oleh Vanda P.
Dongeng Istana Pasir - Luna, saudara Oki datang berlibur ke rumah Oki. Luna adalah seorang penyihir cilik. Wajahnya cantik. "Ki, besok aku berulang tahun. Itu sebabnya aku kesini! Aku ingin merayakannya disini!" ujar Luna.
Wah, Oki pusing juga. Ia lalu berjalan ke pantai, sambil mencari ide. "Apa yang harus kulakukan untuk memeriahkan ulang tahun Luna?" pikir Oki sambil bermain pasir. Tanpa disadari, ia membuat sebuah istana dari pasir.
"Wah bagus sekali istana pasirmu!" ujar Luna yang tiba-tiba muncul. "Andai aku putri raja, tentu ulang tahunku dirayakan di istana. Asyik,ya!" Luna mengkhayal. "Ah aku ada akal!" gumam Oki seketika.
Oki lalu menemui Nirmala. Ia membisikkan sesuatu. "Oooo.... beres, Ki!" ujar Nirmala sambil tersenyum lebar. "Eh itu pak Dobleh! Kau juga bisa minta tolong padanya untuk membuat makanan!" saran Nirmala.
Oki lega karena pak Dobleh tak menolak permintaannya. "Akan kubuatkan makanan yang enak untuk pesta saudaramu!" janji pak Dobleh. Kini Oki mengundang teman-teman kurcacinya untuk datang ke pesta Luna.
Esoknya, pagi-pagi sekali Oki dan Nirmala ke pantai. Oki kembali membuat istana dari pasir. Lalu, "sim salabim!" Nirmala menyulap istana pasir itu menjadi istana betulan. Indah dan megah. "Wah Luna pasti senang!" seru Oki riang.
Wuah, lihatlah! Meriah sekali pesta ulang tahun Luna. Pak Dobleh menghidangkan makanan lezat di atas cangkang-cangkang kerang. Kurcaci-kurcaci datang membawa hadiah. Ratu bidadari pun datang. Ia menghadiahi Luna sebuah mahkota mungil. Hmmm... Luna jadi seperti putri raja kan? "Terima kasih, semuanya! Ini pesta ulang tahunku yang paling meriah!" gumam Luna bahagia.