Monday 27 June 2016

Analisis Kritis terhadap Konsep Pendidikan Dalam Pespektif Ahmad Dahlan


Edisi kali ini akan membahas sebagian dari isi buku bapak Dr. Siswanto, M.Pd.I saja tidak secara keseluruhan. Lebih tepatnya akan mengangkat pembahasan tentang Konsep Pendidikan Islam dalam Perspektif Ahmad Dahlan yang didalamnya nanti akan membahas tentang biografi Ahmad Dahlan, pemikiran tentang pendidikan, dan agenda kerja dalam pendidikan.

 
 
A.    IDENTITAS
Judul                     : Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam
Penulis                   : Dr. Siswanto, M.Pd.I
Tanggal terbit        : Februari 2015
Penerbit                 : Pena Salsabila
Tebal Halaman      : 221 hlm

     B.     PENDAHULUAN
Seorang Siswanto, lahir di Pamekasan, 15 Pebruari 1978.Pedidikan dasar dan menengahnya ditempuh di MI. Al-Falah III Larangan, MTs. Al-Falah dan MA. Al-Falah Sumber Gayam Kadur Pamekasan. Beliau mendapat gelar S.Pd.I nya di IAI.Nurul Jadid Paiton Probolinggo pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab pada tahun 2001.Berlanjut pada gelar M.Pd.Inya yang diperoleh di Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dengan konsentrasi Pendidikan Islam pada tahun 2004. Terakhir gelar Dr.nya diperoleh di PPS IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan konsentrasi Pendidikan Islam pada tahun 2013, sejak saat itulah nama beliau lengkap menjadi Dr. Siswanto, M.Pd.I. Buku yang ditulis oleh bapak Dr. Siswanto, M.Pd.I ini merupakan tulisan pertamanya mengenai Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam. Buku ini lantas bukan berarti sebagai karyanya yang pertama, akan tetapi beliau sebelum-sebelumnya banyak menerbitkan buku-buku namun dalam ranah yang berbeda dengan buku yang saat ini diterbitkannya. Seperti Sejarah Pendidikan Islam(Buku Ajar), Standar Nasional Pendidikan, Konsep dan Aplikasinya di Madrasah (Pustaka Nusantara Yogyakarta, 2011), Pendidikan Islam dalam Dialektika Perubahan (UIN Suka Press Yogyakarta, 2012), Dinamika Pendidikan Islam, Perspektif Historis(Pena Salsabila, 2013), Pendidikan Islam Kontekstual, Diskursus Pendidikan Islam dalam Pergulatan Pemikiran Kontemporer (Pena Salsabila, 2013), dan Etika Profesi Guru Pendidikan Agama Islam (Pena Salsabila, 2013).

     C.    PEMBAHASAN
Edisi kali ini akan membahas sebagian dari isi buku bapak Dr. Siswanto, M.Pd.I saja tidak secara keseluruhan. Lebih tepatnya akan mengangkat pembahasan tentang Konsep Pendidikan Islam dalam Perspektif Ahmad Dahlan yang didalamnya nanti akan membahas tentang biografi Ahmad Dahlan, pemikiran tentang pendidikan, dan agenda kerja dalam pendidikan.
Kajian berikutnya yang akan dibahas dalam kesempatan ini mengenai biogratif Ahmad Dahlan, tokoh pendiri organisasi muhammadiyyah,dilahirkan 1869 sebagai anak salah seorang dari 12 khatib masjid Agung Yogyakarta sumber  lain menyebutkan bahwa ahmad dahlan di lahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 dengan nama Muhammad Darwis,anak dari seorang KH.Abu Bakar bin K.Sulaiman Khatib dimasjid Sulthan di kotaitu.Ibunya adalah putri H.Ibrahim,seorang penghulu.
          Sebangai anak orang alim,semasa kecil Muhammad Darwis belajar agama dan bahasa arab.pada thn 1888,beliau di suruh orang tuanya menunaikan ibadah haji.Ia bemukim di Makkah selama 5 tahun untuk menuntut ilmu agama islam,seperti qira�at,tauhid,tafsir,fiqh,tasawuf, Ilmu mantik dan ilmu falak. Sekembalinya sekampunganya,kauman Yogyakarta,pada thn 1902, Beliau berganti nama menjadi Haji Ahmad Dahlan.
Berikutnya tentang pemikiran tetang pendidikan, Pelaksanaan pendidikan menurut Dahlan hendaknya didasarkan pada landasan yang kokoh. Landasan ini merupakan kerangka filosofis bagi merupakan konsep dan tujuan ideal pendidikan islam, baik secara vertical (khaliq) maupun horizontal (makhluk). Dalam pandangan islam paling tidak ada dua sisi tugas penciptaan manusia, yaitu sebangai,abd allah dan khalifah fi al-ardh dan al-aql.untuk itu,pendidikan hendaknya menjadi media yang dapat mengembangkan potensi al-uh untuk menalarkan petunjuk pelaksanaan ketundukan dan kepatuhan manusia kepada khaliqnya.�di sini eksintensi akal merupakan potensi dasar bagi peserta didik yang perlu di pelihara dan dikembangkan guna menyusun kerangka teoritis dan metodologis bagaimana menata hubungan yang harmonis secra vertical maupun horizontaldalam konteks tujuan penciptanya.

      D.    REVIEW KRITIS
Berdasarkan buku yang ditulis bapak Dr. Siswanto, M.Pd.I ini dapat ditarik Biografis Ahmad Dahlan,tokoh pendiri organisasi muhammadiyyah,dilahirkan 1869 sebagai anak salah seorang dari 12 khatib masjid Agung Yogyakarta sumber  lain menyebutkan bahwa ahmad dahlan di lahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 dengan nama Muhammad Darwis,anak dari seorang KH.Abu Bakar bin K.Sulaiman Khatib dimasjid Sulthan di kotaitu.Ibunya adalah putri H.Ibrahim,seorang penghulu.
Sebagai anak orang alim,semasa kecil Muhammad Darwis belajar agama dan bahasa arab.pada thn 1888,beliau di suruh orang tuanya menunaikan ibadah haji.Ia bemukim di Makkah selama 5 tahun untuk menuntut ilmu agama islam,seperti qira�at,tauhid,tafsir,fiqh,tasawuf, Ilmu mantik dan ilmu falak. Sekembalinya sekampunganya,kauman Yogyakarta,pada thn 1902, Beliau berganti nama menjadi Haji Ahmad Dahlan.
Pada 1903,ia berkesempatan kembali pergi ke mekkah untuk memperdalam ilmu agama selama 3 tahun.kali ini ia banyak belajar dengan syekh Ahmad  Khatib Minangkabau.Di samping itu,Ia tertarik pda pemikiran Ibn Taimiyah,jamalluddin al-Afghani,Muhammad Abduh dari Muhammad rassid Ridla.Di antara kitab tafsir yang menarik hatinya adalah Tafsir al-manar.dari kitab inilah ia mendpat inspirasi  dan motivasi untuk mengadakan perbaikan dan pembaruan umat islam di Indonesia.
Ahmad dahlan merupakan seorang yang memiliki sifat pragmatis  yang sering menekankan semboyan kepda peserta didiknya,sedikit bicara,banyak bekerja.ia banyak membaca buku-buku dan majalah agma dan umum,banyak bergaul dengan berbangai kalangan,selama perjalananya,terutama dengan orang�Arab,sehingga ide�bertambah dan berkembang terus menerus.selain itu,ia juga menolak taklid dan mulai sekitar 1910 sikap penolakan terhadap semakin jelas.akan tetapi ia tidak menyalurkan ide idenya secra tertulis.ide-idenya di salurkan lewat karya hidupnya yang terbesar,yaitu perserikatan Muhammadiyyah.[1]
Kemudian harus di  tambahkan dengan adanya beberapa hal yang meletarbelakangi K.H.Ahmad dahlan mendirikan Muhammadiyyah ini.
1.      Sehingga menyebabkan perbuatan syirik,bid�ah ,dan khurattfat semakin merajarala serta mencemarkan kemurnian ajarannya.
2.      Kegagalan institusi pendidikan islam sangat menyedihkan akibat penjajahan.
3.      Kegagalam insitutusi pendidikan islam untuk memenuhi tuntutn kemajuan zaman merupakan akibat dari mengisolasi diri.
4.      Persatuan dan kesatuan umat islam menurun sebangai akibat lemahnya organisasi islam yang ada.
5.      Munculnya tantangan dari kegiatan misi zending yang dianggap mengancam masa depan umat islam.[2]
Di dalam Pemikiran tentang pendidikan.Pelaksanaan pendidikan �menurutDahlan-hendaknya didasarkan pada landasan yang kokoh.landasan ini merupakan kerangka filosofis bagi merupakan konsep dan tujuan ideal pendidikan islam,baik secara vertical(khaliq)maupun horizontal(makhluk). Dalam pandangan islam paling tidak ada dua sisi tugas penciptaan manusia,yaitu sebangai,abd allah dan khalifah fi al-ardh dan al-aql.untuk itu,pendidikan hendaknya menjadi media yang dapat mengembangkan potensi al-uh untuk menalarkan petunjuk pelaksanaan ketundukan dan kepatuhan manusia kepada khaliqnya.�di sini eksintensi akal merupakan potensi dasar bagi peserta didik yang perlu di pelihara dan dikembangkan guna menyusun kerangka teoritis dan metodologis bagaimana menata hubungan yang harmonis secra vertical maupun horizontaldalam konteks tujuan penciptanya.
Islam merupakan agama taqhayyir yang menghendaki modernisasi .perinsipini ditegaskan allah dalam al-quran,bahwa tidak akan terjadi modernisasi pada suatu kaum,kecuali mereka sendidri berupaya kea rah tersebut(Q.S.13;11)DI SINI ISLAM ,islam mencela sifat jumud dan taqlid yang membabi buta.karenanya,islam medorong manusia meningkatkan kreatifitas berpikirnya dan melakukan prakarsa.untuk itu diperlukan kerangka metodologis yang bebas.[3]
Menurut dahlan pendidikan islam hendaknya di arahkan pada usaha membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur,alim dalam agama,luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan,serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakat.Hal ini berarti bahwa pendidikan islam merupakan upaya pembinaan pribadi muslim pribadi muslim sejati yang bertakwa,baik sebangai abd maupun khalifah fi al-ardh.untuk mencapai tujuan ini,proses pendidikan islam hendaknya mengakomodasi berbagai ilmu pengetahuan,baik umum maupun agama,untuk memeper tajam daya intelektualitas dan memperkokoh spritualitas peserta didik.menurut dahlan,upaya ini akan terealisasi manakala proses pendidikan yang demikian pada gilarannya akan mampu menghasilkan alumni �intelektual-ulama�yang lebih berkualitas.untuk menciptakan sosok peserta didik yang demikian,maka epistimologi islam hendaknya dijadikan landasan metodologis dalam kurikulum dan bentuk pendidikan yang dilaksanakan. Pengajaran al-qurran dan hadis,
Menurut Ahmad Dahlan materi pendidikan adala al-quran h pengajaran al-quran dan hadis,membaca,menulis,berhng,ilmu bumi dan menggambar.materi al-qurran dan hadis meliputi; ibadah persamaan derajat,fungsi perbuatan manusia dalam menentukan manusia dalam menentukan nasibnya,musyawarah,pembuktian kebenaran al-qurran  dan hadis menurut akal, kerjasama antara kebudayaan kemajuan peradaban,hukum kualitas perubahan,nafsu dan kehendak,demokratasi dan liberalisasi,kemerdekaan berpikir dinamika kehidupan dan peranan manusia di dalamnya,dan akhlak (budi pekerti).[4]
Atas jasa-jasa K.H.Ahmad dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan islam dan pendidikan,pemerintah republic Indonesia menetapkannya sebangai pahlawan nasional dengan surat keputusan presiden No.657tahun 1961.dasar dasar penetapan itu ialah sebagai berikut;
1.      K.H.Ahmad dahlan telah melopori kebangkitan umat islam untuk menyadari nasibnya sebangai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat.
2.      Oerganisasi muhammadiyah yang didirikanya,telah banyak memberikan ajaran yang menuntut kemajuan ,kecerdasan dan beramal bagi masyrakat dan umat,dengan dasar iman dan islam.
3.      Dengan organisasi,muhammadiyah telah memelopori amal usaha sosial pendidikan yang amat diperlakukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa.
Dengan organisasinya,muhammadiyyah bagian wanita(Aisyiyah)telah memelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan funsi sosial.[5]
Ahmad dahlan yang berpulang ke rahmatullah tanggal 23 februari 1923 (dalam usia 55 tahun)merupakan sosok yang memiliki pandangan pragmatis,yang sering menekankan kepada murid-muridnya semboyan;sedikit bicra banyak kerja.sebangai seorang ulama yang memiliki banyak guru,ia bnyak membaca buku-buku dan majalah-majalah ,baik keagamaan maupun umum.
Ahmad dahlan telah menghayati cita-cita pembabaruan sekembali bagi hajinya yang pertama.tidak ditemukan bukti dengan pasti.apakah cita-cita pembaharuan itu di peroleh secara perorangan atau di pengaruhi oleh orang-orang lain.[6]
Selain masalah pemurnian ,ahmad dahlan juga melakukan pembaharuan islam melalui agenda perubahan sosial melalui metode ijtihad dan tajdidnya.diakui Amin addullah bahwa untuk melakukan perubahan sosial,dahlan telah menerapkan perisip gerak dalam islam,sebuah perinsip yang dikemukakan Muhammad iqbal untuk melakukan proses ijtihad tanpa harus lagi memerhatikan berbangai persyaratan yang ketat bagi seorang mujtahid.
Kontesk sosial di mana hidup mencerminkan tiga hal yaitu;modernism,tradisionalisme,dan jawisme,menghadapi modernism,dahlan menyikapinya dengan mendirikan sekolah-sekolah model barat,tardisionalisme disikapi dahlan dengan metode tabliqh, yaitu mengunjungi murid-muridnya untuk melakukan pengajian.pada masa itu,�guru mencari murid�merupakan aib sosial budaya,tetapi dahlan melakukannya sebangai perbuatan luar biasa.dari tabligh semacam ini,paling tidak memiliki implimikasi perlawanan terhadap paham permulaan tokoh dan perlawanan terhadap mistifikasi agama.sementara menghadapi jawaisme disikapi dahlan dengan metode positive action yang mengendepankan amar ma�ruf nahi munkar.dahlan dengan metode ini menekankan bahwa keberuntungan hidup semata-mata merupakan kehendak tuhan yang diperoleh oleh manusia melalui shalat,bukan melaui jimat,pengkeramatan kuburan atau memelihara tahayyul.
Ketiga sikap dan respons dahlan terhadap konteks sosial masa itu dilakukan dahlan sebangai wujud keinginannya untuk melakukan pembaruan.pembaruan ini dilakukan dahlan dengan mendirikan pengajian di pondoknya sepulang dari makkah.di dalam pengajian-pengajian ini,dahlan selalu menekankan bahanya sinkretisme,bid�ah,dan khurufat,yang terjadi dalam masyarakat jawa dahlan tidak menyetujui penkeramatan kuburan dan orang suci.dahlan tidak menyetujui penkeramatan kuburan dan orang suci.dahlan juga tidak menyetujui upacara tahlil dan talqin yang dianggap sebangai upacara mengada-ada.kepercayaan terhadap jimat dan bentuk-bentuk sinkretisme lainnya tidak sesuai dengan islam diluruskan dahlan. Dahlan menengaskan  bahwa kehidupan agama harus berpedoman kepada al-quran dan al-sunnah.[7]
Menurut dahlan,materi pendidikan adalah pengajaran al-quran dan hadits,membaca,menulis,berhitung,ilmu bumi,dan menggambarkan.materi dan hadits meliputi ;ibadah ,persamaan derajat,fungsi perbuatan manusia dalam menentukan nasibnya,musyawarah pembuktian kebenaran al-quran dan hadits menurut akal,kerjasama antara agama kebudayaan-kemajuan peradaban,hukum kuasalitas perubahan,nafsu dan kehendak,demokratisasi dan liberalisasi,kemerdekaan berpikir dinamika kehidupan dan peranan manusia di dalamnya,dan akhlak (budi pekerti).�modern dan proposional,sehingga pendidikan yang dilaksanakan mampu memenuhi kebutuhan pesrta didik menghadap dinamika zamannya,untuk itu,pendidikan islam perlu membuka diri,inivatif,dan progresif.
Untuk mewujudkan ide pembahruannya di bidang pendidikan,maka dahlan merasa perlu mendirikan lembaga pendidikan yang berorientasi pada pendidikan modern,yaitu dengan menngunakan klasikal.apa yang di lakukannya merupakan sesuatu yang masih cukup langka dilakukan oleh didikan belanda dengan system pendidikan tradional secara integral.[8]
Tanggapan yang kurang menguaskan dari masa akat terhadap sekolah dengan model baru ini tidak mengodorkan semangat ahmad dahlan.ia tidak segan-segan menjenguk anak-anak untuk mengajak mereka masuk sekolah.ahmad dahlan juga meminta bantuan keuangan pada anggota-amggota budi utomo usaha yang sungguh-sungguh itu membuahkan hasil seperti tergambar dalam jumlah murid yang meningkat menjadi 20 siswa dalam waktu enam bulan.anggota-anggota utomo juga menyiapkan dan untuk membantu dengan mendekati pemerintah untuk mendapatkan bantuan keuangan.pada tanggal 1 desember 1991,sekolah tersebut bernama madrasah ibtidaiyah diniyah islamiyah dan menjadi sekolah dasar pertama di Yogyakarta yang memberikan pelajaran agama dan ilmu pengetahuan umum.
Penderian organisasi muhammadiyah pada tanggal 18 november 1912 M atau 8 dzulhijjah 1330 H.turut mempercepat penderian sekolah �sekolah baru dengan model yang baru ini.pada saat yang sama dalam masyarakat sudah mulai tumbuh kesadaran dan kebutuhan akan ilmu pengetahuan ilmu,sehingga muhammadiyeh mendirikan sekolah di karangkajen (1913)dan asargede (1916).di samping itu,pada tahun 1920 madrasah ibtidaiyah diniyah islamiyah dipindah ke suranatan karena gedung yang lama di kauman ;kemudian sekolah �sekolah muhammdiyeh yang mengajarkan ilmu-ilmu agama dan ilmu umum tersebut sekaligus di anggap setara dengan (sekolah rakyat).
Meningkatnya jumlah siswa yang belajar dengan siswa yang belajar di sekolah-sekolah muhammadiyah menuntut adanya sekolah guru.pada tahun 1918,muhammadiyah membantu sebuah madrasah yang disebut Qism al-arqa dirumah ahmad dahlan.sekolah yang menerima lulusan volk school atau mereka yang memiliki latar belakang pendidikan yang setara ini yang mengajarkan pendidikan agama dan bahasa ara.lulusan dari sekolah ini diharapkan mampu mengajarkan agama disekolah-sekolah pemerintah atau sekolah-sekolah muhammadiyah terdapat 787 siswa dan 32 guru.
Selain membangun sekolah-sekolah muhammadiyah yang di pimpin oleh ahmad dahlan juga mengembangkan program pendidikan agama untuk masyarakat umum,baik yang dilakukan pengajian-pengajian maupun kursus-kursus yang lebih formal.misalnya  pendidikan agama.muhammadiyyah juga menyelenggarakan kursus pendidikan agama.muhammadiyyah juga menyelenngarakan penajian-pengajian mingguan atau bulanan di samping menjalankan usaha penerbitan yang berkaita[9]n dengan persoalan �persoaln agama.
 
      E.     KESIMPULAN
Ahmad dahlan dilihat dari segi kepribadiannya ahmad dahlan termasuk seorang ulama yang memiliki komitmen pda cita-cita kemajuan (khususnya kemajuan umat islam)dengan mengajarkan upaya mewujudkan cita-cita ajaran islam,usaha ahmad dahlan dalam bidang pendidikan terlihat pada perannyamengintergraskan ilmu agma dan umum,dengan cara mengajarkan ke dua ilmutersebut di madrasah dialah tokoh di jawa yang pertama kali memasukkan pelaparan umum di madrasah.sedangkan usaha ahmad dahlan dalam bidang dakwah terlihat pada upanyanya melakukan dakwah bil-hal.yaitu dakwah yang menekankan pda perbutan atau penciptaan program yang menyentuh langsung perbaikan kehidupan keagamaan dalam meluas luasnya.sebagai tokoh pembaru dalam bidang pendiikan dakwah sosial dankeagamaan.


DAFTAR PUSTAKA 

              Siswato,filsafatdan pemikiran pendidikan islamSurabaya;cv,salsabila putra pratama,februari 2015
              Abuddin nata,tokoh-tokoh pembaharuan islam di Indonesia,jakartaPT RAJA GRAVINDO PERSADA,2005
              Aziz safa,fisafat pendidikan islam,AR-ruzz media,malang,2014.
              Hasan basri,filsafat pendidikan islam,CV PUSTAKA SETIA,Bandung,2009
              Samsul nizar,filsafat pendidikan islam,nunggal cipta,Jakarta,2009
              Hasbullah,dasar-dasar ilmu pendidikan ,expertoha studio,Jakarta,2009.
              Abdul halim,filsafat pendidikan islam pendekatan historis,teoritis dan praktis,(KDT)Jakarta selatan,2002.


[1] SISWANTO,FILSAFAT dan pemikiran pedidikan islam,(Surabaya;cv,s.alsabila putra pratama,februari2015),hlm184-188
[2] Hasbullah,dasar-dasar ilmu pendidikan ,(Jakarta;PT raja grafindo persada,rajawalipers,2009.
[3] Samsul nizar,filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis (Jakarta:radar jaya offiset kalam mulia,2009)hlm.329-331.
[4]Ibid., hlm. 107-108.
[5] Hasan basri,filsafat pendidikan islam,(bandung;cv pustaka setia,November 2009.hlm.235-237
[6] Toto Suharto,filsafat pendidikan islam,(Yogyakarta;AR-RUZZ MEDIA,2014).HLM.250-252
[8]Rayulis,pendidikan islam,Jakarta;kalam mulia 2009,hlm;332-333
[9]Abuddin nata,tokoh-tokoh pembaruan pendidikan islam di Indonesia,Jakarta;pt raja gravindo persada,2005,hlm;104-105