MAKALAH
MERANCANG
RUANG KELAS YANG IDEAL UNTUK PEMBELAJARAN DI SMA AT-TA’AWUN LEGUNG BARAT SUMENEP
Disusununtukmemenuhitugasmatakuliah
“ManajemenKelas”
DisusunOleh:
DarwisSyamsi
(18201401040045)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
JURUSANTARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Tiada kata yang mampu terucap dari bibir al-faqir kecuali lantunan syukur
atas nikmat tak terhitung yang telah diberikan Allah SWT Dzat yang maha
mengatur, karenannya sampai saat ini penulis masih mampu untuk terus melangkah,
bertekad dan berjuang mengejar angan dan impianyang sejak dulu digantungkan
dilangit sana. Dengan tekad dan perjuangan tersebut, cucuran keringat, juga
usaha keras yang cukup memeras keringat serta pikiran, akhirnya penulis mampu
menyelesaikan makalah yang membahas secara umum tentang Bagaimana Merancang
Ruang kelas yang ideal untuk pembelajaran di SMA At-Ta’awun Legung Barat
Batang-Batang Sumenep sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Kelas. Alhamdulillah Wa Syukurillah.
Seribu bingkisan salam, semoga tetap mengalir deras kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir, penyempurna Syariat ummat terdahulu yang
telah memberikan Bisyarah kepada umat manusia tentang kemenangan Islam Wal Muslimin
dimasa yang akan datang. Allahu Akbar.Semoga kita sebagai ummatnya mampu
meneladani kiprah perjuangannya, konstelasi politiknya, kepemimpinannya, serta
akhlak dan budi pekertinya yang luhur.
Dengan terselesainya makalah ini, penulis menyampaikan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada doesen pengampuyang telah membantu memberikan saran
informasi dan ilmu pengetahuan mengenai Mata Kuliah manajemen kelasPenyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan .
Akhirnya saran dan kritik para pembaca sangat kami harapkan sebagai
Muhasabah An-nafs dan kemajuan penulis ke depan. Semoga makalahinidapatbermanfaatbagiumatIslam.AmienYaaRabbal ‘Alamin!
Pamekasan,27 April 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagian besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas yang kurang
sesuai memiliki pengaruh terhadap kemungkinan munculnya gangguan terhadap
proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas konsentrasi siswa.Temperatur
ruangan yang terlalu dingin atau panas dan sistem ventilasi yang kacau
misalnya, dapat menurunkan konsentrasi siswa. Terkadang, perabotan serta materi
fisik penunjang proses pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa untuk membuat
siswa mampu memusatkan perhatian mereka terhadap pembahasan dalam forum kelas.
Karena peletakan media peraga atau material lain yang tidak pada tempatnya akan
menyebabkan terhalangnya pandangan siswa terhadap fokus pembelajaran.
Agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan efektif, seorang guru
perlu memperhatikan pengaturan dan
penataan ruang kelas dalam proses belajar mengajar. Karena ketika ruangan kelas
tertata dengan teratur dan nyaman, proses pengajaran akan berjalan dengan baik.
Dan mengingat pentingnya akan hal tersebut penulis akan sedikt memaparkan hal
hal yang berkaitan dengan bagaimana merancang kelas yang ideal dalam proses
pembelajaran
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari latar belakang diatas
yaitu sebagai berikut:
1.
Pentingnya pengaturan
ruang kelas dalam pembelajaran
2.
Menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk belajar
3.
Mengatur ruang
kelas
4. Observasi
C.
Tujuan Masalah
Adapun
tujuan masalahnya ialah sebagai berikut:
1.
Memberikan
pemahaman tentang Pentingnya pengaturan ruang kelas dalam pembelajaran
2.
Memberikan
pemahaman tentang Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar
3.
Memberikan
pengetahuan tentang Mengatur ruang kelas
4.
Observasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya
pengaturan ruang kelas dalam pembelajaran
Dalam
manajemen kelas efektif, lingkungan fisik merupakan faktor yang sangat
penting.Oleh Karena itu, lingkungan fisik harus dapat didesain secara baik dan
lebih dari sekedar penataan barang-barang di kelas. Menurut Everston et al.
(2003) dalam Santrock (2008), terdapat empat prinsip yang dapat dipakai
dalam menata kelas, yaitu:
v . Daerah ini
antara lain area belajar kelompok, bangku siswa, meja guru, dan lokasi
penyimpanan alat tulis, rak buku, computer dan lokasi lainnya. Area-area harus
dapat dipisahkan sejauh mungkin dan dipastikan mudah diakses, karena gangguan
dapat terjadi pada daerah yang sering dilewati. Oleh karna itu labih pentingnya semua yang ada dikelas harus mampu/ pintar
dalam mengambil posisi yang sekiranya dapat menambah semangat belajar siswa
.Sebagai manajer
kelas, guru penting untuk memonitor anak secara cermat.Pastikan ada jarak
pandang yang jelas dari meja guru, lokasi instruksional, meja anak, dan semua
anak. Bagaimanapun juga guru harus pintar dalam mengatur
jalannya transformasi ilmu yang akan diberikan pada anak didiknya secara
keseluruhan.
v Mampukan diri guru membuat suasana baru. Hal ini akan meminimalkan waktu persiapan dan
perapian, serta mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.Dan tinggal menghitung waktu dan tempat yang sudah ada pada aturan mainnya,
dalam artian guru merupakan fasilitator dalam kesehariannya tujuannya hanya
tidak lain untuk menjaga stabilitas siswa dalam menangkap suatu materi
v Tentukan di
mana anda dan siswa anda akan berada saat presentasi kelas diadakan. Pada
aktivitas ini, anak tidak boleh memindahkan kursi atau menjulurkan lehernya.Siswa tetap harus melaksanakan dengan apa yang yang menjadi keinginan
seorang guru yaitu dengan cara
mendengarkan dalam keaadaan baik.
Dalam
mengorganisasikan ruang fisik kelas, juga sangat ditentukan oleh tipe aktivitas
pembelajaran yang direncanakan untuk dilaksanakan oleh anak.Dalam hal ini,
perbedaan level kelas, kecepatan materi antar kelas, aktivitas kelompok dan
aktivitas individual harus dapat terakomodasi secara fleksibel dalam penataan
lingkungan fisik kelas. Menurut Renne (2007) dalam Santrock (2008),
penataan kelas standar dapat dilakukan dalam lima gaya penataan, yaitu
auditorium, tatap-muka, off-set, seminar, dan klaster.
interaksi sosial di antara siswa dan mengarahkan perhatian siswa kepada
guru. penataan meja dalam lajur-lajur dapat bermanfaat bagi anak pada saat
mengerjakan tugas individu, sedangkan meja yang disusun mengelompok akan
membantu proses belajar kooperatif (Santrock, 2008).
Menurut
Weinstein dan Mignano (1997) dalam santrock (2008), kelas juga penting
untuk dilakukan personalisasi, meskipun bagi sekolah yang menggunakan sistem moving
class terdapat beberapa kelas yang belajar dalam satu hari. Personalisasi
kelas dapat dilakukan dengan memasang foto siswa, karya siswa, tugas, diagram
tanggal lahir siswa (SD), ekspresi siswa yang positif serta media pembelajaran
yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari anak. Personalisasi ini,
dapat bermanfaat sebagai inspirasi dan motivasi untuk belajar bagi anak serta dapat
menjadi sumber belajar bagi anak. Selain itu, modifikasi pajangan dinding yang up
to date dapat memberikan kesan dinamisasi lingkungan, anak mendapatkan
objek pandang yang senantiasa bermakna bagi proses belajar.
B Menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk belajar
Salah satu faktor penting yang dapat
memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.
Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung
keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi
antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses pengolahan
informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses
belajar.
Lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian
rupa, sehingga dapat memfasilitasi anak dalam melaksanakan kegiatan
belajar.Lingkungan belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi
kesuksesan seluruh anak secara individual. Dengan demikian, lingkungan belajar
merupakan situasi yang direkayasa oleh guru agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif. Menurut Saroni (2006) dalam Kusmoro (2008),
lingkungan pembelajaran terdiri atas dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.
Lingkungan fisik dalam hal ini adalah
lingkungan yang ada disekitar siswa belajar berupa sarana fisik baik yang ada
dilingkup sekolah, dalam hal ini dalam ruang kelas belajar di sekolah.
Lingkungan fisik dapat berupa sarana dan prasarana kelas, pencahayaan,
pengudaraan, pewarnaan, alat/media belajar, pajangan serta penataannya.
Sedangkan lingkungan sosial merupakan pola interaksi yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Interaksi yang dimaksud adalah interkasi antar siswa dengan
siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, lingkungan sosial yang baik memungkinkan adanya interkasi yang
proporsional antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran
yang kondusif bagi anak, guru harus dapat memberikan kemudahan belajar kepada
siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai,
menyampaikan materi pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang memungkinkan
siswa belajar. Oleh karena itu, peran guru selayaknya membiasakan pengaturan
peran dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik
kelas yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial kelas yang menjadikan
proses pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna. Dengan terciptanya
tanggung jawab bersama antara anak dan guru, maka akan tercipta situasi
pembelajaran yang kondusif dan bersinergi bagi semua anak[1]
B.
Mengatur ruang
kelas
pengaturan ruang kelas sangatlah
penting, karena dengan adanya penataan atau pengaturan ruang kelas, maka tujuan
pembelajaran dapat tercapaidengan baik.
Ada beberapa asumsi dasar dalam
pengaturan ruang kelas yang dapat mendukung dalam proses
pembelajaran,diantaranya yaitu:
1.
Pertama dan
terpenting dari menejemen ruang kelas adalah tentang menciptakan lingkungan
ruang kelas yang didalamnya semua siswa merasa aman dan nyaman,dan dapat
memaksimalkan belajar akademis dan ketrampilan sosial yang penting. Ketika guru
dan siswa menciptakan tipe-tipe setting ruang kelas, siswa cenderung membuat
pilihan yang baik dan belajar mereka ditingkatkan.
2.
Pengaturan
kelas pasti berhubungan dengan instruksi yang efektif. siswa akan cenderung
bertindak secara bertanggung jawab dan
belajar mereka akan meningkat ketika mereka terlibat secara sukses dan aktif
dalam perencanaan yang penuh arti yang relevan dnganpengetahuan dan keahlian.
3.
Pengaturan
kelas harus meningkat rasa kepemilikan siswa,tanggung jawab dan perasaan
keyakinan personal siswa yang berkaitan dengan belajar mereka.
4.
Pengaturan
ruang kelas meliputi metode untuk membantu siswa mengembangkan keahlian prilaku
baru yang dapat membantunya dalam bekerja sama dan berhasil bersama orang lain.
5.
Pengaturan
ruang kelas yang efektif memerlukan guru yang menjaga nilai-nilai dan
keyakinannya tentang pentingnya bekerjasama dengan siswa.
6.
Pengaturan
kelas meliputi perencanaan yang bermanfaat dan memfokuskan pada pertumbuhan
professional. Keduanya adalah aktifitas personal dan professional yang
memerlukan penggabungan pengetahuan dan keahlian professional seseorang dengan
perhatian terhadap keinginan dan kebutuhan siswa termasuk perkembangan mereka
dan kebutuhan siswa,termasuk perkembangan mereka dan kebutuhan belajar dan
nilai budaya mereka.[2]
C.
Observasi
SMA At-Ta’awun merupakan lembaga
pendidikan swasta yang melakukan rangcangan kelas demi terciptanya lingkungan
kelas yang kondusif. Adapun
Dalam pelaksanaan observasi ini
peneliti melakukan di SMA At-Ta’awun yang
terletak diLegungBarat Batang-Batang Sumenep.Dari hasil dokumentasi, peneliti mendapatkan data dari
berbgai sumber, dokumentasi dalam pristiwa iniadalah data data mengenai keadaan
kelas SMA Legung Barat Sumenep dengan posisi tempat
duduk peserta didik dengan berbentuk U.
Dari hasil analisis, Observai ,terjun
kelas dan dokumentasi yang dilakukan, maka peneliti dapat mengambil temuan
temuan sebagai berikut:
1.
Terdapat
banyak model penataan ruang kelas yang dapatdi
terapkan di sekolah sekolah Namun penataan ruang kelas farmasi kelas dengan
bentuk U yang paling mudah dan paling sering di terapkan. Karna formasi kelas
bentuk U dapat membentuk atau menciptakan suasana kelas yang menggairahkan juga
dapat memungkinkan guru dan juga pesrta didik untuk segara leluasa di
dalamkelas serta serta dapat menfokuskan peserta didik untuk focus dalam
belajar
2.
Penataan ruang
kelas dengan formasi U cocok unntuk di terapkan pada kelas yang siswanya susah
diatur dan diangga sulit dalam menerima materi pelajaran, mengapa demikian,
karna seorang guru dapat menciptakan susasan be;ajar yang baru dapat
menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, sehingga siswa tidak dapat bosan
dalam menerima pelajaran, pelajaran akhlak tasawuf
Setelah selesai mengumpulkan data dari hasil peneliyian di SMA At-Ta’awun
Legung
Barat
Batang
Batang
melelui observasi kelas,wawancara, dan dokumentasi maka peneliti akan melakukan
penelitian Sebagaimana dijelaskan dalam teknik analisis data dalam penelitian
peneliti menggunakan analisis kualitatif dan data peneliti diperoleh baik
melalui observasi,wawancara dan dokumentasi yang telah dikumpulkan oleh
peneliti selama mengadakan penelitian dengan lembaga terkait .
Dengan demikian,
harapannya keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat tercapai.Dalam formasi
ini guru merupakan orang yang paling aktif bergerak ke segala arah serta
langsung berinterkasi secara berhadap hadapan dengan peserta didiknya.
Formasi bentuk kelas U
ini sangat ideal uuntuk memberikan mata pelajaran dalam bentuk apapunsehingga
formasi ini menjadi formasi multi fungsi. Dengan guru melakukan penataan ruang
kelas dengan formasi bentuk kelas U ini, siswa yangsebelumya kurang semangat
belajar menjadi lebih bersemangat, dan yang serius atau berkonsentrsi lebih
tekun dalam belajar, kemudian yang tadinya sulit menangkap materi pelajaran
yang disampaikan menjadi lebih mudah untuk meresap pelajaran dan mendapat hasil
belajar yang lebih baik dari yang sebelumnya,dan bisa mengembangkan daya
pemikiran siswa sebagai sarana untuk mengembangkan kualiatas yang di miliki
setiap siswa dan
memang sudah dianggap cukup baik, terlepas dari itu siswatidak dapat
memenangkan cita –cita yang di harapkan pada saat proses belajarnya. Kaitannya
dengan ini siswa tidak semerta merta mendapatkan teguran dari guru, melainkan
mereka harus berjalan sendiri dan mencari pengalaman sendiri, ketika ada
masalah ataupun penyesatan dalam memperoleh pengetahuan siswa, Maka sebagai
guru harus memberikan arahan pada waktu itu juga supaya kesesatan siswa tidak
lagi melekat dalam proses pembelajarannya tuk mencapai target yang di
perhitungkan antara siswa dan guru.
Dengan adanya pembentukan seperti ini tidak mungkin siswa menemukan hal
hal yang baru jika tidak dicekokin dengan
hal yang bisa menciptakan ruang kelas yang ideal maka sebagai guru harus
memantau lebih jauh agar siswa menerima rangsangan yang diberikan guru bisa
ditangkap dengan mudah,nanti kalau siswa sudah tertata dengan baik itu biasaya
cepat menemukan apa yang diinginkan guru ataupun siswa. Selanjutnya mereka
harus mematuhi tata tertib yang sudah ada dan lagi mempersiapkan yang akan
dilaksanakan ketika proses pembelajara.
Dan
yang paling terpenting siswa harus menempuh jarak yang maksimal, Adapun dengan lain
ketika bisa menempuh ke jalan yang diinginkan
A. Guru harus melakukan hubungan kontroling yaitu
dengan cara menanyakan sesuatu yang telah di berikan pada murdnya yang
berkaitan dengan sub-sub yang telah di berikan.
B. Siswa diwajibkan belajar lebih jauh dengan
cara menanya balik pada guru mengenai apa yang menjadi kurang mengerti hal
sperti itu akan membuat siswa lebih mampu menghadapi tantangan.
C. Guru menerapkan siswanya satu persatu maju
kedepan dengan berbicara didepan teman-temannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Penataan susunan meja yang mengelompok dapat
mendorong interaksi sosial di antara siswa. Sedangkan susunan meja yang
berbentuk lajur akan mengurangi interaksi sosial di antara siswa dan
mengarahkan perhatian siswa kepada guru. penataan meja dalam lajur-lajur dapat
bermanfaat bagi anak pada saat mengerjakan tugas individu, sedangkan meja yang
disusun mengelompok akan membantu proses belajar kooperatif
Salah satu faktor penting yang dapat
memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.
Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung
keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi
antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses
pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil
dari proses belajar.
B.
Saran
Untuk metahui sejauhmana hasil
makalah yang penulis lakukan maka kami berharap kritik dan sarannya tentang rancangan
kelas yang ideal dalam pembelajaran untuk dijadikan bahan motivasi dan masukan
terhadap penullisan
DAFTAR PUSTAKA
Coni setiawan. pendekatan keterampilan proses. (Jakarta:
Gramedia, 1990)
Wijaya Cece. Kemampuan dasar guru dalam proses
belajar mengajar. (Bandung: Remaja Muda Karya, 1991)
Mulyasa. Menjadi guru profesional. (Bandung: Rosda Karya,
1990)
Arikunto Suharsimi. Pengelolahan kelas dan siswa.
(Bandung: Rosda Karya, 1990)
Suryosanto. Proses belajar mengajar disekolah. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002)