Friday 27 October 2017

media radio dan tape record DAN media laboratorium bahasa


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Yaitu tujuan akhir agar siswa memperoleh kedewasaan. Kedewasaan yang seperti apakah? Hal tersebut terkait dengan materi dan pesan yang disampaikan oleh Sang Guru. Sehingga guru sangat memegang peran besar untuk mencapai keberhasilan anak didik. Seorang guru dalam melaksanakan kompetensi pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan media pembelajaran yang sesuai. Karena penggunaan media pembelajaran disadari akan sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau bahan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, fikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar.
Ada berbagai macam media pembelajaran, meliputi media visual, media audio, media audio visual, dan media computer yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda. Media visual berkaitan dengan aspek penglihatan. Media audio berhubungan dengan aspek pendengaran yang mampu menghasilkan daya imajinasi siswa. Lantas apa itu media audio? Bagaimana karakteristiknya? Apa saja contoh-contoh media audio? Bagaimana cara pengembangannya? Selengkapnya akan kami bahas dalam makalah ini.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu media radio dan tape record?
2.      Apa itu media laboratorium bahasa?
3.      Apa itu kelemahan dan kelebihan media radio, tape record dan laboratorium bahasa?
C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui apa itu media radio dan tape record.
2.      Untuk mengetahui apa itu media laboratorium bahasa.
3.      Untuk mengetahui apa itu kelemahan dan kelebihan media radio, tape record dan laboratorium bahasa?
























BAB II
PEMBAHASAN

A.   Media radio dan tape record
a)        Sejarah  Media radio dan tape record
1.       Radio
Dari keluarga berada, lahirlah Guglielmo Marconi tahun 1874 di Bologna, Itali. Penemu radio ini dapat pendidikan privat dari seorang guru. Tahun 1894 ketika usianya menginjak dua puluh, Marconi membaca percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Heinrich Hertz beberapa tahun sebelumnya. Percobaan ¬percobaan ini dengan gamblang mendemonstrasikan adanya gelombang elektromagnetik tidak tampak, bergerak lewat udara dengan kecepatan suara.
Marconi menyimpulkan bahwa gelombang ini bisa dimanfaatkan mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat, saat itu telegram sudah digunakan sebagai alat komunikasi. Ide ini menimbulkan banyak kemungkinan berkembangnya komunikasi yang tak bisa dijangkau telegram dan tidak terpikirkan sebelumnya. Misalnya, dengan teknologi ini informasi dapat dikirim dari darat ke kapal di tengah laut.
Tahun 1895, hanya dalam jangka waktu setahun, Marconi berhasil membuat peralatan yang diperlukan. Tahun 1896 dia memperagakan alatnya di Inggris dan memperoleh hak paten untuk penemuan ini. Pada tahun 1898. dengan alat temuannya dia sudah mampu mengirim berita tanpa kawat menyeberang selat Inggris. Meskipun patennya yang terpenting diperolehnya tahun 1900, Marconi terus mempatenkan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap alat penemuannya. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland. Keberhasilan penemuannya secara dramatis dilukiskan di tahun 1909 ketika kapal S.S. Republic rusak akibat tabrakan dan tenggelam ke dasar laut.Berita radio sangat membantu, semua penumpang bisa diselamatkan kecuali enam orang.
Pada tahun yang sama Marconi berhasil meraih Hadiah Nobel untuk penemuannya. Dan pada tahun berikutnya dia berhasil mengirim berita radio dari Irlandia ke Argentina, suatu jarak yang sangat jauh, lebih dari 6000 mil.
Di awal abad XX, para ilmuwan mengembangkan tabung hampa udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio.Penemu AS Lee De Forest mematenkan trioda atau audion-nya tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio. Kemampuan penerimaan ini ditingkatkan lagi dengan temuan Edwin H. Armstrong, yang menciptakan sirkuit superheterodyne tahun 1918. Sirkuit yang masih dipakai hingga sekarang ini punya kemampuan seleksi yang tinggi Armstrong pula yang mengembangkan sistem siaran FM pada 1933 (
www.romeltea.com).
Penyiaran radio dalam skala komersial baru mulai awal tahun 20-an, tetapi kepopulerannya dan arti pentingnya tumbuh dengan amat cepat. Sebuah penemuan yang hak patennya punya harga tinggi biasanya akan menimbulkan pertentangan di pengadilan. Tetapi, berbagai tuntutan lewat pengadilan sirna sesudah tahun 1914 ketika pengadilan mengakui hak-hak Marconi. Pada tahun berikutnya, Marconi melakukan pula penyelidikan penting di bidang gelombang pendek dan komunikasi microwave. Dia menghembuskan nafas terakhir di Roma tahun 1937.
Pengaruh Marconi terhadap perkembangan teknologi komunikasi tak diragukan lagi. Marconi tidak menemukan televisi. Tetapi, penemuan radionya merupakan pembuka jalan penting untuk perkembangan televisi, karena itu sangat layak menganggap Marconi memiliki peranan penting dalam perkembangan televisi.
Komunikasi tanpa kabel punya arti penting dalam dunia modern. Ini bermanfaat untuk pengiriman berita, hiburan, keperluan militer, penyelidikan ilmiah, tugas-tugas kepolisian, dan lain-lain. kegunaan teknologi radio sangatlah besar. Teknologi ini bisa mencapai kapal di lautan, pesawat yang sedang mengudara, bahkan pesawat ruang angkasa.
Sejarah telah menunjukkan besarnya peranan radio dalam perjuangan kemerdekaan kita. Melalui radiolah rakyat seluruhnya mengetahui bahwa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya, melalui radiolah rakyat mengerti apa yang harus diperbuat, rakyat mengalami dan ikut menghayati pengalaman orang lain, sehingga melalui radio dapat terbina rasa kesatuan yang kuat.
Radio telah memberikan pendidikan politik pada kita semua. Dalam keadaan-keadaan yang kritis yang timbul beberapa kali kemudian, orangpun masih dan tetap akan berpaling kepada radio, tidak hanya sekedar memperoleh informasi, tetapi untuk memperoleh pendidikan, karena orang-orang akan bersikap dan bertindak sesuai dengan pesan yang diperolehnya.
Melalui radio masing-masing, banyak warga Jakarta memantau perkembangan situasi kota yang sedang dilanda kerusuhan. Pentingnya peran radio, mengingatkan kita pada kondisi di tahun 1920-an, ketika tiap malam jutaan keluarga di seluruh bagian dunia yang punya radio, berkutat di sekitar pesawat itu untuk mendengarkan berbagai hiburan dan program.
Radio siaran pertama kali ada di Indonesia adalah Batviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal 16 Juli 1925. Sejak saat itu banyak bermunculan radio-radio lain seperti Nederlansch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan. Di Solo juga muncul Solosche radio Vereninging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Mataresme Vereninging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sebagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli. Pada tanggal 11 September 1945 didirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI).
Manfaat dari perkembangan radio di Indonesia antara lain sebagai media propaganda, sebagai media komunikasi, sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan, sebagai penyalur pendapat masyarakat dan sebagai media hiburan.
Pada tahun 1951, jawatan pendidikan masyarakat pada kementerian pendidikan dan pengajaran, menyelenggarakan suatu program siaran radio untuk pendidikan masyarakat. Sasaran pendidikan radio ini terutama adalah pelajar demobilisan, yang setelah selesainya perang kemerdekaan mengalami banyak masalah baik untuk kembali ke bangku sekolah maupun untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Siaran dipancarkan dari pemancar jawatan sendiri di Jakarta dengan radius pemancaran efektif 10 km. Isi siaran diambilkan dari bahan pelajaran SMA dan bahan-bahan yang aktual dari masyarakat.
Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri dalam organisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
Berbagai siaran komersial radio adalah drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya, tidak hanya berita dan musik saja. Penggunaan radio dalam pembelajaran juga bukan suatu hal yang aneh lagi. Dengan media radio akan mempermudah guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun sebagai contohnya yaitu penggunaan radio dalam pelajaran mendengarkan dongeng.
     b). Jenis-jenis Radio
1)    Berdasarkan Frekuensi:
a.      Frekuensi Modulasi (FM) bergerak pada frekuensi 87 MHz sampai 108 MHz.
b.      Amplitudo Modulasi (AM) atau Medium Wave (MW) berada pada jalur 540 sampai 1600 KHz. Band standar radio siaran moda amplitudo modulation (AM)) dimulai dari 540 sampai dengan 1600 kHz. Di Indonesia lebih dikenal dengan gelombang menengah (medium wave/MW). Band MW ini adalah tempat mengudaranya stasiun-stasiun radio siaran swasta di Indonesia sebelum banyak yang pindah ke band FM. Spektrum frekuensi MW tidak tergolong gelombang pendek. Spektrum gelombang pendek justru dimulai dari batas akhir alokasi frekuensi standar untuk radio siaran AM di MW, yaitu 1600 kHz sampai 30000 kHz atau 30 MHz (1000 kHz = 1 MHz). Sinyal radio yang dipancarkan pada gelombang pendek akan dapat dipantau di tempat-tempat yang sangat jauh (DX). Ini terjadi karena pancaran sinyal dari bumi akan terpantul kembali ke bagian lain di bumi karena berbenturan dengan ionosfir, sebuah lapisan yang tidak terlihat, di atas bumi. Akibat dari proses refraksi/pemantulan itu yang dapat terjadi berkali-kali,serta faktor-faktor alamiah lainnya (propagasi), maka penerimaan sinyal radio siaran di gelombang pendek dapat berlangsung dengan baik, di siang hari atau pun di malam hari
c.       Short Wave (SW) mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar yaitu dari 1600 KHz sampai 30.000 KHz. SW biasanya digunakan untuk siaran radio-radio amatir. Lalulintas komunikasi antar pilot pesawat terbang dengan menara pengawas di bandara juga dilakukan dengan radio gelombang pendek ini. Jadi jika kamu kebetulan gemar mendengar dan mencari-cari gelombang di "jalur" SW, kamu akan mendengar pembicaraan antara pilot dan bandara.

2)  Berdasarkan Penyelenggara:
a. Radio milik Negara/Radio public
b. Radio swasta/komersial
c. Radio komunitas (kampus/LSM).
Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah "dari, oleh, untuk dan tentang komunitas".
Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri dalam organisasi Jaringan Radio. Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.
d.         Radio asing.
Hampir setiap negara-negara besar, juga negara-negara yang lebih kecil, menyelenggarakan radio siaran (broadcast) dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang dapat ditangkap di Indonesia. Lamanya siaran bervariasi, mulai dari 30 menit sampai dengan 3 jam. Agar para pendengarnya dapat menangkap siaran mereka dengan jelas, daya transmisinya diperbesar hingga puluhan/ratusan ribu Watt.
Berkat adanya stasiun relaynya di berbagai tempat di dunia, transmisinya juga bisa diarahkan ke satu kawasan tertentu saja, misalnya ke Indonesia. Jadwalnya pun diatur dengan baik, yaitu di luar jam-jam sibuk pendengar di kawasan itu. Beberapa stasiun radio siaran dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang mudah dipantau di Indonesia adalah: BBC London, Radio Moskow, Radio Jepang, Suara Amerika (VOA), Radio Australia, Radio Nederland, All India Radio, Radio Korea Selatan, Radio Beijing, Suara Jerman, Suara Malaysia dll.



3)  Berdasarkan Program:
a. Radio Hiburan/Musik
b. Radio Informasi/News
c. Radio Campuran
d. Radio Propaganda
e. Radio Religius

2.      .Tape Recorder
a)    Sejarah Tape Recorder
Awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph.
Magnetic recording diperkenalkan oleh Valdemar Poulsen dengan menggunakan telegraphone pada tahun 1898. Dengan menggunakan kekuatan magnet, media yang bergerak secara. konstan dengan kecepatan yang konstan pula melewati “head” perekam. Sinyal elektrik yang secara analog menjadi suara yang ingin direkam, melewati head tadi dan menghasilkan pola magnet yang serupa dengan sinyal yang menghasilkan suara yang lebih baik dari teknologi sebelumnya.
Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi tertentu. Pita yang semakin kecil dengan suara stereo yang sudah baik, membuat para seniman musik sudah dapat melakukan rekaman dengan dukungan alat yang sudah makin ringkas. Di akhir tahun 1990-an, digital recording sudah mulai menjadi standar industri rekaman. Dan kini, di era milenium, semuanya semakin mudah, ringkas, canggih, dan praktis. Perangai pita rekaman yang tadinya besar bukan main sudah diringkas rnenjadi harddisk dan corong phonoautogruph disulap menjadi speaker dengan teknologi kinetik yang canggih.
Kini perkembangan teknologi audio sudah serba digital. Ini berarti semakin ringkas alat-alat untuk bisa menghasilkan studio recording, dan semakin mudah untuk merawat dan memaintain-nya. Pada masa analog, untuk merekam suara mentah pada saat tracking harus di simpan pada pita 2 inch, yang kini sudah bertransformasi menjadi harddisk yang bentuknya kecil dan tidak menghabiskan tempat.

b).  Jenis-jenis Tape Recorder
a. Phonograph yaitu perekam suara dengan menggunakan vinyl (piringan hitam) sebagai media penyimpan hasil rekamannya.
b. Tape cassette yaitu alat perekam suara menggunakan format pita kaset berukuran 2 inch yang dapat merekam dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya. Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak sebagai media penyimpannya.
c. Walkman hampir sama dengan pemutar musik portabel pertamanya, hanya saja lebih praktis karena lebih mudah dibawa kemana-mana.
d. Compact Disc (CD) yang diputar dengan media pemutar portable yaitu; VCD, DVD atau discman.
e. MP3 Player dan IPod sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik analog, lagu atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung pada teknologi yang digunakan.

B.   Media Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa mengacu kepada seperangkat peralatan elektronik audio video yang terdiri atas instructor console sebagai mesin utama, dilengkapi dengan repeater language learning machine, tape recorder, DVD Player, video monitor, headset dan students¡¦ booth yang dipasang dalam satu ruang kedap suara.
Selain itu ada pula komponen komputer multimedia sebagai komponen tambahan yang dapat dikombinasikan dengan kesemuanya itu. Bila itu dilakukan, maka tampillah laboratorium bahasa itu sebagai laboratorium bahasa multimedia.
Artinya, peralatan laboratorium bahasa itu mencakup berbagai jenis media dengan fungsi masing-masing yang bervariasi.
Dengan laboratorium bahasa multimedia, guru kreatif dapat memanfaatkan aneka jenis program pelajaran bahasa asing baik yang dikemas dalam bentuk kaset audio, video, maupun CD interaktif. Bahkan, dengan peralatan ini guru juga dapat memanfaatkan kemampuan dirinya dalam memfasilitasi siswa agar terlibat dalam proses komunikasi secara aktif melalui headset dan microphone yang tersedia pada masing-masing meja siswa.
Saat ini piranti laboratorium bahasa telah banyak terpasang di berbagai sekolah, pusat pendidikan/pelatihan, dan perguruan tinggi. Dengan hadirnya produk laboratorium yang didesain sendiri oleh ahli-ahli dari Indonesia sendiri, harga laboratorium bahasa multimedia menjadi dapat terjangkau oleh lembaga-lembaga pendidikan negeri maupun swasta.
Namun demikian, berdasarkan pengamatan labaoratorium bahasa belum dapat difungsikan secara maksimal. Bahkan banyak diantaranya yang dibiarkan menganggur begitu saja oleh karena persoalan ketidakmampuan instruktur dalam mengoperasikannya.
Untuk membantu mengatasi kendala tersebut, berikut disajikan tulisan tentang beberapa tekhnik pemanfaatan laboratorium bahasa sebagai akumulasi pengetahuan dan pengalaman penulis selama satu dekade, baik sebagai perancang, penyedia, pengguna, maupun konsultan manajeman dan Kepala Laboratorium Bahasa pada beberapa perguruan tinggi.

C.   KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA RADIO, TAPE RECORDER DAN LABORATORIUM BAHASA
1.      Radio
v  Kelebihan Radio adalah sebagai berikut:
a)      Kemampuan untuk mengembangkan imajinasi pendengar.
b)      Harganya relatif murah.
c)      Kemampuan selektivitas memilah program dan segmen khalayak.
d)     Bersifat personal sehingga mampu menjadi sahabat pendengar.
e)      Fleksibel karena mudah dibawa kemanapun.
f)       Dapat menjangkau sasaran yang luas.
g)      Dapat menyampaikan informasi secara serempak.
h)      Dapat mengerjakan hal-hal yang tidak dapat dilakukan guru, misalnya menyajikan cerita tentang petualangan, kepahlawanan, yang telah dikemas dan diberi efek suara dan musik, sehingga terasa lebih hidup.
i)        Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
j)        Dapat memberikan informasi dari sumber utama secara langsung.
k)      Aktual.
v  Kekurangan Radio adalah sebagai berikut:
a)      Jika menggunakannya sebagai media pembelajaran di kelas menjadikan guru tidak bisa mengontrol dan sangat terikat dengan jadwal siaran.
b)      Aktivitas pendengar kurang terkontrol.
c)      Isi pesan hanya dapat didengar saja sehingga bagi anak yang kurang mempunyai ingatan kuat akan mudah lupa dengan isi pesan.
d)     Tidak dapat diulang.
e)      Rentan cuaca.
f)       Kontrol ada pada stasiun radio.
g)      Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan.
h)      Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan

2.      Audio Tape Recorder
v  Kelebihan Audio Tape Recorder (ATR) adalah sebagai berikut:
a)         Memiliki fungsi ganda dapat menyajikan hasil rekaman, dapat merekam, dan dapat menghapus rekaman.
b)        Guru dapat menggunakan ATR dalam pembelajaran sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah (tidak terikat dengan jadwal siaran).
c)         Jika ada yang tidak jelas dalam penyampaian pesan, dapat diulang kembali.
d)        Dapat menyajikan hal-hal yang terjadi di luar kelas/sekolah misalnya: wawancara, rekaman hasil diskusi atau seminar.
e)         Tepat digunakan untuk pembelajaran bahasa khususnya bahasa asing (memberikan contoh pengucapan sesuai dengan bahasa aslinya).

v  Kelemahan Audio Tape Recorder (ATR) adalah sebagai berikut :
a)      Komunikasi satu arah.
b)      Daya jangkau terbatas (tidak seperti radio)
c)      Isi pesan hanya dapat didengar saja sehingga bagi anak yang tidak mempunyai ingatan kuat akan mudah lupa dengan isi pesan.
d)     Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan.
e)      Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan.
f)       Bisa terhapus, bisa kusut, dan tidak bisa disimpan lama.

3.      Media Laboratorium Bahasa
v  Kelebihan Laboratorium Bahasa adalah sebagai berikut:
a)      Terdapat fungsi database untuk menyimpan data siswa, nilai, kelas, guru, dan sebagainya.
b)      Dapat dihubungkan dengan pembelajaran online.
c)      Dapat digunakan juga untuk lab komputer.
v  Kekurangan Laboratorium Bahasa adalah sebagai berikut:
a)      Harga  mahal.
b)      Membutuhkan guru & teknisi lab dengan skill tinggi untuk maintenance jaringan komputer.
c)      Membutuhkan konsumsi listrik yang lebih banyak daripada tipe manual

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pada BAB sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.         Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah radio dan TapeRecorder.Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi media penyampai gagasan, ide dan pesan melalui gelombang elektromagnetik, berupa sinyal-sinyal audio. Sedangkan media audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder. Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana adalah sebuah bahan pengajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran. Perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
b.        Pada tahun 1874 lahirlah Guilmo Marconi yang mendapat pendidikan privat dari seorang guru. Kemudian Marconi melakukan percobaan-percobaan yang akhirnya menyimpulkan bahwa gelombang bisa dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat, sehingga pada tahun 1900 Marconi mematenkan penemuannya tersebut. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland. Sedangkan awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877.Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph. Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi tertentu.
c.         Jenis-jenis Radio dibedakan menjadi 3, yaitu berdasarkan frekuensi, penyelenggara dan berdasarkan program yang ditayangkan. Sedangkan jenis-jenis Tape Recorder ada 5, antara lain: Phonograph, Tape cassette, Walkman, CD, dan MP3 Player.
d.        Radio dan Audio Tape Recorder mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan radio yang dapat kita lihat secara jelas adalah harganya relatif murah, namun mempunyai kekurangan yang sering menjadi kendala guru dalam menggunakan radio sebagai media pembelajaran, yakni sangat terikat dengan jadwal siaran. Sedangkan kelebihan Audio Tape Recorder salah satunya adalah memiliki fungsi ganda, karena dapat menyajikan hasil rekaman, dapat merekam, dan dapat menghapus rekaman. Dan salah satu kekurangannya adalah daya jangkaunya terbatas.
e.         Pada umumnya fungsi radio dan Tape Recorder adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan komunikasi audio, (2) Membuat suasana belajar lebih mantab dan komunikatif, (3) Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan, (4)Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya, (5) Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa, Mengatasi batas waktu dan ruang.
DAFTAR PUSTAKA
v   Miarso, Yusufhadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali
v   Susanto, Phil Astrid S. 1982. Komunikasi Massa. Bandung: Angkasa Offset.
v   http://id.wikipedia.org/wiki/Radio#Penggunaan_radio