BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Damaskus merupakan pusat pemerintahan bani Umayyah yang dipindah
dari Madinah oleh Mua’wiyah. Selama itu, Umayya dipimpin oleh Mu’awiyah bin Abi
Sufyan dari tahun 661 sampai 680 M, Yazid I dari tahun 680 sampai 683 M,
Mua’wiyah II dari tahun 683 sampai 684 M, Marwan bin Hakan dari tahun 684
sampai 685 M, dan berakhir pada Marwan II yakni pada tahun 744-750 M.
Pada masa
kepemimpinan-kepemimpinan tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa segala permasalahan
terjadi baik dari faktor internal maupun eksternal. Namun meski begitu, setiap
kepemimpinan yang berlaku dari tahun ke tahun bisa mengatasinya dengan cara
masing-masing. Sehingga tercapai sebuah kejayaan yang berbeda dari setiap
kepemimpinan.
Bani Umayya didirikan
oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan bin Harb. Dalam perspektif sebagian sejarawan ada
yang mengatakan bahwa Mu’awiyah melakukan hal yang curang dalam pencapaian
karirnya. Tidak hanya itu, Mua’awiyah juga dituduh pengkhianat prinsip-
prrinsip demkrasi yang diajarkan Islam.[1]
Akan tetapi, sebagai
seorang pemimpin Mu’awiyah merupakan orang yang bijaksana dalam menempatkan
para pejabatnya. Gambaran tersebut dapat dibuktikan dalam keberanian memutuskan
memaklumkan jabatan khalifah secara turun temurun.
Khalifah-khlifah besar
pada masa bani Umayya ini antara lain adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Abdul
Malik bin Marwan, Al Walid bin Abdil Malik, Umar bin Abdul Aziz, dan Hisyam bin
Abdul Malik. Pada masa kekhalifahan-kekhalifahan tersebut ada beberapa gerakan
dakwah yang cukup signifikan untuk diketahui. Dari beberapa gerakan dakwah
tersebut juga terdapat beberapa klasifikasi di beberapa bidang.
Maka dari itu, sangat
perlu kiranya dibahas lebih dalam lagi pada pembahasan ini mengenai beberapa
gerakan dakwah serta klasisfikasi dakwah pada masa dinasti Umayyah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja strategi
dakwah pada masa dinasti Umayyah?
2. Apa faktor dari keretakan
pendukung dakwah pada masa bani Umayyah?
C. Tujuan
Dari rumusan msalah yang sudah disebutkatkan, terdapat beberapa
tujuan yang ingin dicapai, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
strategi-strategi dakwah pada masa bani Umayyah
2. Untuk mengeatahui faktor
dari keretakan pendukung dakwah pada bani Umayyah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Dakwah pada Masa Dinasti Umayyah
Sejarah dakwah dapat diartikan sebagai peristiwa masa lampau umat
manusia dalam upaya mereka menyeru, memanggil, dan mengajak umat manusia kepada
Islam. Kata sejarah dakwah bersal dari dua kata yang dijaddikan satu arti,
yaitu kata sejarah dan dakwah.
Jika
diartikan secara satu persatu, sejarah berasal dari tarikh (bahasa Arab) yang
berarti penanggalan atau kejaddian berdasarkan uurutan tanggal dan waktu.
Sedangkan kata dakwah berarti seruan, ajakan atau panggilan. Dalam Islam
berorientasi pada menyeru, mengajak, memanggil pada kepada Islam.
Menegenai
strategi dakwah yang dilakukan oleh khalifah pada masa dinasti Umayyah adalah
sebagai berikut:
1.
Membuka wilayah dakwah baru
Perlu
digaris bawahi bahwa dasrnya, peda periode ini Islam semakin meluas di negeri Syam, Mesir, Sudan, Afrika Utara,
kepulauan di laut tengah, Andalusia. Sementara itu, perluasan ddakwah dilakukan
di tiga kawasan yaitu:
a.
Asia kecil dan negeri Romawi. Perlu diktahui bahwa negeri Romawi merupakan
pusat agama Nasrani. Dari situlah, kawasan Asia kecil termasuk Konstantinopel
dan Romawi dijadikan objek utam dalam perluasan Islam yang dilakukan oleh
Mu’awiyah melalui dakwahnya. Namun sangat disayangkan, Konstantinopel tidak
berhasil direbut.
b. Afrika Utara dan Andalusia. Secara umum,
kawasan ini sudah berhasil didakwahi pada masa Khulafaur Rasyidin. Namun,
pada masa bani Umayya perluasan dakwah ini terus dilakukan sehingga kota
Qairawan menjaddi pusat dakwah Afrika Utara dan menjadi tempat persiapan untuk
pengembangan dakwah ke Andalusia. Musa bin Nushair berhasil mendakwahi bangsa
asli Afrika Utara sehingga mereka masuk Islam. Serta mberasil mengalahkan
bangsa Bar bar yang selalu mengganggu keamanan.tidak hanya itu, Musa bin
Nushair, juga melanjutkan perluasan dakwah ini ke negeri Andalusia. Pada
kawasan inilah, kaum muslimin membangun budaa ilmiah, pemikiran dan arsitektur
selama lebih dari delapan abad.
c.
kawasan Sind dan negeri di sebarang sungai. Gerakan dakwah pada kawasan ini
menempuh dua strategi.[2]
Yakni, kawasan timur laut yang dikomando oleh Ubaid bin Ziyad bin Ubaih dan
Qutaibah. Sedang yang ke dua adalah kawasan tenggara di daerah Sind yang
dipelopori oleh Muhamad bin al Qasim berangkat dengan menggunakan jalan darat
dan laut.
2. Dakwah di bidang kajian dan penulisan ilmiah.
Gerakan
ilmiah pada masa dinasti Umayyah sangat gencar dan dapat dianggap sebagai
tonggak ilmu-ilmu keislaman buat masa berikutnya. Pada kajian ilmu ini, semua berbaur
tidak memandang suku dan budaya. Sistem kajian ilmiah ini hampir serupa dengaan
halaqah-halaqah ilmu. Biasanya pada kajian ini, ada seseorang yang
disebut sebagai ulama.
Pada strategi ini, orang-orang pentin
bani Umayyah tidak hanya mengandalkan kajian ilmiah saja, akan tetapi juga
mengandalkan bahasa Arab selaku bahasa sehari-hari mereka. Dengan kata lain,
pada masa ini bahasa Arab dikembangkan. Bahkan pada masa bani Umayyah ini juga
mendirikan kota kecil yang bernama Marbad sebagai pusat keigiatan dakwah. Juga
ada ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu fiqh, serta lmu nahwu.
3.
Masjid sebagai pusat dakwah dan keberlangsungan ilmu.
Pada
zaman bani Umayyah masjid menjadi pusat dakwah dan keberlangsungan ilm. Dalam
masjid diajarkan macam-macam ilmu. Sistem dakwah pada masa ini dapat
digambarkan dengaan adanya seorang ustadz yang duduk dalam masjid menjelaskan
tentang agama dan murud duduk di sekelilingnya mendengarkan.
B. Faktor Keretakan
Pendukung pada Masa Bani Umayyah
Setelah terbunuhnya khalifah Ustman, keretakan pendukung dakwah
mulai muncul, terlebih pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib dan bani Umayyah.
Hal ini ditandai dengan munculnya beberapa kelompok yan nelemahkan gerakan
dakwah pada masa bani Umayyah. Kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai
beriku::
1.
Kelompok Khawarij
Kelompok
ini muncul karena disebabkan perseteruan yang terjadi anatar pengikut Ali bin
Abi Thalib dan Mu’awiyah. Tidak hanya dalam ruang lingkup agamma, mereka juga
berseteru mengenai politik, terlebih pada pemilihan pemimpin yang harus sesuai
dengan persyaratan.
2.
Kelompok Syiah
Kelompok ini merupkan kelompok yang berpihak
pada Ali bin Abi Tahlib. Bagi mereka yang berhak menjadi khalifah adalah
keturunan Ali. Atas dasar inilah syiah selalu menentang bani Umayya. Perlu
digraais bawahi bahwa elompok syiah ini lbih berbahaya dari khawarij, karena
mereka lebih fanatik.
3.
Kelompok Zubair
Pada
tahun 63 Hijriah, Abduullah bin Zubair memproklamasikan dirinya menjadi
khalifah di Mekah. Setelah itu, kelompok ini menjadi aliran politik yang
bertujuan merebut kursi khalifah untuk keturunan Zubair. Dalam literatur lain,
disebutkan bahwa Zubair ini juga bisa diartikan sebagai sebuah benteng yang
kokoh terletak disebuah bukit yang tidak bisa ddijangkau kuda dan pejalan kaki
karena jalannya sangat terjal.[3]
4.
Kelompok Murjiah
Berdirinya
kelompok ini memang diusahakan oleh Mu’wiyah untuk mendukung bani Umayyah.
Hingga tak perlu heran jika kelompok ini tidak ada setelah runtuhnya bani
Umayyah. Kelompok Murjiah ini sama-sama berorientasi pada aliran agama dan
politik. Pada aliran agama mereka memiliki paham, akidah, ibadah, hukum, dan
falsafah yang berbeda.
5.
Kelompok Mu’tazilah
Pada
awalnya, kelompok ini bergerak dalam bidang filsafat. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu kelopok mu’tazilah ini menjadi aliran politik. Seperti halnya
menentang pemerintah yang zalim.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. strategi dakwah pada masa bani Umayyah
a. Membuka
dakwah baru
b. Dakwah di
bidang kajian dan penulisan ilmiah
c. Masjid
sebagai pusat dakwah dan keberlangsungan ilmu
2. Faktor retaknya
pendukung dakwah
a. kelompok
khawarij
b. Kelompok
syiah
c. Kelompok
Zubair
d. Kelompok
Murjiah
e. Kelompok
Mu’tazilah
B. Saran
Dengan adanya karya tulis ini, sangat diharapkan bisa mendapatkan
pengetahuan lebih mendalam serta memahami lebih lanjut mengenai sejarah dakwah
pada masa dinasti Umayyah. Agar bisa membedak serta mengambil pembelajaran dari
apa yng sudah terjadi di masa bani Umayyah.