BAB II
PEMBAHASAN
A. ETIKA
MENCARI ILMU
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ
تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ
انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ
أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ .[المجادلة/11[
Artinya;
Hai
orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Al-Mujadalah 11).
a.
Tafsir
Mufrodat
تَفَسَّحُوا
|
Maksudnya
adalah توسعوا yaitu saling meluaskan dan
mempersilahkan.
|
يَفْسَحِ
|
Maksudnya Allah akan melapangkan
rahmat dan rizki bagi mereka.
|
فَانْشُزُوا
|
Maksudnya saling merendahkan hati untuk memberi kesempatan
kepada setiap orang yang datang.
|
يَرْفَعِ
اللهُ الَّذِينَ
|
Allah akan
mengangkat derajat mereka yang beriman dan berilmu,di dunia maupun di akhirat.
|
b. Asbabun Nuzul
Ayat ini diturunkan pada waktu
Rosululloh S.A.W. ingin memuliakan sahabat ahli perang badar dari pada sahabat
muhajirin dan anshor.Ketika .;Rosululloh S.A.W. duduk di tempat yang sempit
seketika datanglah sahabat ahli badar tersebut saling berdesakan dan rebutan
dalam menempati tempat duduk dengan upaya mengikuti dan menikmati sajian
illmu dari beliau.[1]
c. Tafsir Ayatr
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا
يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا
Di mana letak kebaruan kajian Surat al-Mujadilah: 11 ini
adalah terletak pada 3 domain pembahasan yang berkaitan erat dengan proses
pembelajaran, yaitu motivasi, etika dan prestasi belajar. Melalui motivasi,
kegiatan pembelajaran tampil dalam bentuk yang menggairahkan; melalui etika,
pembelajaran tampil dalam wujud yang santun; dan melalui prestasi, pembelajaran
menunjukkan aktualisasi diri dari para pembelajar. Dari sudut pandang lain,
Surat al-Mujadilah: 11 menunjukkan bahwa motivasi lebih dominan terletak di
awal kegiatan pembelajaran; etika lebih dominan terletak pada tengah-tengah
pembelajaran; sedangkan prestasi lebih dominan terletak di akhir pembelajaran.
Berikut visualisasi relasi 3 domain bahasan Surat al-Mujadilah: 11
MOTIVASI
Zamakhsari dalam al-Kasysyaf menyatakan bahwa para Shahabat berdesak-desakan di
majlis Rasulullah SAW karena berlomba-lomba dekat dengan Nabi SAW dan antusias
mendengarkan ceramah beliau. Oleh karena itu, ketika ada seorang shahabat
datang ke majlis tersebut, lalu dia berseru kepada para shahabat yang lain:
“Berlapang-lapanglah kalian dalam majlis”, maka para Shahabat justru enggan,
mengingat, mereka sangat antusias untuk menyaksikan Nabi SAW secara langsung.
Jika
dibandingkan dengan fenomena kekinian di dunia pendidikan, maka kita akan miris
melihat perbedaan yang sangat tajam antara idealisme al-Qur’an yang termaktub
dalam Surat al-Mujadilah: 11 dengan realitas dunia pendidikan saat ini. Jika
idealisme al-Qur’an mendorong umat Islam agar berduyun-duyun mengambil tempat
duduk paling dekat dengan guru, maka realitas dunia pendidikan saat ini justru
menunjukkan para peserta didik lebih cenderung mengambil tempat duduk yang
paling jauh dengan guru. Pertanyaan kritisnya, apakah fenomena ini disebabkan
lemahnya antuasisme belajar para peserta didik? Ataukah lemahnya daya pikat
guru terhadap peserta didik?
ETIKA
Karakteristik inti dari setiap
kegiatan edukatif dalam dunia Islam adalah sarat dengan nuansa etis. Dalam
catatan normatif (al-Qur’an dan al-Sunnah) maupun historis-filosofis (sejarah
dan pemikiran pendidikan Islam), hampir dapat dipastikan etika atau akhlak
selalu disinggung sebagai poin penting dari suatu kegiatan pembelajaran. Kisah Nabi
Musa – sebagai murid – dan Nabi Khidir – sebagai guru – dalam Surat al-Kahfi:
60-82 memberikan catatan normatif bahwa etika adalah poin penting dalam
kegiatan pembelajaran Islami, apalagi jika kita mengkaji hadits-hadits yang
menginformasikan luhurnya akhlak Nabi SAW sebagai pendidik maupun para shahabat
sebagai peserta didik. Demikian halnya kajian historis dan filosofis akan
bermuara pada kesimpulan yang sama, yaitu etika adalah bagian poin penting
dalam setiap proses pembelajaran Islami.
Surat
al-Mujadilah: 11 memberikan panduan bahwa sebesar apapun motivasi belajar
seseorang, tidak boleh mengorbankan etika dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
walaupun pada dasarnya para Shahabat senang berdekatan dengan Nabi SAW, namun
Rasulullah SAW memerintahkan agar mereka tetap menjaga etika dengan cara
berbagi tempat duduk bagi para shahabat lain yang datang terlambat. Dengan kata
lain, tidak etis apabila seorang peserta didik duduk nyaman di suatu tempat
belajar, sedangkan temannya harus berdiri, padahal di tempat belajar itu masih
bisa ditempati oleh temannya tersebut.
PRESTASI
Orang yang belajar menimba ilmu pasti akan menghasilkan prestasi. Variasi
prestasi orang yang belajar dalam perspektif Islam dapat dilacak pada ayat-ayat
maupun hadits-hadits yang menjelaskan tentang keluhuran posisi orang yang
berilmu. Misalnya: Nabi SAW bersabda:
أوحى الله إلى إبراهيم، يا إبراهيم،
إني عليم أحب كل عليم
Allah
mewahyukan kepada Ibrahim: “Wahai Ibrahim, sesungguhnya Aku adalah Maha
Mengetahui; Aku menyukai tiap-tiap orang yang berilmu”.
Surat al-Mujadilah: 11 tidak secara spesifik menjelaskan bentuk maupun jenis
prestasi yang dapat diraih oleh orang yang belajar. Namun demikian, variasi
penafsiran terhadap term (دَرَجَاتٍ) pada potongan ayat di atas yaitu;
يَرْفَعِ
اللهُ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا مِنْكُمْ، وَالَّذِيْنَ أُتُواالْعِلْمَ
دَرَجَات
menghasilkan variasi bentuk dan jenis prestasi yang
dapat diperoleh orang yang belajar. Berikut ini sajian pendapat para mufassir:
@ Fakhr al-Razi: Ada 2 bentuk keluhuran yang akan diperoleh
orang yang berilmu. Pertama, ini adalah pendapat yang langka, mendapatkan
kemulyaan di majlis Rasulullah SAW. Kedua, ini adalah pendapat yang populer,
memperoleh keluhuran dari segi pahala dan ridha Allah SWT berupa derajat yang
tinggi baik di dunia maupun di akhirat .
Kesimpulan
Dari
ayat di atas , dapat diambil beberapa pelajaran sebagai berikut;
1)
Beretika baik terhadap semua orang khususnya dalam mengikuti majlis ilmu.
2)
Berbuat lapang kepada semua orang dalam suatu majlis.
3) Allah akan meninggikan derajat orang- orang yang
beriman dan orang- orang yang berilmu.