BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Yaitu tujuan akhir agar siswa memperoleh kedewasaan. Kedewasaan
yang seperti apakah? Hal tersebut terkait dengan materi dan pesan yang
disampaikan oleh Sang Guru. Sehingga guru sangat memegang peran besar untuk
mencapai keberhasilan anak didik. Seorang guru dalam melaksanakan kompetensi
pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan,
pemanfaatan dan penciptaan media pembelajaran yang sesuai. Karena penggunaan
media pembelajaran disadari akan sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di
dalam maupun di luar kelas.
Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau
bahan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, fikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar.
Ada berbagai macam media pembelajaran, meliputi media visual, media
audio, media audio visual, dan media computer yang masing-masing memiliki
karakteristik berbeda. Media visual berkaitan dengan aspek penglihatan. Media
audio berhubungan dengan aspek pendengaran yang mampu menghasilkan daya
imajinasi siswa. Lantas apa itu media audio? Bagaimana karakteristiknya? Apa
saja contoh-contoh media audio? Bagaimana cara pengembangannya? Selengkapnya
akan kami bahas dalam makalah ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
itu media radio dan tape record?
2.
Apa
itu media laboratorium bahasa?
3.
Apa
itu kelemahan dan kelebihan media radio, tape record dan laboratorium bahasa?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui apa itu media radio dan tape record.
2.
Untuk
mengetahui apa itu media laboratorium bahasa.
3.
Untuk
mengetahui apa itu kelemahan dan kelebihan media radio, tape record dan
laboratorium bahasa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Media radio dan tape record
a)
Sejarah Media
radio dan tape record
1.
Radio
Dari keluarga berada, lahirlah
Guglielmo Marconi tahun 1874 di Bologna, Itali. Penemu radio ini dapat
pendidikan privat dari seorang guru. Tahun 1894 ketika usianya menginjak dua
puluh, Marconi membaca percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz
beberapa tahun sebelumnya. Percobaan ¬percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan
adanya gelombang elektromagnetik tidak tampak, bergerak lewat udara dengan
kecepatan suara.
Marconi menyimpulkan bahwa gelombang
ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat,
saat itu telegram sudah digunakan sebagai alat komunikasi. Ide ini menimbulkan
banyak kemungkinan berkembangnya komunikasi yang tak bisa dijangkau telegram
dan tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya, dengan teknologi ini informasi
dapat dikirim dari darat ke kapal di tengah laut.
Tahun 1895, hanya dalam jangka waktu
setahun, Marconi berhasil membuat peralatan yang diperlukan. Tahun 1896 dia
memperagakan alatnya di Inggris dan memperoleh hak paten untuk penemuan ini.
Pada tahun 1898. dengan alat temuannya dia sudah mampu mengirim berita tanpa
kawat menyeberang selat Inggris. Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya
tahun 1900, Marconi terus mempatenkan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap alat
penemuannya. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi
Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland. Keberhasilan penemuannya
secara dramatis dilukiskan di tahun 1909 ketika kapal S.S. Republic rusak
akibat tabrakan dan tenggelam ke dasar laut.Berita radio sangat membantu, semua
penumpang bisa diselamatkan kecuali enam orang.
Pada tahun yang sama Marconi
berhasil meraih Hadiah Nobel untuk penemuannya. Dan pada tahun berikutnya dia
berhasil mengirim berita radio dari Irlandia ke Argentina, suatu jarak yang
sangat jauh, lebih dari 6000 mil.
Di awal abad XX, para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio.Penemu AS Lee De Forest mematenkan trioda atau audion-nya tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Kemampuan penerimaan ini ditingkatkan lagi dengan temuan Edwin H. Armstrong, yang menciptakan sirkuit superheterodyne tahun 1918. Sirkuit yang masih dipakai hingga sekarang ini punya kemampuan seleksi yang tinggi Armstrong pula yang mengembangkan sistem siaran FM pada 1933 (www.romeltea.com).
Di awal abad XX, para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio.Penemu AS Lee De Forest mematenkan trioda atau audion-nya tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Kemampuan penerimaan ini ditingkatkan lagi dengan temuan Edwin H. Armstrong, yang menciptakan sirkuit superheterodyne tahun 1918. Sirkuit yang masih dipakai hingga sekarang ini punya kemampuan seleksi yang tinggi Armstrong pula yang mengembangkan sistem siaran FM pada 1933 (www.romeltea.com).
Penyiaran radio dalam skala
komersial baru mulai awal tahun 20-an, tetapi kepopulerannya dan arti
pentingnya tumbuh dengan amat cepat. Sebuah penemuan yang hak patennya punya
harga tinggi biasanya akan menimbulkan pertentangan di pengadilan. Tetapi,
berbagai tuntutan lewat pengadilan sirna sesudah tahun 1914 ketika pengadilan
mengakui hak-hak Marconi. Pada tahun berikutnya, Marconi melakukan pula
penyelidikan penting di bidang gelombang pendek dan komunikasi microwave. Dia
menghembuskan nafas terakhir di Roma tahun 1937.
Pengaruh Marconi terhadap
perkembangan teknologi komunikasi tak diragukan lagi. Marconi tidak menemukan
televisi. Tetapi, penemuan radionya merupakan pembuka jalan penting untuk
perkembangan televisi, karena itu sangat layak menganggap Marconi memiliki
peranan penting dalam perkembangan televisi.
Komunikasi tanpa kabel punya arti
penting dalam dunia modern. Ini bermanfaat untuk pengiriman berita, hiburan,
keperluan militer, penyelidikan ilmiah, tugas-tugas kepolisian, dan lain-lain.
kegunaan teknologi radio sangatlah besar. Teknologi ini bisa mencapai kapal di
lautan, pesawat yang sedang mengudara, bahkan pesawat ruang angkasa.
Sejarah telah menunjukkan besarnya
peranan radio dalam perjuangan kemerdekaan kita. Melalui radiolah rakyat
seluruhnya mengetahui bahwa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya,
melalui radiolah rakyat mengerti apa yang harus diperbuat, rakyat mengalami dan
ikut menghayati pengalaman orang lain, sehingga melalui radio dapat terbina
rasa kesatuan yang kuat.
Radio telah memberikan pendidikan
politik pada kita semua. Dalam keadaan-keadaan yang kritis yang timbul beberapa
kali kemudian, orangpun masih dan tetap akan berpaling kepada radio, tidak
hanya sekedar memperoleh informasi, tetapi untuk memperoleh pendidikan, karena
orang-orang akan bersikap dan bertindak sesuai dengan pesan yang diperolehnya.
Melalui radio masing-masing, banyak
warga Jakarta memantau perkembangan situasi kota yang sedang dilanda kerusuhan.
Pentingnya peran radio, mengingatkan kita pada kondisi di tahun 1920-an, ketika
tiap malam jutaan keluarga di seluruh bagian dunia yang punya radio, berkutat
di sekitar pesawat itu untuk mendengarkan berbagai hiburan dan program.
Radio siaran pertama kali ada di
Indonesia adalah Batviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal
16 Juli 1925. Sejak saat itu banyak bermunculan radio-radio lain seperti
Nederlansch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan.
Di Solo juga muncul Solosche radio Vereninging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri
Mataresme Vereninging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sebagai
pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli. Pada tanggal
11 September 1945 didirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI).
Manfaat dari perkembangan radio di
Indonesia antara lain sebagai media propaganda, sebagai media komunikasi,
sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan, sebagai penyalur pendapat
masyarakat dan sebagai media hiburan.
Pada tahun 1951, jawatan pendidikan
masyarakat pada kementerian pendidikan dan pengajaran, menyelenggarakan suatu
program siaran radio untuk pendidikan masyarakat. Sasaran pendidikan radio ini
terutama adalah pelajar demobilisan, yang setelah selesainya perang kemerdekaan
mengalami banyak masalah baik untuk kembali ke bangku sekolah maupun untuk
menyesuaikan diri dalam masyarakat. Siaran dipancarkan dari pemancar jawatan
sendiri di Jakarta dengan radius pemancaran efektif 10 km. Isi siaran
diambilkan dari bahan pelajaran SMA dan bahan-bahan yang aktual dari
masyarakat.
Radio komunitas di Indonesia mulai
berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi
politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan
sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan
radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang
nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih
dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut tersebar di seluruh wilayah
Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri dalam
organisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio
Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
Berbagai siaran komersial radio
adalah drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya, tidak hanya
berita dan musik saja. Penggunaan radio dalam pembelajaran juga bukan suatu hal
yang aneh lagi. Dengan media radio akan mempermudah guru dalam melakukan
kegiatan pembelajaran. Adapun sebagai contohnya yaitu penggunaan radio dalam
pelajaran mendengarkan dongeng.
b).
Jenis-jenis Radio
1)
Berdasarkan Frekuensi:
a.
Frekuensi Modulasi (FM) bergerak pada frekuensi 87 MHz
sampai 108 MHz.
b.
Amplitudo Modulasi (AM) atau Medium Wave (MW) berada pada
jalur 540 sampai 1600 KHz. Band standar radio siaran moda amplitudo modulation
(AM)) dimulai dari 540 sampai dengan 1600 kHz. Di Indonesia lebih dikenal
dengan gelombang menengah (medium wave/MW). Band MW ini adalah tempat
mengudaranya stasiun-stasiun radio siaran swasta di Indonesia sebelum banyak
yang pindah ke band FM. Spektrum frekuensi MW tidak tergolong gelombang pendek.
Spektrum gelombang pendek justru dimulai dari batas akhir alokasi frekuensi
standar untuk radio siaran AM di MW, yaitu 1600 kHz sampai 30000 kHz atau 30
MHz (1000 kHz = 1 MHz). Sinyal radio yang dipancarkan pada gelombang pendek
akan dapat dipantau di tempat-tempat yang sangat jauh (DX). Ini terjadi karena
pancaran sinyal dari bumi akan terpantul kembali ke bagian lain di bumi karena
berbenturan dengan ionosfir, sebuah lapisan yang tidak terlihat, di atas bumi.
Akibat dari proses refraksi/pemantulan itu yang dapat terjadi
berkali-kali,serta faktor-faktor alamiah lainnya (propagasi), maka penerimaan
sinyal radio siaran di gelombang pendek dapat berlangsung dengan baik, di siang
hari atau pun di malam hari
c.
Short Wave (SW) mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar
yaitu dari 1600 KHz sampai 30.000 KHz. SW biasanya digunakan untuk siaran
radio-radio amatir. Lalulintas komunikasi antar pilot pesawat terbang dengan
menara pengawas di bandara juga dilakukan dengan radio gelombang pendek ini.
Jadi jika kamu kebetulan gemar mendengar dan mencari-cari gelombang di
"jalur" SW, kamu akan mendengar pembicaraan antara pilot dan bandara.
2)
Berdasarkan Penyelenggara:
a. Radio milik Negara/Radio public
b. Radio swasta/komersial
c. Radio komunitas (kampus/LSM).
Radio
komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan
dan didirikan oleh sebuah komunitas. Radio komunitas juga sering disebut
sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio
komunitas adalah "dari, oleh, untuk dan tentang komunitas".
Radio
komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas
merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan
dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media
di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat
setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Saat ini
di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas
tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah
mengorganisasikan diri dalam organisasi Jaringan Radio. Komunitas Indonesia
(JRKI), Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
d.
Radio asing.
Hampir
setiap negara-negara besar, juga negara-negara yang lebih kecil,
menyelenggarakan radio siaran (broadcast) dalam bahasa Indonesia dan Inggris
yang dapat ditangkap di Indonesia. Lamanya siaran bervariasi, mulai dari 30
menit sampai dengan 3 jam. Agar para pendengarnya dapat menangkap siaran mereka
dengan jelas, daya transmisinya diperbesar hingga puluhan/ratusan ribu Watt.
Berkat
adanya stasiun relaynya di berbagai tempat di dunia, transmisinya juga bisa
diarahkan ke satu kawasan tertentu saja, misalnya ke Indonesia. Jadwalnya pun
diatur dengan baik, yaitu di luar jam-jam sibuk pendengar di kawasan itu.
Beberapa stasiun radio siaran dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang mudah
dipantau di Indonesia adalah: BBC London, Radio Moskow, Radio Jepang, Suara
Amerika (VOA), Radio Australia, Radio Nederland, All India Radio, Radio Korea
Selatan, Radio Beijing, Suara Jerman, Suara Malaysia dll.
3)
Berdasarkan Program:
a. Radio
Hiburan/Musik
b. Radio
Informasi/News
c. Radio
Campuran
d. Radio
Propaganda
e. Radio
Religius
2. .Tape Recorder
a)
Sejarah Tape Recorder
Awal
terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape
Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh
Thomas Edison pada tahun 1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan
teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan
tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti
lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk
melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang
diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara
mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph.
Magnetic
recording diperkenalkan oleh Valdemar Poulsen dengan menggunakan telegraphone
pada tahun 1898. Dengan menggunakan kekuatan magnet, media yang bergerak
secara. konstan dengan kecepatan yang konstan pula melewati “head” perekam.
Sinyal elektrik yang secara analog menjadi suara yang ingin direkam, melewati
head tadi dan menghasilkan pola magnet yang serupa dengan sinyal yang
menghasilkan suara yang lebih baik dari teknologi sebelumnya.
Tape
Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari
Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan
para profesional untuk situasi tertentu. Pita yang semakin kecil dengan suara
stereo yang sudah baik, membuat para seniman musik sudah dapat melakukan
rekaman dengan dukungan alat yang sudah makin ringkas. Di akhir tahun 1990-an,
digital recording sudah mulai menjadi standar industri rekaman. Dan kini, di
era milenium, semuanya semakin mudah, ringkas, canggih, dan praktis. Perangai
pita rekaman yang tadinya besar bukan main sudah diringkas rnenjadi harddisk
dan corong phonoautogruph disulap menjadi speaker dengan teknologi kinetik yang
canggih.
Kini
perkembangan teknologi audio sudah serba digital. Ini berarti semakin ringkas
alat-alat untuk bisa menghasilkan studio recording, dan semakin mudah untuk
merawat dan memaintain-nya. Pada masa analog, untuk merekam suara mentah pada
saat tracking harus di simpan pada pita 2 inch, yang kini sudah bertransformasi
menjadi harddisk yang bentuknya kecil dan tidak menghabiskan tempat.
b).
Jenis-jenis Tape Recorder
a. Phonograph yaitu perekam suara dengan
menggunakan vinyl (piringan hitam) sebagai media penyimpan hasil rekamannya.
b. Tape
cassette yaitu alat perekam suara menggunakan format pita kaset berukuran 2
inch yang dapat merekam dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya.
Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang
dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak sebagai media
penyimpannya.
c. Walkman
hampir sama dengan pemutar musik portabel pertamanya, hanya saja lebih praktis
karena lebih mudah dibawa kemana-mana.
d. Compact
Disc (CD) yang diputar dengan media pemutar portable yaitu; VCD, DVD atau discman.
e. MP3
Player dan IPod sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik
analog, lagu atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung
pada teknologi yang digunakan.
B.
Media Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa mengacu kepada
seperangkat peralatan elektronik audio video yang terdiri atas instructor
console sebagai mesin utama, dilengkapi dengan repeater language learning
machine, tape recorder, DVD Player, video monitor, headset dan students¡¦ booth
yang dipasang dalam satu ruang kedap suara.
Selain itu ada pula komponen
komputer multimedia sebagai komponen tambahan yang dapat dikombinasikan dengan
kesemuanya itu. Bila itu dilakukan, maka tampillah laboratorium bahasa itu
sebagai laboratorium bahasa multimedia.
Artinya, peralatan laboratorium
bahasa itu mencakup berbagai jenis media dengan fungsi masing-masing yang
bervariasi.
Dengan laboratorium bahasa
multimedia, guru kreatif dapat memanfaatkan aneka jenis program pelajaran
bahasa asing baik yang dikemas dalam bentuk kaset audio, video, maupun CD
interaktif. Bahkan, dengan peralatan ini guru juga dapat memanfaatkan kemampuan
dirinya dalam memfasilitasi siswa agar terlibat dalam proses komunikasi secara
aktif melalui headset dan microphone yang tersedia pada masing-masing meja
siswa.
Saat ini piranti laboratorium bahasa
telah banyak terpasang di berbagai sekolah, pusat pendidikan/pelatihan, dan
perguruan tinggi. Dengan hadirnya produk laboratorium yang didesain sendiri
oleh ahli-ahli dari Indonesia sendiri, harga laboratorium bahasa multimedia
menjadi dapat terjangkau oleh lembaga-lembaga pendidikan negeri maupun swasta.
Namun demikian, berdasarkan
pengamatan labaoratorium bahasa belum dapat difungsikan secara maksimal. Bahkan
banyak diantaranya yang dibiarkan menganggur begitu saja oleh karena persoalan
ketidakmampuan instruktur dalam mengoperasikannya.
Untuk membantu mengatasi kendala
tersebut, berikut disajikan tulisan tentang beberapa tekhnik pemanfaatan
laboratorium bahasa sebagai akumulasi pengetahuan dan pengalaman penulis selama
satu dekade, baik sebagai perancang, penyedia, pengguna, maupun konsultan
manajeman dan Kepala Laboratorium Bahasa pada beberapa perguruan tinggi.
C.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA
RADIO, TAPE RECORDER DAN LABORATORIUM BAHASA
1.
Radio
v Kelebihan Radio adalah sebagai
berikut:
a) Kemampuan untuk mengembangkan
imajinasi pendengar.
b) Harganya relatif murah.
c) Kemampuan selektivitas memilah program
dan segmen khalayak.
d) Bersifat personal sehingga mampu
menjadi sahabat pendengar.
e) Fleksibel karena mudah dibawa
kemanapun.
f) Dapat menjangkau sasaran yang luas.
g) Dapat menyampaikan informasi secara
serempak.
h) Dapat mengerjakan hal-hal yang tidak
dapat dilakukan guru, misalnya menyajikan cerita tentang petualangan,
kepahlawanan, yang telah dikemas dan diberi efek suara dan musik, sehingga
terasa lebih hidup.
i)
Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
j)
Dapat memberikan informasi dari sumber utama secara
langsung.
k) Aktual.
v Kekurangan Radio adalah sebagai
berikut:
a) Jika menggunakannya sebagai media
pembelajaran di kelas menjadikan guru tidak bisa mengontrol dan sangat terikat
dengan jadwal siaran.
b) Aktivitas pendengar kurang
terkontrol.
c) Isi pesan hanya dapat didengar saja
sehingga bagi anak yang kurang mempunyai ingatan kuat akan mudah lupa dengan
isi pesan.
d) Tidak dapat diulang.
e) Rentan cuaca.
f) Kontrol ada pada stasiun radio.
g) Abstrak, terutama berkaitan dengan
angka, ukuran, penghitungan.
h) Auditif, sehingga membutuhkan
konsentrasi dalam mendengarkan
2.
Audio Tape Recorder
v Kelebihan Audio Tape Recorder (ATR)
adalah sebagai berikut:
a)
Memiliki fungsi ganda dapat menyajikan hasil rekaman, dapat
merekam, dan dapat menghapus rekaman.
b)
Guru dapat menggunakan ATR dalam pembelajaran sesuai dengan
jadwal yang ada di sekolah (tidak terikat dengan jadwal siaran).
c)
Jika ada yang tidak jelas dalam penyampaian pesan, dapat
diulang kembali.
d)
Dapat menyajikan hal-hal yang terjadi di luar kelas/sekolah
misalnya: wawancara, rekaman hasil diskusi atau seminar.
e)
Tepat digunakan untuk pembelajaran bahasa khususnya bahasa
asing (memberikan contoh pengucapan sesuai dengan bahasa aslinya).
v Kelemahan Audio Tape Recorder (ATR)
adalah sebagai berikut :
a) Komunikasi satu arah.
b) Daya jangkau terbatas (tidak seperti
radio)
c) Isi pesan hanya dapat didengar saja
sehingga bagi anak yang tidak mempunyai ingatan kuat akan mudah lupa dengan isi
pesan.
d) Abstrak, terutama berkaitan dengan
angka, ukuran, penghitungan.
e) Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi
dalam mendengarkan.
f) Bisa terhapus, bisa kusut, dan tidak
bisa disimpan lama.
3.
Media Laboratorium Bahasa
v Kelebihan Laboratorium Bahasa adalah
sebagai berikut:
a) Terdapat
fungsi database untuk menyimpan data siswa, nilai, kelas, guru, dan sebagainya.
b) Dapat
dihubungkan dengan pembelajaran online.
c) Dapat
digunakan juga untuk lab komputer.
v Kekurangan Laboratorium Bahasa adalah
sebagai berikut:
a) Harga
mahal.
b) Membutuhkan
guru & teknisi lab dengan skill tinggi untuk maintenance jaringan komputer.
c) Membutuhkan
konsumsi listrik yang lebih banyak daripada tipe manual
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pada
BAB sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran,
pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut
Djamarah (2002:140) "Media Auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan
suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam".
Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang
berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah
radio dan TapeRecorder.Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati
dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan
melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio. Sedangkan media
audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder.
Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana adalah sebuah bahan pengajaran
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara),
yang dapat merangsang pikiran. Perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga
terjadi proses belajar mengajar.
b.
Pada tahun 1874 lahirlah Guilmo Marconi yang mendapat
pendidikan privat dari seorang guru. Kemudian Marconi melakukan
percobaan-percobaan yang akhirnya menyimpulkan bahwa gelombang bisa
dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat,
sehingga pada tahun 1900 Marconi mematenkan penemuannya tersebut. Di tahun 1901
dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke
Newfoundland. Sedangkan awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan
Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat
phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877.Alat phonograph merupakan
ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam
suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material
yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke
dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum
pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan
getaran yang secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph.
Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat
hari Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama
digunakan para profesional untuk situasi tertentu.
c.
Jenis-jenis Radio dibedakan menjadi 3, yaitu berdasarkan
frekuensi, penyelenggara dan berdasarkan program yang ditayangkan. Sedangkan
jenis-jenis Tape Recorder ada 5, antara lain: Phonograph, Tape cassette, Walkman,
CD, dan MP3 Player.
d.
Radio dan Audio Tape Recorder mempunyai beberapa kelebihan
dan kekurangan. Salah satu kelebihan radio yang dapat kita lihat secara jelas
adalah harganya relatif murah, namun mempunyai kekurangan yang sering menjadi
kendala guru dalam menggunakan radio sebagai media pembelajaran, yakni sangat
terikat dengan jadwal siaran. Sedangkan kelebihan Audio Tape Recorder salah
satunya adalah memiliki fungsi ganda, karena dapat menyajikan hasil rekaman, dapat
merekam, dan dapat menghapus rekaman. Dan salah satu kekurangannya adalah daya
jangkaunya terbatas.
e.
Pada umumnya fungsi radio dan Tape Recorder adalah sebagai
berikut: (1) Meningkatkan komunikasi audio, (2) Membuat suasana belajar lebih
mantab dan komunikatif, (3) Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa
terhadap hal-hal yang disajikan, (4)Dapat merangsang partisipasi aktif
pendengarnya, (5) Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa, Mengatasi batas
waktu dan ruang.
DAFTAR
PUSTAKA
v Miarso, Yusufhadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan.
Jakarta: CV.Rajawali
v Susanto, Phil Astrid S. 1982. Komunikasi Massa. Bandung: Angkasa
Offset.
v http://id.wikipedia.org/wiki/Radio#Penggunaan_radio