MAKALAH
Pengertian Asbab An-Nuzul
Makalah ini disusun
untuk memenuhi mata kuliah “Ulumul
Qur’an”
Yang dibina
oleh Bapak Maimun, S.H.I., M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016-2017
KATA PENGANTAR
السلام عليكم
ورحمة الله وبركاته
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik, serta
hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta
salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang seperti suasana saat ini. Tujuan pembuatan Tugas Makalah ini yaitu
untuk memenuhi tugas mata kuliyah Bahasa
Indonesia yang di ampu oleh bapak Moh. Hafid Effedy,
M.Pd. dan untuk memperoleh pengetahuan
yang begitu mendalam.
Ucapan terima
kasih saya sampaikan kepada segenap yang sudah membantu dalam pembuatan Tugas
Review ini yaitu kepada teman-teman kelompok saya, serta kepada orang tua saya dan bapak dosen
yang telah mendoakan dan memberikan motivasinya kepada kami.
Saya sangat
menyadari bahwa Tugas Review ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafannya.
Oleh karena itu, kepada para pembaca kami mohon saran dan kritiknya yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Pamekasan, 22 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.
LatarBelakang....................................................................................... 1
2.
RumusanMasalah................................................................................... 2
3.
TujuanPenulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah Asal Usul Bahasa Indonesia.................................................... 3
B. Masa lalu sebagai Bahasa Melayu ........................................................ 4
C. Peristiwa-Peristiwa penting.................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B.Saran...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latang
belakang
Alqur’an
adalah mukjizat bagi umat islam yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk
disampaikan kepada umat manusia. Alqur’an sendiri dalam proses penurunannya
mengalami banyak proses yang mana dalam penurunannya itu beransur-ansur dan
bermacam-macam nabi menerimanya.
Kita
mengenal turunnya alqur’an sebagai tanggal 17 Ramadhan. Maka setiap bulan 17
Ramadhan kita mengenal namanya Nuzulul qur’an yaitu hari turunnya Alqur’an.
Mengetahui
latar belakang turunnya ayat ayat Alqur’an, akan menimbulkan perspektif dan
menambah khazanah perbendaharaan pengetahuan baru. Dengan penurunan Alqur’an
terjadi didua kota yaitu Madinah dan Mekkah. Surat yang turun dimekkah disebut
dengn Al-Makkiyah sedangkan surat yang turun dimadinah disebut Al-Madaniyah.
1.2. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari
Asbab An-Nuzul ?
2.
Apa yang terpenting dan
kegunaan Asbab An-Nuzul ?
3.
Bagaimana cara
mengetahui riwayat Asbab An-Nuzul ?
4.
Apa saja macam-macam
Asbab An-Nuzul ?
1.3. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari asbab An-Nuzul itu.
2. Untuk
mengetahui kegunaan asbab An-Nuzul.
3. Untuk
mengetahui cara periwayatan asbab An-Nuzul.
4. Untuk
mengetahui macam-macam asbab An-Nuzul.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ASBAB
AN-NUZUL
Ungkapan Asbab An-Nuzul merupakan
bentuk idhofah dari kata “asbab” dan “nuzul”. Secara etimologi, Asbab an-nuzul
Adalah sebab- sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala
fenomena yang melatar belakangi terjadinya sesuatu bisa disebut Asbab An-Nuzul,
ungkapan asbab An-Nuzul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang
melatarbelakangi turunnya Al-qur’an[1].
Banyak pengertian Asbab An-Nuzul
secara terminologi yang dirumuskan oleh para ulama’, diantaranya:
1.
Menurut Az-Zarqani :
Asbab An-Nuzul adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada hubungannya dengan
turunnya ayat Al-qur’an sebagai penjelas hukum pada saat pristiwa itu terjadi.
2.
Menurut Ash-Shabuni :
Asbab An-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu
atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadia tersebut,baik
berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan
urusan agama.
3.
Menurut Shubhi Shalih :
Asbab An-Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa
ayat Alqur’an terkadang menyiratkan peristiwa itu sebagai respon atasnya. Atau
sebagai penjelas terhadap hukum-hukum disaat peristiwa itu terjadi.
4.
Menurut Mana’
Al-Qthathan : Asbab An-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan
turunnya Alqur’an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa
satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi.
Asbab
An-Nuzul merupakan bahan-bahan sejarah yang dapat dipakai untuk memberikan
keterangan-keterangan terhadap lembaran-lembaran dan memberinya konteks dalam
memahami perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan sejarah ini hanya
melingkupi peristiwa-peristiwa pada masa Alqur’an masih turun ( ‘ashr at-tanzil
).
Bentuk-bentuk
peristiwa yang melatar belakangi turunnya Alqur’an itu sangat beragam,
diantaranya berupa: konflik sosial seperti ketegangan yang terjadi antara suku
Aus dan suku Khazraj; kesalahan besar, seperti kasus salah seorang sahabat yang
mengimami sholat dalam keadaan mabuk; dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh salah seorang sahabat kepada nabi, baik yang berkaitan dengan sesuatu yang
sudah lewat, sedang, atau yang akan terjadi.
Persoalan
apakah seluruh ayat Alqur’an memiliki Asbab An-Nuzul atau tidak, ternyata telah
menjadi kontroversi diantara para uama’. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa
tidak semua ayat Alqur’an memiliki Asbab An-Nuzul. sehingga, diturunkan tanpa
ada yang melatarbelakanginya (ibtida’),
dan ada pula ayat Alqur’an itu diturunkan dengan dilatar belakangi oleh suatu
peristiwa (ghoir ibtida’).[2]
2.2. Urgensi dan Kegunaan Asbab An-nuzul
Az-Zarqani
dan As-Suyuthi mensinyalir adanya kalangan yang berpendapat bahwa mengetahui
Asbab An-Nuzul merupakan hal yang sia-sia dalam memahami Al-qur’an. Mereka
beranggapan bahwa mencoba memahami Al-qur’an dengan meletakkan ke dalam konteks
historis adalah ama dengan membatasi pesan-pesannya pada ruang dan waktu
tertentu. Namun, keberatan seperti ini tidaklah berdasar, karena tidak mungkin
menguniversalkan pesan Al-qur’an di luar masa dan tempat pewahyuan, kecuali
melalui pemahaman yang semestinya terhadap makna Al-qur’an dalam konteks
kesejarahannya.
Urgensi
pengetahuan akan Asbab An-Nuzul dalam memahami Al-qur’an yang perlihatkan oleh
para ulama salaf ternyata mendapat dukungan dari para ulama khalaf.
Dalam
uraian yang lebih rinci,Az-Zarqani mengemukakan urgensi Asbab An-Nuzul dalam
memahami al-qur’an.sebagai berikut:
1.
Membantu dalam memahami
sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam menagkap pesan ayat-ayat Al-qur’an. Di
antaranya dalam Al-qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat 115 dinyatakan bahwa timur
dan barat merupakan kepunyaan Allah. Dalam kasus shalat, dengan melihat zahir
ayat di atas, seseorang boleh menghadap ke arah mana saja sesuai dengan
kehendak hatinya. Akan tetapi setelah melihat Asbab An-Nuzul-nya, tahapan bahwa
interpretasi tersebut keliru. Sebab, ayat di atas berkaitan dengan seseorang
yang sedang ada di dalam perjalanan dan melakukan sholat di atas kendaraan, atau
berkaitan dengan orang yang berjihad dalam menentukan arah kiblat.
2.
Mengatasi keraguan ayat
yang diduga mengandung pengertian umum. Umpamanya dalam surat Al-An’am [6] ayat 145 dikatakan:
Artinya:
“katakanlah, tidak
kudapati didalam apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang ingin
memakainya, kecuali kalau makanan itu (berupa) bangkai, darah yang mengalir, daging
babi, karena semua itu kator, atau binatang yang disembelih bukan atas nama
allah.” (QS. Al-An’am:145)
Menurut
Asy-Syafi’i, pesan ayat ini tidak bersifat umum (hasr). Untuk mengatasi
kemungkinan adanya keraguan dalam memahami ayat diatas, Asy-Syafi’i menggunakan
alat bantu Asbab An-Nuzul. Menurutnya ayat ini diturunkan sehubungan dengan
orang-orang kafir yang tidak mau memakan sesuatu, kecuali apa yang telah mereka
halalkan sendiri.
3.
Mengkhususkan hukum
yang terkandung dalam ayat Al-qur’an, bagi ulama’ yang berpendapat bahwa yang
menjadi pegangan adalah sebab yang bersifat khusus (khusus As-sabab) dan bukan
lafadz yang bersifat umum (umum al-lafadz). Dengan demikian, ayat “zihar” dalam
permulaan surat Almujadalah [58], yang turun berkenaan Aus ibn samit yang
menzihar istrinya (khaulah binti hakim ibn tsa’labah), hanya berlaku kedua
orang tersebut. Hukum zihar yang berlaku bagi selain kedua orang itu,
ditentukan dengan jalan analogi (qiyas).
4.
Mengidentifikasikan
pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun. Umpamanya, ‘Aisyah pernah
menjernihkan kekeliruan Marwan yang menunjuk Abd. Ar-Rahman Ibn Abu Bakar
sebagai orang yang menyebutkan turunnya ayat: “Dan orang yang mengatakan kepada
orang tuanya “Cis kamu berdua....” (Q.S. Al-Ahqaf: 17). Untuk meluruskan
persoalan, ‘Aisyah berkata kepada marwan, “Demi Allah bukan dia yang
menyebabkan ayat ini turun. Dan aku sanggup untuk siapa orang sebenarnya.”
5.
Memudahkan untuk
menghargai dan memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu kedalam hati orang
yang mendengarnya. Sebab, hubungan sebab-akibat (musabbab). Hukum, peristiwa,
dan pelaku, masa dan tempat merupakan satu jadian yang bisa mengikat hati.[3]
2.3. Cara Mengetahui Riwayat Asbab An-Nuzul
Asbab an-Nuzul adalah peristiwa yang
terjadi pada zaman Rasulullah SAW.Oleh karena itu,tidak ada jalan lain untuk
mengetahuinya,selain berdasarkan periwayatan (pentransmisian)yang benar (naql
ash-shahih) dari orang orang yang melihat dan mendengar langsung dengan
turunnya ayat Al qur’an.Dengan demikian,seperti halnya periwayatan pada
umumnya, diperlukan kehati hatian dalam menerima riwayat yang berkaitan dengan
Asbab an-Nuzul.Untuk itu, dalam kitab Asbab
an-Nuzul-nya, Al-Wahidy menyatakan bahwa:
“pembicaraan
Asbab An-Nuzul, tidak dibenarkan, kecuali dengan berdasarkan riwayat dan
mendengar dari mereka yang secara langsung menyaksikan peristiwa nuzul, dan
bersungguh-sungguh dalam mencarinya.”
Para
Ulama salaf sangatlah keras dan ketatdalam menerima berbagai riwayat yang
berkaitan dengan Asbab An-Nuzul.
2.4. Macam-macam
Asbabun An-Nuzul
1.
Dilihat dari Sudut
Pandang Redaksi-Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbab An-Nuzu
Ada dua jenis redaksi yang digunakan
oleh perawi dalam mengungkapkan riwayat Asbab An-Nuzul, yaitu sharih (visionable/jelas)
dan muhtamilah (impossible/kemungkinan). Redaksi sharih artinya riwayat
yang sudah jelas menunjukkan Asbab An-Nuzul, dan tidak mungkin pula menunjukkan
yang lainnya. Redaksi yang digunakan termasuk sharih bila perawi mengatakan:
سبب
نزول هذه الاية هذا...
Artinya: “Sebab turun ayat ini adalah......
Atau ia menggunakan kata “makna” (fa
taqibiyah) setelah ia mengatakan peristiwa tertentu. Misalnya ia mengatakan:
حدث
هذا.......فنزلت الاية.....
Artinya: “telah terjadi......, maka turunlah ayat....
2.
Dilihat dari Sudut Pandang
Berbilangnya Asbab An-Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbab
An-Nuzul
a. Berbilangnya
Asbab An-Nuzul untuk Satu Ayat (Ta’addud As-Sabab wa Nazil Al-Wahid).
Bentuk variasi itu terkadang dalam redaksinya dan
terkadang pula dalam kualitasnya. Untuk mengatasi variasi riwayat Asbab
An-Nuzul dalam satu ayat dari sisi redaksi, para ulama’ mengemukakan cara-cara
berikut.
1. Tidak
mempermasalahkannya
Cara ini ditempuh apabila variasi
riwayat-riwayat Asbab An-Nuzul ini menggunakan redaksi muhtamilah (tidak
pasti).
2. Mengambil
versi riwayat Asbab An-Nuzul yang menggunakan redaksi sharih
3. Mengambil
versi riwayat yang shahih (valid)
b. Variasi
Ayat untuk Satu Sebab (Ta’addud Nazil wa As-Sabab Al-Wahid)
Terkadang suatu kejadian menjadi
sebab menjadi turunnya, dua ayat atau lebih. Hal ini dalam ‘ulumul Al-Qur’an
disebut dengan istilah “Ta’addud Nazil wa as-Sabab al-Wahid” (terbilang ayat
yang turun, sedangkan sebab turunnya satu)[4].
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asbab An-Nuzul secara bahasa berarti
sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan allah SWT Kepada nabi Muhammad SAW secara
berangsur-angsur dalam masa lebih kurang 23 tahun. Asbab An-Nuzul dapat ditinjau dari aspek
bentuk dan sebab ayat tersebut turun, Asbab An-Nuzul sangat penting, terutama
dalam memahami ayat-ayat yang menyangkut hukum. Dan tidak mungkinkita
mengetahui penafsiran ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui sebab turunnya.
B.
SARAN
Dengan disusunnya makalah ulumul Qur’an
tentang Asbabun Nuzul ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian
ulumul Qur’an, untuk mengetahui lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap
tentang pembahasan Asbabun Nuzul, pembaca dapat membaca dan mempelajari
buku-buku dari berbagai pengarang, karena penulis hanya membahas garis besar
saja tentang ulumul Qur’an dan hanya membahas lebih dalam tentang Asbabun
Nuzul.
Disini penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang
membangun untuk penulisan makalah-makalah selanjutnya sangat diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
§ Sukardi
K.D. 2002 belajar mudah ulumul Al-Qur’an jakarta: PT. Lentera Basritama.
§ Anwar
abu. 2009 ulumul Qur’an pekan baru:Amzah.
§ Anwar
rosihon. 2015 ulum Al-Qur’an bandung: CV PUSTAKA SETIA.