Tuesday 8 November 2016

Penilaian Autentik , Jenis-jenis Penilaian , Penilaian Berbasis Kelas , Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajara


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Berbicara tentang Pengembangan evaluasi dan tes Bahasa Arab, dan dalam hal ini proses pembelajaran pada setiap sekolah, agar dapat berlangsung dengan baik yakni harus memiliki sebuah standard penilaian seperti standard penilaian autentik dan penilaian berbasis kelas yang merupakan bagian dari evaluasi pembelajaran yang penting untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Dan penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum, yang mana dalam penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, di samping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik dan terencana.
Seorang guru yang profesional tentu saja harus menguasai ketiga dimensi ini, yaitu penguasaan kurikulum termasuk di dalamnya penguasaan materi, penguasaan metode pengajaran, dan penguasaaan penilaian. Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berbasis kompetensi menganut prinsip penilaian berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama,  dan menilai diri sendiri. Dan standart penilaian kurikulum 2013 bertujuan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efesien, dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Karena itu, penilaian dilaksanakan dalam rangka Penilaian Autentik dan Penilaian Berbadis Kelas. Dikatakan Penilaian Autentik dan Penilaian Berbasis Kelas karena kegiatan penilaian dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan pembelajaran.
B.Rumusan Masalah
Dalam tugas ini, hal-hal yang akan dibahas meliputi;
1.       Apakah Penilaian Autentik (Authentic Assesment) itu?
2.      Apa saja Jenis-jenis Penilaian Autentik?
3.      Bagaimana Penilaian Berbasis Kelas (PBK)?
4.      Seperti apa Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Taqwim Tadris al-Lughah al-Arabiyah, diharapkan dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentangpenilaian autentik dan penilaian berbasis kelas, dan penjelasan yang terdapat di dalamnya. Mengingat bahwa penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum, yang mana dalam penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, di samping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu ada sistem penilaian yang baik dan terencana. Sehingga kita bisa mengetahui tentang penilaian autentik dan penilaian berbasis kelas, dan bagaimana dalam mengambil keputusan tersebut.








BAB II
PEMBAHASAN

A.  Penilaian Autentik (Authentic Assesment).
Pengertian Penilaian Autentik adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam proses pembelajaran. Dan juga bermakna pengukuran secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ketika akan menerapkan penilaian ini, yang merupakan sebuah cara seorang pendidik untuk mengetahui hasil  dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan criteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktifitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Penilaian Autentik memiliki relevansi terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum 2013 yang dapat menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik melalui 5M, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Penilaian Autentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata, dan dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu pada penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Implikasi dari diterapkannya standard kompetensi merupakan proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan criteria penilaian. Dan untuk itu, dalam menerapkan standard kompetensi guru harus:
a.    Mengembangkan kompetensi belajar yang menjamin pengalaman belajar yang terarah.
b.    Mengembangkan penilaian autentik berkelanjutan, yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.
Penilaian ini merupakan proses pengumpulan informasi oleh pendidik tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.[1] Dalam penilaian autentik terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut ;
v Proses penilaian harus menerapkan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran.
v Penilaian harus mencerminkan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari anak didik.
v Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
v Penilaian harus mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
Tujuan penilaian di kelas oleh pendidik hendaknya diarahkan pada empat hal, sebagai berikut ;
a.    Untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.
b.    Untuk mengecek, apabila terdapat kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran.
c.    Untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
d.   Untuk menyimpulkan apabila anak didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau tidak.
Agar tujuan penilaian tersebut tercapai, pendidik harus menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian yang beragam sesuia dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang dialaminya. Kegiatan pembelajaran selalu diakhiri dengan penilaian. Ciri Penilaian oleh pendidik, yaitu;
1. Belajar tuntas, yang mana peserta didik tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan atau tugas berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan tugas dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2. Penilai otentik dengan  proses pengumpulan informasim oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik.
3. Berkesinambungan yakni memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam bentuk UH, UTS, UAS, dan UKK.
4. Berdasarkan acuan criteria atau patokan ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
5. Menggunakan berbagai cara dan alat penilaian, yang mengembangkan serta menyediakan sistem yang bevariasi, seperti: tertulis, lisan, penilaian diri, pengamatan, dan lainnya.
Ciri-ciri penilaian autentik, antara lain adalah sebagai berikut;
a.       Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu,
b.      Mencerminkan masalah dunia nyata bukan hanya dunia sekolah,
c.       Menggunakan berbagai cara dan kriteria,
d.      Holistik(kompetensi utuh yang merefleksikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
B.  Jenis-jenis Penilaian Autentik.
a.       Penilaian Kinerja.
Di dalam hal ini, penilaian autentik semampu mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Yang mana guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsure tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Caranya dengan merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
b.      Penilaian Proyek.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode atau waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.
c.       Penilaian Portofolio.
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
d.      Penilaian Tertulis.
Penilaian tertulis yang mana tes tertulis berbentuk uraian atau esai, yang menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Dan penilaian ini menuntut peserta didik memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan isian. Penilaian ini dikembangkan dalam penilaian otentik yang lebih ditekankan pada penilaian tertulis yang jawabannya berupa isian, dapat berbentuk isian singkat dan uraian.
Teknik penilaian tes tertulis uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, mengorganisasikan gagasan yang sudah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tulisan, dan teknik ini dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kemampuan, yaitu mengemukakan pendapat, berfikir logis, kritis, dan sistematis, dan menyimpulkan.
e.       Penilaian Lisan.
Penilaian lisan disini, berupa tes lisan yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung,antar pendidik dan peserta didik. Pertanyaan lisan merupakan variasi dari tes uraian. Penilaian ini sering digunakan pada ujian akhir mata pelajaran. Penilaian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan sebanyak mungkin pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang materi yang diuji.
f.       Penilaian Praktik.
Penilaian praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan aktifitas pembelajaran. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi atau indicator keberhasilan yang menurut peserta didik menunjukkan kerja dan partisipasinya dalam setia tugas praktikum dalam pembelajaran.[2]

C.    Penilaian Berbasis Kelas.
Penilaian Berbasis Kelas(PBK) merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar anak didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian yang berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran dibawah wewenang guru dikelas. Penilaian berbasis kelas mengidentifikasikan pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang di kemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standard yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar anak didik dan pelaporannya.[3] Sementara UAN atau UN dimaksudkan dalam rangka standard mutu pendidikan secara nasional. Penilaian berbasis kelas menggunakan arti penilaian sebagai assessment, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian dikelas inilah yang merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan, dan penilaian berbasis kelas merupakan bagian dari evaluasi pendidikan.[4]
Prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas ;
a.       Valid, yang berarti menilai dari apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
b.      Mendidik, yang mana proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina anak didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
c.       Adil dan obyektif, yang mana penilaian berbasis kelas harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas anak didik , tanpa mebeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang, budaya, dan lain-lain. Dari sebab ketidak adilan tersebut akan menyebabkan menurunnya motivasi belajar anak didik karena merasa dianak tirikan.
d.      Terbuka, penilaian berbasis kelas harus dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga keputusan tentang keberhasilan anak didik jelas bagi pihak yang berkepentingan, tanpa adanya rekayasa.
e.       Berkesinambungan, penilaian berbasis kelas harus dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi anak didik dalam kurun waktu tertentu.
f.       Menyeluruh, penilaian berbasis kelas harus dilakukan secara menyeluruh dan mencakup seluruh aspek, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
g.      Bermakna, yang mana penilaian berbasis kelas diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak.
Selain harus dapat memenuhi beberapa prinsip-prinsip umum penilaian, pelaksanaa penilaian berbasis kelas juga harus memegang prinsip-prinsip khusus, antara lain;
a.       Apapun jenis penilaiannya, harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi setiap anak didik untuk menunjukan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta kemampuan yang dimilikinya.
b.      Setiap pendidik harus mempu melaksanakan prosedur penilaian berbasis kelas dan mencatat secara tepat prestasi yang dicapai anak didik.[5]

D.    Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas dalam proses Pembelajaran.
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi yang dilakukan antara peserta didik dengan lingkungannya, yang membuat terjadinya perubahan perilaku kea rah yang lebih baik. Dan dalam interaksi tersebutlah banyak sekali factor yang mempengaruhi, baik factor internal yang datangnya dari dalam diri individu tersebut, maupun factor eksternal yang datangnya dari luar diri individu atau lingkungan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, tugas seorang pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik dan kegiatan belajar mengajar yang efektif serta kondusif. Dan pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran mencakup tiga tahapan yang dapat dilakukan penilaian kelas, antara lain ;
1.      Pretest (tes awal)
2.      Proses pelaksanaan pembelajaran
3.      Postest (tes akhir).  
     

  
 


   




















BAB III
      PENUTUP

A.    Kesimpulan.
Penilaian Autentik adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam proses pembelajaran. Dan juga bermakna pengukuran secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Penilaian Autentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata, dan dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu pada penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Implikasi dari diterapkannya standard kompetensi merupakan proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan criteria penilaian. Dalam penilaian autentik terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut ;
v Proses penilaian harus menerapkan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran.
v Penilaian harus mencerminkan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari anak didik.
v Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
v Penilaian harus mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
Jenis-jenis Penilaian Autentik:
a.    Penilaian Kinerja.
b.    Penilaian Proyek.
c.    Penilaian Portofolio, dan sebagainya.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar anak didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian yang berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran dibawah wewenang guru dikelas. Penilaian berbasis kelas mengidentifikasikan pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang di kemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standard yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar anak didik dan pelaporannya. Prinsip-prinsip khusus, antara lain;
c.       Apapun jenis penilaiannya, harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi setiap anak didik untuk menunjukan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta kemampuan yang dimilikinya.
d.      Setiap pendidik harus mempu melaksanakan prosedur penilaian berbasis kelas dan mencatat secara tepat prestasi yang dicapai anak didik.






















DAFTAR PUSTAKA


*      Masnur, Muslich,. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta : Bumi Aksara.
*      Nurgiyantoro, Burhan,. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
*      Sofyan, Ahmad,. 2006. Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Uin Jakarta Press.
*       




[1]  Muslich Masnur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007). Hlm. 91.
[2] Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2010), hlm. 90-104.
[3] Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Uin Jakarta Press, 2006), hlm. 6.
[4] Ibid. hlm. 8-9.
[5] Ibid