Sunday, 18 December 2016

MAKALAH PENCATATAN DATA PESERTA DIDIK MAKALAH PENCATATAN DATA PESERTA DIDIK


MAKALAH
PENCATATAN DATA PESERTA DIDIK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Peserta Didik
Dosen Pengampuh Bapak Abdul Aziz M.Pd.I



























Disusun Oleh:

Imam Hanafi


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pencatatan Data Peserta Didik  ini dengan baik tanpa hambatan.
Dengan selesainya makalah ini disusun,kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang Terhormat Dosen Pembimbing kami serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.walaupun makalah ini telah selesai, namun karena keterbatasan kemampuan dan lliteratur yang kami miliki, sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga besar harapan kami untuk menerima saran dan kritik yang bersifat konstruktif.
Kami mengucapkan selamat membaca semoga makalah ini ada manfaatnya bagi pembaca pada ummunya dan ilmu pengetahuan khususnya.





Pamekasan, 19 Sept 2016
Penulis

Kelompok V



DAFTAR ISI
  Hal
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Rumusan masalah .................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................
BAB II PEMBASAN
Proses Pencatatan Data Peserta Didik........................................................
1. Pencatatan Penerimaan Peserta Didik Baru.....................................
2. Pencatatan Peserta didik..................................................................
3. Pencatatan Prestasi Belajar...............................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ....................................................................................................       
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manajemen kurikulum, sarana dan prasarana, peserta didik,teniksi(guru) dan anggaran dana merupakan komponen pendukung untuk keberhasilan penyelenggaraan pada lembaga pendidikan (sekolah). Komponen tersebut merupakan suatu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuanlembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. Satu komponen memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pada pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan.
Olehkarena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembagaan pendidikan (sekolah). Maksudnya bahwa diperlukan suatu manajemen peserta didik yang berkualitas tinggi bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial emosional, dan kejiwaanpeserta didik.
Kebutuhan setiap peserta didik dalam mengembangkan dirinya pasti berbeda satu sama lain yang menjadi prioritas,seperti disatu sisi para peserta didik ingin sukses dalam halprestasi akademiknya, disisi lain ia juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan- pilihan yang tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik.
Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yangdikelola dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulaidari peserta didik tersebut mendaftarkan sekolah sampaipesertadidik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut.




B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Proses Pencatatan Data Peserta Didik?
a.       Pencatatan Penerimaan Peserta Didik Baru?
b.      Pencatatan Peserta Didik?
c.       Pencatatan Prestasi Belajar?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui proses pencatatan data peserta didik
a.       Untuk mengetahui pencatatan Penerimaan Peserta Didik Baru
b.      Untuk mengetahui Pencatatan Peserta Didik
c.       Untuk mengetahui Pencatatan Prestasi Belajar
















BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Pencatatan Data Peserta Didik
1. Penerimaan peserta didik baru
Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah. Kesalahan dalam penerimaan peserta didik baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Oleh karena penerimaan peserta didik baru bukanlah hal yang ringan. Maka menjelangtahun ajaran baru proses penerimaan peserta didik baru harus sudah selesai. Untuk itu penunjukan panitia penerimaan peserta didik baru baru telah dilakukan oleh kepala sekolah sebelum tahun ajaran berakhir. Panitia penerimaan peserta didik baru sifatnya tidak tetap, dia akan dibubarkan jika tugasnya telah selesai.[1] Tugas panitia penerimaan:
a)      Menentukan banyak peserta didik yang diterima. Biasanya peserta didik baru diterima hanya untuk kelas 1. Akan tetapi, apabila masih ada tempat untuk kelas-kelas lain atau karena perluasan, dapat juga diterima untuk peserta didik baru di kelas 2 dan 3. Penentuan banyak peserta didik yang diterima tergantung dari daya tampung untuk tahun tersebut. Rumus untuk daya tampung adalah:
Dt : daya tamping
B : banyak bangku yang ada
M : muatan bangku
TK : banyak peserta didik yang tinggal kelas
b) Mementukan syarat-syarat penerimaan peserta didik baru. Syarat-syarat tersebut antara    lain:
a. Umur sesuai dengan tingkat sekolah
- TK tingkat A umur 3 – 4 tahun
- TK tingkat B umur 4 – 5 tahun
- TK tingkat C umur 5 – 6 tahun
- Sekolah Dasar prioritas umur 7 tahun. Jika masih ada tempat, urutan penerimaan sebagai berikut: 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 11 tahun, 12 tahun, 16 tahun.
- SLTP umur 11 – 17 tahun
- SMU/SMK umur 14 – 17 tahun
b. Salinan surat tanda tamat belajar
c. Salinan rapor kelas tertinggi
d. Mengisi formulir yang disediakan
e. Salinan surat kelahiran, surat kelakuan baik, surat kesehatanf. Membayar uang pendaftaran
c) Melaksanakan Penyaringan
Untuk sekolah-sekolah yang merupakan kelanjutan dari sekolah lain, kegiatan penyaringan bukanlah yang penting karena:
- Peminat untuk sesuatu sekolah melebihi tempat yang disediakan
- Kadang-kadang perlu dilakukan penelusuran bakat atau kemampuan tertentu
- Nilai pelajaran atau ujian akhir di sekolah yang lebihrendah belum menjamin bahwa lulusannya mampu mengikuti pelajaran di suatu sekolah lanjutan.
-  Penyaringan peserta didik baru didasarkan pada:
·         Atas pertimbangan target
·         Atas pertimbangan nilai atau tingkat kemampuan yang telah diterapkan
d) Mengadakan pengumuman penerimaan
e) Mendaftar kembali calon yang sudah di terima
Melaporkan hasil pekerjaan pada kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab pokok dalam penyesuaian permulaan peserta didik baru kepada situasi sekolah yang baru bagi mereka. Orientasi ini diperlukan pada dua saat yaitu sebagai berikut:
1.      Bila peserta didik meninggalkan sekolah dasar danmemasuki sekolah menengah tingkat pertama.
2.      Bila peserta didik melanjutkan pelajaran dari sekolah menengah tingkat pertama ke sekolah menengah tingkat atas
Pada kedua waktu ini kepala sekolah harus memperhatikan penyesuaian peserta didik kepada lingkungan baru (fasilitas, guru, program pendidikan,dan tata tertib di sekolahnya). Transisi dari sekolah dasar yang mempunyai jenis program pendidikan yang mandiri kepada sistem yang menyerupai departementalisasi seperti terdapat di sekolah menengah adalah terutama sulit. Usaha untuk memecahkan transisi ini menghasilkan terbentuknya guru atau wali kelas yang akan turut merasakan dan memahami kesulitan-kesulitan peserta didik dan yang akan memberikan perhatian khusus yang diperlukan oleh peserta didik.
Prosedur lain yang banyak dipakai ialah suatu program khusus yang disediakan bagi peserta didik baru berisi orientasi pendek tentang lingkungan baru yang mereka masuki. Program orientasi ini juga dibutuhkan oleh peserta didik pindahan dari sekolah lain yang tiba di sekolah padasetiap waktu selama tahun ajaran.
Satu cara untuk memberikan semua peserta didik orientasi tentang sejarah dan kebijaksanaan sekolahialah buku petunjuk peserta didik. Buku ini dipakai sebagai alat orientasi dan menyediakan informasi yang berguna yang diperlukan oleh semua peserta didik selama tahun pelajaraan. Ini juga dapat dipakai oleh orang tua dan masyarakat yang ingin mengetahui fakta-fakta fundamental tertentu tentang sekolah.
Satu fungsi yang sangat penting dari buku petunjuk peserta didik ialah untuk menjelaskan kebijaksanaan yang telah ditetapkan untuk mengawasi dengan efektif ke seluruh program sekolah.[2] Kebijaksanaan ini biasanya dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan dan menjadi bagian dari tradisi sekolah. Ia hendaknya ditulis dan dijelaskan kepada peserta didik dan orang tua dua-duanya. Buku petunjuk peserta didikitu dapat berisi keterangan tentang beberapa bidang kebijaksanaan sekolah yang berikut : pakaian yang layak di sekolah, waktu tiba di sekolah, prosedur untuk memperoleh izin tidak masuk sekolah, prosedur tak hadir dan kelambatan,tempat sepeda, pelayanan kesehatan sekolah, pemakaian tilpon, waktu menerima tamu, pemeliharaan barang-barang milik sekolah, perilaku peserta didik, hari-hari libur sekolah, dan lain-lain.
Selain mengenai kebijaksanaan sekolah, keterangan lain yang bermanfaat bagi peserta didik hendaknyajuga diberikan. Yang sering dijumpai dalam buku petunjuk peserta didik ialah mengenai hal-hal berikut:
a. Sejarah singkat sekolah
b. Tujuan-tujuan sekolah
c. Syarat-syarat untuk memperoleh ijazah sekolah
d. Biaya sekolah dan biaya lain yang menjadi tanggungan peserta didik/orang tua
e. Kalender peristiwa-peristiwa sekolah
f. Jadwal pelajaran
g. Deskripsi tentang mata-mata pelajaran
h. Organisasi peserta didik
i. Pelayanan pemeriksan badan dan pengobatan
j. Klub-klub hobi
k. Program kegiatan di waktu libur
l. Nama dan alamat staf pengajar

2. Pencatatan Peserta didik
Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka proses selanjutnya adalah menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses peserta didik tersebut dalam catatan-catatan sekolah. Catatan-catatan sekolah anatara lain :
a. Catatan-catatan untuk seluruh sekolah
1. Buku induk, yaitu yang digunakan untuk mencatat data semua anak yan pernah dan sedangmengikuti pelajaran di suatu sekolah. Catatan dalam buku induk meliputi nomor urut, nomor induk (sesuai tanggal mendaftar) nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nama orang tua, pekerjaaan orang tua,alamat orang tua/ wali, tanggal keluar atau meninggalkan sekolah dan kolom keterangan.
2. Buku klapper, yaitu buku pelengkap buku induk yang ditulis menurut abjad dan berfungsi untuk membantu petugas dalam mencari data dari buku induk. Hal-hal yang dimuat dalam buku klapper adalah nomor induk, nama, nama orang tua/ wali, alamat orang tua/ wali. Penentuan nama dan alamatorang tua/ wali adalah untuk membantu petugas jika ternyata ada nama anak yang sama.
3. Catatan-catatan sekolah, yaitu catatan atau peraturan yang bukan hanya diperlukan bagi peserta didik saja tetapi juga untuk guru dan karyawan lain. Tata tertib peserta didik adalah suatu peraturan untuk mengatur sikap anak-anak di dalam satu sekolah (departemen kpendidikan dan kebudayaan). Fungsi tata tertib bersifat ganda. Pertama untuk anak-anak itu sendiri agar secara individual sikapnyaa baik. Kedua, mengatur agar pergaulan di sekolah itu teratur, tidak ada yang berkelakuan dan bersifat semaunya sendiri sehingga tidak kekacauan di sekolah.
b. Catatan-catatan untuk masing-masing sekolah. Catatan-catatan untuk masing-masing kelas meliputi :
1. Buku kelas (cuplikan buku induk)
2. Buku presensi kelas yang diisi setiap hari dan pada akhir bulan dihitung presentasi absensinya
3. Buku-buku lain mengenai catatan prestasi belajardan bimbingan penyuluhan. Pencatatan Bimbingan Dan Penyuluhan Peserta didik
Saat ini hampir semua kelas menengah telah memilikitenaga yang bertugas melaksanakan bimbingan danpenyuluhan, karena telah disadari peranannya dalammenunjang dalam keberhasilan belajar peserta didik.Bimbingan adalah bantuan atau tuntunan khusus yang diberikan pada peserta didik dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada peserta didik tersebut agar dapat berkembang semaksimal mungkin. Penyuluhan adalah interaksi antarpribadi pembimbing dan terbimbing untuk membicarakan masalah terbimbing untuk mendapatkan pemecahan. Istilah lain dari penyuluhan adalah konseling.


Ada empat jenis bimbingan di sekolah:
1.      Bimbingan belajarBertujuan membantu mengenal, memahami cara belajar yang efisien dan efektif, tertib dan disiplin belajar baik secara mandiri maupun kelompok dsb.
2.      Bimbingan pribadiBertujuan membantu peserta didik mengenal, menemukan pribadi yang beriman dan bertakwa pada tuhan yang maha esa, madiri, bertanggung jawab, memiliki konsep pribadi, menghargai keunikan kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani.
3.  Bimbingan karir/ bimbingan menelusuri kemampuan untuk memperoleh kesempatan kerjaDitujukan untuk mengenal untuk memahami dan mengembangkan potensi diri dalam mempersiapkan masa depan.
4. Bimbingan sosialBertujuan membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan lingkungan social dan sekitarnya.
Ke empat bimbingan tersebut dilaksanakan melalui tujuh jenis kegiatan pelayanan yaitu:
- Layanan orientasi
- Layanan informasi
- Layanan penempatan dan penyaluran
- Layanan pembelajaran
- Layanan konseling perorangan
- Layanan bimbingan kelompok
- Layanan konseling kelompok
3. Pencatatan Prestasi Belajar
Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah untuk masing-masing kelas dan ada yang untuk peserta didik sebagai perseorangan. Beberapa catatan prestasi belajar adalah :
1. Buku daftar nilai, yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara langsung dari kertas pekerjaan ulangan atau hasil dari ujian lisan. Buku daftar nilai ditangani oleh guru yang mengasuh mata pelajaran yang bersangkutan dan memuat nilaisemua peserta didik yang diajar oleh seorang guru jika guru tersebut mengajar satu macam bidang studi.
2. Buku leggier (buku kumpulan nilai), Jika dalam buku daftar nilai hanya terdapat satu nilai untuk bidang studi, maka dalam leggier akan dapat dilihatsemua nilai untuk semua bidang studi yang diajarkan sekolah tersebut untuk satu periode. Di setiap sekolah yang baik manajemennya terdapat 2 macam legier yaitu :
a. Leggier kelas, yaitu buku kumpulan nilai yang memuat nilai semua pelajaran untuk satu periode tertentu dan untuk satu kelas tertentu.
b.  Leggier sekolah, yaitu buku kumpulan nilai untuk setiap kelas dan sudah di himpun untuk seluruh sekolah
3. Buku rapport
Buku rapport adalah sebuah buku yang memuat hasil belajar peserta didik selama peserta didik tersebut mengikuti suatu pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, paling sedikit banyaknya lembaran rapport sama dengan banyaknua tingkatan di suatu sekolah. Fungsi dan kegunaan rapport adalah sebagai hasil kerja sekolah kepada orang tua atau wali peserta didik karena sekolah merupakan lembaga yang sudah di pilih oleh orang tua atau waliuntuk mendidik anaknya. Raport tidak hanya berisi laporan tentang hasil belajar yang berupa kepandaian saja. Akan tetapi juga laporan tentang kelakuan, kejujuran, kepemimpinan, keberhasilan danaspek-aspek pribadi yang lain. Secara umum petunjuk pengisian rapport sebagai berikut :
a. Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapport ini, misalnya identitas peserta didik dan sekolahnya
b. Kotak pertama: berisi nomor, nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai (angka dan huruf) serta catatan guru.
c. Kotak kedua: perilaku.
d. Kotak ketiga: pengembangan diri.
e. Sensus Sekolah
Di negara-negara yang sudah menetapkan dan menjalankan wajib belajar, anak-anak berusia sekolah. Orang tua maupun peserta didik dianggap sebagai bertanggung jawab untuk mentaati undang-undang pendidikan. Jika anak-anak berusia sekolah harus berada di sekolah atas dasar wajib sekolah, maka kewajiban pertama sistem sekolah ialah untuk mengetahui di mana mereka itu berada.Satu prosedur yang dipakai untuk menentukan apakah semua anak usia sekolah ialah melakukan sensus sekolah.
Sensus sekolah, yang biasanya dilakukan setiap tahun, didasarkan atas kunjungan rumah ke rumah yang teliti dengan kartu sensus yang terpisah bagi setiap keluarga. Nama anak dan keterangan lain yang diminta dicatat pada kartu itu. Prosedur addministratif untuk melakukan sensus dapat ditetapkan dengan berbagai cara. Biasanya dilakukan oleh orang-orang bukan guru yang dipekerjakan untuk melakukan sensus itu. Sekolah biasanya bertanggung jawab bagi bagian tertentu dari wilayah sekolah. Kepala sekolah dan stafnya harus menyusun dan menjumlahkan hasil-hasilnya pada suatu daftar untuk bagian wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
Sensus sekolah hanya menetapkan tempat tinggal peserta didik, tidak membawa peserta didik ke sekolah. Pekerjaan untuk membawa peserta didik ke sekolah bila ia tidak mau bersekolah adalah terutama fungsi pejabat khusus di tingkat wilayah. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan pejabat itu sehingga keduanya akan mengetahui bila peserta didik itu tiba di sekolah. Sekali peserta didik itu telah terdaftar, tanggung jawab pokok untuk pencatatan kehadirannya berada pada kepala sekolah.
Sensus sekolah juga dipakai untuk tujuan-tujuan lain,seperti misalnya untuk menentukan sifat dan ruanglingkup pelayanan peserta didik yang harus disediakan dan untuk menetapkan jumlah anak yang akan mulai bersekolah dan sehubungan denganitu menetapkan perluasan sekolah dan lokasinya. Dengan data tentang jumlah anak usia sekolah yaang belum bersekolah itu, administrator sekolah berada dalam posisi menampung peserta didik dari wilayah sekolah itu. Jika gedung sekolah yang ada telah penuh dengan peserta didik, maka harus diusahakan penambahan ruangan kelas atau bahkan mungkin penambahan jumlah sekolah. Juga pendaftaran peserta didik tiap tahun, menyediakan salah satu dasar bagi penentuan kebutuhan akan gedung sekolah baru. Pendaftaran peserta didik menyediakan data yang bertalian dengan arah pertumbuhan peserta didik di suatu wilayah sekolah. Khususnya di kota-kota perwaktu yang sama jumlah peserta didik dan sekolah-sekolahdi pusat kota mungkin berkurang.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah. Kesalahan dalam penerimaan peserta didik baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka proses selanjutnya adalah menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses peserta didik tersebut dalam catatan-catatan sekolah.
Pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah untuk masing-masing kelas dan ada yang untuk peserta didik sebagai perseorangan.
B.     Saran
Makalah sederhana ini merupakan secuil kutipan pembahasan mengenai pencatatan data peserta didik, dengan harapan pembaca bisa mengambil hikmah dari apa yang diuraikan makalah ini.
Kritik konstruktif dari pembaca kami sangat harapkan untuk dijadikan sebagai bahan motivasi bagi kami supaya lebih baik dalam menyusun makalah. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kalian khususnya pembaca.









DAFTAR PUSTAKA
Imron. Ali, 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Sinar Grafika : Malang
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Ghalia Indonesia : Bandung
Subroto. Suryo. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Rineka Cipta : Jakarta






[1] Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Malang: Sinar Grafika, 2011), hlm.37-38
[2] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2002), hlm.99-100