Sunday, 29 March 2015

LAPORAN "KULIAH KERJA LAPANGAN/ KKL" DI SMA TARUNA NEGARA MAGELANG " OLEH: MHS STAIN PEKALONGAN"



BAB I
                                                  PENDAHULUAN
A.    Eksistensi kegiatan KKL bagi Mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tentang ketarbiyahan (kependidikan) bagi mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan memiliki dasar pemikiran yang menjadi acuan eksistensi kegiatan tersebut. Adapun dasar pemikirannya adalah sebagai berikut :
1.      Dalam kurikulum jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, bobot KKL adalah 0 SKS, namun demikian program ini bersifat wajib bagi seluruh mahasiswa. Dikatakan wajib karena kegiatan ini merupakan program intra-kurikuler mahasiswa Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan. Oleh karena itu, setiap mahasiswa yang belum melakukan kegiatan ini, dipastikan secara administrasi dan akademis belum diakui memenuhi kualifikasi sebagai output (keluaran) dan outcome (hasil) mahasiswa STAIN Pekalongan.

2.      Kompetensi utama lulusan mahasiswa Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan yaitu menjadi guru agama Islam yang profesional. Untuk memiliki kompetensi tersebut, mahasiswa sebagai calon seorang guru harus meningkatkan kualitas dirinya secara terus menerus melalui usaha pendidikan dan pelatihan, serta menggali pengalaman yang diperoleh dari berbagai lembaga pendidikan yang telah menunjukkan keunggulan dalam mengembangkan profesi guru.
3.      Disamping kompetensi utama diatas, lulusan mahasiswa Prodi PAI Jurusan Tarbiyah diharapkan dapat menjadi pengelola lembaga pendidikan yang profesional dan unggul. Sebagai pengelola lembaga pendidikan yang profesional dan unggul, mereka dituntut untuk memiliki berbagai pengalaman tentang pengelolaan lembaga pendidikan. Mereka harus belajar secara langsung terhadap lembaga pendidikan yang telah mampu mengelola pendidikan secara unggul dan profesional.
Untuk itu, Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan memilih SMA Taruna Nusantara Magelang sebagai tempat KKL tentang ketarbiyahan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah pada semester Gasal Tahun Akademik 2014/2015 karena sekolah tersebut termasuk lembaga pendidikan di Indonesia yang memiliki keunggulan.
B.     Standar Kompetensi
            Standar kompetensi kegiatan Kuliah Kerja Lapangan tentang           ketarbiyahan adalah mahasiswa mampu menelaah secara komprehensif      tentang pengelolaan  pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang.
C.    Kompetensi Dasar
            Adapun kompetensi dasar yang hendak dicapai oleh mahasiswa      peserta Kuliah Kerja Lapangan tentang ketarbiyahan adalah sebagai          berikut:
1.      Mahasiswa dapat mengurai tentang manajemen pengelolaan kurikulum dan program pembelajaran serta evaluasi;
2.      Mahasiswa dapat menemukan tentang manajemen tenaga kependidikan,
3.      Mahasiswa dapat mengungkap manajemen kesiswaan,
4.      Mahasiswa dapat menelaah tentang manajemen keuangan dan pembiayaan,
5.      Mahasiswa dapat menggali tentang manajemen sarana dan prasarana, dan
6.      Mahasiswa dapat mengungkap tentang manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
7.      Mahasiswa dapat menerangkan tentang organisasi di SMA Taruna Nusantara Magelang
BAB II
POKOK-POKOK PEMIKIRAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
A.    Pengertian Manajemen Pendidikan
                        Secara etimologis, kata �manajemen� berasal dari kata �managio�             berarti �pengurusan� atau �managiare�, yaitu melatih dalam mengatur             langkah-langkah, atau dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu,   kiat dan profesi.[1] Kata manajemen juga berasal dari bahasa Inggris yakni    berasal dari kata (verb) �to manage� yang identik dengan kata �to         control� dan �to handle�.Kata manajemen secara etimologis berarti             mengelola, memeriksa atau mengawasi dan mengurus.[2]
                        Ditinjau secara terminologi kata �manajemen� memiliki banyak      makna. Nanang Fattah dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan   memberikan batasan, manajemen merupakan proses merencana,             mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan     segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien.[3]
                        Kementrian Pendidikan Nasional memberikan definisi manajemen   sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai   sasaran.[4]
                        Oemar Hamalik dalam bukunya Manajemen Pengembangan            Kurikulum memberikan batasan kata manajemen yaitu suatu proses sosial       yang berkenaan dengan keseluruhan usaha-usaha manusia dengan bantuan           manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang        efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.[5]
                        Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka manajemen         dapat diartikan sebagai suatu proses dengan menggunakan sumber daya     manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan.
                        Manajemen pendidikan menurut Sagala adalah penerapan ilmu        manajemen dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan manajemen         dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha dan praktek-           praktek pendidikan. Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip,            konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai        tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
                        Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktivitas pendidikan pada umumnya, sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih           khusus lagi mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam             pengembangan pendidikan Islam. Dalam asrti bagaimana menggunakan      dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efesien   untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan      hasil pendidikan Islam itu sendiri.[6]
B.     Macam-Macam Manajemen Pendidikan Sekolah
            Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah           Umum Kementerian Pendidikan Nasional dalam buku Panduan       Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang        bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup :
1.      Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
   Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :
a.       Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : (1) analisis kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan disain kurikulum; dan (4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
b.      Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7) penentuan cara mengukur hasil belajar.
c.       Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6) setting lingkungan pembelajaran.
d.      Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup konteks, input, proses, produk (CIPP).
2.      Manajemen Kesiswaan
            Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
a.       Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
b.      Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
c.       Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
d.      Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
3.   Manajemen Personalia
            Terdapat empat prinsip dasar manajemen personalia yaitu:
a.       Dalam mengembangkan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen paling berharga.
b.      Sumber daya manusia akan berperan secara optimal jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tujuan institusional.
c.       Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta perilaku manajerial sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengembangan sekolah, dan
d.      Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
4.      Manajemen Keuangan
            Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat    sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana,   pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara           mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan,     pengendalian serta pemeriksaan.
            Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan         efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan   dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan           rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas             dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber dari            pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
5.   Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan Prasana Sekolah
            Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah             merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana             untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan   sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja,            memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan            menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah.
            Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar    sarana dan prasarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan,           menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada     masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang       berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka           meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.
6.   Manajemen Kinerja Guru
                        Dalam perspektif manajemen, agar kinerja guru dapat selalu             ditingkatkan dan mencapai standar tertentu, maka dibutuhkan suatu         manajemen kinerja (performance management).Manajemen kinerja guru    terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah untuk selalu      melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya.

C.    Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan
                        Manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan                 proses pendidikan khususnya dengan proses pembelajaran. Manajemen             adalah ilmu aplikatif dimana jika dijabarkan menjadi sebuah proses tindakan meliputi beberapa hal: planning, organizing, actuating, dan           controling.

1.      Perencanaan (Planning)
      Nanang Fattah mengutip penjelasan Roger A. Kauffman tentang perencanaan, yaitu proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien mungkin.[7]
      Fungsi perencanaan mencakup berbagai kegiatan menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapaian tujuan, menentukan isi progam pendidikan, dan lain-lain. Dalam rangka pengelolaan diperlukan kegiatan penyusunan rencana, yang menjangkau ke depan, untuk memperbaiki keadaan dan memenuhi kebutuhan dikemudian hari, menentukan tujuan yang hendak ditempuh, menyusun program yang meliputi pendekatan, jenis dan urutan kegiatan, menetapkan rencana biaya yang diperlukan, serta menentukan jadwal dan proses kerja.[8]
2.      Pengorganisasian (Organizing)
      Ramayulis menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interaksi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan dan jelas.[9]
      Fungsi organisasi meliputi pengelolaan ketenagaan, sarana dan prasarana, distribusi tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan secara integral. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan, seperti: mengidentifikasi jenis dan tugas tanggung jawab dan wewenang, merumuskan antara hubungan kerja.[10]
3.      Penggerakan (Actuating)
      George R. Terry mendefinisikan actuating sebagai �tindakan mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi�.
      Fungsi penggerakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi proses dan keberhasilan program pelatihan. Hal ini diperlukan sehubungan dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab serta kewenangan tadi, sehingga terjadi peningkatan kegiatan personal, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan keberhasilan program.[11]
4.      Pengawasan (Controling)
      Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai.[12]
      Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.













BAB III
POKOK-POKOK PEMIKIRAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
DAN IMPLEMENTASINYA DI SMA TARUNA NUSANTARA MAGELANG
A.    Visi dan Misi SMA Taruna Nusantara Magelang
V I S I
Sekolah yang membentuk Kader pemimpin bangsa berkualitas dan berkarakter yang berwawasan Kebangsaan, Kejuangan, Kebudayaan, dengan bercirikan kenusantaraan serta memiliki daya saing Nasional maupun Internasional
M I S I
  • Menyiapkan kader pemimpin bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
  • Menyiapkan kader pemimpin bangsa yang berkualitas, berkarakter dan berbudaya
  • Menyiapkan lulusan yang memiliki kesetiaan terhadap Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
  • Menyiapkan lulusan yang memiliki potensi kepemimpinan yang bewawasan Kebangsaan, Kejuangan, Kebudayaan, bercirikan kenusantaraan
  • Menyiapkan lulusan yang memiliki keunggulan komparatif, kompetitif, dan distingtif dalam aspek Akademik, Kepribadian dan Kesamaptaan Jasmani serta kamampuan IPTEK sehingga mempunyai daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Internasional.



B.     Manajemen Pengelolaan Kurikulum Dan Pembelajaran
1.      Kurikulum Khusus SMA Taruna Nusantara
SMA Taruna Nuasantara memakai kurikulum Nasional (kurikulum 2013). Selain itu, pelaksanaan pembinaan siswa SMA Taruna Nusantara dengan  sistemnya yang khas atau karakteristik  memerlukan adanya perangkat pedoman dan kendali kegiatan yang karakteristik pula. Sebagai pedoman pelaksanaan disusun Kurikulum Khusus SMA Taruna Nusantara yang bersifat khas melengkapi Kurikulum Umum SMA yang berlaku sesuai ketentuan dari  Depdiknas.   Tujuan Kurikulum Khusus adalah  untuk mengembangkan potensi kepemimpinan siswa yang berwawasan kebangsaan, kejuangan, dan kebudayaan
Struktur Kurikulum Khusus terdiri atas dua bagian yaitu mata pelajaran dan mata kegiatan. Mata pelajaran pada Kurikulum Khusus terdiri atas Pendidikan Bela Negara,   Kenusantaraan dan Kepemimpinan. Mata pelajaran ini secara intelektualistik  memberikan pemahaman tentang wawasan bela negara,  nilai-nilai luhur budaya bangsa  serta dasar-dasar ilmu kepemimpinan, organisasi dan manajemen.
Kurikulum mata kegiatan terdiri atas kegiatan rutin terjadwal, kegiatan  terprogram, kegiatan terproyek dan kegiatan kreatif mandiri.  Mata kegiatan rutin terjadwal adalah kegiatan sehari-hari  dari bangun pagi sampai istirahat malam yang dijadwalkan secara jelas dan wajib dilaksanakan. Mata kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kebersamaan, setia kawan, dan melatih seni kepemimpinan dengan melakukan penggiliran kepemimpinan kelompok. Mata kegiatan ini memanfaatkan kehidupan asrama sebagai wahana pembentukan watak dan kepribadian siswa. Sistem kehidupan berasrama diselenggarakan dengan sistem Among yang saling asah, asuh, dan asih dengan format hubungan  abang/kakak � adik, menghindari hubungan senior-yunior. Sendi kehidupan yang ditumbuhkan adalah sendi kekeluargaan dalam kebersamaan.
Mata kegiatan terprogram adalah kegiatan-kegiatan yang diprogramkan secara periodik  setiap minggunya. Kegiatan ini biasanya dikenal dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan terprogram terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Kegiatan wajib  berupa latihan pidato dan diskusi,  bela diri, praktikum IPA dan komputer. Kegiatan pilihan meliputi cabang-cabang seni, olah raga, karya ilmiah, kepramukaan,  dan lain-lainnya disesuaikan dengan minat siswa.
Mata kegiatan terproyek merupakan mata kegiatan yang dilakukan pada momen-momen penting tertentu seperti peringatan hari besar nasional dan hari besar agama, karyawisata, kegiatan latihan lapangan, lomba-lomba, pentas seni,  jumpa tokoh nasional. Kegiatan ini dimaksudkan untuk penguatan penanaman nilai-nilai tertentu dan melatih kemampuan manajerial siswa dalam melaksanakan  berbagai event.
Kegiatan kreatif mandiri adalah kegiatan  yang direncanakan dan dilaksanakan oleh siswa  disela-sela jadwal kegiatan yang diwajibkan. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan individu maupun kolektif yang dapat mengembangkan inisiatif, kreativitas, rasa tanggung jawab, dan kemandirian siswa dalam mengisi waktu-waktu luangnya secara positif.
Untuk memberikan  kecenderungan lingkungan yang  kondusif dan berpengaruh secara positif dalam penumbuhkembangkan watak dan kepribadian siswa  disusun perangkat Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD) dan Peraturan Kehidupan Siswa (Perdupsis). PUDD merupakan pedoman ketertiban dan disiplin bagi seluruh civitas SMA Taruna Nusantara dan  bagi siswa ketentuan-ketentuan diperinci dalam Perdupsis.  Prosedur dan tata cara melakukan semua  kegiatan di perguruan diatur dalam peragkat lunak tersebut. Penyimpangan atau pelanggaran terhadap ketentuan tersebut dikenai sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya  dengan pertimbangan-pertimbangan pedagogis.
2.      Program Intra Kurikuler
OSIS dan PK
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Taruna Nusantara adalah organisasi induk bagi siswa. Terdiri atas Pengurus Harian dan 8 Seksi:
         Seksi I Pembinaan Mental dan Spiritual
         Seksi IIA Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
         Seksi IIB Pengembangan Nilai Budaya
         Seksi IIIA Kemandirian dan Kewiraswastaan
         Seksi IIIB Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
         Seksi IIIC Pengembangan Jasmani
         Seksi IVA Kepemimpinan dan Organisasi
         Seksi IVB Kehidupan Berasrama
Perwakilan Kelas (PK) adalah organisasi wadah aspirasi siswa dan pengontrol kegiatan OSIS. Terdiri dari Pengurus Harian dan 5 Komisi. Tiap komisi bertugas memantau dan mengevauasi kegiatan seksi OSIS. Komisi 5 merupakan komisi hukum.

3.      Kegiatan Ekstra-Kurikuler
Untuk menyalurkan bakat para siswa di berbagai serta melatih jiwa kepimpinan mereka, pihak sekolah menyediakan berbagai macam pilihan kegiatan ekstra-kurikuler.
a.       Ekstrakurikuler Seni, meliputi: Gita Bahana Nusantara Marching Band (GBNMB), Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Paduan Suara (Padus), Teater Taruna Nusantara (Tetanus), Gendang Rampak, Tari dan Karawitan, Band, dan Tari Modern.
b.      Ekstrakurikuler Olahraga yaitu: Renang, Tenis, Bulu tangkis, Sepak bola, Hockey, Atletik, Basket, Tenis Meja,Voli, dan Takraw.
c.       Ekstrakurikuler Bela Diri, yaitu: Karate, Pencak silat, dan Tae-Kwondo.
Selain ekstrakurikuler di atas, dibentuk juga beberapa tim seperti:
         Tim Dekorasi (bertugas dalam dekorasi event-event besar)
         Tim Kaplog (bertugas mempersiapkan logistik dalam event-event besar)
         Tim Prasasti (bertugas menerbitkan majalah intern sekolah)
         Tim Sound System (bertugas dalam mempersiapkan perlengkapan sound dalam event-event besar)
         Tim Kosinus (bertugas dalam pelayanan koperasi intern siswa)
Selain ekstrakurikuler umum, terdapat juga peleton yang merupakan perwujudan latihan kepemimpinan dalam organisasi. Terdapat 4 peleton di SMA Taruna Nusantara, yaitu:
1.      Tonpara
Peleton Upacara (TONPARA) merupakan peleton yang pertama kali berdiri di SMA Taruna Nusantara. Awalnya bernama Peleton Inti (Tonti). Terdiri dari 25 siswa terpilih dari setiap angkatan. Mulai angkatan 19, bertambah menjadi 31 siswa, yang terdiri dari 21 siswa putra dan 10 siswa putri. Peleton ini mengerjakan seluruh tugas yang berkaitan dengan upacara umum (upacara bendera hari Senin), upacara khusus (peringatan hari besar atau upacara tradisi), serta Pelatihan Baris Berbaris (PBB) siswa. TONPARA juga sering mengharumkan nama Almamater SMA Taruna Nusantara dalam berbagai lomba PBB tingkat SMA se-Jateng.
2.      PKS
Patroli Keamanan Sekolah (PKS) bertugas mengendalikan keamanan sekolah dan memeriksa kerapihan siswa. Terdiri dari 16 siswa dan 8 siswi terpilih tiap angakatan yang terbagi dalam 8 kode. Apel pengecekan pesiar dan apel pengecekan rutin (biasa dilakukan pada hari Selasa) adalah contoh kegiatan rutin PKS. PKS juga bertugas menjaga ketertiban saat ada kunjungan tamu dari luar SMA Taruna Nusantara.
3.      PATAKA
Pasukan Tanda Kehormatan (PATAKA) adalah pasukan khusus pembawa Lambang SMA Taruna Nusantara. Terdiri dari 11 siswa dan 4 siswi terpilih tiap angkatan. Lambang SMA Taruna Nusantara (dengan berat tiang 18 kg) dibawa dengan khidmat oleh pasukan khusus ini dalam upacara tradisi SMA Taruna Nusantara, yaitu Upacara Pembukaan Pendidikan, Malam Renungan Enam Belas Agustus, Upacara Penutupan Pendidikan Dasar Kedisiplinan dan Kepemimpinan (PDK), Kampanye Dialogis OSIS SMA Taruna Nusantara, dan Upacara Prasetya Alumni.
4.      BANTARA
Dewan Ambalan SMA Taruna Nusantara adalah gerakan pramuka SMA TN yang bertugas menyelenggarakan seluruh kegiatan kepramukaan di SMA TN, mulai dari Persami yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatas PDK (Pendidikan Dasar Kedisiplinan dan Kepemimpinan) hingga kegiatan non-formal mandiri. BANTARA SMA TN juga sering mengikuti lomba-lomba kepramukaan mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional. Tak heran, peleton ini pun sering mengharumkan nama SMA Taruna Nusantara dengan melanjutkan tradisi prestasi.
C.    Manajemen Tenaga Pendidikan
1.      Jumlah guru/pamong sebanyak 70 dan guru honorer 8.
2.      Jumlah staf  administrasi,  penjaga keamanan,  pegawai harian, dan pamong graha sebanyak 250.
3.      Mekanisme dan strategi rekrutmen guru, staf adminisrasi, dan penjaga keamanan.
a.       Pendaftaran
b.      Tes kesehatan, tes psikologi
c.       Micro teaching
d.      Rapat penentuan
e.       Masa pembinaan pamong.
4.      Kualifikasi Guru, staf administrasi, dan penjaga/keamanan.
a.       Pendaftaran sudah memenuhi syarat
Persyaratan umum.
1.      Warga Negara Indonesia (WNI).
2.      Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
3.      Bersedia membuat �Ikatan Kerja� dengan LPTTN sesuai ketentuan yang ada.
4.      Bersedia mengembalikan segala biaya yang telah dikeluarkan oleh LPTTN apabila yang bersangkutan mengundurkan diri bukan karena dinas sebelum waktu kontrak ikatan kerja pertama selesai.
5.      Umur maksimal 35 tahun pada bulan Juli 2014.

Persyaratan administrasi, antara lain :
1.      Surat lamaran yang ditulis di atas kertas bermeterai Rp. 6.000,
2.      Daftar Riwayat Hidup.
3.      Daftar Riwayat Pekerjaan (bagi yang sudah bekerja)
4.      Salinan/ fotocopi Ijazah/ STTB atau surat keterangan pengganti Ijazah/ STTB yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
5.      Fotocopi KTP.
6.      Foto 4 x 6 = 2 lembar.
7.      Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
8.      Surat Keterangan Dokter Instansi Pemerintah.
Persyaratan khusus
1.      Berijazah S-1 pendidikan sesuai dengan bidang studi yang dibutuhkan.
2.      IPK minimal 3.00
3.      Bersedia menempati rumah dinas di dalam Kampus SMA Taruna Nusantara Magelang.
4.      Menguasai komputer minimal Ms. Word, Ms. Excel, dan Power Point.
5.      Punya kemampuan berbahasa Inggris (minimal pasif).
6.      Menunjukkan ijazah asli.
7.      Pengalaman mengajar sesuai bidangnya dan lulus seleksi masuk.
b. Lulus seleksi yang terdiri dari :
1)      Tahap I
Seleksi keabsahan dan kelengkapan administrasi.
2)      Tahap II
         Tes kemampuan akademik.
         Tes kemampuan Mengajar (Micro Teaching).
3)      Tahap III
         Tes kesehatan
         Tes psikologi
         Wawancara
5.      Strategi Pengembangan profesi guru, dan staf administrasi dan penjaga/keamanan.

D.    Manajemen Kesiswaan
a.       Jumlah siswa
Jumlah siswa di SMA Taruna Nusantara berjumlah 1.058 siswa, dari kelas X � XII.
b.      Mekanisme dan Strategi rekrutmen siswa
Rekrutmen seluruh siswa dari penjuru Indonesia melalui beberapa seleksi, yaitu:
1)      Pendaftaran di mulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret
2)      Seleksi Akademik (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA).
3)      Tes Kesehatan
4)      Tes Psikologi
5)      Placement test
6)      Wawancara.
7)      Sidang Pantakhir
8)      Pada bulan juli melaksanakan PDK (Pelatihan Dasar Kepemimpinan)

c.       Kualifikasi calon siswa SMA Taruna Nusantara Magelang
            Persyaratan Casis.
1)      Umum.
         Warga Negara Indonesia (WNI).
         Laki-laki dan Perempuan.
         Berijazah SMP/setingkat.
         Tidak pernah tinggal kelas selama di SMP/setingkat.
         Usia maksimal 17 (tujuh belas) tahun saat masuk pendidikan di SMA Taruna Nusantara.
         Sehat jasmani dan rohani.
         Berkelakuan baik dengan surat keterangan dari sekolah masing-masing.
         Persetujuan Orang Tua/Wali.
         Lulus Ujian Akhir Nasional (UAN).
         Fotokopi raport SMP/setingkat semester I s.d. V yang dilegalisir.
         Bersedia tinggal di asrama selama pendidikan.
         Surat pernyataan sanggup mematuhi peraturan sekolah.
2)      Casis Mandiri.
         Membayar uang pangkal, iuran sekolah dan kontribusi atau sumbangan.
         Nilai rapor semester I s.d. V untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA masing-masing minimal 7,00 (tujuh koma nol nol), sedangkan mata pelajaran lainnya masing-masing memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
d.  Strategi pengembangan kemampuan akademik dan non akademik siswa
                  Strategi Pengembangan Kemampuan Akademik dan Non Akademik Siswa yang dilakukan oleh SMA Taruna Nusantara Magelang dengan di berikan kepada siswa kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler untuk mengembangkan bakat dan minat para siswa.

e.   Kesehatan, keamanan, dan kenyamanan siswa
                  SMA Taruna Nusantara memberikan jaminan kesehatan kepada siswa         dengan adanya UKS (Unit Kesehatan Sekolah), dalam keamanannya sekolah           menyediakan tenaga keamanan yang menjaga keamanan sekolah, sedangkan           untuk kenyamanan siswa sekolah tersebut selalu meningkatkan sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
E.            Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan
Gaji guru didapat dari SPP Siswa dan Donatur Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara. Untuk menjadi siswa reguler:
         Uang SPP perbulan sebesar : 3.5 juta/bln
         Uang pangkal atau uang gedung sebesar : 26 juta
         Beasiswa dari para Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara ( IKASTARA ) sebesar 57 juta/thn
         Konstribusi khusus, adanya subsidi silang
F.             Manajemen Sarana Dan Prasarana
         Kelas masing-masing tingkatan ada 12, untuk kelas XII ada 11 kelas
         Masing-masing kelas sudah menggunakan LCD dan Proyektor
         Ada 7 Laboratorium, yaitu : lab. Bahasa ; Lab. TIK (teknologi informasi dan komunikasi) ; Lab. Kimia ; Lab. Fisika ; Lab.Biologi ; Lab. Kepemimpinan ; Lab. Astronomi
         Kolam renang dan Masjid
         21 graha putra
         7 graha putri
         Ruang BP/BK ( Bimbingan Penyuluhan )
         Ruang Kesiswaan
         Perpustakaan
         Ruang IRLC ( digunakan untuk Teleconfrence)
G. Manajemen Hubungan dan Masyarakat
         Adanya komite sekolah
         Adanya LKPL  (Latihan Kegiatan Peduli Lingkungan )
         Bantuan sosial berupa kerja bakti, acara peduli korban merapi
         Melakukan kurban pada hari raya idhul adha, sasaran sampai daerah gunung sumbing
         Menyelenggarakan wayang kulit pada event sekolah dan sasaran untuk umum
         Dalam bidang Agama, adanya penceramah yang didatangkan dari luar





BAB IV
HARAPAN DAN MIMPI MAHASISWA PESERTA KKL SEBAGAI CALON GURU DAN MANAGER SEKOLAH YANG PROFESIONAL SERTA UNGGUL DI MASA YANG AKAN DATANG

Setelah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di SMA Taruna Nusantara Magelang maka harapan dan mimpi kami sebagai peserta KKL dan sebagai calon guru, manajer sekolah yang profesional serta unggul di masa yang akan datang adalah :
1.                  Harapan kami SMA Taruna Nusantara Magelang dapat menjadi cermin nyata bagi kami para calon pendidik bahwa untuk membangun sistem pendidikan yang bagus dan berprestasi sangat mungkin terjadi asal dibarengi dengan semangat sungguh-sungguh.
2.                  Dengan segudang prestasinya dapat menjadi cambuk bagi para calon pendidik untuk menjadi lebih berinovasi lagi. Berani mengembangkan inovasi kurikulum sendiri sesuai dengan kebutuhan seperti yang dilakukan di SMA Taruna Nusantara Magelang.
3.                  Kami berharap dapat mencontoh dan menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.
4.                  Kami berharap dapat mengadakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan tidak terbatas pada ruang kelas tetapi dapat juga diruang kelas, selain itu walaupun sekolah yang dibangun bertaraf elite dan biaya masuknya mahal, tetapi tetap menyediakan beasiswa bagi anak-anak orang yang kurang mampu, agar semua kalangan masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang layak. Karena pendidikan adalah Hak bagi setiap orang.
5.                  Dengan segudang prestasi yang dimiliki oleh guru dan siswa SMA Taruna Nusantara Magelang menjadi pembakar semangat kami untuk mewujudkan mimpi besar kami menjadi guru profesional dan berkualitas.
6.                  Semoga kami dapat mendidik siswa kami kelak menjadi lebih baik dari yang ada pada SMA Taruna Nusantara Magelang tentunya dengan menciptakan inovasi-inovasi terbaru didunia pendidikan.
BAB V
PENUTUP
            Dari hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kami di SMA Taruna Nusantara Magelang pada tanggal 15 November 2014, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.        Pada prinsipnya pengelolaan pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang sudah mengikuti kaidah-kaidah manajerial secara umum. Hanya saja untuk program pembiayaan masih relatif tinggi sehingga tidak terjangkau dari kalangan bawah.
2.        Faktor yang menjadi pendukung manajemen pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang adalah adanya kerjasama yang sangat kuat dari pihak sekolah dengan masyarakat dan wali murid siswa, serta keberanian SMA Taruna Nusantara dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.


LAMPIRAN-LAMPIRAN
            Data lulusan terbaik tiap tahun yang telah di abadikan di dinding keramik
Wisma Tamu SMA TARUNA NUSANTARA
��������������

Poliklinik SMA TN
Gedung Pertemuan siswa SMA TN



                        [1] Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Menangkan Persaingan Mutu, (Jakarta: Nimas Multima, 2004), hlm. 13
                        [2]Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, Transformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 48
                        [3]Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 1
                        [4]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 623
                        [5]Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 16
                        [6] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam,(Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 10
                [7]Nanang Fattah, Op., cit, hlm. 49.
                        [8]Oemar Hamalik, Op., cit, hlm. 81
                        [9]Ramayulis, Op., cit, hlm. 272.
                [10]Oemar Hamalik, loc.cit, hlm. 81
                        [11]Ibid.
                [12]Nanang Fattah, Op., cit, hlm. 101