Saturday, 30 May 2015

Dongeng Asli Indonesia Terbaru | DONGENG ANAK DUNIA


Dongeng asli Indonesia terbaru
Dongeng asli Indonesia terbaru ini berjudul Siapa Mau Anak Ayam? yang ditulis oleh Erna Fitrini.

Bu Tyas duduk termenung di depan toko pakan ternak miliknya. Dalam tiga bulan ini, jumlah pembeli yang datang ke tokonya hanya lima orang. Masing-masing mereka hanya membeli setengah kilo dedak.

"Ah kalau terus begini, toko ini bisa bangkrut dan tutup," keluh Bu Tyas.

Anak-anak Negeri Kalomo memang sedikit sekali yang memiliki hewan peliharaan. Mereka umumnya memelihara electronic pet, hewan mainan yang dijalankan dengan batu baterai. Setiap dua jam, anak-anak itu memencet tombol untuk memberi makan. Kalau terlambat, hewan itu akan mati. Untuk menghidupkan hewan itu kembali, mereka cukup membeli kartu elektrik yang dijual di toko mainan.

Suatu hari, saat pulang dari pasar, Bu Tyas melihat seekor induk ayam berjalan santai. Di belakangnya, tampak enam ekor anaknya yang berwarna kuning. Enam anak ayam itu tampak lucu berlenggak-lenggok mengikuti induknya.

"Aha!" teriak Bu Tyas. Tiba-tiba, ia mendapat ide cemerlang. Bu Tyas bergegas pergi ke peternakan ayam milik Bu Fitri.

"Stok pakan ternak saya masih banyak,"kata Bu Fitri ketika melihat Bu Tyas.
Bu Tyas tersenyum kecil. "Saya bukan mau menawarkan pakan. Tetapi, mau membeli anak ayam,"kata Bu Tyas.

"Oh sebenarnya, saya hanya menjual ayam dewasa. Tetapi untuk Bu Tyas, bolehlah. Mari silahkan pilih!" tawar Bu Fitri. Ia menunjukkan kardus berisi anak ayam. Semua berwarna kuning. "Lihat, mereka sehat-sehat. Bu Tyas perlu berapa ekor?"

Setelah mencocokkan harga anak ayam dengan jumlah uang yang dimiliki, Bu Tyas menjawab, "Seratus ekor saja."

Bu Fitri memasukkan seratus lima ekor dalam sepuluh kantong semen. "Lima ekor sebagai bonus,"kata Bu Fitri sambil menerima uang pembelian.
Bu Tyas tidak langsung pulang. Ia berjalan memutar, menuju sekolah dasar terbesar di Negeri Kalomo. Jam pelajaran baru saja usai. Dengan sigap, Bu Tyas membagikan anak ayam ke anak sekolah. Mereka senang menerima anak ayam lucu.

Bu Tyas kini berjalan menuju tokonya sambil membawa lima belas anak ayam sisa. Ternyata, di muka toko sudah menunggu pak Gandi.

"Hai, Pak Gandi. Perlu apa, nih?"tanya Bu Tyas.
"Saya mau beli pakan ikan lele. Setengah kilo saja," jawab Pak Gandi. 

Bu Tyas menimbang setengah kilo pakan ikan lele dan memasukannya ke dalam tas plastik. "Ini, saya kasih hadiah satu anak ayam lucu." Bu Tyas menyerahkan pakan ikan lele dan satu ekor anak ayam kepada Pak Gandi.

Pak Gandi menyerahkan uang. "Wah terima kasih. Saya dengar, toko ini sepi. Malah ada yang bilang toko ini sebentar lagi akan tutup. Tetapi Bu Tyas malah bagi-bagi hadiah lucu. Terima kasih banyak, Bu Tyas.

Bu Tyas memindahkan sisa anak ayam ke dalam kardus supaya anak ayam itu bisa bernafas lebih baik. Ia tidak lupa meletakan dedak di dalam kardus.

"Bu Tyas!" panggil Bu Laela. "Punya makanan untuk anak ayam? Beli setengah kilo, ya."

"Sebentar saya ambilkan,"kata Bu Tyas.

Ia menimbang setengah kilo dedak dan memasukkan seekor anak ayam sebagai bonus.

"Ah terima kasih. Jadi seekor anak ayam yang di rumah akan ada temannya,"kata Bu Laela.

Baru saja Bu Laela pergi, sekitar delapan puluh orang datang silih berganti. Mereka datang untuk keperluang yang sama, membeli makanan untuk ayam. Sejak saat itu, toko pakan milik Bu Tyas kembali ramai didatangi orang. Mulanya mereka mencari makanan untuk anak ayam. Tetapi lambat laun, mereka mencari makanan untuk ayam dewasa. Toko pakan ternak milik Bu Tyas pun menjadi yang terbesar di Negeri Kalomo.


Lihat Dongeng Berikutnya


        Kembali ke Home