa Arya.Sementara dalam bidang seni arsitektur, astronomi, dan ilmu pengetahuan merupakan unsusr dari kebudayaan Lembah Sungai Indur yang diserap oleh bangsa Arya dari kebudayaan penduduk asli (Dravida).
Daftar Pustaka
mrr10.blogspot.co.id/2013/02/peradaban-awal-masyarakat-di-dunia-dan.html