Wednesday, 21 December 2016

Analisis Penalaran Bahasa, Penalaran Matematika, Statistik dan Logika (Makalah Lengkap)




BAB I
PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
            Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan merupakan ciri utama dari kita sebagai manusia ciptaan tuhan yang dianughrahi akal pikiran yang mebedakan manuisia dengan ciptaan tuhan. Berfikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu. Harus didasri bahwa setiap orang mempunayi kebutuha untuk berfikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Seorang yang tidak berfikir, bearda sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuamn penciptaan alam, dan arti keberadaannya dinia. Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakikatnya merupakan pengumplan fakta untuk mendukung atau menolak hpotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik hharus didukung oleh penguasaan sarana berfikir denagn baik pula.

      B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana analisis penalaran bahasa ?
2.      Bagaimana analisis penalaran matematika ?
3.      Bagimana analisis penalaran statistik ?
4.      Bagaimana analisis penalaran logika ?

      C.    Tujuan Masalah
1.      Unuk mengetahui bagaimana analisis penalaran bahasa
2.      Untuk mengetahui bagaimna analisis penalaran matematika
3.      Untuk mengetahui bagaimana analaisis penalaran statistik
4.      Untuk mengatahui bagaimana analisis penalaran logika


BAB II
PEMBAHASAN

SARANA BERFIKIR ILMIAH
    
      A.    Bahasa
Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh-pengaruh yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya.
Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur. Dengan kemampuan kebahasaan akan tebentang luas cakrawala berpikir seseorang da tiada batas dunia baginya.
Banyak ahli bahasa yang telah memberikan uraiannya tentang pengertian bahasa. Sudah barang tentu  setiap ahli berbeda-beda cara menyampaikannya. Bloch and Trager mengatakan bahwa a language is a system of arbitrary vocal symbols by means of wich a social group cooperates(bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbiter yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi).[1]
Batasan diatas memerlukan sedikit penjelasan agar tidak terjadi salah paham. Oleh karena itu, perlu diteliti setiap unsur yang terdapat didalamnya:
1)      Simbol-simbol
Simbol atau lambag memperoleh fungsi khususnya dari mufakat kelompok atau konvensi sosial, dan tidak mempunyai efek apapun bagi setiap orag yang tidak mengenal konsensus atau konvensi tersebut.
2)      Simbol-simbol vokal
Simbol-simbol yang membangun ujaran manusia adalah simbol-simbol vokal, yaitu bunyi-bunyi yang urutan-urutan bunyinya duhasilkan dari kerja sama berbagai organ atau alat tubuh  dengan sistem pernapasan.
3)      Simbol-simbol vokal arbiter
Istilah arbiter  di sini bermakna �mana suka� dan tidak perlu ada hubungan yang valid secara filosofis antara ucapan lisan dan arti yang dikandungnya. Hal ini lebih jelas bagi orang mengetahui lebih dari satu bahasa.
4)      Suatu sistem yang berstruktur dari arbitrer. Dalam beberapa bahasa bunyi-bunyi tertentu tidak dapat dipakai diawal kata, yang lainnya tidak dapat dipakai atau menduduki posisi diakhir kata.
5)      Yang dipergunakan oleh para anggota sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul saru sama lain dalam artian hubungan antara bahasa dan masyarakat.
        1.      FUNGSI BAHASA
Beberapa pakar berselisih pendapat dalam hal fungsi bahasa. Aliran filsafat bahasa dan psikologstik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk meyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi, sedangkan aliran sosiolonistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah saran untuk perubahan masyarakat.
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai berikut:
1)      Kordinator kegiatan-kegiatan masyarakat
2)      Penetapan dan pemikiran pengungkapan
3)      Penyampaian pikiran dan perasaan
4)      Penyenangan jiwa
5)      Pengurangan kegoncangan jiwa

        2.      BAHASA SEBAGAI SARANA BERFIKIR ILMIAH
Berbicara masalah ilmiah, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu pertama, sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam pengertian bahwa ia merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah, gunakan pola berpikir induktif dan deduktif dalam mendapatkan pengetahuan. Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
Hal tersebut dikaitkan dengan berpikir ilmiahsarana ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuan berdasarkan metode ilmiah.
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan dalam proses berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain, baik pikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif. Premis yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah juga. Fungsi bahasa itu sendiri adalah sebagai saran berpikir.
        3.      BAHASA ILMIAH DAN BAHASA AGAMA
Bahasa ilmiah dalam tulisan-tulisan ilmiah, terutama sejarah, selalu dituntut secara deskriptif sehingga memungkinkan pembaca(orang lain) unuk ikut menafsirkan dan mengembangkan lebih jauh. Sedangkan bahasa agama selain menggunakan gaya deskriptif juga menggunakan gaya perspektif, yakni struktur makna yang dikandung selalu bersifat imperatif dan persuasf dimana pengarang menghendaki si pembaca mengikuti pesan pengarang sebagaimana terformulasikan dalam teks.
Bahasa agama dengan pengertian pertama yang berasal dari tuhan tidaklah selalu tidak baik, dimana dia maha bijak dalam memilih dan memilih ungkapan dengan tepat dan sesuai dengan ruang, waktu dan objek yang dituju.
Dengan demikian , tampaklah kelebihan dan kekurangan antara bahasa ilmiah yang digunakan manusia dalam kegiatan ilmiahnya dengan bahasa agama yang dipesankan Tuhan kepada manusia untuk menyampaikannya. 

      B.     Matematika
Ilmu-ilmu pengetahuan semuanya sudah menggunakan matematika, baik matematika sebagai pengembangan aljabar maupun statistik.
Berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu  saja tidak lepas dari usaha para ilmuan dalam mengembangkannya, maka dalam hal ini akan dibahas tentang matematika sebagai sarana berpikir deduktif, dan matematika untuk ilmu alam dan ilmu sosial.
Sarana berpikir ini pada dasarnya merupakan alat yang mebantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tentu pula.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berua bahasa, logika, matematika, dan statistika.
1.      MATEMATIKA SEBAGAI BAHASA
Matematika adalah bahasa yang melambangkan seragkaian makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat �artifisial� yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu makna matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.
2.      MATEMATIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR DEDUKTIF
Matematika merupakan ilmu deduktif. Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak didasari atas pengalaman seperti halnya yang terdapat didalam ilmu-ilmu empirik, melainkan didasarkan atas deduksi-deduksi(penjabaran-penjabaran).
Cara berpikir yang dilakukan diatas adalah deduksi. Dalam semua pemikiran deduktif, maka kesimpulan yang ditarik merupakan konsekuensi logis dari fakta-fakta yang mendasarinya. Kesimpulan yang ditarik tak usah diragukan lagi.
Dalam penalaran deduktif, bentuk penyimpulan yang banyak digunakan adalah sistem silogisme, dan bahkan silogisme ini disebut juga sebagai perwujudan pemikiran deduktif yang sempurna.
3.      MATEMATIKA UNTUK ILMU ALAM DAN ILMU SOSIAL
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam matematika memberikan kontribusi yang cukup besar. Kontribusi matematika dalam perkembaangan ilmu alam, lebih ditandai dengan penggunaan lambang-lambang bilangan untuk penghitungan dan pengukuran, di samping hal lain seperti bahasa, metode, dan lainnya. Berbeda dengan ilmu sosial yang nelaahan yang kompleks dan memiliki objek penelaahan yang kompleks dan sulit dalam melakukan pengamatan, disamping objek penelaahan yang tak berlang maka kontribusi matematika tidak mengutamakan pada lambang-lambang bilangan.

        C.    Statistik
1.      PENGERTIAN STATISTIK
Secara etimologi, kata �statistik� berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa inggris), yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan dengan negara. Pada mulanya, kata �statistik� diartikan sebagai �kumpulan bahan keterangan (data), baik berwujud angka maupun yang tidak berwujud angka yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi
Dalam kamus ilmiah populer, kata statistik berasal dari tabel, grafik, daftar informasi, angka-angka informasi. Sedangkan kata statistika berarti ilmu pengumpulan, analisis, dan klasifikasi data, angka seabagai dasar untuk induksi.
Jadi statistika merupakan sekumpulan metode untuk membuat keputusan yang bijaksana dalam keadaan yang tidak menentu.
2.      TUJUAN PENGUMPULAN DATA STATISTIK
Tujuan kegiatan praktis dan kegiatan keilmuan. Kedua tujuan sebenarnya tidak mempunyai perbedaan yang hakiki karena kegiatan keilmuan merupakan dasar dari kegiatan praktis.
3.      STATISTIKA DAN CARA BERPIKIR INDUKTIF
Ilmu secara dapat di definisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Semua pernyataan ilmiah adalah sesuai faktual, dimana konsekuensinya dapat diuji baik dengan jalan memperguakan pancaindra, maupun dengan alat-alat yang membantu pancaindra tersebut
Kesimpulan yang ditarik dalam penalaran deduktif adalah benar jika premis-premis yang dipergunakannya kan kesimpulannya adalah sah. dalam penalaran induktif meskipun premis-premisnya adalah benar dan prosedur penarikan adalah sah, kesimpulan itu belum tentu benar. Langkah-langkah yang digunakan dalam kegiatan keilmuan yang dapat dirinci sebagai berikut:
a.       Observasi
b.      Hipotesis
c.       Ramalan
d.      Pegujian kebenaran

      D.    Logika
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak  boleh lebih besar daripada satu.
Tidak hanya de facto, menurut kenyataanya kita sering berpikir, secara de jure. Berpikir tidak dapat dijalankan semau-maunya. Realitas begitu banyak jenis dan macamnya, maka berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai. Pikiran diikat oleh hakikat dan struktur tertentu, kendati sehingga kini belim seluruhnya terungkap. Pikiran kita tunduk kepada hukum-hukum tertentu.

ATURAN CARA BERPIKIR YANG BENAR
a.       Mencintai kebenaran
b.      Ketahuilah (dengan sadar) apa yang sedang anda kerjakan
c.       Ketahuilah (dengan sadar) apa yang sedang anda katakan
d.      Buatlah distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang semestinya
e.       Cintailah definisi yang tepat
f.       Ketahuilah (dengan sadar) mengapa anda menyimpulkan begini atau begitu
g.      Hindarilah kesalahan-kesalahan degan segala usaha dengan segala usaha dan tenaga , serta sangguplah mengenali jenis, macam, dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran(penalaran).[2]



BAB III
PENUTUP
       A.    Kesimpulan
1.      Seseorang dikatakan berfikir ilmiah jika dia dapat berfikir secara logis dan empiris.logis adaah masuk akal, kesimpulan dari makalah ini yaitu dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akala budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkannya.
2.      Sarana berfikir ilmiah ialah alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkat yang harus dapat melaksakan kegiatan ilmiah yang baik.
3.      Sarana yang digunakan dalam berfikir ilmiah yaitu bahsa, matematika, statistik, dan logika

      B.     Saran
Saran dari makalah ini yaitu agar penulis dapat menambah literatur lain mengenai pengertian istilah-istilah penting yang terdapat dalam tulisan agar pembaca dapat mudah memahami


DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta,PT Raja Grafindo Persada:2004



[1] Amsal bakhtiar, filsafat ilmu, jakarta, pt rajagrafindo persada,2004.Hlm 175
[2]Ibid.