Wednesday, 11 May 2016

makalah sejarah peradaban islam,Pengertian Sejarah Peradaban Islam DEFINISI SEJARAH PERADABAN ISLAM





Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.


Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.



Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)



Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.
z

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.




Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)



Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.




Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)


Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.




Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.




Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.

Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.



Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014)

Pondok pesantren
Pesantren yang merupakan “bapak” dari pendidikan Islami di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman.Hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat belajar para santri”.Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.Di samping itu, kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama.HAL. 115-116

Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1.         Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiai.
2.         Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3.         Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar ijazah, karena sebagian pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya mencari keridhaan Allah SWT.Semata.
4.         Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
5.         Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahaan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintahan. HAL. 117
Sementara itu, yang menjadi ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukkan unsur-unsur pondoknya, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1.         Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya
Adanya pondok pesantren sebagai tempat tinggal bersama antar kiai dengan para santrinya, dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung di masjid atau langgar. Pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim.HAL.117-118
2.         Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar
Masjid yang mrupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjemaah setiap waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar. Biasanya waktu belajar-mengajar dalam pesantren berkaitan dengan waktu shalat berjemaah, baik sebelum maupun sesudahnya.HAL.118
3.         Santri
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu:
a.         Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren.
b.         Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren, dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masingsetiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.HAL.118-119
4.         Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberiakn pengajaran.Karena itu kiai adalah salah satu unsur yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.Kemasyhuran, perkembanagan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu.Gelar kiai diberikan oleh masayarakat kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam, memiliki dan memimpin pondok pesantren, serta mengajarkan kitab-kitab klasikkepada para santri.
5.         Kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok lain yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarkan kitab-kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab tentang berbagai ilmu yang mendalam.Tingkatan suatu pesantren dan pengajarannya, biasanya diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.HAL.120

Hakikat pesantren
Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan mendapat awalan pe- dan akhiran –an. Kata tersebut mengandung arti asrama tempat tinggal santri atau tempat tinggal murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.Istilah santri bersal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari bahasa Inda Chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.
Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan tambahan kata “pondok” menjadi “ pondok pesantren”. Ditinjau dari segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal dari bahasa Arab “Funduq” yang artinya hotel dan pesantren.Dalam pemahaman masyarakat Indonesia dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu.Jadi pada hakikatnya pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam. HAL.172

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern).Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran klasik atau lama serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern.Jenis pondok ini pun dapat meningkat denga mebuat kurikulum tersendiri, dalam arti kurikulum ala pondok pesantren yang bersangkutan yang disusun sendiri berdasarkan ciri khas yang dimiliki oleh pondok pesantren.Pesantren khalaf adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, juga memasukkan ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem atau klasikal atau sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum yang digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.Dengan demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.Pesantren ini selain menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal (jalur sekolah), baik itu jalur umum, maupun jalur berciri khas agama Islam. HAL.173






Peranan pondok pesantren
Dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia termasuk kehidupan politik, pondok pesantren memiliki peranan ynag sangat penting dalam mengembangkan kehidupan di wilayah Indonesia. Bentuk peranan-peranan itu antara lain: HAL 176-177
1.         Peran instrumental
Upaya pendidikan secara nasional tak pelak lagi memerlukan saran-saran sebagai media untuk mengejawantahkan tujuan-tujuannnya.Saran-saran itu selain dibentuk secara formal juga non formal murni swadaya dari masyarakat.Dalam tatanan inilah peranan pondok pesantren sebagai alat pendidikan nasional tampak sangat partisipatif.Peranan instrumental pondok pesantren deikian itu dalam kenyataannya memang cukup kuat meskipun perkembangannya sampai dewasa ini masih sangat dibutuhkan lebih serius.
2.         Peranan keagamaan
Dalam pelaksanaannya, pondok pesantren melaksanakan proses pembinaan pengetahuan, sikap dan kecakapan yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya adalah mengusahakan terbentuknya manusia berbudi luhur dengan penagalaman keagamaan yang
konsisten. Pendidikan nsional sendiri bertujuan antara lain menciptakan manusia bertakwa.

























Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012) hlm,17-21

Perkembangan Islam di Nusantara
Islam di Indonesia (Asia tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban Islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258 M). Ketujuh cabang peradaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan (peradaban) yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri universal menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, tetapi pada saat yang sama tetap mempunyai unsur-unsur yang khas kawasan itu.
Terjadinya transformasi kebudayaan (peradaban) dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat Melayu kepada Islam terjadi berbarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika  Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Kota-kota wilayah pesisir muncul dan berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan,kekayaan, dan kekuasaan. Masa ini mengantarkan  Wilayah Nusantara ke dalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi massal masyarakat Nusantara kepada  Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut :
A. Portabilitas (siap pakai) system keimanan Islam. Sebelum Islam datang system kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak  prtable (siap pakai) dimana pun dan berlaku kapan pun.  Oleh karena itu, para penganut kepercayaan ini tidak boleh  jauh dari lingkungannnya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja. Se,entara itu, mereka yang kerena sesuatu alas an harus meninggalkan lingkungan arwah nenek moyang mencari system keimanan yang berlaku universal , system kepercayaan kepada Tuhan yang berada dimana-mana dan siap memberikan perlindungan dimana pun mereka berada. Sistem kepercayaan seperti itu mereka temukan temukan dalam Islam. Hasilnya ketika wilayah arab Melayu terekrut  ke dalam perdagangan Internasional , para pedagang muslim Mancanegara memainkan peranan penting mendorong konversi massal yang terjadi di kota-kota pelabuhan, yang kemudian berkembang menjadi entitas politik muslim.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketiaka penduduk pribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi  dengan orang Muslim pendatang di pelabuhan , mereka adalah Pedagang kaya raya. Seperti di catat seorang spanyol  yang mengamati  Islamisasi awal Filipina: ‘’Orang Moro (Muslim) itu memiliki banyak emas ..’’ Mereka orang kaya karena mereka para pedagang . Karena kekayaan  dan kekuatan ekonominya mereka bisa memainkan  peranan  penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik. Ini terlihat Misalnya, Pda abad ke-10 dan ke-12, tidak kurang dari 12 orang  Muslim(pedagang)menjadi duta-duta Sriwijaya dalam politik dan perdagangan dengan China dan Negara-negara di Timur Tengah.
C.  Kejayaan Militer .Orang Muslim di pandang perkasa dan tangguh dalam peperangan. Majapahit dipercaya telah dikalahkan para pejuang Muslim yang tidak bisa ditundukkan  secara magis. Penduduk setempat percaya bahwa mereka yang perkasa dan tangguh itu karena memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati.
D. Memperkenalknan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagian besar  belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuqn membaca.Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang di tulis dalam bahasa yang tidak di kuasai penduduk lokal hingga memperkuat bobot sakralitasnya.
E. Mengajarkan penghapalan. Para penyebar islam menyandarkan otoritas sacral. Mereka membuat teks-teks yang di tulis untuk menyampaikan kebenaran yang dapat di pahami dan di hapalkan.Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.
F. Kepandaian dalam penyembuhan.
Dijawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan Epidemi yang melanda penduduk.Tradisi tentang konversi kepada Islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.Raja patani menjadi Muslim setelah disembuhkan dari penyakitnya oleh seorang syaikh dari Pasai.
G. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat.
Misalnya, orang yang taat akan dilindungi Tuhan dari sela arwah dan kekuatan jahat, bahkan orang yang taat akan diberi imbalan surga di Akhirat , sebaliknya orang yang sengsara juga akan mendapat balasan yang sama jika mereka saleh. Pndangan lama tentang kehidupan Akhirat penuh dengan kemungkinan yang menakutkan sebaliknya Islam memperkenalkan janji surga yang menyenangkan.
Melalui sebab-sebab itu Islam cepat mendapat pengikut yang banyak. Sebagaimana sudah disebutkan terdahulu bahwa pedagang Muslim asal Arab, Persi, India di perkirakan telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7M , ketika Islam di Timur Tengah mulai berkembang keluar dari Jazirah Arab. Dari Timur Tengah para pedagang berlayar kea rah Timur melintasi laut Arab, Teluk Oman, teluk Persi singgah di Gujarat , terus ke teluk Benggala atau langsung ke selat Malaka , terus ke timur Cina atau sebaliknya dengan menggunakan angina musim untuk pelayaran pulang pergi. Ada indikasi kapal-kapal Cina juga mengikuti jalur tersebut pada abadke-9M.Demikian juga kapal-kapal Indonesia mengambil bagian dalam perjalanan ini.Pada zaman Sriwijaya pedagang dari penduduk Nusantara telah mengunjungi pelabuhan Cina dan Pantai Timur Afrika.



Mujiono Dammopoli, Pesantren Modern IMMIM(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hlm,57-59

 Secara Terminologis , pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisioanl Islam untuk mempelajari , memahami mengalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehati-hari.
Perlu dijelaskan pengertian tradisional dalam definisi ini bukan bererti kolot dan ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu.Ia telah menjadi bagian dari system kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia. Bhkan telah pula mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perjalanan hidup umat Islam, jadi Tradisional disini bukan dalam arti teap tanpa mengalami penyesuaian.
Walaupun Pesantren sering di asumsikan sebagai lembaga Pendididkan Islam tertua di Indonesia, setelah rumah tangga; tetapi perhatian para peneliti terhadap pesantren dapat di katakana belum terlalu lama dimulai. Oleh karena itu masih bnyak sisi –sisi lain dari pesantren yang perlu di elaborasi dan di teliti lebih lanjut. Aplagi jumlah pesantren di Indonesia terbilang sangat banyak dan terseabardi hamper seluruh pelosok Nusantara, juga antara satu pesantren dengan pesantren lainnya di pastikan memiliki begitu banyak perbedaan di samping persamaan elemen-elemen pokoknya. Tafsir menulis bahwa pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar jumlahnya dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia Indonesia yang Religius. Bhkan lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu,kini dan agaknya juga dimasa yang akan datang. Lulusan Pesantren tak pelak lagi banyak yang mengambil partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Di masa lalu , ketika bangsa ini masih menghadapi penindasan kaum penjajah, pesantren telah memainkan peranan penting berupa menggerakkan, memimpin, dan melakukan perjuangan dalam rangkamengusir kaum penjajah.
Untuk masa sekarang , perana pesantren tetap penting walaupun sudah bergeser karena perbedaan zaman dan situasi yang di hadapi. Dlam mengisi kemerdekaan ini pemerintah sering kali menggunakan pesantren untuk mensosialisasikan berbagai programnya.Hal ini wajar sebab pesantren secara riil memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap komunitasnya dan masyarakat sekitar.Apalagi institusi pesantren sebagaimana disinyalir Azra termasuk salah satu lembaga pendidikan berbasiskan masyarakat yang telah lama di selenggarakan oleh kaum muslimin Indonesia.Hal ini tidak mengherankan karena pendirian lembaga lembaga pendidikan itu berkaiatan erat dengan motivasi keagamaan untuk menyediakan pendidikan Islam guna mendidik putr-putri mereka.




Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) hlm,289-290

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan pesantren, sehingga membedakannya dengan system pendidikan lainnya. Setidaktidaknya ada delapan ciri pendidikan pesantren yaitu :
1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiainya
2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai
3.Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
4.Kemandirian
5.Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan
6.Kedisiplinan
7.Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
8.Pemberian Ijazah

ciri ciri diatas merupakan gambaran sosok pesantren dalam bentuk yang masih murni yaitu pesantren tradisional.Sementara dinnamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus menerus pada sebagian besar pesantren. Maka pada akhir-akhir ini akan sulit ditemukan sebuah pesantren yang bercorak tradisional murni. Karena pesantren sekarang telqh mengalami transformasi sedemikian rupa sehingga menjadi corak yang berbeda-beda.
Dilhat dari proses transformasi tersebut, sekurang kurangnya pesantren dapat di bedakan menjadi tiga corak yaitu :

A.Pesantren Tradisional merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dalamarti tidak mengalami transformasi yang berarti dalam system pendidikannya.
B. Pesantren Tradisional Corak merupakan pesantren yang sudah mulai mengadopsi system pendididkan modern, tetapi tidak sepenuhnya.
C. Pesantren Modern merupakan pesantren yang mengalami transformasi yang sangat signifikan baik dalam system pendidikannya maupun unsur-unsur kelembagaannya.