PENDIDIKAN LIFE SKILL STANDAR NASIONAL
MAKALAH
Disusun untuk
melengkapi tugas mata kuliah Isu-isu Kontemporer
Dengan pembina
IbuHalimatus Sa’diyah, M.Pd.I
Disusun Oleh
MULYADI
NAHDI KHOIRON
NAILI SUUDIYATIL
MASRUFAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2015/2016
A.
KAJIAN ISU
Globalilasi yang sarat akan
tantangan dan kompetisi menuntut
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan
mempunyai daya saing yang tinggi, termasuk juga bagi masyarakat
Indonesia.Menurut Engkoswara, “Tantangan
yang terjadi pada era globalisasi adalah semakin menipisnya kualitas
kemandirian bangsa Indonesia. Krisis yang melanda Indonesia yang multidimensi
mengakibatkan budaya bangsa semakin memudar, yaitu terjadinya degradasi
moral spiritual, semangat berusaha dan
bekerja yang semakin melemah, kreativitas yang semakin mengerdilKrisis tersebut
sebaiknya diantisipasi dengan menciptakan sumber daya yang mempunyai
keterampilan kecakapaan hidup ataulife skillagar mampu survive dan mampu
mengembangkan diri dalam persaingan global.Pengembangan sumber daya yang
mumpuni dapat dilakukan melalui pendidikan formal, non formal ataupun informal
termasuk pengembangan pendidikan di madrasah.Pendidikan di madrasah bukan
semata-mata bertujuan tranfers knowlegde.
Yaitupeserta didik dijejali dengan pengetahuan dan teori-teori saja,
akan tetapipeserta didik dipersiapkan dan membekali dengan keterampilan
kecakapan hidup (life skill) agar mampu menghadapi tantangan masa depan yang
semakin sulit.Pengembangan nilai-nilai kecakapan hidup dalam berbagai kegiatan
di madrasah baik dalam pembelajaran di kelas, dalam kegiatan ekstrakurikuler,
maupun dalam kegiatan keagamaan diharapkan dapat menumbuhkan jiwa pantang menyerah dengan etos kerja yang
tinggi, mandiri kreatif, inovatif dalam menciptakan karya-karya di segala
bidang, sehingga pada akhirnya mampu menciptakan sumber daya manusia yang
mumpuni bagi negara ini.
Berita yang penulis angkat mengenai
mahasiswa mendaur ulang sampah menjadi solar. Penulis mengambil berita ini dari
salah satu berita media massa“OKEZONE.com”
Mahasiswa ITB Juara 1 Lewat Konsep Olah Plastik Jadi Solar Rabu, 09 Desember 2015 | 01:11 WIBSejumlah
sampah botol minuman dan plastik makanan, berserakan di tengah-tengah bangku
penonton saat seorang petugas kebersihan membersihkan sampah di Stadion Utama
Gelora Bung Karno, Jakarta, 19 Oktober 2015. TEMPO/SubektiTEMPO.CO,Bandung- Indonesia
bisa tambah kaya dari limbah plastik. Dengan pengolahan serius, limbah itu bisa
diolah menjadi bahan bakar minyak yang menghasilkan Rp 53,6 triliun per tahun.
Konsep pengolahan limbah plastik ini ditemukan oleh Akbar Syahid Rabbani,
mahasiswa Teknik Lingkungan ITB angkatan 2012. Lewat konsep ini juga Akbar
menjadi juara kontes Young Economist Stand-Up 2015.Akbar memaparkan potensi ekonomi
baru tersebut di Indonesia, dengan pengolahanlimbah plastik pada reaktor
pirolisis. Mesin itu akan membakar sampah plastik dengan suhu 400-800 derajat
Celcius. Pemanasan yang menghasilkan kondensasi atau pengembunan, hasil uapnya
menjadi minyak. “Material plastik juga berasal dari minyak bumi, hanya beda
tingkatannya,” kata Akbar, Selasa, 8 Desember 2015.Minyak hasil olahan limbah
plastik selanjutnya diolah kembali untuk menjadi bahan bakar jenis tertentu.
Misalnya solar atau bensin dengan kualitas premium atau beroktan lebih tinggi.
Teknologi konversi itu, kata Akbar, sudahditerapkan di Amerika Serikat dan
Jepang. “Untuk dipakai kendaraan bermotor, di Amerika sudah skala pabrik, di
Jepang skala rumah tangga,” ujarnya.Dari catatan Akbar, produksi limbah plastik
di Indonesia mencapai sekitar 8 juta ton. Dihitung bersih semuanya untukdiolah
menjadi bahan bakar minyak, bisa menghasilkan 8 miliar liter solar.
“Potensikeuntungan pemerintah bisa Rp 53,6 triliun per tahun,”
ujarnya.Teknologi itu terhitung berbiaya investasi besar dan sistemnya cukup
rumit. Selain itu tidak semua limbah plastik bisa diolah. Hanya plastik keras
yang biasa digunakan untuk botol kemasan saja yang bisa. Karena itu harusadalah
pemilhan limbah agar hasilnya maksimal dan mesin bekerja secara efisien. “Kalau
sampah kantong plastik diolah menjadi biji plastik seperti di tempat pembuangan
sampah Bantargebang untuk dipakai lagi,” ujarnya.Residu pembakaran sampah
plastik di reaktor, kata Akbar, berupa debu. Adapun polusi udara dari reaktor,
bisa dikurangi dengan teknologi agar sesuai baku mutu. “Debu residu bisa
dipakai menjadi bahan campuran paving block atau batako, tapi masih perlu diuji
dan diteliti apakah bakal larut atau tidak kalau terkena air,”
katanya.Kompetisi bagi mahasiswa yang disokong sebuah bank perusahaan pada
akhir November 2015 itu bertujuan mencari solusi dan peluang dari kondisi
perekonomian Indonesia agar meningkat.Pada lomba tersebut, Akbar yang merupakan
satu-satunya finalis mahasiswa teknik meraih juara ketiga. Juara pertama dan
kedua peserta dari mahasiswa ekonomi serta bisnis asal Universitas Sebelas
Maret dan President University.Akbar berharap pemerintah Indonesia mau
menerapkan pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak itu.
Dari berita tersebut, dapat kami prediksikan bahwa fakta yang
terjadi bisa diketahui kebenarannya, Oleh karena itu kecakapan untuk hidup
(life skills) dapat didefinisikan sebagai suatu kepandaian, kemahiran,
kesanggupan atau kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk menempuh
perjalanan hidup atau untuk menjalani kehidupan yang lebih bermanfaan terhaddap
orang lain.
Namun perlu ditekankan kembali bahwa kajian ini life skill adalah
kecakapan yang dimiliki oleh seseorang agar berani dan mau menghadapi segala
permasalahan kehidupan dengan aktif dan proaktif sehingga dapat
menyelesaikannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional life skills menjadi lebih produktif menjawab tantangan zaman.
B.
KAJIAN REFLEKSI
Dalam pendidikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.Selanjutnya dalam Undang-Undang No. 20Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa[1].
Dalam hal ini lif skill harus selalu kita kembangkan dalam proses belajar baik
dalam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang bermutu
seyogyanya mampu memberikan bekal bagilulusannya untuk menghadapi kehidupan
atau memberikan life skills pada peserta didik[2].
Pendidikan di sudah selayaknya diorientasikan pada penanaman nilai-nilailife skillatau kecakapan untuk hidup yang menunjang sistem pendidikan sudah terselenggara yang
dapat memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk memperoleh bekal keterampilan atau
keahlian yang dapat dijadikan sebagai
sumber penghidupannya. pendidikan berperan besar dalam memproduksi
lulusan yang mampu membuka peluang pekerjaan dengan membekali peserta didiknya
dengan nilai-nilai semangat yang tinggi, kerja keras, pantang menyerah,
mandiri, kreatif, dan inovatif. Pendidikan
di madrasah apalagi diperguruan tinggi diharapkan memiliki dua kemampuan sekaligus, yaitu tidak
hanya memiliki pengetahuan umum (IPTEK)
tetapi juga memiliki kepribadian dan komitmen yang tinggi terhadap
agamanya (IMTAQ). Sekolah diharapkan
dapat mencetak sumber daya manusia yang siap dan mampu berkompetisi dengan
situasi lokal maupun global melalui
pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting sebagai agen dalam perubahan sosial (agent of
social change). Melalui pendidikan di madrasah akan diperoleh konservasi
nilai-nilai dan kultur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.Keberhasilan
sistem pendidikan dapat dilihat dari
kemampuan lulusannya (out put) menggunakan hasil pendidikan untuk hidup.[3]
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. Manajemen berbasis Sekolah. Bandung: Diva Press.
2002
Asmani, Jamal Ma’mur, Sekolah Life Skills. Yogyakarta: Lulus
Siap Kerja. 2009
[1]Jamal
Ma’mur Asmani, Sekolah Life Skills(Yogyakarta: Lulus Siap Kerja, 2009),
hlm. 28.
[2]Mulyasa,
Manajemen berbasis Sekolah (Bandung: Diva Press, 2002), hlm. 57.
[3]Ibid,
hlm. 102.