Friday 27 November 2015

contoh makalah ANALISIS PENETAPAN KUOTA PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PAMEKASAN


MAKALAH
TENTANG
ANALISIS PENETAPAN KUOTA PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PAMEKASAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Peserta Didik
Yang dibimbing oleh: Dr. Mohammad Toha M. Pd.





Disusun oleh:
ANGGA RISKI DILLA


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PAMEKASAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2014-2015



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim                                                               
Tak ada kata yang mampu terucap dari bibir al-faqir kecuali lantunan syukur atas nikmat tak terhitung yang telah diberikan Allah SWT Dzat yang maha mengatur, karenannya sampai saat ini penulis masih mampu untuk terus melangkah, bertekad dan berjuang mengejar angan dan impianyang sejak dulu digantungkan dilangit sana. Dengan tekad dan perjuangan tersebut, cucuran keringat, juga usaha keras yang cukup memeras keringat serta pikiran, akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugasnya dalam bentuk makalah yang di susun serapi mungkin
Seribu bingkisan salam, semoga tetap mengalir deras kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir, penyempurna Syariat ummat terdahulu yang telah memberikan Bisyarah kepada umat manusia tentang kemenangan Islam Wal Muslimin di masa yang akan datang. Allahu Akbar.Semoga kita sebagai ummatnya mampu meneladani kiprah perjuanganya, konstelasi politiknya, kepemimpinannya, serta akhlak dan budi pekertinya yang luhur.
Dengan terselesainya makalah ini, penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan saran informasi dan ilmu pengetahuan serta kesempurnaan dalam selesainya makalah ini. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah penulis buat  masih banyak kekurangan .
Akhirnya saran dan kritik para pembaca sangat kami harapkan sebagai Muhasabah An-nafs dan kemajuan penulis ke depan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi umat Islam .Amien Yaa Rabbal ‘Alamin!     

Pamekasan, 01 Nopember 2015


Penulis

DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Penetapan kuota peserta didik di SMAN 5 Pamekasan......................... 2
B.     Langkah yang dilakukan dalam menghadapi pendaftar melebihi kuota yang telah ditentukan   3         
C.     Keterlibatan OSIS  dalam penetapan kuota peserta didik...................... 3
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................ 4
B.     Saran ...................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada umumnya penenimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan menejemen peserta didik yang sangat penting, dikatakan demikian karna jika tidak ada peserta didik  yang diterima di sekolah berarti tidak akan ada yang harus ditangani atau di atur. Disamping itu penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktifitas penting dalam menejemen peserta didik, sebab aktifitas penerimaan ini menentukan seberapa kulitas input yang dapat direkrut oleh sekolah tersebut.
penerimaan siswa baru perlu di kelola sedemikian rupa yang mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan di terima. Kegiatan ini biasanya di kelola oleh panitia penerimaan siswa baru yang sudah di tunjuk oleh kepala sekolah yang kemudian di lakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik orientasi emosional peserta didik siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.
Maka dari itu, makalah ini akan menguraikan tentang penetapan kuota peserta didik di Sekolah SMAN 5 Pamekasan, makalah ini akan membahas tentang seluruh proses penetapan kota peserta didik. Jadi, dengan pembahasan seperti ini, memungkinkan kepada kita agar dapat mengetahui bahkan memberikan pengetahuan terhadap pendidik dalam melangsungkan kegiatan pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah di SMAN 5 pamekasan  dilakukan penetapan kuota peserta didik?
2.      Bagaimana jika siswa yang daftar melebihi kuota yang telah ditetapkan?
3.      Apakah organisasi intra sekolah (OSIS) dilibatkan dalam hal tersebut?



C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengatahui penetapan kuota peserta didik di SMAN 5 pamekasan setiap tahunnya.
2.      Mengetahui langkah-langkah di SMAN 5 pamekasan dalam menghadapi pendaftar melebihi kuota yang di tetapkan
3.      Mengetahui keterlibatan organisasi intra sekolah (OSIS) di SMAN 5 pamekasan  dalam  penetapan kuota yang telah di tetapkan


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Penetapan Kuota Peserta didik di SMAN 5 pamekasan
Umumnya pada sekolah-sekolah terlebih dahulu mempertimbangkan berapa daya tampung sekolah tersebut karena apapun sistem penerimaannya apabila daya tampungnya tidak dipertimbangkan akan sia sia saja. Dari hasil penentuan peserta didik yang diterima maka dihasilan tiga kebijakan sekolah yaitu peserta didik yang diterima, peserta didik cadangan, peserta didik yang tidak diterima yang kemudian akan di umumkan.[1]
E Mulyasa mensinyalir bahwa penerimaan siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa yang mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima. Kegiatan ini biasanya akan dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru yang sudah ditunjuk oleh kepala sekolah yang kemudian dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga sevara fisik orientasi emosional peserta didik siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.[2]
Disamping itu, hal yang paling penting untuk dipertambangkan adalah daya tampung sekolah karna berdasarkan Rohiat yang mengatakan bahwa dalam proses penerimaan siswa baru hal yang harus dipertimbangkan pertama kali adalah menetapkan jumlah atau kouta peserta didik yang akan diterima.[3]
Berapa jumlah calon siswa yang akan di terima di suatu sekolah sangat bergantung pada jumlah kelas atau fasilias tempat duduk yang tersedia. Artinya, jumlah yang akan di terima di sekolah di sesuaikan dengan fasilitas terutama jumlah gedung yang akan di tempati ketika siswa telah di terima disekolah tersebut.[4]
Langkah pertama setelah perencanaan kesiswaan adalah proses perekrutan siswa atau yang biasa di kenal dengan penerimaan siswa baru. Penerimaan mahasiswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama di lakukan yang biasanya mengadakan dengan seleksi calon siswa. Pengelolaan siswa baru ini harus di lakukan secara terorganisasi dan terencana sehingga kegiatan pembelajaran dapat di laksanakan pada hari pertama setiap tahun ajaran baru. [5]
Berdasarkan observasi yang di lakukan di SMAN 5 pamekasan, menurut penyampaian ibu soekir basyiriah selaku waka kesiswaan dalam penetapan kuota  terdapat bayak hal terkait dengan penentuan kota dalam setiap pendidikan, khususnya di sekolah SMAN 5 pamekasan, yaitu, sudah mendapatkan PAGU dari Diknas perkelasnya, masing-masig 7 kelas dengan jumlah 32 siswa, disamping itu dimana dalam menentukan kuota tersebut masih dilakukan analisis tempat yang di jadikan daya tampung sekolah, situasi, dan sarana. Oleh karenanya hal tersebut menjadi penting dalam memenuhi target yang di butuhkan oleh sekolah yang menjadi dasar kebutuhan peserta didik.  Sehingga sekolah mampu menyiapkan daya tampung yang cukup memadai terkait dengan kuota yang akan di tetapkan. Dengan demikian  sistem yang di terapkan mampu menghasilkan sebuah kebijakan dan hasil yang maksimal. Sekolah menetapkan kuota untuk  peserta didik supaya peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar konsentrasi dan fokus pada pelajaran karena dalam kelas tidak terlalu banyaknya siswa dengan ditetapkannya masing-masing kelas 32 siswa menjadikan kelas dapat terorganisir dengan baik dan nyaman.



B.     Langkah Yang Dilakukan SMAN 5 pamekasan dalam menghadapi jumlah siswa yang melebihi kuota.
Berdasarkan penyampaian  ibu soekir basyriah selaku waka kesiswaan terkait dengan siswa yang melebihi target yang telah di tetapkan maka sekolah dan semua crew yang berada di sekolah menyusun dan melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam menetapkan kuota. Namun, Sebelum kuota di tetapkan  masih dilakukan seleksi terlebih dahulu, sistem yang di pakai yaitu ada dua jalur. Jalur TES (PPDUB) atau regular dan jalur nontes atau unggulan. Untuk yang jalur tes harus menyelesaikan soal tes seperti geogarafi sedangkan yang jalur nontes harus pernah menjadi juara dan memiliki skiil dan keahlian dalam bermain futsal ( futsmala ).
Dengan demikian, jalur tersebut di maksudkan agar siswa yang mendaftar, terlebih dahulu diwajibkan menyelesaikan serangkaian tugas yang berupa soal-soal tes, jika yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan tugas berdasarkan kreteria tertentu yang telah di tentukan, maka peserta tidak akan di terima, sebaliknya jika peserta didik  dapat menyelesaikan tugas berdasarkan kreteria tertentu yang telah di tentukan maka yang bersangkutan di terima sebagai siswa disekolah.
Oleh sebab itu, menurut penyampaian waka kesiswaan, dari hasil seleksi tersebut dilakukan pemetakan-pemetakan sehingga  setiap  kelas terdapat kurang lebih 32 siswa. Dengan sistem tersebut, kemungkinan besar  dapat mengoptimalkan kelancaran kegiatan pendidikan di sekolah. Disini sekolah juga ikut andil dalam siswa yang tidak dapat masuk karena kuota yang telah ditetapkan sudah terpenuhi, pihak sekolah mengarahkan siswa yang tidak kebagian tempat duduk karena sudah full dengan siswa yang lainnya, sekolah mengambil nilai siswa yang paling tinggi dalam penentuan siswa bisa masuk atau tidaknya dalam sekolah tersebut. Artinya sekolah disini mengambil siswa-siswa yang mempunyai nilai tertinggi dari tes yang di lakukan. Pihak sekolah mengarahkan ke sekolah lainnya dengan menunjukkan nilai yang telah diperoleh selama mengikuti tes di SMAN 5 PAMEKASAN dan membantu siswa untuk dapat di terima di sekolah lain yang belum membuka pendaftaran bagi calon siswa baru.
C.    Keterlibatan OSIS Dalam Penetapan Kuota Peserta Didik
Dari penyampaian waka kesiswaan, bahwa  osis sebagai organisasi intra, juga ikut serta dilibatkan meskipaun tidak keseluruhan terlibat dalam menentukan kota peserta didik. Keterlibatan OSIS dalam hal ini, sebagai pelaksana dalam melaksanakan masa orientasi siswa baru. Tujuan orentasi siswa baru, yaitu pengenalan mengenai keadaan-keadaan sekolah serta pengenalan pelajaran yang akan diahadapi dan hal ini tidak jauh berbeda dengan fungsi OSIS di SMAN 5 tersebut, Oleh karenanya selain OSIS sebagai penyambung lidah para siswa namun juga sebagai pelaksana dalam penentuan kota yang telah di tetapkan dalam sekolah.






















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penentuan kuota yang ditetapkan bukan hanya sekolah yang menentukan tetapi ditentukan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan, sekolah hanya melaksanakan apa yang telah ditentukan dengan catatan sekolah memberikan pelayanan dan kenyaman bagi siswa baru yang akan masuk ke sekolah SMAN 5 PAMEKASAN kerana dengan pelayanan yang memuaskan siswa merasa nyaman mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah menjadi siswa di SMAN 5 PAMEKASAN.
menurut penyampaian waka kesiswaan, dari hasil seleksi tersebut dilakukan pemetakan-pemetakan sehingga  setiap  kelas terdapat kurang lebih 32 siswa. Dengan sistem tersebut, kemungkinan besar  dapat mengoptimalkan kelancaran kegiatan pendidikan di sekolah. Disini sekolah juga ikut andil dalam siswa yang tidak dapat masuk karena kuota yang telah ditetapkan sudah terpenuhi, pihak sekolah mengarahkan siswa yang tidak kebagian tempat duduk karena sudah full dengan siswa yang lainnya, sekolah mengambil nilai siswa yang paling tinggi dalam penentuan siswa bisa masuk atau tidaknya dalam sekolah tersebut. Artinya sekolah disini mengambil siswa-siswa yang mempunyai nilai tertinggi dari tes yang di lakukan. Pihak sekolah mengarahkan ke sekolah lainnya dengan menunjukkan nilai yang telah diperoleh selama mengikuti tes di SMAN 5 PAMEKASAN dan membantu siswa untuk dapat di terima di sekolah lain yang belum membuka pendaftaran bagi calon siswa baru.
. Keterlibatan OSIS dalam hal ini, sebagai pelaksana dalam melaksanakan masa orientasi siswa baru. Tujuan orentasi siswa baru, yaitu pengenalan mengenai keadaan-keadaan sekolah serta pengenalan pelajaran yang akan diahadapi dan hal ini tidak jauh berbeda dengan fungsi OSIS di SMAN 5 tersebut.



B.     Saran
Kehidupan ini adalah wadah atau lahan menguji mental dan intelektual, dari sejak awal perubahan kiblat pemikiran dari budaya,sosial, bahkan peribadahan, kita harus mampu berfikir dan mengolah terlebih dulu yang kita tangkap melalui panca indra sebelum semuanya kita telan dan berwujud virus, bersifat perusak dalam organ keimanan yang akan menjadi penyesalan dalam akhir kejadian.
Jangan sampai fikiran merajai nafsu” ini adalah taming pertama dalam jenjang pemikiran memilih sesuatu yang indah dan benar sesuai tuntunan yang telah menjadi prinsip hidup beragama yang berlandaskan syari’at Bagi para pembaca umumnya, jangan merasa malas untuk membaca, apapun itu, karena membaca adalah pengiring pertma menuju ridho-Nya.
Bagi para pembaca umumnya, jangan merasa malas untuk membaca, apapun itu, karena membaca adalah pengiring pertama menuju jendela pengetahuan.


DAFTAR PUSTAKA
Minarti Sri, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011.
Prihatin Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung : Alfabeta, 2011.
Rohiat, Manajemen Sekolah, Bandung : PT. Rrefika Aditama, 2012.
Muljani A. Nurhadi, administrasi pendidikan di sekolah ( yogkakarta: andi offset, 1983 ).
Mulyasa, manajemen berbasis sekolah ( bandung: remaja rosdakarya, 2004 ).




[1] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik (Bandung: Alfabete, 2011), hlm 65
[2] Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011), hlm 161
[3]Rohiat, Manajemen Sekolah (Bandung : PT. Rrefika Aditama, 2012), hlm 25.
[4] Muljani A. Nurhadi, administrasi pendidikan di sekolah ( yogkakarta: andi offset, 1983 ). Hlm. 37.
[5] Mulyasa, manajemen berbasis sekolah ( bandung: remaja rosdakarya, 2004 ). Hlm. 25