MAKALAH
TENTANG
ANALISIS PENETAPAN
KUOTA PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PAMEKASAN
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen
Peserta Didik
Yang dibimbing
oleh: Dr. Mohammad Toha M. Pd.
Disusun oleh:
ANGGA RISKI DILLA
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PAMEKASAN
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Tak
ada kata yang mampu terucap dari bibir al-faqir kecuali lantunan syukur atas
nikmat tak terhitung yang telah diberikan Allah SWT Dzat yang maha mengatur,
karenannya sampai saat ini penulis masih mampu untuk terus melangkah, bertekad
dan berjuang mengejar angan dan impianyang sejak dulu digantungkan dilangit
sana. Dengan tekad dan perjuangan tersebut, cucuran keringat, juga usaha keras
yang cukup memeras keringat serta pikiran, akhirnya penulis mampu menyelesaikan
tugasnya dalam bentuk makalah yang di susun serapi mungkin
Seribu
bingkisan salam, semoga tetap mengalir deras kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
Nabi dan Rasul terakhir, penyempurna Syariat ummat terdahulu yang telah
memberikan Bisyarah kepada umat manusia tentang kemenangan Islam Wal Muslimin
di masa yang akan datang. Allahu Akbar.Semoga kita sebagai ummatnya mampu
meneladani kiprah perjuanganya, konstelasi politiknya, kepemimpinannya, serta
akhlak dan budi pekertinya yang luhur.
Dengan
terselesainya makalah
ini, penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak
yang telah membantu memberikan saran informasi dan ilmu pengetahuan serta
kesempurnaan dalam selesainya makalah ini. Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah penulis buat masih banyak kekurangan .
Akhirnya
saran dan kritik para pembaca sangat kami harapkan sebagai Muhasabah An-nafs
dan kemajuan penulis ke depan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi umat
Islam .Amien Yaa Rabbal ‘Alamin!
Pamekasan,
01 Nopember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Penetapan kuota peserta didik di SMAN 5 Pamekasan......................... 2
B.
Langkah yang dilakukan dalam menghadapi
pendaftar melebihi kuota yang telah ditentukan 3
C.
Keterlibatan OSIS
dalam penetapan kuota peserta didik...................... 3
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................ 4
B.
Saran ...................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada umumnya penenimaan peserta didik baru
sebenarnya adalah salah satu kegiatan menejemen peserta didik yang sangat
penting, dikatakan demikian karna jika tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah berarti tidak akan
ada yang harus ditangani atau di atur. Disamping itu penerimaan
peserta didik termasuk salah satu aktifitas penting dalam menejemen peserta
didik, sebab aktifitas penerimaan ini menentukan seberapa kulitas input yang
dapat direkrut oleh sekolah tersebut.
penerimaan
siswa baru perlu di kelola sedemikian rupa yang mulai dari perencanaan
penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan di terima.
Kegiatan ini biasanya di kelola oleh panitia penerimaan siswa baru yang sudah
di tunjuk oleh kepala sekolah yang kemudian di lakukan pengelompokan dan
orientasi sehingga secara fisik orientasi emosional peserta didik siap untuk
mengikuti pendidikan di sekolah.
Maka dari itu, makalah
ini akan menguraikan
tentang penetapan
kuota peserta didik di Sekolah SMAN 5 Pamekasan, makalah ini akan membahas tentang
seluruh proses penetapan kota peserta didik. Jadi, dengan pembahasan seperti
ini, memungkinkan kepada kita agar dapat mengetahui bahkan memberikan
pengetahuan terhadap pendidik dalam melangsungkan kegiatan pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah di SMAN 5 pamekasan dilakukan penetapan kuota peserta didik?
2.
Bagaimana jika siswa yang daftar melebihi kuota yang telah
ditetapkan?
3.
Apakah organisasi intra sekolah (OSIS) dilibatkan dalam hal
tersebut?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengatahui penetapan kuota
peserta didik di SMAN 5 pamekasan setiap
tahunnya.
2.
Mengetahui langkah-langkah di SMAN 5 pamekasan dalam menghadapi pendaftar melebihi kuota
yang di tetapkan
3.
Mengetahui keterlibatan organisasi intra sekolah (OSIS) di SMAN 5 pamekasan dalam penetapan kuota yang telah di tetapkan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penetapan Kuota Peserta didik di SMAN 5 pamekasan
Umumnya
pada sekolah-sekolah terlebih dahulu mempertimbangkan berapa daya tampung sekolah
tersebut karena apapun sistem penerimaannya apabila daya tampungnya tidak
dipertimbangkan akan sia sia saja. Dari hasil penentuan peserta
didik yang diterima maka dihasilan tiga kebijakan sekolah yaitu peserta didik
yang diterima, peserta didik cadangan, peserta didik yang tidak diterima yang
kemudian akan di umumkan.[1]
E Mulyasa
mensinyalir bahwa penerimaan siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa yang
mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru
yang akan diterima. Kegiatan ini biasanya akan dikelola oleh panitia penerimaan
siswa baru yang sudah ditunjuk oleh kepala sekolah yang kemudian dilakukan
pengelompokan dan orientasi sehingga sevara fisik orientasi emosional peserta
didik siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.[2]
Disamping itu,
hal yang paling penting untuk dipertambangkan adalah daya tampung sekolah karna
berdasarkan Rohiat yang
mengatakan bahwa dalam proses penerimaan siswa baru hal yang harus
dipertimbangkan pertama kali adalah menetapkan jumlah atau kouta peserta didik
yang akan diterima.[3]
Berapa
jumlah calon siswa yang akan di terima di suatu sekolah sangat bergantung pada
jumlah kelas atau fasilias tempat duduk yang tersedia. Artinya, jumlah yang
akan di terima di sekolah di sesuaikan dengan fasilitas terutama jumlah gedung
yang akan di tempati ketika siswa telah di terima disekolah tersebut.[4]
Langkah
pertama setelah perencanaan kesiswaan adalah proses perekrutan siswa atau yang
biasa di kenal dengan penerimaan siswa baru. Penerimaan mahasiswa baru
merupakan salah satu kegiatan yang pertama di lakukan yang biasanya mengadakan
dengan seleksi calon siswa. Pengelolaan siswa baru ini harus di lakukan secara
terorganisasi dan terencana sehingga kegiatan pembelajaran dapat di laksanakan
pada hari pertama setiap tahun ajaran baru. [5]
Berdasarkan
observasi yang di lakukan di SMAN 5 pamekasan, menurut penyampaian ibu soekir basyiriah
selaku waka kesiswaan dalam penetapan kuota terdapat bayak hal terkait dengan penentuan
kota dalam setiap pendidikan, khususnya di sekolah SMAN 5 pamekasan, yaitu,
sudah mendapatkan PAGU dari Diknas perkelasnya, masing-masig 7 kelas dengan
jumlah 32 siswa, disamping itu dimana dalam menentukan kuota tersebut masih
dilakukan analisis tempat yang di jadikan daya tampung sekolah, situasi, dan
sarana. Oleh karenanya
hal tersebut menjadi penting dalam memenuhi target yang di butuhkan oleh
sekolah yang menjadi dasar kebutuhan peserta didik. Sehingga sekolah mampu menyiapkan daya
tampung yang cukup memadai terkait dengan kuota yang akan di tetapkan. Dengan
demikian sistem yang di terapkan mampu
menghasilkan sebuah kebijakan dan hasil yang maksimal. Sekolah menetapkan kuota untuk peserta didik supaya peserta didik dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar konsentrasi dan fokus pada pelajaran karena
dalam kelas tidak terlalu banyaknya siswa dengan ditetapkannya masing-masing
kelas 32 siswa menjadikan kelas dapat terorganisir dengan baik dan nyaman.
B. Langkah Yang Dilakukan
SMAN 5
pamekasan dalam menghadapi jumlah siswa yang melebihi kuota.
Berdasarkan
penyampaian
ibu soekir basyriah selaku waka kesiswaan terkait dengan siswa yang
melebihi target yang telah di tetapkan maka sekolah dan semua crew yang berada
di sekolah menyusun dan melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam menetapkan kuota.
Namun, Sebelum kuota di tetapkan masih
dilakukan seleksi terlebih dahulu, sistem yang di pakai yaitu ada dua jalur.
Jalur TES (PPDUB) atau regular dan jalur nontes atau unggulan. Untuk yang jalur
tes harus menyelesaikan soal tes seperti geogarafi sedangkan yang jalur nontes
harus pernah menjadi juara dan memiliki skiil dan keahlian dalam bermain futsal ( futsmala ).
Dengan
demikian, jalur tersebut di maksudkan agar siswa yang mendaftar, terlebih
dahulu diwajibkan menyelesaikan serangkaian tugas yang berupa soal-soal tes,
jika yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan tugas berdasarkan kreteria
tertentu yang telah di tentukan, maka peserta tidak akan di terima, sebaliknya
jika peserta didik dapat menyelesaikan
tugas berdasarkan kreteria tertentu yang telah di tentukan maka yang
bersangkutan di terima sebagai siswa disekolah.
Oleh sebab itu, menurut penyampaian waka kesiswaan,
dari hasil seleksi tersebut dilakukan pemetakan-pemetakan sehingga setiap
kelas terdapat kurang lebih 32 siswa. Dengan sistem tersebut,
kemungkinan besar dapat mengoptimalkan
kelancaran kegiatan pendidikan di sekolah. Disini sekolah juga ikut andil dalam siswa yang tidak dapat masuk
karena kuota yang telah ditetapkan sudah terpenuhi, pihak sekolah mengarahkan
siswa yang tidak kebagian tempat duduk karena sudah full dengan siswa yang
lainnya, sekolah mengambil nilai siswa yang paling tinggi dalam penentuan siswa
bisa masuk atau tidaknya dalam sekolah tersebut. Artinya sekolah disini
mengambil siswa-siswa yang mempunyai nilai tertinggi dari tes yang di lakukan.
Pihak sekolah mengarahkan ke sekolah lainnya dengan menunjukkan nilai yang
telah diperoleh selama mengikuti tes di SMAN 5 PAMEKASAN dan membantu siswa
untuk dapat di terima di sekolah lain yang belum membuka pendaftaran bagi calon
siswa baru.
C.
Keterlibatan OSIS Dalam Penetapan Kuota Peserta Didik
Dari penyampaian waka kesiswaan, bahwa osis sebagai organisasi intra, juga ikut serta dilibatkan meskipaun tidak keseluruhan terlibat dalam
menentukan kota peserta didik. Keterlibatan OSIS dalam hal ini, sebagai pelaksana dalam melaksanakan masa orientasi siswa baru. Tujuan orentasi siswa
baru, yaitu pengenalan mengenai keadaan-keadaan sekolah serta pengenalan
pelajaran yang akan diahadapi dan hal ini tidak jauh berbeda dengan fungsi OSIS
di SMAN 5 tersebut, Oleh karenanya selain OSIS sebagai penyambung lidah
para siswa namun juga sebagai pelaksana dalam penentuan kota yang telah di
tetapkan dalam sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penentuan kuota yang ditetapkan bukan hanya sekolah
yang menentukan tetapi ditentukan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan, sekolah
hanya melaksanakan apa yang telah ditentukan dengan catatan sekolah memberikan
pelayanan dan kenyaman bagi siswa baru yang akan masuk ke sekolah SMAN 5
PAMEKASAN kerana dengan pelayanan yang memuaskan siswa merasa nyaman mengikuti
kegiatan belajar mengajar setelah menjadi siswa di SMAN 5 PAMEKASAN.
menurut penyampaian waka kesiswaan, dari hasil seleksi
tersebut dilakukan pemetakan-pemetakan sehingga
setiap kelas terdapat kurang
lebih 32 siswa. Dengan sistem tersebut, kemungkinan besar dapat mengoptimalkan kelancaran kegiatan
pendidikan di sekolah. Disini sekolah
juga ikut andil dalam siswa yang tidak dapat masuk karena kuota yang telah
ditetapkan sudah terpenuhi, pihak sekolah mengarahkan siswa yang tidak kebagian
tempat duduk karena sudah full dengan siswa yang lainnya, sekolah mengambil
nilai siswa yang paling tinggi dalam penentuan siswa bisa masuk atau tidaknya
dalam sekolah tersebut. Artinya sekolah disini mengambil siswa-siswa yang
mempunyai nilai tertinggi dari tes yang di lakukan. Pihak sekolah mengarahkan
ke sekolah lainnya dengan menunjukkan nilai yang telah diperoleh selama
mengikuti tes di SMAN 5 PAMEKASAN dan membantu siswa untuk dapat di terima di
sekolah lain yang belum membuka pendaftaran bagi calon siswa baru.
.
Keterlibatan OSIS dalam hal ini, sebagai
pelaksana dalam melaksanakan masa
orientasi siswa baru. Tujuan orentasi siswa
baru, yaitu pengenalan mengenai keadaan-keadaan sekolah serta pengenalan
pelajaran yang akan diahadapi dan hal ini tidak jauh berbeda dengan fungsi OSIS
di SMAN 5 tersebut.
B.
Saran
Kehidupan ini adalah wadah atau lahan menguji mental dan intelektual,
dari sejak awal perubahan kiblat pemikiran dari budaya,sosial, bahkan
peribadahan, kita harus mampu berfikir dan mengolah terlebih dulu yang kita
tangkap melalui panca indra sebelum semuanya kita telan dan berwujud virus,
bersifat perusak dalam organ keimanan yang akan menjadi penyesalan dalam akhir
kejadian.
“Jangan sampai fikiran merajai nafsu” ini adalah taming pertama
dalam jenjang pemikiran memilih sesuatu yang indah dan benar sesuai tuntunan
yang telah menjadi prinsip hidup beragama yang berlandaskan syari’at Bagi para
pembaca umumnya, jangan merasa malas untuk membaca, apapun itu, karena membaca
adalah pengiring pertma menuju ridho-Nya.
Bagi
para pembaca umumnya, jangan merasa malas untuk membaca, apapun itu, karena
membaca adalah pengiring pertama menuju jendela pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Minarti
Sri, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2011.
Prihatin Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung
: Alfabeta, 2011.
Rohiat, Manajemen Sekolah, Bandung : PT. Rrefika Aditama, 2012.
Muljani A.
Nurhadi, administrasi pendidikan di
sekolah ( yogkakarta: andi offset, 1983 ).
Mulyasa, manajemen berbasis sekolah ( bandung:
remaja rosdakarya, 2004 ).
[2] Sri
Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola
Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011), hlm
161
[4] Muljani
A. Nurhadi, administrasi pendidikan di
sekolah ( yogkakarta: andi offset, 1983 ). Hlm. 37.