MAKALAH
MANAJEMEN RESIKO
(Kasus pemasaran Bahan Bakar Minyak dan pengaruhnya terhadap
pergolakan nilai tukar mata uang di dunia)
Disusun
Oleh :
1. Nur
Aliza Noviastutik (2012210088)
3.
Umrotul Hasanah (2012210205)
4. Rachman
Amin (11612011932)
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
MADURA
PAMEKASAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga
studi kasus pengelolaan resiko pemasaran ini dapat diselesaikan. Tugas ini di
ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Resiko.
Tugas studi
kasus ini berisi tentang kasus pemasaran Bahan Bakar Minyak dan pengaruhnya
terhadap pergolakan nilai tukar mata uang di dunia. Pada kesempatan ini juga
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan studi kasus ini.
Penyusun
menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan studi kasus ini,
untuk itu kritik dan saran akan sangat berharga untuk penulis dalam memperbaiki
penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap usaha kita,
Amin.
Pamekasan,
02 Juni 2016
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar .............................................................................................. i
Daftar isi ....................................................................................................... ii
BAB IPendahuluan
1. Latar
belakang .............................................................................................. 1
2. Rumusan
masalah ......................................................................................... 2
3. Tujuan
penulisa ............................................................................................. 2
4. Batasan
penulisan ......................................................................................... 2
BAB II pembahasan
1. Risiko dalam
pemasaran ............................................................................... 3
2. Penanggulangan
risiko .................................................................................. 6
BAB III Penutup
1. Kesimpulan ................................................................................................... 10
2. Saran ............................................................................................................. 10
Daftar pustaka .............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Penurunan harga bahan bakar minyak
(BBM) khususnya premium sebagai langkah pemerintah dalam menyikapi turunnya
harga minyak dunia menjadi sekitar 44 dolar AS per barel yang ditetapkan per 1
Desember 2008 ini, banyak diprediksi kalangan masyarakat tidak akan banyak
mempengaruhi harga sembilan bahan makanan pokok (sembako) di Indonesia
khususnya di beberapa pasar tradisional yang berada di Kota Balikpapan.
Walaupun penurunan harga minyak ini
dimaksudkan untuk mendorong sektor rill namun penurunan harga premium saat ini
sesungguhnya tidak terlalu signifikan, yaitu hanya Rp 500 per liter, sehingga
tidak banyak mempengaruhi perubahan komponen harga.
Faktor lain adalah, banyaknya
pedagang khususnya yang menjual barang-barang hasil produksi pabrik, yang masih
menjual barang stok lama sehingga harganya pun masih belum berubah. Faktanya
adalah jika stok di penjual habis, distributor akan memberi tahu dulu tentang
perubahan harga barang. Kondisi lain yang berpengaruh adalah adanya Perayaan
hari raya Idul Adha yang jatuh pada awal pekan kedua Desember. Ini menguatkan
asumsi bahwa kondisi ini juga tidak banyak mempengaruhi fluktuasi harga di
pasaran bahkan harga kebutuhan pokok cenderung stabil.
Kondisi perekonomian tahun 2009
banyak diperkirakan akan lebih buruk dibanding tahun 2008 karena hanya mampu
menggenjot pertumbuhan ekonomi 4-5 persen, bahkan prediksi pesimistis
menyebutkan hanya tumbuh 3,5 persen, jauh di bawah prediksi pertumbuhan enam
persen pada tahun 2008. Implikasinya, bila pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009
menurun menjadi empat persen, diperkirakan sekitar satu juta angkatan kerja
baru tidak memperoleh pekerjaan alias menganggur. Pelaku usaha akan terdorong
untuk mereposisi pasar mereka, dari yang semula berorientasi ekspor ke pasar
domestik meski keuntungan yang diraih tidak sebesar dari ekspor. pelaku pasar
saat ini sedang menghadapi gejolak pergerakan harga pasar, seperti nilai
sekuritas, valuta asing, harga komoditi mapupun tingkat suku bunga sebagai
akibat dari kondisi-kondisi yang terjadi akibat turunnya harga BBM.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka permasalahan yang timbul adalah, “Mengelola resiko pasar pada perusahaan
dengan memperhatikan potensi kerugian yang disebabkan oleh perubahan
harga-harga pasar akibat pergerakan sektor riil”
3.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari
penulisan studi kasus ini adalah agar penulis semakin mengerti tentang kasus
yang terjadi dalam proses pemasaran di antaranya kasus pemasaran baban bakar
minyak
4.
Batasan
masalah
Dalam
penulisan studi kasus ini penulis membatasai penulisan hanya pada kasus
pemasaran bahan bakar minyak dan bagaiman resiko yang dihadapi dalam pergolakan
nilai tukar mata uang.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Risiko
Dalam Pemasaran
Risiko adalah hal yang wajar dalam
suatu bisnis. Mengambil dan mengelola risiko adalah sesuatu yang wajib
dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan laba dan nilai perusahaan. Namun
banyak perusahaan yang gagal dalam mengelola risiko dengan baik maupun tidak
memahami risiko yang mereka ambil sendiri.
Ukuran risiko sendiri ada banyak,
antara lain adalah capital at risk, earnings at risk atau cash flow at risk.
Ukuran ini tergantung perusahaan Anda, apakah lebih fokus kepada neraca,
laporan keuangan atau arus kas.
Pengertian risiko adalah suatu
ketidakpastian tentang kejadia pada masa depan. Seseorang atau suatu perusahaan
dapat menghadapi risiko dengan cara: menghindari (risk avoidance), mencegah
(risk control), menahan (risk retention) atau memindahkan risiko (risk
transfer). Penghindaran risiko (risk avoidance) adalah praktik menghindari
risiko dengan menurunkan atau menghilangkan partisipasi dalam sebuah kegiatan.
Pengendalian risiko (risk control) adalah praktik meminimalkan frekuensi atau
keparahan kerugian dari kegiatan berisiko. Penahanan atau penyimpanan risiko
(risk retention) adalah praktik penutupan kerugian suatu perusahaan dengan
dananya sendiri, misalkan suatu perusahaan mungkin sadar bahwa lebih murah
membayar perbaikan kendaraannya dengan biaya sendiri daripada menyerahkan klaim
ke perusahaan asuransi. Ketika potensi risiko yang lebih tidak dapat dihindari
atau dikendalikan, perusahaan terkadang memilih pemindahan risiko (risk transfer).
Pemindahan risiko adalah praktik pemindahan risiko suatu perusahaan ke
perusahaan lain—sebut saja, suatu perusahaan asuransi.
Risiko pasar, yaitu bentuk tekanan
yang terjadi ketika ada pergerakan harga pasar, seperti nilai sekuritas, valuta
asing, harga komoditi mapupun tingkat suku bunga. Risiko pasar adalah potensi
kerugian yang disebabkan oleh perubahan harga-harga pasar dan yields. Risiko
pasar sangat berkaitan dengan pinjaman nasabah Bank, deposito, aktivitas
perdagangan, surat-surat berharga dan produk derivatif. Risiko pasar dikelola
dalam batas risiko secara menyeluruh dan menggunakan teknik lindung nilai (
hedging). Seluruh aktivitas perdagangan sehubungan pada pertukaran mata uang
asing, derivatif, pasar uang dan surat-surat berharga dipantau setiap hari dan
dikaji dengan basis mark to market sesuai batas yang ditetapkan oleh Komite
Risiko Pasar dan sejalan dengan peraturan Bank Indonesia.
Risiko Pasar sebagaimana disebutkan
dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor : 9/13/PBI/2007 Tentang Kewajiban
Penyediaan modal Minimum Bank Umum Dengan Memperhitungkan Risiko Pasar yaitu
adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk
transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar,
termasuk risiko perubahan harga option.
Ada empat
faktor standar risiko pasar, antar lain adalah
1.
Risiko
modal, adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan (investasi pemilik) secara
terbatas yang merupakan selisih aktiva dan kewajiban, bergantung pada bentuk
badan usaha ysng dapat berbentuk Propriethorship (perorangan), Partnership (CV,
Fa) maupun Corporation (perseroan)
2.
Risiko suku
bunga, Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva
berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku
bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap
akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan
jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola
risiko suku
3.
bunga.
Pengelolaan harta dan kewajiban adalah suatu nama yang umum digunakan untuk
rangkaian lengkap teknik-teknik yang digunakan untuk mengelola resiko dalam
suatu kerangka kerja manajemen risiko perusahaan. Atau disebutkan sebagai
risiko kerugian akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi Trading
Book yang disebabkan oleh perubahan suku bunga. Risiko mata uang, Risiko nilai
tukar atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang muncul karena
perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Suatu
perusahaan atau pemodal yang memiliki aktiva atau operasi bisnis lintas negara
akan memperoleh risiko ini jika tidak menerapkan lindung nilai (hedging).
Risiko nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing penting
diperhatikan dalam investasi asing. Risiko ini muncul karena perbedaan
kebijakan moneter dan pertumbuhan produktivitas nyata, yang akan mengakibatkan
perbedaan laju inflasi.
4.
Risiko
komoditas. Adalah risiko kerugian akibat perubahan harga instrumen keuangan
dari posisi Trading Book dan Banking Book yang disebabkan oleh perubahan harga
kmoditas.
Menurut
Jones (1996), “Systematic risk as is shown in part two on portfolio management
an investor can construct a diversified portfolio and eliminate part of the
total risk. The diversiviable or non market part. What is left is the
diversiviable portion or the market risk variability in a securities total
return that is directly associated with overall movements in the general market
or economy”. Jadi risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio yang
relatif terhadap risiko pasar dapat diukur dengan beta. Beta suatu sekuritas
adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas
dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi tingkat beta,
semakin tinggi risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena
diversifikasi.
Dalam
Enterprise-Wide Risk Management, risiko perusahaan bukan hanya financial risk
(risiko keuangan) saja, seperti risiko gagal bayar dalam suatu transaksi
keuangan, risiko kesalahan dalam accounting system perusahaan ataupun risiko
perubahan nilai mata uang. Selain risiko keuangan ada yang disebut risiko
teknis, risiko operasional, dan risiko pasar (lazim disebut market risk atau
commercial risk).
Turunnya
harga minyak mentah dunia, menurunnya ekspor dan rentetan kibat lainnya dalam
hal ini termasuk dalam kategori market risk. Dari identifikasi risiko-risiko
tersebut, bagaimanakah risiko-risiko yang ada diukur? alam beberapa hal
risiko-risiko tersebut memang sifatnya kualitatif. Namun, akhir-akhir ini
pendekatan kuantitatif untuk mengukur risiko-risiko tersebut dilakukan
berdasarkan variabel besar-kecilnya impact (akibat) yang ditimbulkan dan
variabel tinggi-rendahnya frekuensi terjadinya risiko-risiko tersebut. Impact
disini dapat diukur dlam nilai uang.
Dengan dua
variabel tersebut risiko dipetakan dalam 4 (empat) bentuk:
1.
Risiko
dengan impact yang besar dan frekuensi yang tinggi atau sering, seperti
luktuasi nilai mata uang atau produk perusahaan yang dibajak/dipalsukan;
2.
Risiko
dengan impact yang besar namun frekuensinya rendah atau jarang, seperti bencana
alam atau pemboman pusat bisnis dan perdagangan;
3.
Risiko
dengan impact yang kecil namun frekuensinya tinggi atau sering, seperti
pengambilan inventory kantor (misalnya mesin hitung dan alat tulis) oleh
karyawan perusahaan untuk kepentingan pribadi;
4.
Risiko
dengan impact yang kecil serta frekuensinya rendah atau jarang, seperti pencurian
inventory kantor oleh orang luar. Satu hal yang perlu diperhatikan, risiko pada
suatu bidang bisnis tertentu akan berbeda dengan risiko di bidang bisnis yang
lain. Sehingga prioritas risiko suatu perusahaan kemungkinan berbeda dengan
perusahaan yang lainnya.
Dalam proses
identifikasi risiko-risiko ini dapat ditambah satu variabel lagi, yaitu: apakah
risiko-risiko tersebut diasuransikan atau tidak. Ini karena asuransi adalah
salah satu bentuk penanggulangan untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi.
Bentuk penanggulangan lainnya adalah hedging misalnya untuk risiko yang masuk
dalam kategori (1), yaitu fluktuasi nilai mata uang. Sementara untuk risiko
yang masuk dalam kategori (2) diatasi dengan membuat contingency plan, misalnya
menyiapkan kantor cadangan yang secara teknis siap beroperasi apabila terjadi
peristiwa ledakan bom.
2.
Penanggulangan Risiko
Pada
dasarnya memang tidak ada risiko yang sama sekali dapat dieliminasi. Yang ada
adalah penanggulangan risiko dengan cara yang transparan dan akuntabel. Apakah
itu dengan upaya menurunkan impact dan frekuensi terjadinya risiko maupun
mengasuransikan risiko sehingga diperoleh gambaran bagaimana risiko yang
absolute sifatnya menjadi risiko dibawah kontrol perusahaan. Upaya-upaya inilah
wujud tanggungjawab perusahaan terhadap stakeholders-nya. Disinilah perlunya
proses belajar dari pengalaman.Mengapa risiko harus dikelola? Jawabannya tidak
sulit ditebak, yaitu karena risiko itu mengandung biaya yang tidak sedikit.
Bayangkan suatu kejadian di mana sebuah perusahaan sepatu yang mengalami
kebakaran salah satu pabriknya. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut
adalah kerugian finansial akibat aset yang terbakar (misalnya gedung, material,
sepatu setengah jadi, dan sepatu yang siap dijual). Namun lihat juga kerugian
tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa
bulan sehingga menghentikan arus kas.
Akibat
lainnya barangkali adalah macetnya pembayaran utang kepada kreditor dan
suppliers karena terhentinya arus kas tadi yang akhirnya akan menurunkan
kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan para business partners
tersebut. Contoh lain mahalnya risiko, misalnya, adalah perusahaan baterai yang
produknya dinyatakan berbahaya bagi masyarakat oleh badan teknologi. Dampaknya,
perusahaan tersebut harus menarik kembali semua baterai yang telah dipasarkan,
dan itu berarti biaya yang luar biasa besar.
Kemudian
ditambah lagi dengan kerugian tidak langsungnya sebagaimana contoh pertama di
atas. Dua contoh di atas merupakan pure risks. Ada lagi risiko lain yang
dikenal sebagai price risk. Misalnya, perusahaan raket tenis yang memerlukan
material aluminium dalam memproduksi raket akan mengalami kenaikan biaya jika
harga pasar aluminium mendadak naik.
Perusahaan
raket tersebut barangkali bagus dalam operasinya (produknya disukai pasar,
inovasi produk dan proses, penjualan meningkat, manajemen biaya efisien) namun
terpaksa menderita risiko akibat kenaikan harga pasar aluminium yang di luar
kontrol perusahaan. Nah, di sinilah pentingnya manajemen risiko. Manajemen
risiko yang efektif dapat meminimumkan biaya risiko. Konkretnya, risiko yang
dikelola dengan baik, seperti dengan asuransi dan hedging kontrak derivatif,
dapat menjaga agar kinerja perusahaan terhindar dari faktor-faktor non-operasi
seperti kerugian akibat pure risk dan price risk tadi.
Berdasarkan
konsep investasi, risiko yang relevan dalam portofolio aset hanyalah risiko
sistematis karena risiko spesifik pada dasarnya dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
Dengan demikian, investor yang investasinya telah terdiversifikasi dengan baik
dalam portofolio hanya dapat mengharapkan tingkat return karena dia menanggung
risiko sistematis, karena dengan melakukan diversifikasi dengan efektif, risiko
spesifik aset-aset dalam portofolionya itu pada dasarnya telah tereliminasi.
Lalu apa
manfaat manajemen risiko bagi peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan? Jika
pengaruh manajemen risiko terhadap discount rate tidak signifikan, mari kita
lihat manfaatnya untuk arus kas bersih. Paling tidak ada tiga manfaat manajemen
risiko bagi arus kas bersih: (1) menjaga kestabilan arus kas, (2) mengurangi
kemungkinan perusahaan mengalami financial distress, dan (3) mengurangi
kemungkinan perusahaan terpaksa mencari pendanaan baru untuk menutupi kerugian
akibat risiko ataupun untuk mendanai investasi baru. (FAD)
Untuk
mengelola risiko dengan baik, maka perusahaan haruslah memahami risiko apa saja
yang mereka hadapi. Oleh karena itu, Anda harus memahami risiko besar apa saja
yang dihadapi. Kemudian juga mendefinisikan jenis dan seberapa banyak risiko
yang bersedia untuk ditanggung.
Terkadang,
perusahaan tidak mengerti benar mengenai risiko apa yang mereka tanggung dan
dampaknya terhadap bisnis. Misalnya, perusahaan melakukan investasi yang
menjanjikan return tinggi namun ternyata gagal dan mereka hanya menjadi korban
penipuan belaka.
Setiap
industri memiliki jenis risiko yang berbeda-beda sehingga masing-masing
seharusnya membuat klasifikasi bagi banyak kategori risiko ini, Di industri
farmasi, misalnya, perusahaan dapat mengalami risiko volume bisnis ketika
pesaingnya memperkenalkan obat baru yang lebih bagus. Mereka juga mengalami
risiko operasional ketika produk mereka ditarik dari pasaran sehingga
mengurangi pendapatan. Kemudian mereka juga terekspos terhadap risiko R&D
jika obatnya tidak mendapatkan persetujuan dari BPOM.
Selain
memahami jenis risiko yang dihadapi, perusahaan juga harus memahami seberapa
besar risiko yang mereka tanggung. Kemudian, Anda juga harus memahami bahwa
setiap unit bisnis memiliki risiko yang berbeda dan bisa saja berhubungan satu
sama lain. Anda juga harus memahami bagaimana risiko tersebut berdampak
terhadap risiko keseluruhan.
Dalam kata
lain, perusahaan harus memili pandangan secara lebih terintegrasi. Misalnya,
perbankan, harus bisa mengidentifikasi bahwa adanya penurunan dalam industri
penerbangan mengakibatkan risiko antara lain: risiko volume bisnis berkaitan
dengan pelayanan travel, risiko kredit (risiko tiket sudah dibeli namun belum
dibayar) dan risiko pasar berkaitan dengan investasi misalnya di obligasi
perusahaan penerbangan.
Merumuskan
strategi adalah salah satu aktivitas paling penting perusahaan dan mempengaruhi
semua keputusan investasinya . Strategi yang baik menjelaskan jenis risiko yang
diasumsikan atau yang bersedia mereka terima, magnitude risiko tersebut, dan
return yang diharapkan untuk menutupi risiko tersebut . Penjelasan akan elemen
ini menyediakan kejernihan dan arah untuk manajer unit bisnis yang berusaha
untuk menyelaraskan strategi mereka dengan strategi perseroan keseluruhan
sambil membuat trade-off risk dan return.
Level return
yang diinginkan bervariasi tergantung toleransi para manajer terhadap risiko.
Beberapa mungkin bersedia untuk menerima risiko demi return yang lebih tinggi.
Lainnya mungkin lebih konservatif. Namun setidaknya, return haruslah melebihi
cost of capital.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Seperti
halnya strategi, strategi risiko perusahaan juga haruslah memiliki beberapa
scenario yang berbeda. Perusahaan asuransi jiwa misalnya, haruslah mengetahui
bagaimana laba mereka akan bervariasi dalam kondisi ekonomi yang berbeda-beda.
Sehingga, jika terjadi skenario pesimis dimana kondisi ekonomi sedang buruk,
mereka memiliki strategi untuk menghadapinya.
Merumuskan
strategi adalah salah satu aktivitas paling penting perusahaan dan mempengaruhi
semua keputusan investasinya . Strategi yang baik menjelaskan jenis risiko yang
diasumsikan atau yang bersedia mereka terima, magnitude risiko tersebut, dan
return yang diharapkan untuk menutupi suatu risiko yang muncul.
2.
Saran
Berbeda
dengan risiko kredit yang sudah melekat begitu dana kredit itu disalurkan,
risiko pasar baru bisa terlihat dalam waktu yang agak lama. Misalnya, ketika
debitor bank mengalami masalah akibat perubahan makro yang memburuk. Sebagai
konsekuensinya, bank harus merestrukturisasi kredit dengan memberikan diskon
bunga misalnya. Hal-hal seperti itu menjadi bagian dari risiko pasar yang
dihadapi bank.
Merumuskan
strategi adalah salah satu aktivitas paling penting perusahaan dan mempengaruhi
semua keputusan investasinya . Strategi yang baik menjelaskan jenis risiko yang
diasumsikan atau yang bersedia mereka terima, magnitude risiko tersebut, dan
return yang diharapkan untuk menutupi risiko tersebut.
Daftar pustaka
·
Philip
Kotler and Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 12,
Terjemahan, PT. INDEKS, Jakarta, 2008
·
Philip
Kotler and Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 12,
Terjemahan, PT. INDEKS, Jakarta, 2008