Saturday, 19 September 2015

MAKALAH SPI "MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA DAN KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Islam masuk ke Nusantara
Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan daerah di Asia Tenggara.bahkan dua abad sebelumnya tarikh masehi, Indonesia khususnya telah dikenal dalam peta dunia masa itu. Peta dunia tertua yang disusun oleh claudius ptolemaeus, seorang gubernur kerajaan yunani yang berkedudukan di Alexandria (mesir). Telah menyebut memasukan nusantara dengan sebutan Barousai (pantai barat sumatra yang kaya karya akan kapur barus).[1]
Penyebaran agama Islam di Nusantara dapat di perkirakan telah masuk ke Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang Islam dari Asia Barat (Arab dan Persia) pada abad VII M (abad 1 H). Pada saat itu kerajaan yang terkenal adalah Sriwijaya (zabag/sribuza) dan para pedagang Gujarat (India) telah menjalin hubungan dengan Malaka dan beberapa kepulauan Indonesia. Orang-orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan.[2]

Penyebaran agama Islam di Nusantara pada umumnya berlangsung melalui beberapa proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing Asia, seperti Arab, India Cina yang telah beragama Islam bertempat tinggal secara permanen disatu wilayah Indonesia, melakukan perkawinan dan gaya hidup lokal. Mengenai proses masuk dan berkembangnya agama Islam ke Indonesia, para sarjana dan peneliti sepakat bahwa Islamisasi itu berjalan secara damai, meskipun ada juga penggunaan kekuatan oleh penguasa muslim Indonesia untuk mengislamkan rakyat atau masyarakatnya.[3]
Ada dua pendapat mengenai masuknya Islam di Indonesia. Pertama : pendapat lama, bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13M. Dikemukakan oleh para sarjana, antara lain : N.H.Krom dan Van Den Berg. Kedua: pendapat baru, bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7M atau 1hijriyah. Dikemukakan oleh H.Agus Salim, M zainal Arifin Abbas, Hamka Sayed Alwi bin Tahir Alhadad, A Hasjmy, dan Thomas W.Arnold.
Menurut kesimpulan �Seminar Masuknya Islam ke Indonesia� di medan tahun 1963. Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad 1hijriyah (abad ke-7M). Dan langsung dari Arab. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam yaitu Pesisir Sumatra, dan setelah terbentuknya masyarakat Islam, dan raja Islam pertama berada di Aceh. Kedatangan Islam ke Indonesia membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia. Penyiaran Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai.
Azyumardi Azra berpendapat bahwa ada enam tema pokok yang berkaitan dengan permulaan penyebaran Islam di Nusantara yaitu :
1)      Islam dibawa langsung dari Arab.
2)      Islam diperkenalkan para guru dan penyiar profesional.
3)      Pihak yang mula-mula masuk Islam adalah penguasa
4)      Mayoritas para penyebar Islam profesional ini datang ke Nusantara pada abad ke-12 dan ke-13.
Azra menyatakan bahwa meskipun Islam sudah diperkenalkan ke Nusantara sejak abad pertama Hijriyah, namun hanya setelah abad ke-12 M pengaruh Islam tampak lebih nyata dan proses Islamisasi baru mengalami akselerasi antara abd ke-12 dan ke-16 M.
Adapun perkembangan Islam secara lebih besar pada abad ke-12 M yang dibawa oleh para mubaligh Islam, disamping menyebarkan Islam, mereka juga sebagai saudagar dari Arab, Gujarat serta penduduk pribumi sendiri. Menurut para sejarawan, Islam masuk Indonesia melalui berbagai jalur, sehingga dapat diterima dengan cepat oleh masyarakat Indonesia yang waktu itu masih menganut paham lama yaitu : agama Hindhu, Budha, bahkan Animisme dan Dinamisme.
Jalur-jalur yang dilakukan oleh para penyebar Islam yang mula-mula di Indonesia adalah sebagai berikut.[4]
1.      Melalui jalur perdagangan
Pada abad ke-7 dan ke-16 M, kesibukan lalu lintas perdagangan membuat para pedagang muslim ambil bagian dalam perdangangan dari negeri-negeri bagian barat tenggara, dan timur benua asia. Jalur ini menguntungkan bagi para raja dan bangsawan turun serta dalam kegiatan perdagangan.
2.      Melalui jalur perkawinan
Para pedagang muslim mempunyai status sosial yang lebih baik dari pada kebanyakan pribumi, terutama putri-putri bangsawan yang tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum menikah mereka di Islamkan terlebih dahulu. Melalui jalur perkawinan mereka telah menanamkan cikal bakal kader-kader Islam.
3.      Melalui jalur Tasawuf
Para penyebar Islam juga dikenal sebagai pengajar-pengajar tasawuf. mereka mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Melalui jalur tasawuf ini mudah diterima karena sesuai dengan alam pikiran masyarakat Indonesia. Misalnya : menggunakan ilmu-ilmu riyadhah dan kesaktian dalam proses penyebaran agama Islam kepada penduduk setempat.
4.      Melalui jalur pendidikan
Melalui jalur pendidikan seperti : pesantren, masjid dan lain-lain. Jalur pendidikan digunakan oleh para wali khususnya dijawa dengan membuka lembaga pendidikan pesantren  sebagai tempat kaderisasi mubaligh-mubaligh Islam dikemudian hari.
5.      Melalui jalur kesenian
Melalui jalur kesenian antara lain: wayang, sastra dan berbagai kesenian lain. Pendekatan jalur kesenian ini dilakukan oleh para penyebar Islam seperti : walisongo untuk menarik perhatian dikalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik dikarenakan media kesenian itu.
6.      Melalui jalur politik
pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di Indonesia. Melalui jalur politik para walisongo melakukan strategi dakwah mereka dikalangan para pembesar kerajaan seperti: Majapahit, Pajajaran bahkan walisongo mendirikan kerajaan Demak.
Semuanya dilakukan dalam rangka penyebaran Islam. Baik di Sumatra Jawa maupun di Indonesia bagian timur,, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non-Islam. Dan banyak menarik penduduk kerajaan yang bukan Islam itu masuk Islam.
B.       Tasawuf dan Islam di Indonesia
Dalam tahap ini Islam sangat diwarnai oleh aspek tasawuf atau mistik ajaran Islam, namun bukan berarti aspek hukum (syariah) terabaikan sama sekali. Dahulu Islam tidak pernah berhenti bergerak di antara kecenderungan sufisme dengan panutan yang lebih taat pada syariah.
Secara umum Islam tasawuf tetap unggul dalam tahap Islamisasi, setidaknya sampai akhir abad ke-17 M. Hal tersebut dikarenakan Islam tasawuf yang datang ke Nusantara, dengan segala pemahaman dan penafsiran mistisnya terhadap Islam, dalam berbagai segi tertentu �cocok� dengan latar belakang masyarakat tempat yang dipengaruhi asketisme Hindhu Budha dan sinkritisme kepercayaan lokal. Juga terhadap tarekat-tarekat yang memiliki kecenderungan untuk bersikap toleran terhadap pemikiran dan praktek tradisional.
Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, Islam bisa dengan cepat diterima oleh masyarakat Indonesia, salah satunya disebabkan adanya �kesamaan� antara bentuk Islam yang pertama kali datang ke Nusantara dengan sifat mistik dan sinkritisme kepercayaan nenek moyang setempat. Islamisasi di Indonesia berbarengan dengan masa merebaknya tasawuf abad pertengahan dan pertumbuhan tarekat.
Di antar tokoh-tokoh yang mengembangkan ajaran tasawuf dan tarekat adalah Abu Hamid Al-Ghozali, yang menguraikan konsep moderat tasawuf akhlaki, yang dapat diterima di kalangan para fuqoha, wafat pada tahun 1111 M. Ibnu Arabi, yang karyanya sangat mempengaruhi ajaran hampir semua sufi yang muncul belakangan, wafat tahun 1240 M. Abdul Qadir Al-Jailani, yang ajarannya menjadi dasar tarekat Qadariyah, wafat pada tahun 1166 M. Dan Abu An-Najib As-Suhrawardi, pendiri tarekat suhrawardiyah, wafat pada tahun 1167 M. Najmuddin Al-Kubra seorang tokoh sufi Asia Tengah yang produktif, pendiri tarekat Kubrawiyah, wafat pada tahun 1221.[5]
Para pengarang muslim paling awal yang kita kenal namanya di Indonesia adalah tokoh-tokoh penyebar Islam dan sekaligus tokoh-tokoh sufi. Hamzah Fansuri adalah pengarang pertama dikalangan para sufi dan penyair besar. Yang kedua adalah Syamsudin As-Sumatrani (w. 1630 M), murid Hamzah, yang menulis buku-buku berbahasa Arab dan Melayu. Kemudian Nuruddin Ar-Raniri, ia adalah pengarang yang sangat produktif, ia dikenal karena polemiknya yang tajam dengan para murid Syamsuddin, yang dituduhkan menganut paham pantheisme.
Di Jawa, proses islamisasi sudah berlangsung sejak abad ke11 M, meskipun belum meluas, terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H/1082 M. Adapun para penyebar Islam di Jawa dikenal dengan sebutan �Walisongo� (sembilan wali). Pengaruh tasawuf walisongo sangat terasa bagi masyarakat Jawa bahkan sampai sekarang.
Demikian pula perkembangan tarekat di Jawa khususnya dan Indonesia umumnya, membawa pengaruh yang sangat terasa dalam perkembangan Islam. Para tokoh tasawuf dan tarekat cukup berjasa dalam perkembangan Islam di Indonesia. Dikarenakan melalui pendekatan tasawuf ini justru diterima dengan mudah dan proses Islamisasi berjalan dengan damai tanpa ada kekerasan.
C.      Sebab-sebab Islam cepat berkembang di Indonesia
Menurut Dr. Adil Muhyiddin Al-Allusi, seorang penulis sejarah Islam dari Timur Tengah, dalam bukunnya Al-Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi Asia alhindu wa Indonesia, menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan Islam cepat berkembang di Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1.      Faktor Agama
Faktor Agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya yang memerintahkan menjunjung tinggi kepribadian dan meningkatkan harkat dan martabatnya, menghapuskan kekuasaan kelas rohaniawan seperti : Brahmana dalam sistem kasta yang diajarkan Hindhu. Masyarakat diyakinkan bahwa Islam semua lapisan masyarakat sama kedudukannya, tidak ada yang lebih utama dalam pandangan Allah Swt, kecuali karena taqwanya. Selain itu juga sufi membantu memasyarakatkan Islam di Indonesia.
2.      Faktor Politik
Faktor Politik diwarnai oleh pertarungan dalam negeri antara negara-negara dan penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh pertarungan negara-negara bagian itu  dengan pemerintah pusatnya yang beragama Hindhu. Hal tersebut mendorong para penguasa , para bangsawan dan para pejabat  di negara-negara bagian tersebut untuk menganut agama Islam, yang dipandang sebagai senjata ampuh untuk melawan dan menumbangkan kekuatan Hindhu. Agar mendapat dukungan kuat dari seluruh lapisan masyarakat.
3.      Faktor Ekonomis
Faktor Ekonomis, yang pertama diperankan oleh para pedagang yang menggunakan jalan laut, baik antar kepulauan Indonesia sendiri, maupun melampaui perairan Indonesia ke Cina, India dan Telik Arab/Parsi yang merupakan pendukung utamanya bea masuk yang besar bagi pelabuhan-pelabuhan yang disinggahinya, baik menyangkut barang-barang yang masuk maupun yang keluar. [6]
D.      Kesultanan Islam di Luar Indonesia
1.    Kesultanan Malaka (Abad ke-15)
Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka. Islam di Malaka berasal dari kesultanan Samudra Pasai. Pendiri Kesultanan Malaka adalah Parameswara, seorang pangeran Majapahit. Ia menikah dengan Putri sultan Samudra Pasai dan kemudian masuk Islam. Kesultanan Malaka mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah pada tahun (1445-1459). Dan tuntuh ketika pasukan portugis  menyerang dan mengalahkan Malaka pada tahun 1511.
2.      Kesultanan Malaka
Raja Malaka yang pertama adalah seorang raja Hindhu Permaisuri. Ia dikenal sebagai raja yang bertahta di Kerajaan Singapura. Kerajaan Malaka menjadi maju dalam perdagangan, karena Malak sebagai kota pelabuhan yang dikunjungi banyak pedagang sebagai pusat transit perdagangan di wilayah Asia Tenggara. Mereka juga mengenal dari dekat cara hidup orang muslim di Malaka dan bagi yang berminat mendapat kesempatan untuk mempelajari agama Islam dan kemudian memeluknya. Waktu itu Malaka, sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah lain di Asia Tenggara.
3.      Kesultanan Islam Pattani (Abad ke-15)
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syaikh Said mubaligh dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan Raja Pattani bernama Phayu Tu Nakpa yang sedang sakit parah. Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha, kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syakh. Kesultanan Pattanu menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama bagi pedagang dari Cina dan India. Masa kejayaan berakhir setelah dikalahkan Kerajaan  Siam dari Bangkok.
4.      Kesultanan Brunei Darus Salam
Raja Brunei pertama adalah Awang Betatar yang tertarik menerima Islma dan mengganti namanya menjadi Sultan Muhammad Syah. Dan seluruh keluarga istana masuk Islam, termasuk putra Sultan Muhammad Syah.
Pada tahun 1511 M, kerajaan Melayu Malaka jatuh ke tangan portugis. Maka atas kekosongan ini Brunei mengambil alih menjadi pusat penyebaran Islam dan perdagangan di Keplauan Melayu. Di bawah pemerintahan Sultan Bolkiah (1473-1521) pada saat Sultan Brunei ke-5, Brunei berkembang menjadi suatu kerajaan yang kuat dan maju. Sultan Bolkiah gemar mengadakan ekspedisi pelayaran hingga diberi gelar Nahkoda Ragam. Kerajaan Brunei merupakan kerajaan Islam yang makmur di kawasan Asia Tenggara.
Brunei merdeka sebagai Negara Islam di bawah pimpinan Sultan ke-29, yaitu Sultan Hasanal Bolkiah Muizaddin Waddaulah. Gelar Muizaddin Waddaulah (Penata Agama dan Negara) merupakan ciri sebutan yang selalu melekat pada setiap raja yang memerintah Brunei. Sultan Hasanal Bolkiah sebagai sultan yang memegang kepala Negara sekaligus pemerintahan.
5.      Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15)
Kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian selatan. Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur perdagangan Malaka dan Filipina. Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim Al-Makdum, mubaligh Arab yang ahli dalam ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari Arab, menikah dengan putri dari pangeran Bwansa dan kemudian memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan.
Islam diterapkan oleh sayid Abu Bakar baik di pemerintahan maupun dalam kehidupan masyarakatnya. para penguasa Kesultanan Sulu di Filipina Selatan yang dimulai sejak Syarif Abu Bakar (Sultan Syarif Al-Hasyim) (1405-1420 M) hingga Sultan Jamalul Kiram II (1887) berjumlah 32 Sultan. Diantarannya adalah Sultan Abu Bakar, Sultan Kamaluddin bin Syarif Abu Bakar, Sultan Alauddin bin Syarif Abu Bakar.
6.      Kesultanan Johor (Abad ke-16)
Kesultanan Johor berdiri setelah kesultanan Malaka dikalahkan oleh Portugis (1511 M). Sultan Alaudin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor sekitar tahun 1530-1536. Masa kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II. Kesultanan Johor memperkuat dirinya dengan mengadakan aliansi bersama kesultanan Riau sehingga disebut kesultanan Johor-Riau dan berakhir setelah Raja Haji wafat dan wilayahnya dikuasai oleh Belanda.
Kesultanan Johor merupakan lanjutan dari Kerajaan Melayu Malaka yang dikalahkan oleh Portugis (1511 M). Pada masa pemerintahan Sultan  Abdul Jalil Riayat Syah II, Sultan Johor keempat mengalami puncak kemegahan. Ia wafat pada tahun 1597 M pada zaman pemerintahan Sultan Sayid Al-Mukamil di Aceh dan sejaman dengan Maulana Muhammad di Banten.[7]
Adapun para Sultan Johor adalah
      Sultan Alauddin Riayat Syah.
      Sultan Muzaffar Syah.
      Sultan Abdul Jalil Riayat Syah I.
      Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II.
E.       Kondisi Dan Situasi Politik Kerajaan-Kerajaan Di Indonesia
Kekuasaan Islam telah dirintis pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi, tetapi semuaya tenggelam dalam hegemoni maritim sriwijaya yang berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa. Pada periode ini para pedagang dan mubaligh muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka memperkenalkan Islam dan mengajarkan toleransi dan persamaan derajat antar sesama. Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk setempat. Oleh karena itu Islam tersebar di kepulauan Indonesia terhitung cepat, meski penyebarannya dengan cara damai.
Masuknya Islam kedaerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan. keadaan politik dan sosial daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. karena awalnya mereka datang hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan.
1.         Kerajaan Perlak
Kerajaan perlak adalah kerajaan islam pertama dinusantara.Kerajaan perlak berdiri pada abad ke 3 H/9 M .
Pada Tahun 173H, sebuah kapal layar berlabuh dibandar perlak membawa angkatan dakwah dibawah pimpinan nahkoda khalifah . Kerajaan Perlak didirikan oleh Sayid Abdul Aziz yang merupakan Raja pertama dari kerajaan Perlak dengan gelar Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah.
Raja-Raja yang memipin kerajaan perlak adalah :
1.    Sultan Alaidin Sayid maulana Abdul Aziz Syah ( 840-864M)
2.    Sultan Alaidin Maulana Abdur Rahim Syah (864-888M)
3.    Sultan Alaidin Sayid Maulana Abbas syah (888-913)
4.    Sultan Alaidin Sayid Maulana Ali Mughayat Syah (915-918) terjadi pergolakan 918-928M
5.    Sultan makhdum Alaidin Malik Abdul Kadir Syah Johan Berdaulat (928-932M)
6.    Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat (932-956M)
7.    Sultan Maghdum Abdul Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (956-983)
2.         Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai Didirikan Oleh Maurah Selu dengan gelar Sultan Al-Malikus Shalih (1261-1289M).Maurah Selu masih keturunan Raja Perlak , Makhdum Sultan Malik Ibrharim Johan Berdaulat.
Raja-Raja yang memimpin kerajaan Samudra Pasai adalah :
1.        Sultan Malik Azh-Zahir (1297-1326M)
2.        Sultan Mahmud Malik Azh-Zhahir (1326-1345M)
3.        Sultan MAnshur Malik Azh-zahir (1345-1346M)
4.        Sultan Ahmad Malik Azh-Zahir (1346-1383M)
5.        Sultan Zainal Abidin Malik Azh-Zahir (1383-1405M)
6.        Sultan Nahrasiyah(1405M)
7.        Sultan Abu Zaid Malik Azh-Zair (1455M)
8.        Sultam Mahmud Malik Azh-Zahir (1455-1477M)
9.        Sultan Zainal Abidin (1477-1500M)
10.    Sultan Abdullah MalikAzh-Zahir (1500-1513M)
11.    Sultan Zainal Abidin (1513-1524M)
Samudra Pasai mengalami puncak kejayaan pada masa Sultan Malikuzh Zahir pada tahun 1345M , dan berakhir pada tahun 1524M ketika direbut oleh Kerajaan Aceh Darussalam dibawah pimpinan Sultan Ali Mughhayat Syah .
3.         Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh Darussalam Didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah Pada tahun 1524M,Peletak dasar Kerajaan Aceh Darussalam Adalah Sultan Alaudin Riayat Syah.
Kerajaan Ini mencapai puncaknya pada masa sultan Iskandar Muda (1608-1637M).Pada masanya Aceh menguasai selurug pesisir timur dan barat Sumatra.setelah itu kedudukannya digantikan oleh Sultan Iskandar Tsani yang memerintah lebih liberal.Pada masanya perkembangan ilmu pengetahuan islam mengalami masa keemasannya . Akan tetati setalah ia meninggal semua penguasanya dari kalangan perempuan (1641-1699M), yaitu Sultanah Shafiyatuddin Syah,Zakiyatuddin Syah, dan NAqiyatudddin Syah sehingga kekuasaan mengalami kelemahan , yang pada akhirnya pada abad ke -18 kebesarannya mulai menurun.
4.         Kerajaan Siak (Islam)
Kerajaan Siak terletak di kepulauan Riau Selat Malaka . Raja islam pertama adalah Sultan Abdul jalil Rahmat Syah (1723-1746M).
Kerajaan Siak , yaitu dizaman islam memiliki wilayah yang cukup luar dan bernaung di bawah kekuasaan kerajaan siak, baik dalam penyebara agama islam maupun alam menghadapi imperialisme portugis dan belnda . kerajaan siak memiliki peran yang sangat besar .
5.         Kerajaan Islam Palembang Darussalam
Pada awalnya Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan kesultanan Demak. Sultan Pertama sekaligus pendiri kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro (1539-1572M).
Pengetahuan dan keilmuan islam berkembang sangat pesat dengan hadirnya ulama Arab yang menetap di Palembang . Kesultanan Palembang menjadi transit ekspor lada karena letaknya yang strategis.Salah satu peninggalan Kesultanan Palembang adalah Masjid Agung Palembang Yang didirikan pada masa kepemimpinan Sultan Abdur Rahman.
6.         Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh para walisongo . Dibawah pimpinan Sunan Ampel Denta. Walisongo bersepakat mengangkat Raden Fatah sebagai raja pertama kerajaan Demak. Ia mendapat gelar Senopati Jinbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagaama.Raden Fatah dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh para wali.
Masa pemerintahan Raden Fatah berlangsung kira-kira akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16, Rden Fatah raja pertama Demak yang sangat berjasa dalam pengembangan agama islam diwilayah daerah kekuasaannya. Ia digantikan oleh anaknya yang bergelar Pati Unus (Adipati Yunus) yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Sepeninggal Patiunus digantikan oleh Sultan Trenggono yang dilantik oleh Sunan Gunungjati yang diberi gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin . Sultan Trenggono memerintah Tahun 1524-1546M. Pada masa ini Islam berkembang sampai ke Kalimantan Selatan . Dalam penyerangan ke Blambangan Sultan Trenggono meninggal pada ytahun 1546M. kedudukannya kemudian digantikan oleh adiknya Sultan Prawoto. Pada masanya terjadi kerusuhan sehingga ia terbunuh .
Kemudian kedudukannya digantikan oleh Joko Tingkir yang berhasil membunuh Arya Panangsang .Pada masa inilah kerajaan Islam Demak dipindahkan ke Pajang.
7.         Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang merupakan kelanjutan dari kerajaan Islam Demak. Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging. Ia adalah menantu Sultan Trenggono yang diberi kekuasaan di Pajang. Setelah Ia mengambil alih kekuasaan dari tangan Aria Panangsang pada tahun 1546M, seluruh kebesaran kerajaan dipindahkan ke Pajang , dan ia bergelar Sultan Hadi Wijaya.
Pada masa kekuasaan Sultan Hadiwijaya , ia berusaha memperluas wilayah kekuasaannya kepedalaman kearah timur sampe ke Madiun. Pada tahun 1581M ia mendapat pengakuan dari raja-raja di Jawa sebagai Raja Islam.
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya 1587M kedudukannya digantikan oleh Aria Panggiri ,anak Sunan Prawoto. Sementara anak Sultan hadiwijaya, yaitu pangeran Bewono diberi kekuasaan di Jipang.
8.         Kerajaan Mataram Islam
Kerjaan Islam Mataram didirikan oleh panembahan Senopati. Senopati berkuasa sampai tahun 1601M. Sepeninggalnya ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak yeng memerintah sampai tahun 1613M. Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusuma Sayidin Panataagama Khalifatullah ing Tanah Jawi (1613-1646M).
Pada masa pemerintahan Sultan Agung inilah kontak bersenjata dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1646M, Sultan Agung digantikan oleh putranya , yaitu Amangkurat 1, Pada masanya terjadi perans saudara dengan Pangeran Alit yang mendapat dukungan dari pala ulama.Akibatnya antara pendukungnya dibantai pada tahun 1647M. Pemberontakan-pemberontakan seperti itulah yang meruntuhkan Kerajaan Islam Mataram.
9.         Kerajaan Cirebon
Kerajaan Islam Cirebon merupakan Kerajaan Islam pertama di daerah Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunungjati.
Dari Cirebon , Gunungjati mengembangkan ajaran Islam kedaerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan , Galuh, Sunda Kelapa dan Banten.
Setelah Sunan Gunungjati wafat ia digantikan oleh cicitnya yang bergelar Pangera Ratu atau Panembahan Ratu . Panembahan Ratu wafat pada tahun 1650 M dan digantikan oleh putranya yaitu Panembahan Giriliya.. Sepeninggalnya kesultanan Cirebon diperintah oleh dua orang putrnya , yaitu Martawijaya atau Panembahan Sepuh yang memerintah Kesultanan Kesepuhan dengan gelar Syamsuddin , dan Kartawijaya atau Panembahan Anom yang memerintah Kesultanan Kanoman dengan gelar Badrudin.
10.     Kerajaan Banten
Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Sunan Gunungjati . Setelah Sunan Gunungjati menaklukan Banten pada tahun 1525 M .  ia kembali ke Cirebon , dan kekuasaannya diserahkan kepada anakanya yaitu Sultan Hasanuddin.
Pada tahun 1568 M , ketika kekuasaan Demak beralih ke Pajang, Sultan Hassanudin memerdekakan Banten. Ketika Ia meninggal pada tahun 1570 M , kedudukannya digantikan oleh putranya yaitu Pangeran Yusuf.
Setelah Pangeran Yusuf meninggal pada tahun 1580 M, ia digantikan oleh putranya , yaitu Maulana Muhammad yang masih muda. Maulana Muhammad bergelar Kanjeng Ratu Banten. Mulana Muhammad meninggal pada tahun 1596 M dalam usia 25 tahun . setelah itu kedudukannya digantikan oleh anaknya yang masih kecil bernama Abdul Mufakir Mahmud Abdul Qadir . Ia memerintah secara resmi pada tahun 1638 M.
11.     Kerajaan Sukadana ( Kalimantan Barat )
Kerajaan Sukadana terletak dibarat daya Kalimantan . Sekitar tahun 1590 M , Sukdana berada di bawah pengaruh Kerajaan Demak . Raja Sukadana berada dibawah pengaruh Kerajaan Demak. Raja Sukadana yang pertama masuk islam adalah Giri Kusuma. Raja-raja sukadana yang banyak berjaa dalam penyiran islam dikalimantan adalah :
1.    Giri Kusuma yang menjadi raja pada tahun 1590 M.
2.    Sultan Muhammad Safrudin yang meninggal pada tahun 1677 M .
Pada tahun 1725 M , Kerajaan Islam Sukadana melepskan didi dari pengaruh Kerajaan Demak . Sukadana runtuh ketika penjajah Belana mulai menguasai Kalimantan tahun 1787 M . kerajaan Sukadana berdiri selama 1 abad.
12.     Kerajaan Banjar ( Abad ke-16)
Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di Kalimantan bagian Selatan.  kesultanan ini awalnya bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi kesultanan Islam . Kesultanan Banjar berdiri pada tahun 1595 M dengan penguasa pertama Sultan Ardiansyah. Islam masuk ke kewilayah ini pada tahun 1470 M , bersamaan dengan melemahnya kerajaan Majapahit di Pulau Jawa.
Kesultanan banjar mengalami kemunduran dengan terjadinya pergolakan masyarakat yang menentang pengankatan pangeran Tamijidillah (1857-1859 M ). Sebagai Sultan oelh Belanda. Pada tahun 1859-1905 M , terjadi perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari ( 1809-1862 M ) melawan Belanda. Akibat Perang ini Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada tahun 1860 M . Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid di Desa kuin, banjar Barat ( Bnjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjildillah.
13.     Kerajaan Goa ( Makasar)
Kerajaan Gowa awalnya merupakan kerajaan Non-islam . Raja Goa yang pertama amsuk Islam adalah Karaeng Toniggalo. Setelah masuk Islam , ia bergelar Sultan Alaudin Awwalul Islam , kemudian Kerajaan Goa ( Makasar) dinyatakan sebagai kerajaan Islam Makassar pada tahun 1603 M. Sultan Alauddin Awwalul Islam sejak 1591-1638 M .
Kerajaan Makassar berdiri kurang lebih 65 tahun , sejak diproklamirkan oleh Sultan Alaudin Awwalul Islam tahun 1603- 1669 M.
14.     Kerajaan Bugis
Raja bugis yang pertama masuk Islam adalah Lamdu Sadat . Setelah ia mangkat digantikan oleh putranya bernama Apu Tanderi.
Kerajaan Bugis meliputi Wajo, Sopeng, Sindenrengi, Tanette dll. Ibukotanya adalah Luwu. Kerajaan ini berdiri semasa dengan Kerajaan Islam Goa yang berpusat di Makassar.
15.     Kerajaan Ternate
Raja Ternate yang pertama masuk Islam adalah Raja  Gapi Bugana atas ajakan Maulana Husain . Rahja Gapi Baguna memrintah dari tahun 1465-1486 M. setelah ia mangkat namanya dikenal sebagai Raja Marhum.
Setelah Raja Marhum meninggal digantikan oleh putranya bernama Zainal Abidin Sultan ternate. Pada tahun 1459 m , ia merantau ke Jawa belajar agama Islam kepada Sunan Giri dan urusan memerintah diserahkan kepada wakilnya.
Pada masa ternate dibawah kekuasaan Sultan Khairun , pada tahun 1564 M diadakan perjanjian dengan portugis bahwa ternate dibawah lindungan kerajaan Portugis.
Pengganti Sultan Khairun adalah Sultan Babullah (1570-1583 M ) . Sultan Babullah melakukan perang secara total terhadap Portugis , Pada tahun 1575 M , terjadi peperangan antara terntara tentara Ternate  dan Portugis dan dimengkan oleh Ternate. Sepeninggal  Sultan Babullah digantikan oelh anaknya Saiduddin Barakat.
16.     Kerajaaan Tidore
Wilayah kerajaan Tidore meliputi sebagian Harmahera , pantai barat Irian Jaya , dan sebagia Kepulauan Seram . Raja Tidore yang pertama kali masuk Islam adalah Cirali Lijtu ,  yang kemudian berganti nama menjadi Jamaludiin. Setelah Sultan Jamaluddin meninggal , digantikan oleh putranya Sultan Mansur.
17.     Kerajaan Bacan
Pada tahun 1521 M , Raja BAcan yang memrintahkan negeri ini masuk  Islam , namanya diganti menjadi Sultan Zainul Abidin . Wilayah Kerajaan Bacan meliputi kepulauan Bacan , Obi , Waigeo , Salawati dan misool .
18.     Kerajaan Jailolo
   Raja jailolo yang pertama masuk Islam adalah Raja yang ke-9 . Setelah masuk Islam namanya Berganti menjadi Sultan Hasanuddin. Kerajaan Islam Jailolo ini berdiri pada tahun 1521.
19.     Kesultanan Buton ( Abad ke-16)
   Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di pulau Buton , Sulawesi bagian Tenggara . Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh Syaikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman Al-Pathani , seorang ulama dari kesultanan Johor asal Pathani.
20.     Kesultanan Kutai (Abad ke-16)
   Kesultanan kutai terletak disekitar Sungai Mahakam bagian Timur.Islam berkembang pada kepemimpinan Aji Raja Mahkota (1525-1600 M). penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubaligh bernama Said bin Muhammad bin Abudullah bin Abu Bakar Al-Wars . Kesultanan ini mengalami puncak kejayaan pada masa Kesultanan Aji Sultan Muhammad Salehuddin (1780-1850 M ) . kesultanan Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan Muhammad Salehuddin meninggal dunia
21.     Kesultanan Bima
   Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yng terletak di Pulau Sumbawa bagian Timur . Kesultanan Bima berubah menjadi Kesultanan Islam pada tahun 1620 setelah Rajanya La Ka�I memeluk Islam dan mengganti namanya Sultan Abdul Khair. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682 ) , Kesultanan Bima menjadi pusat penyebaran islam kedua di Timur Nusantara setelah Makassar. Kesultanan Bima berakhir pada masa 1951, ketika Muhammad Salahuddin , sultan terakhir wafat 
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad 1hijriyah (abad ke-7M). Dan langsung dari Arab. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam yaitu Pesisir Sumatra, dan setelah itu terbentuknya masyarakat Islam, dan raja Islam pertama berada di Aceh.
Perkembangan Islam secara lebih besar pada abad ke-12 M yang dibawa oleh para mubaligh Islam, disamping menyebarkan Islam, mereka juga sebagai saudagar dari Arab, Gujarat serta penduduk pribumi sendiri. Menurut para sejarawan, Islam masuk Indonesia melalui berbagai jalur, sehingga dapat diterima dengan cepat oleh masyarakat Indonesia. Adapun faktor  yang menyebabkan Islam cepat berkembang di Indonesia: faktor Agama, ekonomi dan Politik.
Ada beberapa kesultanan islam diluar indonesia yang juga berkembang dengan baik pada masa itu, antara lain :
1.      Kesultanan Malaka (Abad ke-15)
2.      Kesultanan Malaka
3.      Kesultanan Islam Pattani (Abad ke-15)
4.      Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15).
5.      Kesultanan Johor (Abad ke-16)
Daftar Pustaka

Munir Amin, Samsul. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Rasyid Ridho, Achmad. 2009. Sejarah Kebudayaan Islam Smp/Mts Semester 1. Surakarta: Putra Nugraha.
Mundzirin,Yusuf. 2006. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Pustaka.
Karim, Abduh. 2011. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Bagaskara.


[1]Samsul munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,cet 2(Jakarta:Amzah,2010),hlm.301
[2]Achmad Rasyid Ridha, Sejarah Kebudayaan Islam Smp/Mts semester1(Surakarta:Putra Nugraha,2009), hlm. 4
[3]Mundzirin Yusuf, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia Cet1 (Yogyakarta: Penerbit Pustaka, 2006), hlm. 33
[4]Samsul Munir Amin, Op cit, hlm. 306-308
[5]Samsul Munir Amin, Op cit, hlm. 313
[6]Samsul Munir Amin, Op cit. 316-319
[7]Samsul Munir Amin, Op cit. 325-330