Monday 13 June 2016

Artikel Tentang Motivasi


Motivasi adalah aspek-aspek psikologis yang dimiliki oleh setiap individu. Motivasi merupakan suatu kekuatan (power), tenaga (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang terpengaruh oleh faktor lain, seperti pengalaman masa lalu, taraf inteligensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup, dan sebagainya. Gibson menyatakan dalam mempertimbangkan motivasi, perlu diperhatikan faktor-faktor fisiologikal, psikologikal, dan lingkungan (environmental) sebagai faktor-faktor yang penting. Pada setiap individu, terdapat kecenderungan yang bersifat spontan. Dorongan ini timbul dengan sendirinya dan tidak ditimbulkan oleh individu dengan sengaja, bersifat alamiah, dan bekerja otomatis.[1] 

Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar peserta didik memilih mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu.[2] 

Motivasi dapat memberikan energi postif terhadap perubahan seseorang ke arah yang lebih baik. Serta memberikan kekuatan untuk bisa berjuang dengan keras agar bisa mencapai apa yang diinginkan termasuk mencapai cita-citanya. Dengan motivasi, seseorang bisa bertahan terhadap apa yang sedang menimpa dirinya, baik itu suatu masalah ataupun kegagalan.

Manusia sebagai organisme mengalami proses perkembangan. Perkembangan ini berhubungan dengan upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham maslow, kebutuhan hidup manusia meliputi:

  1.       Physiological needs (kebutuhan fisik, sandang, pangan, dan papan).
  2.        Safety needs (kebutuhan akan rasa aman).
  3.        Belongingness needs (kebutuhan untuk dihargai).
  4.        Self actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).[3]
Proses perkembangan dan pemenuhan kebutuhan hidup sangat berkaitan sekali dengan adanya motivasi, dengan motivasi seseorang akan berusaha supaya perkembangan dirinya bisa menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi orang lain. Serta kebutuhan hidupnya menuntut dirinya untuk bisa memenuhi segala kebutuhannya, baik itu kebutuhan dari segi fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk dihargai, dan sebagainya.
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong  yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.[4]Dalam bukunya Martinis Yamin, pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.[5]
Motivasi akan menimbulkan suatu perubahan melalui rangsangan dari dalam individu guna mencapai suatu tujuan yang ingin dicapainya.
Motivasi adalah kekuatan diri dalam individu yang menggerakkan individu untuk berbuat. Motivasi dibedakan antara dorongan dan kebutuhan. Dorongan adalah keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu karena pengaruh dari dalam dan dari luar individu yang mengarahkan perbuatan individu dalam rangka mencapai keseimbangan kembali atau adaptasi. Dalam diri manusia terdapat dorongan makan, minum, menghindarkan diri dari bahaya, bekerja dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan adalah dorongan yang telah ditentukan secara personal sosial dan kultur. Kebutuhan manusia yang terpenting adalah:[6]
1.      Kebutuhan untuk bersama orang lain
2.      Kebutuhan untuk berprestasi
3.      Kebutuhan afeksi
4.      Kebutuhan bebas dari rasa takut
5.      Kebutuhan bebas dari rasa bersalah
6.      Kebutuhan untuk turut serta dalam mengambil keputusan mengenai persolan-persoalan yang menyangkut dirinya
7.      Kebutuhan akan kepastian ekonomi, dan
8.      Kebutuhan akan terintegrasinya sikap, keyakinan dan nilai-nilai.
Dorongan itu timbul karena pengaruh dari dalam diri individu dan dari luar diri individu, sedangkan kebutuhan itu berasal dari individu secara fitrah manusia, seperti kebutuhan terhadap orang lain karena manusia itu tidak bisa hidup dengan sendiri.
A.      Teori-teori Motivasi
Berikut ini adalah macam-macam teori motivasi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, yaitu:[7]
1.    Teori insting, menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan resons terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari.
2.    Teori fisiologis, teori ini juga disebutnya �Behaviour theories�.  Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, udara dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle for survival.
3.    Teori psikoanalitik, teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan go.
Adapun fungsi motivasi di antaranya adalah sebagai berikut:[8]
1.    Sebagai energi atau motor penggerak bagi manusia, seperti halnya bahan bakar pada kendaraan.
2.    Untuk mengatur dalam memilih alternatif di antara dua atau lebih kegiatan yang bertentangan.
3.    Meruakan pengatur atau arah tujuan dalam melakukan aktivitas.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.
  Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekadar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
B.        Prinsip Motivasi
Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
1.    Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
2.    Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar
3.    Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
4.    Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5.    Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6.    Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan ialah mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term-term tertentu, antara lain:[9]
1.    Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan).
2.    Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan.
3.    Devasi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.
4.    Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau negatif)

C.      Jenis-jenis dan Karakteristik Motivasi Belajar
Ditinjau dari intensitasnya, motivasi terdiri dari berbagai jenis, yaitu sebagai berikut:[10]
1.    Motivasi Primer
Motivasi Primer adalah motivasi yang didasarkan pada motiv-motiv dasar, yang umumnya berasal dari segi biologis dan jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting. Sedangkan insting mempunyai empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek dan sumber. Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku. Semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar.  Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting. Adapun sumber insting adalah keadaan jasmaniyah individu.
2.    Motivasi Sosial atau Motivasi Sekunder
Sangat penting dan memegang peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Motivasi sekunder sebagaimana yang dinyatakan oleh Mc Clean terdiri dari:
a)      Berprestasi dalam bekerja dan kaulitas produksi tinggi
b)      Memperoleh kasih sayang
c)      Memperoleh kekuasaan
Sementara itu, berdasarkan asalnya ada dua jenis motivasi yang dapat dikaitkan dengan kegiatan belajar, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.[11]
1.    Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu dengan tujuan memperoleh sesuatu yang lain (sebagai alat mencapai tujuan akhir). Motivasi ekstrinsik biasanya dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti hadiah dan hukuman. Contoh: seorang siswa belajar dengan keras untuk ujian agar dapat memperoleh nilai bagus di sekolah.
2.    Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah keterlibatan motivasi internal dari individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan keinginannya sendiri. Contoh: seorang siwa belajar keras untuk ujian karena dia menyukai pelajarannya.   
Motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik sangat berkaitan sekali dengan proses perkembangan pribadi seseorang dengan baik. Motivasi ekstrinsik itu berasal dari luar pribadi seseorang, seperti dorongan dari orang tua maupun lingkungan sekitar, sedangkan motivasi intrinsik berasal dari dalam pribadi seseorang, seperti kemauannya untuk mencapai keinginannya.


[1]Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hlm.331
[2]Martinis Yamin, Paradigma Baru Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta, 2011) hlm. 216
[3]Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm.64
[4]Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011) hlm.148
[5]Martinis Yamin, Paradigma Baru Pendidikan, hlm.216
[6]Moh. Padil dan Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010) hlm.83-84
[7]Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm.82-83
[8]Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen Pendidikan, hlm.336
[9]Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hlm.40
[10]Muchlis Solichin, Psikologi Belajar, (Surabaya: Pena Salsabila, 2013) hlm.172
[11]Ibid, hlm.173