Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
z
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Iskandar
Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan
Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal
ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran
Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah
“tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga
berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai
sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah
modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2. Kehidupan
di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama
mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para
santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena
sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan
hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan
utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4. Sistem
pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5. Alumni
pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka
hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan
sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga
pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1. Merupakan
tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama
antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal
dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2. Adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren,
di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu
shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu
belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik
sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3. Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,
yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a. Santri
mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok
pesantren.
b. Santri
kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren,
dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah
masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang
memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling
dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin
pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5. Kitab-kitab
Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab
klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab
yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang
mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari
jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh
perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di
lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap
mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120
Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan
mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama
tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan
sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji.
Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti
dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku
tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa
sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau
dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab
“Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia
dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang
telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah
pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata
berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian
kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat
meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok
pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang
dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di
samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke
dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau
sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan
pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan
pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk
disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan
kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur
sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173
Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia
termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk
peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1. Peran
instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan
saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran
itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari
masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat
pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok
pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun
perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.
Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan
proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi
keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi
luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) hlm,17-21
Perkembangan
Islam di Nusantara
Islam
di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad
tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah
peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak
benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang
disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri
universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk
integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang
khas kawasan itu.
Terjadinya
transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem
keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu
kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa
ketika Asia Tenggara mengalami
peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir
muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan.
Masa ini mengantarkan Wilayah Nusantara
ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang
tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
Konversi massal masyarakat Nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun. Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol yang mengamati Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan peranan penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C. Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.
Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59
Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290
Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah
ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :
A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.