Monday 14 November 2016

Ilmu Qashshashil Qur’an


BAB I
PENDAHULUAN
   
        A.   Latar belakang
Dalam bab ini akan diuraikan keterangan mengenai pengertian Qashshashil Qur’an, macam-macamya dan hikmah pengulangan sebagian kisah.
Serta suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat yang dapat menarik perhatian para pendengar dan pembaca. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan-pesan dan pelajaran mengenai berita-berita bangsa terdahulu, rasa ingin tahu merupakan factor paling kuat yang dapat menanamkan kesan peristiwa tersebut kedalam hati.
Kesusastraan kisah dewasa ini telah menjadi seni yang khas diantara seni-seni bahasa dan kesusastraan. Dan “kisah yang benar” telah membuktikan kondisi ini dalam ushlub arabi secara jelas dan menggambarkannya dalam bentuk yang paling tinggi, yaitu kisah-kisah Qur’an.

        B.   Rumusan masalah

1.      Apa saja macam-macam Qashshashil Qur’an ?
2.      Apa saja hikmah diulangnya sebagian kisah Al-qur’an ?
    
        C.   Tujuan masalah

1.      a. Ditinjau dari segi waktu
b. Ditinjau dari segi materi
                        2.   a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Al-qur’an.
                              b. Membuktikan ketinggian mukjizat al-qur’an.
c. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah al-qur’an sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang samoai beberapa kali.



BAB II
PEMBAHASAN
   
        A.   Pengertian Qashshashil Qur’an
Menurut bahasa, kata Qashshash berupa bentuk jamak dari kata Qishas, yang berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita/kisah. Didalam Al-Qur’an, kata Qashshash juga mempunyai tiga arti tersebut, seperti terlihat dalam ayat-ayat sebagi berikut ;
Ø Ayat 64 surah al kahfi

Yang artinya : “lalu keduanya mengikuti kembali jejak mereka sendiri”
            Dalam ayat ini lafal qashash berarati mengikuti jejak mereka sendiri
Ø Ayat 11 surah al qashash
yang artinya ; “dan berkatalah ibu musa kepada saudari musa : “ ikutilah dia

Menurut istilah , qashshashil quran ialah kisah kisah dalam al-qur’an yang menceritakan ikhwal umat-umat dahulu dan nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau , masa kini dan masa yang akan datang.
                        Terkadang al-qur’an menceritakan kisah kehidupan manusia pertama nabi adam a.s dan kehidupannya menerangkan kenikmatan surga dan siksaan neraka di akhirat , kisah-kisah itu di dengarkan oleh bangsa arab dan pakar-pakar sejarah dari berbagai bangsa yang lain , dari para ahli kitab , orang-orang yahudi dan nasrani serta orang kafir quraisy . bagi orang-orang kafir cerita di al-qur’an menjadi fitnahan dan tertawaan , sedangkan bagi orang mukmin untuk menambah keimanan dan ketakwaan , seperti keterangan ayat 31 surah al-muddatstsir ;
Yang Artinya : “ dan tiada kami jadikan penjaga-penjaga neraka itu , melainkan terdiri dari malaikat . dan tidak kami jadikan bilangin mereka itu , melainkan menjadi fitnah bagi orang-orang kafir , supaya orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin dan supaya orang-orang yang beriman bertambah kuat imannya

ü Tetapi orang-orang musyrik quraisy mempermasalahkan kisah-kisah al-qur’an itu.

1.    Mereka menanyakan dari mana Muhammad mengetahui sejarah yang begitu luas ? padahal dia hidup di lingkungan bangsa yang ummi , tidak pandai menulis dan membaca.

2.    Apakah ada malaikat yang turun mengajri nabi Muhammad SAW  sebelum diangkat menjadi rasul ? seolah-olah orang quraisy tidak mengenal beliau sebelum menjadi nabi/rasul selam 40tahun lamanya.
            Karena itu sikap mereka di beberkan dalam al-qur’an ayat 69 surah surah al-mukminun ;
Yang Artinya ; “atau apakah mereka tidak mengenal rasul mereka , karena lalu mereka mengingkarinya”
Sebenarnya , orang-orang musyrik quraisy tersebut sudah mengenal Nabi sejak kecil . mereka mengenal Muhammad sebagai orang yang mendapat julukan al-amin ( orang yang terpercaya ) . apakah mengherankan kalau kemudian dia diajari Allah dzat yang mah mengetahui, sehingga dalam al-qur’an banyak kisah-kisah nabi yang dahulu .
            Allah swt berfirman dalam ayat 16 surah yunus ;
Yang Artinya : “ katakanlah , jika Allah menghendaki , niscaya tidak kubacakan dia kepada kalian dan Allah tidak juga akan memberitahukannya kepad akalian . padahal aku telah tinggal bersama kalian beberapa lama sebelumnya . apakah kalian tidak memikirkannya “

       B.   Macam-macam Qashshashil Qur’an

Macam-macam qashshashil qur’an di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :

1.       Ditinjau dari segi waktu
Ditinjau dari segi waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam al-qur’an maka qashshashil qur’an itu ada tiga macam , seabgai berikut :
Ø  Kisah hal-hal ghaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub al-madhiyah )
Yaitu kisah yang menceritakan kejadian-kejadian ghaib yang sudah tidak bisa ditangkap panca indera yang terjadinya dimasa lampau.

o  Contohnya seperti kisah-kisah nabi nuh , nabi musa , dan kisah Maryam , sebagaimana yang diterangkan dalam ayat 44 surah ali Imran :
Yang Artinya : “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita – berita ghaib yang kami wahyukan kepada kamu ( Wahai Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak – anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa”.
Ø  Kisah hal – hal ghaib pada masa kini (al-qashashul ghuyub al-hadhirah)
Yaitu, kisah yang menerangkan hal – hal ghaib pada masa sekarang, (meski sudah ada sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang akan dating) dan yang mennyingkap rahasia orang – orang munafik.
o  Conthnya seperti kisah yang menerangkan tentang allah SWT dengan segala sifat – sifat-Nya, para malaikat, jin, setan, dan siksaan neraka, kenikmatan surga, dan sebagainya.Misalnya, dari ayat 1-6 surah Al-Qari’ah :
Yang Artiya: “Hari kiamat. Apakah kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai – anai yang berterbangan. Dan gunung – gunung seperti bulu – bulu yang dihambur –hamburkan.”
Ø  Kisah hal – hal ghaib pada masa yang akan datang (alqashashul ghubuy al-mustaqbilah)
Yaitu kisah – kisah yang menceritakan peristiwa – peristiwa akan datang yang belum terjadi pada waktu turunnya al-quran,kemudian peristiwa tersebut betul- betul terjadi.
o  Contohnya seperti jaminan allah terhadap keselamatan Nabi Muhammad SAW dari penganiayaan orang,meski banyak orang yang mengancam akan membunuhnya.Hal ini seperti ditegaskan dalam ayat 67 surah Al- Maidah:
Yang Artinya: “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Jika tidak kamu kerjakan, berarti kamu tidak melaksanakan risalah-Nya. Allah akan menjaga kamu dari (penganiayaan) manusia.”
2.      Ditinjau dari segi Materi
Jika ditinjau dari segi materi yang diceritakan, maka kisah al-quran itu terbagi menjadi 3 macam,sebagai berikut :
Ø  Kisah para nabi,mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka, dan penentang serta pengikut mereka.Contohnya, seperti kisah Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad SAW dan lain-lain.
Ø  Kisah orang-orang yang belum tentu Nabi dan kelompok-kelompok manusia  tertentu. Contohnya seperti kisah Luqmanul hakim, Qarun, Thaluth, Yaqut, Ashabul Fil, Ashhabus Sabti, dan lain-lain.

Ø  Kisah peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian di zaman Rasulullah SAW. Contohnya seperti kisah perang Bandar,Perang Uhud,Perang Hunain,Perang Tabuk, Perang Ahzab, Hijrah, dan Isra Mi’mj Nabi Muhammad SAW.


         C.   Qashshashil Qur’an
Adanya beberapa kisah dalam al-qur’an membawa banyak faedah , yang penting di antaranya sebagai berikut :
1.      Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah dan keterangan pokok-pokok syariat yang  dibawa oleh masing – masing  nabi/rasul .

o   Contohnya seperti keterangan ayat 25 susrah al-anbiya .

Yang Artinya ; “ dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu , melainkan kami wahyukan kepadanya , bahsanya tidak ada tuha kecuali aku (Allah) , maka sembahlah olehmu sekalian akan AKU “.

2.     Mantapkan hati raulullah dan umatnya serta memperkuat keyakinan kaum mukmin terhadap kemenangan yang benr dan kehancuran yang fatal .

o   Contohnya seperti penjelasan ayat 120 surah hud :
Yang artinya: “ dan semua kisah dari rasul – rasul yang kami ceritakan kepadamu , ialah kisah– kisah yang denganya dapat kami teguhkan hatimu , dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang – orang yang beriman “.
3.     mengoreksi pendapat para ahli kitab yang suka menyembunyikan keterangan dan petunujuk – petunjuk kitab sucinya dan membantahnya dengan argumentasi – argumentasi yang terdapat pada kitab-kitab sucinya sebelum diubah dan diganti oleh mereka sendiri .

o   Contohnya seperti keterangan ayat 93 surah  ali Imran :
Yang artinya : “ semua makanan adalah halal bagi bani israd , melainkan makananan yang di haramkan oleh israil (ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum taurat diturunkan . katakanlah , “ jika kamu mengatakan ada makanan yang di haramkan sebelum turun taurat itu , lalu bacalah dia jika kamu orang – orang benar “
4.      Lebih meresapkan pendengaran dan memantapkan keyakinan dalam jiwa para pendengaran, karenakisah-kisah itu merupakan salah satu dari bentuk peradaban.

o   Contohnya seperti penjelasan ayat 111 surah Yusuf :

Yang artinya : “ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang orang yang mempunyai akal. Al-quran  itu membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

5.      Untuk memperlihatkan kemukjizatan al-quran dan kebenaran Rasulullah di dalam dakwah dan pemberitaannya mengenai umat-umat yang dahulu ataupun keterangan-keterangan beliau yang lain. Contohnya seperti keterangan ayat 27 surah Al-Fath.

6.      Memperlihatkan para Nabi dahulu dan kitab-kitab sucinya, serta mengabadikan nama baik dan jasa-jasanya. Contohnya seperti penjelasan ayat 111 surah Yusuf.

7.      Menunjukkan kebenaran Al-quran dan kebenaran kisah-kisahnya, karena segala yang dijelaskan Allah dalam Al-quran adalah benar. Hal ini seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam ayat 13 surah Al-Kahfi:
Yang Artinya: “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.”
8.      Menanmkan pendidikan akhlakul karimah dan mempraktikkannya, karena keterangan kisah-kisah yang baik itu dapat meresap dalam hati nurani dengan mudah dan baik, serta mendidik untuk meneladani yang baik dan menghindari yang jelek. Contohnya seperti keterangan ayat 111 surah Yusuf.


D.Pengulangan sebagian kisah dan hikmahnya

Adapun hikmah diulangnya sebagian kisah al-qur’an itu , sebagai berikut :

1.      Menjelaskan ketiggian mutu sastra balgahah al-qur’an , terbukti bisa mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak membosankan bahkan mengasikkan pendengar
2.      Membuktikan krtinggian mukjizat al-qur’an , yakni bisa menjelaskan satu makna (satu kisah ) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam .
3.      Untuk memperlihatkan pentingnya kisah – kisah al-qur’an sehingga perlu di sebutkan dengan berulang – ulang agar lebih meresap kedalam jiwa dan lebih masuk dalam hati .
4.      Menunjukanperbedaan tujuan dari tiap – tiap kali pengulangan penyebutan kisah al-qur’an itu , sehingga menunjukan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak pengulangannya .


          E.   Bantahan terhadap tuduhan kaum orientalis
Sedikitnya ada tiga tuduhan kaum orientalis terhadap kisah –kisah al-qura’an , yaitu sebagai berikut :
1.      Tuduhan bahwa sumber kisah – kisah  dalam al-quran adalah dari seseorang Nasrani. Kaum orientalis menuduh bahwa di dalam Al-quran terdapat banyak kisah yang benar dan salah dengan kenyataan, karena Nabi telah belajar sejarah dari seorang pemuda bangsa Romawi yang beragama Nasrani.

Tunduhan itu tidak benar dan bahkan salah besar,dengan alasan-alasan sebagai berikut :
·         Nabi datang ke bengkel orang Kristen itu tidak untuk belajar sejarah, melainka hannya untuk melihat cara membuat pedang.
·         Kedatangan nabi ke bengkel orang Kristen hannya sekali atau dua kali, sehingga tidak sesuai dengan kebanyaknya kisah yang diceritakan dalam Al-quran dengan cerita yang diperoleh dari pemuda Nasrani itu.
·         Kalau memeng pemuda Kristen itu yang mengajar sejarah Nabi, tentu kisah-kisah yang diajarkannya ala Kristen, padahal kisah-kisah dalam Al-quran adalah  ala Islam. Maka tuduhan ini dibantah dengan tegas oleh ayat 103 surah An-Nahl :

Yang Artinya :”Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa mereka berkata “Sesungguhnya Al-quran itu dianjurkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). Padahal bahasa orang yang mereka tunduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya adalah bahasa Ajam, sedang Al-quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.”

2.      Tunduhan bahwa sumber kisah dalam Al-quran adalah dari Pendeta Bukhaira.Kaum orientalis menuduh bahwa pendeta pengikut Arius yang bernama Bukhaira,waktu beliau masih kecil ketika berjumpa di pasar Bashrah di Syam, dalam perjalanan dagang mengikuti pamannya, Abu Thalib. Sekilas, tuduhan ini benar karena didukung sedikit fakta bahwa memang benar pada waktu umur 12 tahun, Nabi diajak pergi pamannya membawa barang dagangannya ke syam untuk berjumpa pendeta Bukhaira. Akan tetapi, tuduhan – tuduhan ini juga jelas tidak benar, dengan alasan sebagai berikut :
·         Karena pertemuan Nabi dengan Bukhaira hanya sekali dan sebentar.
·         Seandainya pendeta Bukhaira itu yang mengajarkan sejarah Nabi,tentulah akan diajarkan sejarah ala Yahudi/dengan bahasa asing.
·         Bahwa yang diajak dialog oleh Pendeta Bukhaira dulu itu adalah paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib, bukan Rasulullah. Dengan demikian, tidak mungkin.

3.      Tuduhan bahwa sumber kisah didalam al-qur’an iti dari waraqah . Musuh – mussuh islam meneduh , bahwa didalam al-qur’an banyak kisah , karena nabi pernah belajar sejarah kepada pendeta waraqah bin naufal ,  family dari istrinya khadijah . dia adalah seorang pendeta pandai yang sangat tuan, matanya tidak bisa melihat .




BAB III
PENUTUP
        A.   Kesimpulan

Berdasrkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Qashashil qur’an, adalah kisah-kisah dalam alqur’an tentang kejadian dimasa lampau yang berisi pesan-pesan kepada umat manusia untuk senatiasa bertakwa kepada allah swt.
            Jadi hikmah pengulangan dari kisah yang disebutkan dapat menceritakan kisah-kisah nabi yang dapat di pahami oleh pembaca.


        B.   Saran

Pembaca harus bisa memahami kisah kisah yang terjadi pada masa-masa nabi dahulu, agar bisa mengambil hikmah dan tidak salah dalam bertindak.Maka  dari itu untuk melestarikan nilai-nilai sebuah keagamaan dan menjaga keutuhan Al-Qur’an, kita sebagai manusia yang taat akan agama-NYA harus bisa mengikuti ajaran-ajaran yang ada dalam Al-Quran dan mencontoh tingkah laku para nabi terdahulu.




DAFTAR PUSTAKA

Jadal Maul, 1979, Qashashil Qur’an, Isal babil Hajabi, Cairo.s

Chitjin, Muhammad, Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an; Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.