Monday, 17 November 2014

Kebudayaan Dan Kepribadian



A.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Aristoteles mengatakan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk monodualisme. Artinya, setiap manusia memiliki dua naluri pokok yang bertentangan. Yang pertama adalah keinginan untuk berhubungan dengan Khaliknya (sebagai makhluk individu), dan yang kedua adalah keinginan untuk berhubungan dengan individu lain dalam konteks masyarakat (sebagai makhluk sosial). Begitu juga dengan kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan nyata yang selamanya merupakan dwi tunggal, yang mana tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat.
Sementara itu Selo Soemardjan mendefinisikan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Paul B. Horton, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut:
  1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
  2. Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
  3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
  4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Untuk terbentuknya suatu masyarakat paling sedikit harus terpenuhi tiga unsur berikut.
  1. Terdapat sekumpulan orang.
  2. Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang relatif lama
  3. Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan kebendaan.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dapat dilihat bahwa kebudayaan itu adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pentingnya kebudayaan tersebut dapat disimpulkan dari pendapat dua antropolog yatu Melvile J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan pengertian Cultural Determinism yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya, kebudayaan dipandang sebagai sesuatu yang super organik, karena kebudayaan itu tetap ada secara turun temurun dari generasi ke generasi yang seterusnya tetap terus hidup walaupun anggota masyarakatnya telah berganti karena kematian ataupun kelahiran.
Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta buddayah  yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Seorang antropolog, yaitu E.B. Tylor dalam tahun 1871 mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut �Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain, pengertian kebudayaan mencangkup sesuatu yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, yang mencangkup segala cara-cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan tersebut dimiliki oleh setiap masyarakat, bedanya hanyalah bahwa kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat yang lain dalam perkembangannya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan.

B.     UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun kecil yang merupakan bagian dari kebulatan yang berifat sebagai kesatuan. Melville J. Herskovits melihat unsur-unsur kebudayaan atas; Alat-alat teknologi, Sistem ekonomi, Keluarga, dan Kekuasaan politik.
Unsur-unsur besar atau pokok dalam kebudayaan lazim disebut Cultural universal yang berarti unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan manapun di dunia ini. Unsur-unsur universal tersebut menurut C. Kluckhonn adalah:
         Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat-alat transportasi, dan sebagainya)
         Mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya)
         Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
         Bahasa (lisan maupun tulisan)
         Kesenian (seni rupa, suara, gerak, dan sebagainya)
          Sistem pengetahuan
         Religi (sistem kepercayaan) segala bentuk aktivitas kepercayaan mulai dari percaya pada dewa, upacara keagamaan dan lain-lain.
Menurut Ralph Linton, unsur-unsur tersebut dapat dijabarkan kedalam unsur-unsur yang lebih kecil atau dapat disebut dengan Cultural Activity. Contoh: unsur kedua data dijabarkan kedalam aktivitas pertanian, peternakan, produksi, distribusi. Pertanian dapat dijabarkan menjadi aktivitas irigasi, mengolah lahan dengan bajak, dan sistem hak milik atas tanah.

C.     FUNGSI KEBUDAYAAN BAGI MASYARAKAT
Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, karena kekuatan yang harus dihadapi oleh masyarakat dan anggota-anggotanya (misalnya kekuatan alam) yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah lagi manusia sebagai masyarakat itu sendiri perlu kepuasan baik spiritual maupun material. Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam serta hidup damai dengan manusia-manusia lainnya, maka akan timbul keinginan untuk menyatakan perasaan dan keinginan yang akan disalurkan seperti kesenian.
Jadi, fungsi kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:
  1. Melindungi diri dari alam
Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan tekhnologi, manusia dapat memanfaatkan dan mengolah alam untuk kebutukan hidupnya, sehingga manisia dapat menguasai alam.
  1. Mengatur tindakan manusia
Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya itu berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam pergaulan hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula sebagai �design for living� artinya kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perikelakuan atau �blue print for behavior�, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu diantaranya adalah:
         Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan. Misalnya, perilaku laki-laki yang memakai anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain sebagainya yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat dan pasti ada yang menilai baik dan buruknya.
         Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang.
         Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat kelahiran, perkawinan, kematian, dan lain-lain.
  1. Sebagai wadah segenap perasaan
Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan seseorang dalam masyarakat ataupun untuk memuaskan keinginan, misalnya dengan adanya seni-seni dalam masyarakat.
 
D.    SIFAT HAKEKAT KEBUDAYAAN
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaannya masing-masing, berbeda yang satu dengan yang lainnya, namun setiap kebudayaan memiliki sifat hakekat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimanapun juga, sifat hakekat kebudayaan tersebut adalah:
           Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
      Kebudayaan telah ada dan terlebih dahulu ada dari pada lahirnya sutu generasi tertentu, dan tidak akan habis dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
           Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku.
      Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban.
      Tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan yang dilarang dan diizinkan.

E.     KEPRIBADIAN
1.      Pengertian Kepribadian Secara Umum
Seorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohania, di samping ada faktor temperamen, karakter,dan bakat fitalitas jasmani seseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh factor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias. 
2.      Pengertian Kepribadian Menurut Beberapa Alih Sosiologi
a) Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)
Ia mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
a) Warisan Biologis
Warisan biologis adalah semua hal yang di terima seseorang sebagai manusia melalui gen kedua orang tuanya atau sifat turunan dari kedua orang tua .
Contohnya : ayah Darwin adalah seseorang yang tidak suka banyak berbicara dan suka berdiam diri, maka sifat itu tampa di sadari di miliki juga oleh anaknya Samuel. Contoh lainya adalah ayah otis adalah seorang yang bentuk tubuhnya sangat tinggi dan lebar otomatis otispun akan bertumbuh ke hal yang sama.
b) Lingkungan Fisik
Pengaruh lingkungan atau fisik terhadap kepribadian manusia paling sedikit di bandingkan factor- factor lainya. Lingkungan fisik tidak mendorong terjadinya kepribadian khusus seseorang.
4.      Perbedaan Pengertian Orang Pada Zaman Duhulu Dan Orang Pada Zaman Sekarang
a) Dulu orang percaya bahwa beberapa unsur kepribadian seperti ambisi, kejujuran, kriminalitas, penimpanan seksual dan sebagainya, merupakan warisan dari orangtua.
b) Namun pada zaman sekarang orang lebih percaya beberapa pakar bahkan sifat kepribadian di tentukan oleh pengalaman seperti kemampuan, perestasi, dan prilaku sepenuhnya di tentukak lingkungannya.
Hal ini sangat benar karena kita melihat kondisi yang terjadi pada zaman ini, pada umumnya orang tidak dapat melakukan segala sesuatu dengan kepribadianya sendiri tetapi kepribadian itu sangat di pengaruhi oleh kebudayaan.
Salah satu contoh yang membutikan bahwa kepribadian di pengaruhi oleh kebudayaan adalah, dulu masyarakat Indonesia pada umumnya tidak pernah mengenakan pakayan seksi, sangat sopan santun ketika bertemu atau akan melewati depan orang yang lebih tua dan sangat menjaga perasaan orang lain Hal ini di laksanakan tampa ada peraturang namun dengan kesadaran daripada pribadi seseorang.
Tetapi yang kita temukan sekarang adalah, banyak sekali perilaku yang terjadi dan itu sangat bertentangan dengan kepribadian seseorang pada zaman dulu, ini semua terjadi karena pemanasan global dan perkembangan budaya atau pertukaran budaya antar suatu kelompok suku, bangsa, bahasa, dan benua dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

F.      KEPRIBADIAN DAN KEBUDAYAAN
Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki ribuan pulau dengan jutaan penduduk yang tersebar di seluruh pulau sudah pasti pula memiliki corak budaya yang beraneka ragam. Dari ragam corak budaya ini pula menghasilkan ragam kepribadian individu masyarakat Indonesia. Kepribadian sendiri adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap yang melekat pada seseorang apabila berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Sedangkan arti Kebudayaan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu � Zain adalah (1) segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budinya; (2) peradaban sebagai hasil akal budi manusia; (3) ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya.
Selanjutnya Koentjaraningrat dengan mengacu pada pendapat Kluckhohn menggolongkan unsur-unsur pokok yang ada pada tiap kebudayaan dunia, antara lain sebagai berikut.
  1. Bahasa
  2. Sistem pengetahuan
  3. Organisasi sosial
  4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
  5. Sistem mata pencaharian hidup
  6. Sistem religi
  7. Kesenian
Masyarakan dan kebudayaan merupakan perwujudan  atau abstraksi perilaku manusisa. Kepribadian juga akan mewujudkan perilaku manusia; perilaku manusia dapat dibedakan dari kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri individu. Ketiga hal tersebut mencerminkan kepribadian seseorang tersebut. Contohnya: seseorang yang melihat perselisihan antara dua orang, hal yang mungkin  muncul dalam diri orang tersebut adalah keinginan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dan kegiatannya atau perbuatan yang akan dilakukannya untuk menyelesaikan masalah tersebut disebut tindakan.
Pembentukan kepribadian individu pada umumnya dipengaruhi oleh faktor kabudayaan, organisme biologis, lingkungan alam dan lingkungan sosial individu.
  • Faktor biologis, dapat mempengaruhi kepribadian secara langsung, misalnya seseorang yang mempunyai badan yang lemah secara fisik dapat mempunyai sifat rendah diri atau cacat fisik dan juga bisa mempengaruhi kepribadian seseorang, atau karena kesalahan hormon dalam tubuh manusia akan mempengaruhi kepribadian seseorang.
  • Faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial dalam masyarakat akan dijumpai suatu proses dimana seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperikelakuan sesuai dengan keinginan kelompok (sosialisasi). Secara sosiologis, pembentukan kepribadian seseorang dapat diperoleh melalui proses tersebut yang dimulai sejak kelahirannya. Misalnya seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang ketat aturan maka dia akan tumbuh menjadi orang yang teratur.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perkembangan Kepribadian. Berdasarkan definisi kebudayaan dan kepribadian yang telah dikemukakan sebelumnya, kebudayaan memiliki beberapa pengertian, yaitu segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia atau peradaban manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budi mereka. Kebudayaan juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya. Sedangkan kepribadian diartikan sebagai sifat khas dan hakiki seseorang yang membedakan dia dari orang lain. Terdapat lima tipe kebudayaan khusus yang mempengaruhi bentuk kepribadian yaitu:
  • Kebudayaan khusus atau dasar faktor kedaerahan. Misalnya dalam cara berdagang dan cara meminang antara orang padang dengan jawa berbeda karena pengaruh daerahnya
  • Cara hidup di desa dan di kota berbeda. Anak yang dibesarkan di desa akan mempunyai sifat irit, percaya diri, sedangkan anak yang dibesarkan di kota bersifat individualistik.
  • Kebudayaan khusus atau kelas sosial, orang yang memiliki materi yang lebih mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan orang yang berkekurangan
  • Kebudayaan khusus atas dasar agama, orang yang dididik oleh agama yang berbeda akan memiliki kepribadian yang berbeda pula.
  • Pekerjaan atau keahlian. Misalnya kepribadian pengajar akan berbeda dengan dokter atau pengacara.
Kesimpulannya, kebudayaan diciptakan oleh manusia dalam bermasyarakat sebagai wujud penyatuan cipta, karya dan rasa masing-masing individu untuk membentuk nilai dan norma baru yang berlaku dalam masyarakat itu. Kemudian nilai dan norma tersebut dipatuhi oleh setiap individu sebagai identitas dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang membedakan mereka dari kelompok masyarakat lain yang memiliki nilai dan norma yang berbeda.
Secara tidak sengaja, kebudayaan kelompok masyarakat tertentu akan terbawa keluar apabila salah seorang anggotanya melakukan hubungan dengan kelompok masyarakat lain yang memiliki kebudayaan berbeda. Di sinilah akan terlihat perbedaan tingkah laku sosial dari anggota masing-masing kelompok. Masing-masing akan membawa tingkah laku sosial yang berlaku di dalam kelompoknya. Itulah yang disebut dengan kepribadian umum dari suatu masyarakat.

G.    GERAK KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, setiap kebudayaan pasti dinamis, kebudayaan pasti berubah, gerak tersebut merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Selama masyarakat itu dinamis dalam perkembangannya, maka kebudayaan itupun akan dinamis (mengalami perubahan). Kebudayaan akan mengalami perubahan akibat dari akulturasi masyarakatnya. Misalnya, bentuk TV, radio, pulpen, bentuk baju, dan lain sebagainya yang kita lihat sekarang ini pasti jauh berbeda dengan yang kita lihat lima atau tiga tahun yang lalu.
Dalam akulturasi, tidak semua kebudayaan itu dengan mudah diterima oleh masyarakat, tetapi ada pula yang sulit diterima misalnya menyangkut kepercayaan, idiologi, falsafah hidup, dan makanan pokok. Sedangkan yang mudah bisa diterima misalnya peralatan menulis, radio (alat-alat yang mengandung manfaat), dan alat yang dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut.

Daftar Pustaka

Komsiah, Siti. Modul Pengantar Sosiologi �Kebudayaan Dan Masyarakat�. Pusat Pengembangan Bahan Ajar: Universitas Mercu Buana.
Manan, Imran. 1989. Antropologi Pendidikan Suatu Pengantar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Budaya Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
file://localhost/D:/Kuliah%20S2/Kebudayaan.htm