Ngaji hikam #1
PENGANTAR TENTANG KITAB HIKAM
Sebelum kita "ngaji", mari kita hadiahkan fatihah. Pertama kepada pengarang Kitab al-Hikam, yaitu Syekh Ahmad ibn Muhammad ibn Abdul Karim ibn Atha'illah al-Sakandari al-Shadzili. Kedua, kepada ayah saya dan guru saya: Kiai Abdullah Rifai serta ibu saya Nyai Salamah.
Bagi yang bukan Muslim, mohon berkenan hening sebentar, mengirimkan doa kepada SyekH ibm Atha'illah.
Siapakah Syekh Ibn Atha'illah pengarang Kitab Hikam itu?
Dia adalah seorang sufi besar dari Mesir, salah satu mursyid atau guru spiritual dalam tarekat Syadziliyya (Shadhili order). Nama lengkapnya adalah Tajuddin Abul Fadl Ahmad ibn Muhammad ibn Abdul Karim... Ibn Atha'illah al-Sakandari al-Syadzili.
Mula-mula, tokoh kita ini tidak menyukai tasawwuf atau mistik Islam. Suatu hari, beliau mengikuti dan mendengarkan ceramah Abul Abbas al-Mursi, mursyid kedua dalam tarekat Syadiliyyah.
Dalam sekejap beliau berubah haluan: jatuh cinta pada tasawwuf. Beliau sangat kagum terhadap isi ceramah Syekh al-Mursi. Kemudian Syekh Ibn Athaillah ikut bai'at dan menjadi anggota tarekat Syadziliyyah. Belakangan, beliau menjadi tokoh penting dalam tarekat ini. Dari sosok yang anti tasawwuf kemudian menjadi tokoh besar dalam tasawwuf. Itulah Syekh Ibn Atha'llah.
Kitab Hikam sangat populer di seluruh dunia Islam, bukan saja di kalangan pengikut tarekat Syadiliyyah, tetapi juga di luar lingkaran itu. Sebabnya adalah, saya kira, kitab ini berisi mutiara-mutiara bijak yang sangat puitis dan sekaligus mendalam maknanya.
Kitab ini dikomentari/di-syarahi oleh banyak ulama sejak dulu. Salah satu syarah yang terkenal adalah karya Ibn Ajibah, sufi besar dari Maroko. Dia menulis komentar atas Kitab Hikam dengan judul " Iqadzul Himam". Kitab inilah yang menjadi sandaran saya untuk "ngaji" di sini.
Kitab Hikam dulu selalu diajarkan oleh Mbah Abdullah Salam Kajen. Saya masih ingat saat kecil dulu, Mbah Dullah (begitu kami memanggilnya di Kajen, Pati) sering mengajar kitab ini di Masjid Kajen setiap Selasa pagi.
Pengajian itu terus berlangsung sampai beliau wafat. Sekarang, pengajian itu diteruskan oleh putera beliau, Kiai Nafi' Abdullah Salam. Kiai Nafi' adalah guru saya yang pernah mengajar saya kirab "Lubb al-Ushul" dalam bidang teori hukum Islam (ushul fiqh).
Ibn Atha'illah tinggal di Kairo, dan hidup sezaman dengan Ibn Taymiyah, tokoh yang dianggap sebagai pendahulu gerakan Wahabi itu. Beliau sangat keras melawan pendapat-pendapat Ibn Taymiyyah.
Dalam bidang fikih, Ibn Atha'illah adalah pengikut mazhab Maliki. Beliau adalah salah satu ulama dalam mazhab itu.
Ibn Atha'illah meninggal pada 1309 M di Kairo. Waktu berkunjung ke Kairo beberapa tahun lalu, saya sempat ziarah ke makam beliau.
Sekian pengantar pendek tentang Syekh Ibn Atha'illah.
Setelah pengantar pendek ini, mari kita masuk ke pembahasan Kitab Hikam. Bismillah...@