MAKALAH
MANUSIA, CINTA KASIH,
PENDERITAAN, DISKRIMINASI, DAN KEADILAN
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah :
IAD-ISD-IBD
Dosen Pengampu : Halimatus sa’diyah M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 6
:
Putri rahayu (20160701010150)
Siti khoyyiroh (20160701010170)
Fina rahmawati
(20160701010051)
KELAS F
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) PAMEKASAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ………....i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ………...ii
BAB I Pendahuluan................................................................................................. …………1
A. Rumusan masalah .......................................................................................... …………1
B. Tujuan penulisan ........................................................................................... …………1
BAB II
Pembahasan ............................................................................................... …………2
A. Pengertian
manusia dan cinta kasih .............................................................. …………2
B. Manusia dan penderitaan............................................................................... …………3
C. Manusia dan keadilan…………………..………………………………………………5
BAB III Penutup
..................................................................................................... …………8
A. Kesimpulan ................................................................................................... …………8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................. …………9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-taufiq serta hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini, kendatipun
sangat terbatas sekali.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah mengubah tatanan kehidupan saya dari kehidupan
jahiliyah menuju kehidupan yang penuh dengan tarbiyah, addiniyah dan insaniyah.
Berkat uluran tangan rahmat Allah SWT
dan seluruh kapasitas intelektual yang
ada saya dapat menyusun makalah ini dan hal ini saya susun untuk memenuhi tugas
dari Dosen Pengampu.
Dengan penuh kesadaran bahwa setiap
insan tidak luput dari salah, maka dari itu penulis sangat terbuka dan membuka
kritik konstruktif dari pembaca sekalian demi baiknya tugas selanjutnya.
Pamekasan, 04 Oktober 2016
Penyusun
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah
lepas dari hubungan dengan antar sesama makhluknya. Manusia dibutuhkan dan
membutuhkan makhluk yang lain dalam kehidupannya. Hubungan saling
ketergantungan ini tentu disebabkan dan menyebabkan banyak hal, beberapa di
antaranya adalah cinta kasih, perderitaan.
Manusia
sebagai makhluk yang berfikir dibekali rasa ingin tau. Rasa tahu inilah yang
mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan hal yang bersifat alamiah
sosial dan budaya serta manusia berusaha untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu berusaha untu memahami masalah
menyebabkan manusia data menyebabkan pengetahuan.
Kurangnya
pengetahuan orang mengenai cinta kasih, penderitaan, keadilan, pandangan hidup
dan keindahan membuat penulis ingin untuk menjelaskan ketiga hal tersebut.
Ketiga hal tersebut merupakan hal-hal yang amat penting untuk diketahui.
Mengapa? Karena hal-hal tersebut sangat berhubungan atau berkaitan dalam kehidupan
seseorang dalam masyarakat. Dan apabila orang tidak mengetahui atau memahami
ketiga hal tersebut maka, akan menjadi sebuah permasalahan yang real dalam
kehidupan seseorang dalam mengambl keputusan.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana hubungan antara manusia dan cinta kasih?
2.
Bagaimana hubungan antara manusia dan penderitaan?
3.
Bagaimana hubungan antara manusia dan keadilan?
C.
Tujuan
masalah
1.
Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan cinta kasih
2.
Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan penderitaan
3.
Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan keadilan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Manusia
dan cinta kasih
A. Arti
cinta kasih
Cinta
kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang
dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan
tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang dan
kemesraan. Belas kasihan dan pengabdian. Cinta kasih yang disertai dengan
tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara
sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan, dan antara manusia dengan
Tuhan.[1]
Apabila
dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang
diungkapakan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya
akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan, dan kebahagiaan.
B. Macam
cinta kasih
Adanya beberapa macam
cinta kasih, yaitu sebagai berikut :
1) Cinta
kasih antara orang tua dan anak
Orang
tua yang memperhatikan rasa cinta kasih terhadap anaknya berarti mempunyai rasa
cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi
orang baik dan berguna di kemudian hari.
2) Cinta
kasih antara pria dan wanita
Seseorang
pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku baik, lemah
lembut, sopan, apalagi memberikan seuntai mawar merah, berarti ia menaruh cinta
kasih terhadap gadis itu.
3) Cinta
kasih antara sesama manusia
Apabila
seorang sahabat berkunjung kerumah kawannya yang sedang sakit dan membawa obat
kepadanya berarti sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap kawannya yang sakit
itu.
4) Cinta
kasih antara manusia dan Tuhan
Apabila
seseorang taat beribadah menurut perintah tuhan, dan menjauhi larangannya,
orang itu mempunyai rasa cinta kasih terhadap Tuhannya.
5) Cinta
kasih antara manusia dan lingkungan
Apabila
seseorang menciptakan taman yang indah, tidak memburu hewan secara semena-mena
dapat di katakan bahwa orang itu mempunyai rasa cinta kasih terhadap
lingkungannya.
C. Ungkapan
cinta kasih
Cinta
kasih adalah ungkapan perasaan yang di wujudkan dengan tingkah laku, seperti
dengan kata-kata, tulisan, gerak, atau media lainnya. Ungkapan-ungkapan ini
selain dalam bentuk nyata, juga dalam bentuk karya budaya, misalnya seni suara,
seni sastra, seni drama, film, dan seni lukis.
Orang
yang mempunyai perasaan cinta kasih, hidupnya penuh gairah, banyak inisiatif,
dan penuh kreatif. Bagi seniman prilaku cinta kasih dituangkan dalam bentuk
karya budaya sehingga dapat dinikmati pula oleh masyarakat. Dengan demikian
masyarakat dapat memetik nilai-nilai kemanusiaan yang terungkap melalui karya
budaya itu.
Cinta kasih juga sudah dijelaskan dalam Al-quran surat
Ar-rum ayat 21 yang berbunyi :
و من ايته ان خلق لكم من انفسكم
ازواجا لتسكنوا اليها و جعل بينكم مودة ورمة قلى ان في ذ لك لا يت لقوم
يتفكرون (21)
“ Dan diantara tanda – tanda (kekuasaannya) ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,agar kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir” (QS. Ar-rum:21)
2. Manusia
dan penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Penderitaan tidak pernah dipisahkan dari kehidupan manusia, yang
berupa keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kepanasan, dan lain-lain.
Penderitaan ini bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja.
Penderitaan datang dan pergi tidak
pandang bulu. Untuk itulah manusia harus bekerja keras agar terlepas dari
penderitaan.[2]
Al-quran maupun kitab suci agama lain banyak menguraikan penderitaan manusia
sebagai peringatan bagi manusia.
Dalam riwayat nabi Muhammad SAW pun,
diceritakan bahwa beliau dilahirkan sebagai anak yatim dan kemudian yatim
piatu, yang dibesarkan kakeknya kemudian pamannya. Beliau menggembala kambing,
bekerja pada orang, dan sebagainya. Bahkan sebagian besar hidupnya mengalami
penderitaan yang luar biasa.
a. Siksaan
Berbagai
bentuk siksaan antara lain, yaitu bisa berupa siksaan di dunia dan siksaan
setelah berada di alam baka. Adapun bentuk siksaan di dunia dapat berupa
bencana alam, siksaan hati, siksaan badan, penyakit, dan lain-lain.
Dengan
membaca hasil seni yang berupa siksaan, kita akan dapat mengambil hikmahnya.
Karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran, dan
ketakwaan, tetapi juga hati yang telah dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak
mengenal prikemanusiaan, dan sebagainya.
Kita
dapat menilai diri kita sendiri, dimana kita berdiri, dimana kita berpihak, dan
sejauh mana ketakwaan kita?.[3]
b. Rasa
sakit
Rasa
sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Penderitaan yang berupa
rasa sakit dan siksaan merupakan satu rangkaian peristiwa yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Karena adanya siksaan dan rasa sakit membuat orang menjadi
menderita.
Penderitaan,
rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak
dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibatnya.
c. Neraka
Jika
manusia mengingat akan dosa maka terbayanglah neraka, sehingga terlintas dalam
alam pikiran manusia adanya siksaan, rasa sakit, dan penderitaan. Manusia masuk
neraka karena dosa, maka jika berbicara tentang dosa berarti berkaitan juga
dengan kesalahan.[4]
Dalam
al-quran banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau ancaman
siksaan. Surat-surat itu antara lain surat Al-fath ayat 6 yang berbunyi :
ويعذ ب المنفقين والمنفقت
والمشركين والمشركت الظا نين با لله ظن السوء عليهم داءرة السوء و غضب الله عليهم
ولعنهم و اعد لهم جهنم وساء ت مصيرا (6)
Artinya
: Dan supaya dia menyiksa orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan,
orang-orang yang musyrik laki-laki dan perempuan yang mempunyai prasangka jahat
terhadap Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka, dan
menyediakan neraka jahannam baginya. Dan neraka jahannam itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S Al-fath : 6)
3. Manusia
dan keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan
yang seimbang antara hak dan kewajiban. Berbicara tentang keadilan pada
dasarnya tidak bisa terlepas dari kata “hak” dan “kewajiban”. Berdasarkan etis,
manusia dituntut tidak hanya menuntut akan hak, sikap dan tindakannya akan
mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain.
Jadi, keadilan pada pokoknya terletak
pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak, dan menjalankan
kewajiban.[5]
Jika kata adil di telaah dalam Al-quran,
keadilan berasal dari kata “adl” yaitu sesuatu yang benar, sikap tidak memihak,
penjagaan hak-hak seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan
(hendaknya kalian menghukumi atau mengambil keputusan atas dasar keadilan).[6]
Berikut
ini hal-hal yang berkaitan dengan keadilan :
A. Kejujuran
Jujur
atau kejujuran berarti sesuai dengan hati nurani. Jujur berarti bersih hati
dari perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Jujur berarti pula menepati
janji, baik yang telah terlahir dalam kata-kata maupun dalam niat. Dengan cara
menepati niatnya. Apabila niat tadi telah terlahir dalam kata-kata, padahal
tidak ditepati, maka kebohongannya di saksikan orang lain.
Pada
hakikatnya, kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran
pengakuan akan adanya persamaan hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap
kesalahan atau dosa kepada tuhan.
B. Kecurangan
Curang
atau kecurangan artinya tidak sesuai dengan hati nurani. Namun hanya
saja,seseorang telah berniat curang agar memperoleh keuntungan tanpa harus
berusaha keras. Keuntungan disini adalah keuntungan yang berupa materi.
Pelakunya menganggap bahwa materi mendatangkan kesenangan, meskipun orang lain
menderita karenanya.
Pujowiyatno
dalam bukunya filsafat sana sini menjelaskan
bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu,
merampas, dan lain-lain yang tergolong perbuatan buruk. Baik buruknya sifat
berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan – akan ada
peperangan, ada perlawanan antara yang baik dan yang buruk, baik merupakan
tingkah laku ataupun sifat lainnya. Karena itu, diperlukan ukuran untuk
menilainya. Namun, hal ini bukanlah soal mudah.
C. Pemulihan
nama baik
Nama
baik merupakan tujuan utama orang hidup. Setiap orang berusaha untuk menjaga
agar namanya tetap baik. Lebih – lebih jika ia adalah teladan bagi orang lain.
Ada peribahasa yang
berbunyi dari pada berputih mata lebih baik berputih tulang yang artinya orang
lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa
menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak – anaknya jagalah nama keluargamu! Dengan menyebut nama berarti sudah mengandung arti nama baik. Ada pula pesan orang tua jangan membuat malu!. Pesan itu juga
berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa
sering kali berpesan laksanakan kau anggap baik dan jangan kau laksanakan apa
yang kau anggap tidak baik! Dengan melaksanakan apa yng baik berarti menjaga nama
baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Tingkah
laku dalam mempertahankan nama baik pada hakikatnya sesuai dengan kodrat
manusia, yaitu :
1. Manusia
menurut sifat dasarnya adlah makhluk moral.
2. Adanya
aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk meujutkan
dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Adapun ayat yang
menjelaskan tentang keadilan terdapat dalam surah An – Nisa’ : 58 , yang
berbunyi :
ان الله ياء مركم ان تؤدوا الا منت الى اهلهالا واذا
حكمتم بين الناس ان تحكموا با العدلقلى ان الله نعما يعظكم بهقلى ان
الله سميعام بصيرا (58)
“ Sungguh Allah menyuruhmu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah
sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah maha mendengar dan
maha melihat”. (QS. An-Nisa’ :58).
D. Pembalasan
Pembalasan
ialah suatu reaksi atau perbuatan orang lain, baik reaksi berupa perbuatan yang
serupa, perbuatan yang seimbang, ataupun tingkah laku yang seimbang. Pembalasan terjadi akibat adanya pergaulan. Ergaulan
yang bersahabat mendapat balsan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang
penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan
makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk
mewujudkan moral itu. orang yang berbuat amoral berarti telah melanggar atau
memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.
Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang menghendaki hak dan
kewajibannya dilanggar atau diperkosa. Itulah sebabnya manusia berusaha
mempertahankan hak dan kewajibannya itu. mempertahankan hak dan kewajiban
itulah yang tergolong pembalasan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan
diatas dapat kami simpulkan bahwa Cinta kasih bersumber
pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang dapat berupa
tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab.
Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang dan kemesraan. Belas kasihan
dan pengabdian. Cinta kasih yang disertai dengan tanggung jawab menciptakan
keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, antara manusia
dengan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhan.
B.
Saran
Kami yakin bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan baik dalam penyampaiannya maupun dalam penulisannya. Kami mengharap
saran dan kritikan dari teman-teman agar selanjutnya kami dapat membuat makalah
dengan lebih baik lagi.
DAFTAR
RUJUKAN
Sujarwa, ilmu sosial dan budaya dasar (Yogyakarta:
pustaka pelajar, 2010)
Mawardi, IAD-IBD-ISD (Bandung: pustaka setia, 2000)
Suyadi M.P Drs, ilmu budaya dasar, (UT Depdikbud, 1984-1985)
Widagdho djoko, Ilmu budaya dasar,
(jakarta: Bumi Aksara,2003)
Mawardi &
Hidayat,Nur , ilmu sosial dasar, (Bandung: pustaka setia,2000)
Wahyu Ramdani, ilmu budaya dasar,
(Bandung: pustaka setia, 2008)