1. Tuliskan kembali dan terjemahkan surat Āli Imrān ayat 7, kemudian menurut Anda apakah
korelasi ayat tersebut apabila dikaitkan dengan Ulumul Qurān?
2. Deskripsikan jawaban Anda tentang:
a. Sejarah Kodifikasi al Quran?
b. Wahyu yang pertama dan yang terakhir
turun menurut Mannak al Qattan?
c. Hikmah Nasikh dan mansukh menurut buku
karangan Mohamad Ghufron dan Rahmawati?
d. Perbedaan Tafsir dan Takwil sebagaimana
materi yang telah diterima Anda?
e. Percetakan Al Qurān pertama setidaknya
dilakukan di tiga tempat di Eropa (sebagaimana disebutkan oleh Dr. Yahya Mahmud
Junaid dalam buku karangan Muhammad Gufron dan Rahmawati). Sebutkan ketiganya?
3. Mohammad Gufron & Rahmawati dalam
bukunya dengan judul Ulūmul Qurān (praktis
& mudah) menjelaskan bahwa:
a. Ada 4 faedah mengetahui surat Madaniyah
dan Makkiyah. Sebutkan 2 saja!
b. Menurut al-Balqini, qiraat itu ada 3
bagian. Sebutkan ketiganya?
c. Ada 7 Imam (qiraah sabah) yang bisa digunakan dalam bacaan sholat dan bacaan al
Quran. Sebutkan ketujuh imam tersebut!
4. Disebutkan dalam materi Tafsir, Tawil
dan Terjamah bahwa corak penerjemahan ada tiga. Sebutkan ketiganya!
Semoga jawaban dan materi Ulūmul Qurān
yang Anda jawabkan dan dapatkan,
barokah serta bermanfaat dunia akherat.
Jawaban
1.
Allah SWT berfirman:
هُوَ
الَّذِيْٓ
اَنْزَلَ
عَلَيْكَ
الْكِتٰبَ
مِنْهُ
اٰيٰتٌ
مُّحْكَمٰتٌ
هُنَّ
اُمُّ
الْكِتٰبِ
وَاُخَرُ
مُتَشٰبِهٰتٌ
ۗ فَاَمَّا
الَّذِيْنَ
فِيْ
قُلُوْبِهِمْ
زَيْغٌ
فَيَتَّبِعُوْنَ
مَا تَشَابَهَ
مِنْهُ
ابْتِغَاۤءَ
الْفِتْنَةِ
وَابْتِغَاۤءَ
تَأْوِيْلِهٖۚ
وَمَا
يَعْلَمُ
تَأْوِيْلَهٗٓ
اِلَّا
اللّٰهُ
ۘوَالرَّاسِخُوْنَ
فِى الْعِلْمِ
يَقُوْلُوْنَ
اٰمَنَّا
بِهٖۙ
كُلٌّ
مِّنْ
عِنْدِ
رَبِّنَا
ۚ وَمَا
يَذَّكَّرُ
اِلَّآ
اُولُوا
الْاَلْبَابِ
“Dialah
yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada
ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain
mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan,
mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk
mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali
Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya
(Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil
pelajaran kecuali orang yang berakal."(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
Kolerasi Ayat:
Allah memberitahukan bahwa di dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat
muhkamaat (jamak dari muhkam) yang semuanya merupakan pokok-pokok al-Qur’an.
Yaitu ayat-ayat yang jelas dan terang pengertiannya, yang tidak ada kesamaran
bagi siapa pun.Selain itu ada ayat-ayat lainnya (mutasyaabihaat – jamak dari
mutasyaabih), yaitu ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kesamaran pengertian bagi
kebanyakan atau sebagian orang. Maka barangsiapa mengembalikan yang samar itu
kepada yang jelas dari al-Qur’an, serta menjadikan ayat yang muhkam sebagai
penentu bagi yang mutasyaabih, berarti dia telah mendapatkan petunjuk. Dan
barangsiapa melakukan hal yang sebaliknya, maka dia pun akan memetik akibat
yang sebaliknya.
Oleh karena itu Allah berfirman, “Itulah pokok
pokok isi al-Qur’an. “Yaitu pokok yang menjadi rujukan ketika menemukan
kesamaran. “Dan yang lain adalah (ayat-ayat) mutasyaabihaat. ” Di mana
kandungan yang dimaksud oleh ayat yang mutasyaabihaat ini sesuai dengan makna
yang ada pada ayat yang muhkam, sebab terkadang kesamarannya itu dari segi
lafazh dan susunannya saja, bukan dari segi maknanya.
2. Deskripsi
a. Sejarah Kodifikasi
Al-Quran
Al-Quran adalah
wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril a’s. Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara
berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh
manusia. Di dalamnya terkandung pelbagai ilmu, hikmah dan
pengajaran yang tersurat maupun tersirat. Sebagai
umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami
dan mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan
mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu menjadikannya
sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi. Mushaf Al-Qur’an yang ada di tangan kita sekarang
ternyata telah melalui perjalanan panjang yang berliku-liku selama kurun waktu
lebih dari 1400 tahun yang silam dan mempunyai latar belakang sejarah yang menarik
untuk diketahui.
- Al-Quran pada zaman Rasulullah
SAW.
Pengumpulan
Al-Qur’an pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:
- Pertama : al Jam'u fis Sudur
Para
sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima
wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur
(budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka
diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat
masyhur dengan kekuatan daya hafalannya.
- Kedua : al Jam'u fis Suthur
Yaitu
wahyu turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau berumur 40 tahun yaitu 12 tahun
sebelum hijrah ke madinah. Kemudian wahyu terus menerus turun selama kurun
waktu 23 tahun berikutnya dimana Rasulullah. SAW setiap kali turun wahyu
kepadanya selalu membacakannya kepada para sahabat secara langsung dan menyuruh
mereka untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadis-hadis
beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al-Qur’an. Rasul SAW bersabda "Janganlah kalian menulis sesuatu dariku
kecuali Al-Qur’an, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain
- Al-Quran pada zaman Khalifah
Abu Bakar as Siddiq
Sepeninggal
Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah
menyimpan beberapa naskah catatan
(manuskrip) Al-Qur’an, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah
Jam'ul Quran yaitu pengumpulan naskah-naskah atau manuskrip Al-Qur’an yang
susunan surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu
(hasbi tartibin nuzul).
Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya sebab-sebab
yang melatarbelakangi pengumpulan naskah-naskah Al-Qur’an yang terjadi pada
masa Abu Bakar yaitu Atsar yang diriwatkan dari Zaid bin Tsabit r.a.
- Al-Quran pada Zaman khalifah
Umar bin Khatab
Tidak ada
perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al-Qur’an yang dilakukan
oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh khalifah
pertama yaitu mengemban misi untuk menyebarkan islam dan mensosialisasikan
sumber utama ajarannya yaitu Al-Qur’an pada wilayah-wilayah daulah islamiyah
yang baru.
Berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang
kredibilitas serta kapasitas ke-Al-Quranan-nya bisa dipertanggungjawabkan
Diantaranya adalah Muadz bin Jabal, `Ubadah bin Shamith dan Abu Darda'.
- Al-Quran pada Zaman khalifah
Usman bin ‘Affan
Pada masa pemerintahan Usman bin 'Affan terjadi perluasan
wilayah islam di luar Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya
terdiri dari bangsa arab saja ('Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak
positif dan negatif. Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca
Al-Qur’an, karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab. Fenomena
ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang
juga sebagai panglima perang pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin
al-yaman. Imam Bukhari
meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang pada waktu itu
memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria) mendapat misi
untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq menghadap
Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi dimana terdapat
perbedaan bacaan Al-Qur’an yang mengarah kepada perselisihan.
b. wahyu
pertama dan terakhir
Diturunkan
menurut Mannak al-Qattan
- Wahyu pertama diturunkan
a. Pendapat yang paling shahih mengenai
yang pertama kali turun ialah surat Al-‘Alaq ayat 1-5 Diriwayatkan Imam
Al-Bukhari dan Muslim dan lainnya, dari Aisya as yang mengatakan, “wahyu
yang pertama kali dialami oleh Rasulullah SAW, adalah mimpi yang benar diwaktu
tidur. Beliau melihat dalam
mimpi itu datangnya bagaikan terangnya pagi hari. Kemudian beliau suka
menyendiri. Beliau pergi ke gua Hira untuk beribadah beberapa malam. Untuk itu
beliau membawa bekal. Kemudian beliau pulang kembali ke Khadijah ra, maka
Khadijah pun membekali beliau seperti bekal terdahulu. Lalu di gua Hira
datanglah kepada beliau satu kebenaran, yaitu malaikat, yang berkata Nabi,
“bacalah!” Rasulullah menceritakan, maka aku pun menjawab, ‘aku tidak bisa
membaca.’ Malaikat tersebut kemudian memelukku sehingga aku merasa amat payah.
Lalu aku dilepaskan, dan dia berkata lagi, ‘bacalah!’ maka aku pun menjawab,
‘aku tidak bisa membaca.’ Lalu dia merangkulku yang kedua kali sampai aku
kepayahan. Kemudian dia lepaskan lagi dan berkata, ‘bacalah!’ aku menjawab,
‘aku tidak bisa membaca.’ Maka, dia merangkulku yang ketiga kalinya sehingga
aku kepayahan, kemudian dia berkata, ‘bacalah dengan nama tuhanmu yang telah
menciptakan...’ sampai dengan ‘...apa yang tidak diketahuinya’.”(Hal: 89-90)
b. Dikatakan
pula, bahwa yang pertama kali turun adalah ayat, “ya ayyuhal
muddatstsir”(hai orang-orang berselimut). Ini didasarkan pada hadist yang
juga Hr. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Salamah Bin Abdirrahman. Dia
berkata, “kau bertanya kepada Jabir Bin Abdillah. ‘yang manakah
diantara Al-Qur’an itu yang turun pertama kali?’ dia menjawab, ‘ya
ayyuhal muddatstsir.’ Aku bertanya lagi, ‘bukannya iqra’ bismi
rabbika?’ dia menjawab, ‘aku katakan kepadamu apa yang
dikatakan Rasulullah kepada kami. Beliau bersabda,“sesungguhnya aku
berdiam diri di gua hira. Maka ketika habis masa diamku, aku turun aku telusuri
lembah. Aku lihat ke muka, ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Lalu aku lihat ke
langit, tiba-tiba aku melihat Jibril yang amat manakutkan. Maka aku pulang ke
Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka menyelimuti aku.
- wahyu Terakhir Diturunkan
a. Hadist
Al-Bukhari dari Ibnu Abbas, yang mengatakan, “ayat yang terakhir
diturunkan adalah ayat tentang riba.” Yaitu surat Al-Baqarah ayat 278. (hal:
95)
b. Hadist
yang diriwayatkan An-Nasa’i dan lain-lain, dari Ibnu Abbas dan Said Bin
Jubair, “ayat Al-Qur’an yang terakhir kali turun ialah, “dan
peliharalah darimu dari azdab yang terjadi pada suatu hari dimana pada waktu
itu kamu semua dikembalikan kepada allah...” (Al-Baqarah: 281)
c. Dikatakan
bahwa ayat yang terakhir kali turun itu ayat tentang
hutang, dasarnya adalah hadist yang diriwayatkan dari Said Bin Al-Musayyib, “...telah
sampai kepadanya bahwa ayat Al-Qur’an yang paling muda di Arsy ialah ayat
mengenai hutang.” Yaitu surat Al-Baqarah ayat 282.
d. Ayat
yang turun terakhir menurut hadist Al-Barra’ ini adalah berhubungan dengan
masalah warisan. Yaitu surat An-Nisaa’ ayat 176 (hal: 96)
e. Dalam
Al-Mustadrak disebutkan dari Ubay Bin Ka’ab, ia berkata, “ayat yang terakhir
diturunkan yaitu: “sesungguhnya telah telah datang kepadamu seorang
dari kaummu sendiri...” (At-Taubah: 128) sampai akhir surat. Mungkin
yang dimaksud adalah ayat terakhir yang diturunkan dari surat At-Taubah.
C. Hikmah Nasikh dan mansukh menurut buku
karangan Mohamad Ghufron dan
Rahmawati?
1. Menunjukkan
bahwa syariat islam yang di ajarkan rasulullah adalah syariat yang paling
sempurna, yang telah menghapus syariat-syariat dari agama sebelumnya. Karena
syariat islam telah mencakup ajaran-ajaran sebelumnya.
2. untuk
kemaslahatan umat islam.
3.untuk menguji
umat islam dengan perubahan hukum, apakah dengan perubahan ini mereka masih
taat atau sebaliknya.
d. Perbedaan tafsir
dan takwil
Perbedaan
tafsir dan takwil adalah sebagai berikut:
1.Tafsir lebih banyak digunakan pada lafas dan
mufradat sedangkan takwil lebih banyak digunakan pada jumlah dan makna-makna.
2.Tafsir apa yang bersangkutan paut dengan riwayah
sedangkan Takwil apa-apa yang bersangkutan paut dengan dirayah.
3.Tafsir menjelaskan secara detail sedangkan Takwil
hanya menjelaskan secara global tentang apa yang dimaksud dengan ayat itu.
4.Takwil menjabarkan kalimat-kalimat dan menjelaskan
maknanya sedangkan tafsir menjelaskan secara dengan sunnah dan menyampaikan
pendapat para sahabat dan para ulama dalam penafsiran itu.
5.Tafsir menjelaskan lafas yang zahir ,adakalanya
secara hakiki dan adakalanya secara majazi sedangkan Takwil menjelaskan lafas
secara batin atau yang tersembunyi yang diambil dari kabar orang orang yang
sholeh.
Menurut DR.
Yahya Mahmud Junaid, percetakan al-Qur’an pertama setidaknya dilakukan di tiga
tempat di Eropa:
1. Venesia atau Roma pada kisaran
tahun 1499 sampai 1538 M, terdapat perbedaan pandangan tentang hal ini.
Termasuk juga siapa yang memimpin proyek ini. Tetapi yang pasti salah satu dari
versi cetak ini ditemukan oleh Angela Novo di perpustakaan seorang pendeta di
Bunduqiyah. Namun juga kemudian disepakati bahwa cetakan ini lalu dimusnahkan
atas perintah Paus saat itu, dengan berbagai dugaan seputar motivasi pemusnahan
itu.
2. Hamburg pada tahun 1694. Proyek
percetakan ini dilakukan oleh seorang orientalis Jerman yang beraliran
Protestan, EbrahamiHincklmani. Ia menegaskan bahwa tujuannya menjalankan proyek
ini bukan untuk menyebarkan ajaran Islam di kalangan orang
Protestan,
tapi untuk mempelajari Bahasa Arab dan Islam. Cetakan ini terdiri dari 560
halaman, dicetak dengan tinta hitam, namun sangat disayangkan memiliki banyak
sekali kesalahan. Terdapat penggantian posisi huruf, hilangnya huruf tertentu
dari satu kata, dan kesalahan lain terkait dengan penamaan surat. DR.
Yahya menyebutkan bahwa cetakan ini masih tersimpan hingga kini di beberapa
perpustakaan dunia, seperti Dar al-Kutub al-Mishriyyah dan Perpustakaan
Universitas King Su’ud di Riyadh.
3. Batavia pada tahun 1698. Versi cetakan
ini terdiri teks al-Qur’an itu sendiri, serta terjemah dan catatan komentar
terhadapnya. Versi ini sendiri disiapkan oleh seorang pendeta Italia bernama
LudvicoMarraceiLucersi. Cetakan ini memiliki kelebihan dari segi penggunaan
jenis huruf yang lebih bagus dari 2 versi cetakan sebelumnya.
3. Mohammad
Gufron & Rahmawati dalam bukunya dengan judul Ulūmul Qurān (praktis & mudah) menjelaskan bahwa:
a. Ada 4 faedah
mengetahui surat Madaniyah dan Makkiyah. Sebutkan 2 saja!
1. bukti
ketinggian bahasa al-qur an. Sebab di dalamnya All ah mengajak bicara setiap
kaum sesuai keadaan merka baik penyampaian yang keras maupun lembut.
2. sebagai
pelaksanaan syariat islam secara bertahp. Sebab al-quran turun secara
berangsur-angsur sesuai keadaan dan kesiapan umat di dalam menerima dan
melaksanakan syariat yang di turunkan.
3. sebagai
pendidikan para da’i untuk mengikuti metode al-quran dalam tatacara penyampaian
tema yaitu mulai dari perkara yang paling penting serta menggunakan kekerasan
dan kelembutan sesuai kondisi.
4 pembeda antara
nasikh dan mansukh. Jika ada dua ayat itu madaniyah dan makkiyah yang keduanya
memnuhi syarat-syarat hukum naskh, maka ayat madaniyah menjadi nasikh , sebab
ayat-ayat madaniyah datang setelah ayat makkiayah.
b. Menurut al-Balqini, qiraat itu ada 3
bagian. Sebutkan ketiganya?
1. mutawattir
: yaitu qira’at (tujuh) yang termashur
2. ahad : yaitu
qira’at tsalatsah yang mana tiga tokoh imam ini jika di gabungkan dengan
kelompok qira’at sab’ah menjadi qira’at ‘asyrah’ (10 qira’at)
3. syaadz : yaitu
qira;at tabi’in seperti A’masy, yahya, ibnub jubair dan lainya
c. Ada 7 Imam (qiraah sabah) yang bisa digunakan dalam
bacaan sholat dan bacaan al Quran. Sebutkan ketujuh imam tersebut!
1. nafi’ al-madani
2. ibnu katsir
al-makki
3. abu amr bin
al-a’la
4. ibnu amir al-
dimasyqi
5. ashim al-kufi
6. hamzah bin
habib al-zayyat al-kufi
7. al-qisya’i
4. Disebutkan dalam materi Tafsir, Tawil
dan Terjamah bahwa corak penerjemahan ada tiga. Sebutkan ketiganya!
Pada
materi tafsir dan takwil ada tiga corak penerjemahan, yaitu:
- Terjemah maknawiyah tafsiriyah, yaitu
menerangkan makna atau kalimat dan mensyarahkannya, tidak terikat oleh
leterleknya, melainkan oleh makan (tempat) dan tujuan kalimat aslinya. Terjemah
semacam ini (dengan corak lain) sinonim dengan tafsir;
- Terjemah harfiyyah bimitsli, yaitu
menyalin atau mengganti kata-kata dari bahasa asli dengan kata sinonim
(muradif)nya ke dalam bahasa baru dan terikat oleh bahasa aslinya.
- Terjamah harfiyyah bidūnil mitsli,
yaitu menyalin atau mengganti makna dan segi sastranya, menurut kemampuan
bahasa baru itu dan sejauh kemampuan penerjemahnya.