Tuesday, 20 December 2016

MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN-MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN-MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN-MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN


SUPERVISI PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliyah “ADMINISTRASI PENDIDIKAN ”
Yang diampu oleh bapak MISNAWI






Disusun Oleh:

Imam Hanafi


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah serta maunahnya,  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok yang kami terima dari mata kuliyah ADMINISTRASI PENDIDIKAN  yang berjudul “SUPERVISI PENDIDIKAN” dengan penuh tanggung jawab.
            Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang seperti yang kita rasakan saat ini.
            Terima kasih kami sampaikan kepada bapak”Bunai, DR . S.Ag  M.Pd” selaku dosen pengampu mata kuliyah ADMINISTRASI PENDIDIKAN yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kata dan kalimat maupun dari struktur makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian agar dalam penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
            Demikian, kami berharap dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya bagi temen-temen semua.


Pamekasan, 25 Mei 2016






BAB II
PENBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi Pendidikan
            Dilihat dari sudut etimologi  supervisi berasal dari kata  ”super”  dan “vision”  yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas.  Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.
            Pengertian supervisi dilihat dari sudut semantik tidak dapt dilepaskan dari perkembangan waktu ke waktu istilah itu digunakan.  Untuk itu dalam memberikan pengertian supervisi dari sudut semantik ini akan ditinjau dari dua zaman.
a.       Zaman penjajahan
b.      Zaman kemerdekaan
            Oleh karena itu pengertian supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan supervisor kepada guru(bawahan) agar ia mengalami pertuumbuhan secara maksimal dan integral baik profesi maupun pribadinya.[1]

B.     Tujuan Supervisi Pendidikan
a.       Tujuan Umum
            Sebagaimana tercantum dalam pengertiannya, tujuan umum supervisis adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya apabila kualitas kinerja guru dan staf sudah meningkat, demikian pula mutu pembelajarannya , maka diharapkan prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Pemberian bantuan pembinaan dan bimbingan tersebut dapat besifat langsung ataupun tidak langsung kepada guru yang bersangkutan.

            Dengan demikian jelas bahwa tujuan umum supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kuaalitas guru. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oliva bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan adalah:
1.      Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan disekolah.
2.      Meningkatkan proses belajar mengejar disekolah.
3.      Mengembangkan seluruh staf di sekolah.


b.      Tujuan Khusus
            Dalam usaha ke arah tercapainya tujuan umum supervisi pendidikan sebagaimana dirumuskan di atas, terdapat pula beberapa tujuan khusus supervisi pendidikan. Di bawah ini dikemukakan beberapa tujuan khusus seorang supervisor di bidang pendidikan dan pengajaran:
a.       Membantu guru untuk lebih memahami tujuan sebenarnya dari pendidikan dan peranan sekolah untuk mencapai yujuan itu.
b.      Membantu guruguru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan  kualitas-kualitas murid untuk menolong mereka untuk mengatasinya.
c.       Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk melengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi masyarakat yang efektif.
d.      Membantu guru membuat diagnosa secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta ksulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e.       Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivitasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak didik.
f.       Memperbeasar kesadaran guru-guru terhadap tat kerja yang demokratis dan koopratif serta memperbesar kesediaan untuk saling tolong-menolong.
g.      Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi keahliannya.
h.      Membantu guru-guru agar dapat lebih memanfaatkan pengalaman-pengalaman sendiri.
i.        Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarakat agar bertambah simpati dan kesediaan masyarakat untuk menyokong sekolah.
j.        Melindungi guru-guru dan tenaga pendidikan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik tak sehat dari masyarakat.[2]
C.      Fungsi Supervisi Pendidikan
            Berikut ini fungsi-fungsi  supervisi  pendidikan sebagai berikut:
1.      Mengkoordinasi semua usaha sekolah
Perlu ada koordinasiyang baik terhadap semua usaha-usaha sekolah .
2.      Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Dalam masyarakat demokratis kepemimpinan yang  demokratis perlu dikembangkan. Dan itu harus melalui latihan terus-menerus dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3.      Memperluas pengalama guru-guru
Agar pengalaman terletak pada sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin seorang yang akan jadi pemimpin, bila ia mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan, melalui pengalaman baru dan dapat belajar untuk memperkarya dirinya dengan pengalaman belajar baru.

4.      Menstimulusi usaha-usaha sekolah yang kreatif
Usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan tentang manusia semua orang percaya pada manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya. Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-gurur dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya.
5.      Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya diperlukan penilaian terus-menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari hasil dan proses belajar-mengajar. Penilaian itu harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Menyuluh berarti penilaian itu menyangkut  semua aspek kegiatan di sekolah. Kontinu dalam arti penilaian berlangsung setiap saat, yaitu pada awal, pertengahan di akhir. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6.      Menganalisis situasi belajar-mengajar
Supervisi diberikan dengan tujua untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar dapat tercapai, maka perlu analisis hasil dan proses pembelajarannya.Maka dengan sendirinya tumbuhlah dorongan-dorongan positif ke arah harapan yang lebih tinggi.
7.      Memperlengkap setiap anggota staf dengan pengetahuan dan keterampilan yang baru
            Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor objektif maupun faktor subjektif. Supervisi memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar membantu mengembangkan  keterampilan, dan sekaligus suatu kiat (semi). Motivasi untuk membarui itu merupakan fungsi dari supervisi pendidikan.

8.      Mamadukan dan menyelaraskan tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan
            Untuk mencapai suatu  tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan sebelumnya. Ada hierarki kebutuhan yang harus selaras. Setiap guru pada suatu saat sudah harus mampu mengukur kemampuannya. Mengembangkan kemampuan guru adalah salah satu fungsi supervisi pendidikan. [3]

D.    Prinsip Supervisi Pendidikan
            Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi dilingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola fikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta dan objektif. Bila demikian, maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah:
1.      Prinsip ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses dalam belajar mengajar.
b.      Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti  angket, obserfasi, percakapan pribad, dan lain sebagainya.
c.       Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2.      Prinsip demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan pada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga gurur-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mampu msenjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
3.      Perinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of ide, sharing of experience, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4.      Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.[4]

E.     Model-model Supervisi Konvensional (Tradisional)


F.      Syarat-syarat Seorang Supervisor
            Sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan tugas tanggung jawabnya hendaknya mempunyai persyaratanpersyaratan ideal. Dilihat dari segi kepribadiannya (personality) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Ia harus mempunyai prikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.
2.      Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.
3.      Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang baik dan melihat segi-segi yang baik.
4.      Hendaknya bersifat adil dan jujur sehingga tidak  dapat dipengaruhi oleh penyimpangan-penyimpangan manusia.
5.      Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak) sehingga guru-guru yang lemah dalam stafnya tidak ”tidak hilang dalam bayangan” orang-orang yang kuat pribadinya.
6.      Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik
7.      Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap seseorang untuk selama-lamanya hanya karena sesuatu kesalahan saja.
8.      Ia hendaknya demikian jujur, terbuka dan penuh tanggung jawab.
9.      Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung perasaan orang.
10.  Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan menimbulkan depresi dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.
11.  Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi sehingga guru-guru  dan siapa saja yang memerlukannya tidak ragu-ragu untuk manemuinya.
12.  Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti sehingga merupakan contoh bagi anggota stafnya.
13.  Personil apperience terpelihara dengan baik sehingga dapat respec dari orang lain.
14.  Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan cinta sedemikian rupa, sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai perhatian terhadap mereka.
            Demikianlah beberpa kuwalifikasi seorang supervisor dari segi personality, dan kiranya dapat diterapkan juga dengan dalam situasi kita.[5]
G.    Tugas Supervisi Pendidikan
            Tugas supervisor (pegawas) dalam pendidikan di perinci sebagai berikut:
1.      mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan pernilaiannya agar berlangsum sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku.
2.      pegendalian tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undagan  yang berlaku.
3.      megendalikan pegadaan, penggunaan, pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah degan ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku serta menjaga agar kualitas dan kualitas sarana sekolah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
4.      megendalikan tata  usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian urusan keuagan dan urusan perkantoran agar berjalan sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undagan yang berlaku.
5.      megendalikan hubugan kerja sama degan masyrakat, antara lain degan pemerintah daerah, dunia usaha, dan lain-lain.
6.      menilai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum berdasarkan ketetapan dan waktu.
7.      menilai pelaksanaan kerja teknis sekolah.
8.      menilai pemanfaatan sarana sekolah.
9.      menilai efisiensi dan keefektifan tata usaha sekolah.
10.  menilai hubugan  kerja sama degan masyrakat, antara lain pemerintah daerah ,dunia usaha, dan lain-lain.


H.    Gaya Kepemimpinan Supervisi
            Seorang supervisor pendidikan dapat memperlihatkan berbagai gaya, bentuk atau cara supervisi. Gaya atau cara supervisi dibedakan menjadi empat macam gaya dasar pendidikan atau pengajaran sebagai berikut:
1.      Supervisi yang otokratis
Seorang supervisor yang otokratis, menganggap bahwa fungsinya adalah menentukan sendiri segala sesuatu yang harus dilaksanakan dan bagaimana harus dilaksanakan oleh orang-orang yang harus disupervisinya.
2.      Supervisi yang demokratis
Seorang supervisor yang demokratis, yakin fungsinya adalah membina orang-orang yang disupervisi, menentukan bersama Apa yang akan dikerjakan, memikirkan bersama prosedur cara-cara pelaksanaanya, dan bekerja sama mewujudkan rencana-rencana yang telah ditetapkan bersama, serta menilai bersama hasil-hasil yang dicapai.
3.      Supervisi yang laissez-faire
Seorang supervisor yang laissez-faire menginterpretasi supervisi yang demokratis dengan memberikan kebebasan, keleluasan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik. Supervisor yang laissez-faire sikapnya apatis, masa bodoh, acuh tak acuh, dan memercayakan saja segala sesuatu kepada orang-orang Syang disupervisi  untuk melakukannya. Segala sesuatu diserahkan dan terserah kepada oran-orang yang disupervisi umtuk melakukannya.
4.      Supervisi yang manipulasi diplomatik
Seorang supervisor  yang manipulasi diplomatik mengartikan supervisi yang demokratis sebagai directing yakni memberi pengarahan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa  yang dikehendaki supervisor dengan cara-cara manipulasi (muslihat yang halus). [6]







[1] Subari, Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) hlm. 1-2
[2] Luk-luk Nur Mufidah, supervisi pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009)hlm. 17-19
[3] Piet A.Sahertian, konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 21-25
[4] Piet A.Sahertian, konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 19-20
[5] Daryanto, Administrasi Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998) hlm. 183-184
[6] Jasmani, Syaiful Mustofa, supervisi pendidikan (jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) hlm. 51-52







SUPERVISI PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliyah “ADMINISTRASI PENDIDIKAN ”
Yang diampu oleh bapak MISNAWI






Disusun Oleh:

Imam Hanafi


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah serta maunahnya,  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok yang kami terima dari mata kuliyah ADMINISTRASI PENDIDIKAN  yang berjudul “SUPERVISI PENDIDIKAN” dengan penuh tanggung jawab.
            Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang seperti yang kita rasakan saat ini.
            Terima kasih kami sampaikan kepada bapak”Bunai, DR . S.Ag  M.Pd” selaku dosen pengampu mata kuliyah ADMINISTRASI PENDIDIKAN yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kata dan kalimat maupun dari struktur makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian agar dalam penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
            Demikian, kami berharap dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya bagi temen-temen semua.


Pamekasan, 25 Mei 2016






BAB II
PENBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi Pendidikan
            Dilihat dari sudut etimologi  supervisi berasal dari kata  ”super”  dan “vision”  yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas.  Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.
            Pengertian supervisi dilihat dari sudut semantik tidak dapt dilepaskan dari perkembangan waktu ke waktu istilah itu digunakan.  Untuk itu dalam memberikan pengertian supervisi dari sudut semantik ini akan ditinjau dari dua zaman.
a.       Zaman penjajahan
b.      Zaman kemerdekaan
            Oleh karena itu pengertian supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan supervisor kepada guru(bawahan) agar ia mengalami pertuumbuhan secara maksimal dan integral baik profesi maupun pribadinya.[1]

B.     Tujuan Supervisi Pendidikan
a.       Tujuan Umum
            Sebagaimana tercantum dalam pengertiannya, tujuan umum supervisis adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya apabila kualitas kinerja guru dan staf sudah meningkat, demikian pula mutu pembelajarannya , maka diharapkan prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Pemberian bantuan pembinaan dan bimbingan tersebut dapat besifat langsung ataupun tidak langsung kepada guru yang bersangkutan.

            Dengan demikian jelas bahwa tujuan umum supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kuaalitas guru. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oliva bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan adalah:
1.      Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan disekolah.
2.      Meningkatkan proses belajar mengejar disekolah.
3.      Mengembangkan seluruh staf di sekolah.


b.      Tujuan Khusus
            Dalam usaha ke arah tercapainya tujuan umum supervisi pendidikan sebagaimana dirumuskan di atas, terdapat pula beberapa tujuan khusus supervisi pendidikan. Di bawah ini dikemukakan beberapa tujuan khusus seorang supervisor di bidang pendidikan dan pengajaran:
a.       Membantu guru untuk lebih memahami tujuan sebenarnya dari pendidikan dan peranan sekolah untuk mencapai yujuan itu.
b.      Membantu guruguru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan  kualitas-kualitas murid untuk menolong mereka untuk mengatasinya.
c.       Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk melengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi masyarakat yang efektif.
d.      Membantu guru membuat diagnosa secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta ksulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e.       Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivitasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak didik.
f.       Memperbeasar kesadaran guru-guru terhadap tat kerja yang demokratis dan koopratif serta memperbesar kesediaan untuk saling tolong-menolong.
g.      Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi keahliannya.
h.      Membantu guru-guru agar dapat lebih memanfaatkan pengalaman-pengalaman sendiri.
i.        Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarakat agar bertambah simpati dan kesediaan masyarakat untuk menyokong sekolah.
j.        Melindungi guru-guru dan tenaga pendidikan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik tak sehat dari masyarakat.[2]
C.      Fungsi Supervisi Pendidikan
            Berikut ini fungsi-fungsi  supervisi  pendidikan sebagai berikut:
1.      Mengkoordinasi semua usaha sekolah
Perlu ada koordinasiyang baik terhadap semua usaha-usaha sekolah .
2.      Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Dalam masyarakat demokratis kepemimpinan yang  demokratis perlu dikembangkan. Dan itu harus melalui latihan terus-menerus dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3.      Memperluas pengalama guru-guru
Agar pengalaman terletak pada sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin seorang yang akan jadi pemimpin, bila ia mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan, melalui pengalaman baru dan dapat belajar untuk memperkarya dirinya dengan pengalaman belajar baru.

4.      Menstimulusi usaha-usaha sekolah yang kreatif
Usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan tentang manusia semua orang percaya pada manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya. Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-gurur dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya.
5.      Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya diperlukan penilaian terus-menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari hasil dan proses belajar-mengajar. Penilaian itu harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Menyuluh berarti penilaian itu menyangkut  semua aspek kegiatan di sekolah. Kontinu dalam arti penilaian berlangsung setiap saat, yaitu pada awal, pertengahan di akhir. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6.      Menganalisis situasi belajar-mengajar
Supervisi diberikan dengan tujua untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar dapat tercapai, maka perlu analisis hasil dan proses pembelajarannya.Maka dengan sendirinya tumbuhlah dorongan-dorongan positif ke arah harapan yang lebih tinggi.
7.      Memperlengkap setiap anggota staf dengan pengetahuan dan keterampilan yang baru
            Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor objektif maupun faktor subjektif. Supervisi memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar membantu mengembangkan  keterampilan, dan sekaligus suatu kiat (semi). Motivasi untuk membarui itu merupakan fungsi dari supervisi pendidikan.

8.      Mamadukan dan menyelaraskan tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan
            Untuk mencapai suatu  tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan sebelumnya. Ada hierarki kebutuhan yang harus selaras. Setiap guru pada suatu saat sudah harus mampu mengukur kemampuannya. Mengembangkan kemampuan guru adalah salah satu fungsi supervisi pendidikan. [3]

D.    Prinsip Supervisi Pendidikan
            Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi dilingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola fikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta dan objektif. Bila demikian, maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah:
1.      Prinsip ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses dalam belajar mengajar.
b.      Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti  angket, obserfasi, percakapan pribad, dan lain sebagainya.
c.       Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2.      Prinsip demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan pada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga gurur-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mampu msenjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
3.      Perinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of ide, sharing of experience, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4.      Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.[4]

E.     Model-model Supervisi Konvensional (Tradisional)


F.      Syarat-syarat Seorang Supervisor
            Sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan tugas tanggung jawabnya hendaknya mempunyai persyaratanpersyaratan ideal. Dilihat dari segi kepribadiannya (personality) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Ia harus mempunyai prikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.
2.      Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.
3.      Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang baik dan melihat segi-segi yang baik.
4.      Hendaknya bersifat adil dan jujur sehingga tidak  dapat dipengaruhi oleh penyimpangan-penyimpangan manusia.
5.      Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak) sehingga guru-guru yang lemah dalam stafnya tidak ”tidak hilang dalam bayangan” orang-orang yang kuat pribadinya.
6.      Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik
7.      Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap seseorang untuk selama-lamanya hanya karena sesuatu kesalahan saja.
8.      Ia hendaknya demikian jujur, terbuka dan penuh tanggung jawab.
9.      Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung perasaan orang.
10.  Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan menimbulkan depresi dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.
11.  Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi sehingga guru-guru  dan siapa saja yang memerlukannya tidak ragu-ragu untuk manemuinya.
12.  Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti sehingga merupakan contoh bagi anggota stafnya.
13.  Personil apperience terpelihara dengan baik sehingga dapat respec dari orang lain.
14.  Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan cinta sedemikian rupa, sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai perhatian terhadap mereka.
            Demikianlah beberpa kuwalifikasi seorang supervisor dari segi personality, dan kiranya dapat diterapkan juga dengan dalam situasi kita.[5]
G.    Tugas Supervisi Pendidikan
            Tugas supervisor (pegawas) dalam pendidikan di perinci sebagai berikut:
1.      mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan pernilaiannya agar berlangsum sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku.
2.      pegendalian tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undagan  yang berlaku.
3.      megendalikan pegadaan, penggunaan, pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah degan ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku serta menjaga agar kualitas dan kualitas sarana sekolah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
4.      megendalikan tata  usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian urusan keuagan dan urusan perkantoran agar berjalan sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undagan yang berlaku.
5.      megendalikan hubugan kerja sama degan masyrakat, antara lain degan pemerintah daerah, dunia usaha, dan lain-lain.
6.      menilai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum berdasarkan ketetapan dan waktu.
7.      menilai pelaksanaan kerja teknis sekolah.
8.      menilai pemanfaatan sarana sekolah.
9.      menilai efisiensi dan keefektifan tata usaha sekolah.
10.  menilai hubugan  kerja sama degan masyrakat, antara lain pemerintah daerah ,dunia usaha, dan lain-lain.


H.    Gaya Kepemimpinan Supervisi
            Seorang supervisor pendidikan dapat memperlihatkan berbagai gaya, bentuk atau cara supervisi. Gaya atau cara supervisi dibedakan menjadi empat macam gaya dasar pendidikan atau pengajaran sebagai berikut:
1.      Supervisi yang otokratis
Seorang supervisor yang otokratis, menganggap bahwa fungsinya adalah menentukan sendiri segala sesuatu yang harus dilaksanakan dan bagaimana harus dilaksanakan oleh orang-orang yang harus disupervisinya.
2.      Supervisi yang demokratis
Seorang supervisor yang demokratis, yakin fungsinya adalah membina orang-orang yang disupervisi, menentukan bersama Apa yang akan dikerjakan, memikirkan bersama prosedur cara-cara pelaksanaanya, dan bekerja sama mewujudkan rencana-rencana yang telah ditetapkan bersama, serta menilai bersama hasil-hasil yang dicapai.
3.      Supervisi yang laissez-faire
Seorang supervisor yang laissez-faire menginterpretasi supervisi yang demokratis dengan memberikan kebebasan, keleluasan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik. Supervisor yang laissez-faire sikapnya apatis, masa bodoh, acuh tak acuh, dan memercayakan saja segala sesuatu kepada orang-orang Syang disupervisi  untuk melakukannya. Segala sesuatu diserahkan dan terserah kepada oran-orang yang disupervisi umtuk melakukannya.
4.      Supervisi yang manipulasi diplomatik
Seorang supervisor  yang manipulasi diplomatik mengartikan supervisi yang demokratis sebagai directing yakni memberi pengarahan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa  yang dikehendaki supervisor dengan cara-cara manipulasi (muslihat yang halus). [6]







[1] Subari, Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) hlm. 1-2
[2] Luk-luk Nur Mufidah, supervisi pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009)hlm. 17-19
[3] Piet A.Sahertian, konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 21-25
[4] Piet A.Sahertian, konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 19-20
[5] Daryanto, Administrasi Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998) hlm. 183-184
[6] Jasmani, Syaiful Mustofa, supervisi pendidikan (jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) hlm. 51-52


SUPERVISI PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliyah “ADMINISTRASI PENDIDIKAN ”
Yang diampu oleh bapak MISNAWI






Disusun Oleh:

Imam Hanafi


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah serta maunahnya,  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok yang kami terima dari mata kuliyah ADMINISTRASI PENDIDIKAN  yang berjudul “SUPERVISI PENDIDIKAN” dengan penuh tanggung jawab.
            Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang seperti yang kita rasakan saat ini.
            Terima kasih kami sampaikan kepada bapak”Bunai, DR . S.Ag  M.Pd” selaku dosen pengampu mata kuliyah ADMINISTRASI PENDIDIKAN yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kata dan kalimat maupun dari struktur makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian agar dalam penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
            Demikian, kami berharap dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya bagi temen-temen semua.


Pamekasan, 25 Mei 2016






BAB II
PENBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi Pendidikan
            Dilihat dari sudut etimologi  supervisi berasal dari kata  ”super”  dan “vision”  yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas.  Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.
            Pengertian supervisi dilihat dari sudut semantik tidak dapt dilepaskan dari perkembangan waktu ke waktu istilah itu digunakan.  Untuk itu dalam memberikan pengertian supervisi dari sudut semantik ini akan ditinjau dari dua zaman.
a.       Zaman penjajahan
b.      Zaman kemerdekaan
            Oleh karena itu pengertian supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan supervisor kepada guru(bawahan) agar ia mengalami pertuumbuhan secara maksimal dan integral baik profesi maupun pribadinya.[1]

B.     Tujuan Supervisi Pendidikan
a.       Tujuan Umum
            Sebagaimana tercantum dalam pengertiannya, tujuan umum supervisis adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya apabila kualitas kinerja guru dan staf sudah meningkat, demikian pula mutu pembelajarannya , maka diharapkan prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Pemberian bantuan pembinaan dan bimbingan tersebut dapat besifat langsung ataupun tidak langsung kepada guru yang bersangkutan.

            Dengan demikian jelas bahwa tujuan umum supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kuaalitas guru. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oliva bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan adalah:
1.      Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan disekolah.
2.      Meningkatkan proses belajar mengejar disekolah.
3.      Mengembangkan seluruh staf di sekolah.


b.      Tujuan Khusus
            Dalam usaha ke arah tercapainya tujuan umum supervisi pendidikan sebagaimana dirumuskan di atas, terdapat pula beberapa tujuan khusus supervisi pendidikan. Di bawah ini dikemukakan beberapa tujuan khusus seorang supervisor di bidang pendidikan dan pengajaran:
a.       Membantu guru untuk lebih memahami tujuan sebenarnya dari pendidikan dan peranan sekolah untuk mencapai yujuan itu.
b.      Membantu guruguru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan  kualitas-kualitas murid untuk menolong mereka untuk mengatasinya.
c.       Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk melengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi masyarakat yang efektif.
d.      Membantu guru membuat diagnosa secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta ksulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e.       Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivitasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak didik.
f.       Memperbeasar kesadaran guru-guru terhadap tat kerja yang demokratis dan koopratif serta memperbesar kesediaan untuk saling tolong-menolong.
g.      Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi keahliannya.
h.      Membantu guru-guru agar dapat lebih memanfaatkan pengalaman-pengalaman sendiri.
i.        Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarakat agar bertambah simpati dan kesediaan masyarakat untuk menyokong sekolah.
j.        Melindungi guru-guru dan tenaga pendidikan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik tak sehat dari masyarakat.[2]
C.      Fungsi Supervisi Pendidikan
            Berikut ini fungsi-fungsi  supervisi  pendidikan sebagai berikut:
1.      Mengkoordinasi semua usaha sekolah
Perlu ada koordinasiyang baik terhadap semua usaha-usaha sekolah .
2.      Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Dalam masyarakat demokratis kepemimpinan yang  demokratis perlu dikembangkan. Dan itu harus melalui latihan terus-menerus dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3.      Memperluas pengalama guru-guru
Agar pengalaman terletak pada sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin seorang yang akan jadi pemimpin, bila ia mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan, melalui pengalaman baru dan dapat belajar untuk memperkarya dirinya dengan pengalaman belajar baru.

4.      Menstimulusi usaha-usaha sekolah yang kreatif
Usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan tentang manusia semua orang percaya pada manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya. Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-gurur dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya.
5.      Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya diperlukan penilaian terus-menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari hasil dan proses belajar-mengajar. Penilaian itu harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Menyuluh berarti penilaian itu menyangkut  semua aspek kegiatan di sekolah. Kontinu dalam arti penilaian berlangsung setiap saat, yaitu pada awal, pertengahan di akhir. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6.      Menganalisis situasi belajar-mengajar
Supervisi diberikan dengan tujua untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar dapat tercapai, maka perlu analisis hasil dan proses pembelajarannya.Maka dengan sendirinya tumbuhlah dorongan-dorongan positif ke arah harapan yang lebih tinggi.
7.      Memperlengkap setiap anggota staf dengan pengetahuan dan keterampilan yang baru
            Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor objektif maupun faktor subjektif. Supervisi memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar membantu mengembangkan  keterampilan, dan sekaligus suatu kiat (semi). Motivasi untuk membarui itu merupakan fungsi dari supervisi pendidikan.

8.      Mamadukan dan menyelaraskan tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan
            Untuk mencapai suatu  tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan sebelumnya. Ada hierarki kebutuhan yang harus selaras. Setiap guru pada suatu saat sudah harus mampu mengukur kemampuannya. Mengembangkan kemampuan guru adalah salah satu fungsi supervisi pendidikan. [3]

D.    Prinsip Supervisi Pendidikan
            Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi dilingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola fikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta dan objektif. Bila demikian, maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah:
1.      Prinsip ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses dalam belajar mengajar.
b.      Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti  angket, obserfasi, percakapan pribad, dan lain sebagainya.
c.       Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2.      Prinsip demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan pada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga gurur-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mampu msenjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
3.      Perinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of ide, sharing of experience, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4.      Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.[4]

E.     Model-model Supervisi Konvensional (Tradisional)


F.      Syarat-syarat Seorang Supervisor
            Sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan tugas tanggung jawabnya hendaknya mempunyai persyaratanpersyaratan ideal. Dilihat dari segi kepribadiannya (personality) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Ia harus mempunyai prikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.
2.      Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.
3.      Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang baik dan melihat segi-segi yang baik.
4.      Hendaknya bersifat adil dan jujur sehingga tidak  dapat dipengaruhi oleh penyimpangan-penyimpangan manusia.
5.      Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak) sehingga guru-guru yang lemah dalam stafnya tidak ”tidak hilang dalam bayangan” orang-orang yang kuat pribadinya.
6.      Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik
7.      Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap seseorang untuk selama-lamanya hanya karena sesuatu kesalahan saja.
8.      Ia hendaknya demikian jujur, terbuka dan penuh tanggung jawab.
9.      Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung perasaan orang.
10.  Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan menimbulkan depresi dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.
11.  Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi sehingga guru-guru  dan siapa saja yang memerlukannya tidak ragu-ragu untuk manemuinya.
12.  Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti sehingga merupakan contoh bagi anggota stafnya.
13.  Personil apperience terpelihara dengan baik sehingga dapat respec dari orang lain.
14.  Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan cinta sedemikian rupa, sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai perhatian terhadap mereka.
            Demikianlah beberpa kuwalifikasi seorang supervisor dari segi personality, dan kiranya dapat diterapkan juga dengan dalam situasi kita.[5]
G.    Tugas Supervisi Pendidikan
            Tugas supervisor (pegawas) dalam pendidikan di perinci sebagai berikut:
1.      mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan pernilaiannya agar berlangsum sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku.
2.      pegendalian tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undagan  yang berlaku.
3.      megendalikan pegadaan, penggunaan, pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah degan ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku serta menjaga agar kualitas dan kualitas sarana sekolah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
4.      megendalikan tata  usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian urusan keuagan dan urusan perkantoran agar berjalan sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undagan yang berlaku.
5.      megendalikan hubugan kerja sama degan masyrakat, antara lain degan pemerintah daerah, dunia usaha, dan lain-lain.
6.      menilai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum berdasarkan ketetapan dan waktu.
7.      menilai pelaksanaan kerja teknis sekolah.
8.      menilai pemanfaatan sarana sekolah.
9.      menilai efisiensi dan keefektifan tata usaha sekolah.
10.  menilai hubugan  kerja sama degan masyrakat, antara lain pemerintah daerah ,dunia usaha, dan lain-lain.


H.    Gaya Kepemimpinan Supervisi
            Seorang supervisor pendidikan dapat memperlihatkan berbagai gaya, bentuk atau cara supervisi. Gaya atau cara supervisi dibedakan menjadi empat macam gaya dasar pendidikan atau pengajaran sebagai berikut:
1.      Supervisi yang otokratis
Seorang supervisor yang otokratis, menganggap bahwa fungsinya adalah menentukan sendiri segala sesuatu yang harus dilaksanakan dan bagaimana harus dilaksanakan oleh orang-orang yang harus disupervisinya.
2.      Supervisi yang demokratis
Seorang supervisor yang demokratis, yakin fungsinya adalah membina orang-orang yang disupervisi, menentukan bersama Apa yang akan dikerjakan, memikirkan bersama prosedur cara-cara pelaksanaanya, dan bekerja sama mewujudkan rencana-rencana yang telah ditetapkan bersama, serta menilai bersama hasil-hasil yang dicapai.
3.      Supervisi yang laissez-faire
Seorang supervisor yang laissez-faire menginterpretasi supervisi yang demokratis dengan memberikan kebebasan, keleluasan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik. Supervisor yang laissez-faire sikapnya apatis, masa bodoh, acuh tak acuh, dan memercayakan saja segala sesuatu kepada orang-orang Syang disupervisi  untuk melakukannya. Segala sesuatu diserahkan dan terserah kepada oran-orang yang disupervisi umtuk melakukannya.
4.      Supervisi yang manipulasi diplomatik
Seorang supervisor  yang manipulasi diplomatik mengartikan supervisi yang demokratis sebagai directing yakni memberi pengarahan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa  yang dikehendaki supervisor dengan cara-cara manipulasi (muslihat yang halus). [6]







[1] Subari, Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) hlm. 1-2
[2] Luk-luk Nur Mufidah, supervisi pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009)hlm. 17-19
[3] Piet A.Sahertian, konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 21-25
[4] Piet A.Sahertian, konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 19-20
[5] Daryanto, Administrasi Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998) hlm. 183-184
[6] Jasmani, Syaiful Mustofa, supervisi pendidikan (jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) hlm. 51-52







SUPERVISI PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliyah “ADMINISTRASI PENDIDIKAN ”
Yang diampu oleh bapak MISNAWI






Disusun Oleh:

Imam Hanafi


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah serta maunahnya,  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok yang kami terima dari mata kuliyah ADMINISTRASI PENDIDIKAN  yang berjudul “SUPERVISI PENDIDIKAN” dengan penuh tanggung jawab.
            Sholawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang menderang seperti yang kita rasakan saat ini.
            Terima kasih kami sampaikan kepada bapak”Bunai, DR . S.Ag  M.Pd” selaku dosen pengampu mata kuliyah ADMINISTRASI PENDIDIKAN yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kata dan kalimat maupun dari struktur makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian agar dalam penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
            Demikian, kami berharap dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya bagi temen-temen semua.


Pamekasan, 25 Mei 2016






BAB II
PENBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi Pendidikan
            Dilihat dari sudut etimologi  supervisi berasal dari kata  ”super”  dan “vision”  yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas.  Pengertian seperti itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.
            Pengertian supervisi dilihat dari sudut semantik tidak dapt dilepaskan dari perkembangan waktu ke waktu istilah itu digunakan.  Untuk itu dalam memberikan pengertian supervisi dari sudut semantik ini akan ditinjau dari dua zaman.
a.       Zaman penjajahan
b.      Zaman kemerdekaan
            Oleh karena itu pengertian supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan supervisor kepada guru(bawahan) agar ia mengalami pertuumbuhan secara maksimal dan integral baik profesi maupun pribadinya.[1]

B.     Tujuan Supervisi Pendidikan
a.       Tujuan Umum
            Sebagaimana tercantum dalam pengertiannya, tujuan umum supervisis adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya apabila kualitas kinerja guru dan staf sudah meningkat, demikian pula mutu pembelajarannya , maka diharapkan prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Pemberian bantuan pembinaan dan bimbingan tersebut dapat besifat langsung ataupun tidak langsung kepada guru yang bersangkutan.

            Dengan demikian jelas bahwa tujuan umum supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kuaalitas guru. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oliva bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan adalah:
1.      Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan disekolah.
2.      Meningkatkan proses belajar mengejar disekolah.
3.      Mengembangkan seluruh staf di sekolah.


b.      Tujuan Khusus
            Dalam usaha ke arah tercapainya tujuan umum supervisi pendidikan sebagaimana dirumuskan di atas, terdapat pula beberapa tujuan khusus supervisi pendidikan. Di bawah ini dikemukakan beberapa tujuan khusus seorang supervisor di bidang pendidikan dan pengajaran:
a.       Membantu guru untuk lebih memahami tujuan sebenarnya dari pendidikan dan peranan sekolah untuk mencapai yujuan itu.
b.      Membantu guruguru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan  kualitas-kualitas murid untuk menolong mereka untuk mengatasinya.
c.       Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk melengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi masyarakat yang efektif.
d.      Membantu guru membuat diagnosa secara kritis aktivitas-aktivitasnya, serta ksulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e.       Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivitasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak didik.
f.       Memperbeasar kesadaran guru-guru terhadap tat kerja yang demokratis dan koopratif serta memperbesar kesediaan untuk saling tolong-menolong.
g.      Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi keahliannya.
h.      Membantu guru-guru agar dapat lebih memanfaatkan pengalaman-pengalaman sendiri.
i.        Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarakat agar bertambah simpati dan kesediaan masyarakat untuk menyokong sekolah.
j.        Melindungi guru-guru dan tenaga pendidikan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik tak sehat dari masyarakat.[2]
C.      Fungsi Supervisi Pendidikan
            Berikut ini fungsi-fungsi  supervisi  pendidikan sebagai berikut:
1.      Mengkoordinasi semua usaha sekolah
Perlu ada koordinasiyang baik terhadap semua usaha-usaha sekolah .
2.      Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Dalam masyarakat demokratis kepemimpinan yang  demokratis perlu dikembangkan. Dan itu harus melalui latihan terus-menerus dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
3.      Memperluas pengalama guru-guru
Agar pengalaman terletak pada sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin mencapai kemajuan yang semaksimal mungkin seorang yang akan jadi pemimpin, bila ia mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan, melalui pengalaman baru dan dapat belajar untuk memperkarya dirinya dengan pengalaman belajar baru.

4.      Menstimulusi usaha-usaha sekolah yang kreatif
Usaha-usaha kreatif bersumber pada pandangan tentang manusia semua orang percaya pada manusia diciptakan dengan memiliki potensi untuk berkembang dan berkarya. Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang memungkinkan guru-gurur dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi kreatifitas dalam dirinya.
5.      Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya diperlukan penilaian terus-menerus. Melalui penelitian dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari hasil dan proses belajar-mengajar. Penilaian itu harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Menyuluh berarti penilaian itu menyangkut  semua aspek kegiatan di sekolah. Kontinu dalam arti penilaian berlangsung setiap saat, yaitu pada awal, pertengahan di akhir. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6.      Menganalisis situasi belajar-mengajar
Supervisi diberikan dengan tujua untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar. Agar usaha memperbaiki situasi belajar dapat tercapai, maka perlu analisis hasil dan proses pembelajarannya.Maka dengan sendirinya tumbuhlah dorongan-dorongan positif ke arah harapan yang lebih tinggi.
7.      Memperlengkap setiap anggota staf dengan pengetahuan dan keterampilan yang baru
            Setiap guru memiliki potensi dan dorongan untuk berkembang. kebanyakan potensi-potensi tidak berkembang karena berbagai faktor. Baik faktor objektif maupun faktor subjektif. Supervisi memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar membantu mengembangkan  keterampilan, dan sekaligus suatu kiat (semi). Motivasi untuk membarui itu merupakan fungsi dari supervisi pendidikan.

8.      Mamadukan dan menyelaraskan tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan
            Untuk mencapai suatu  tujuan yang lebih tinggi harus berdasarkan pada tujuan-tujuan sebelumnya. Ada hierarki kebutuhan yang harus selaras. Setiap guru pada suatu saat sudah harus mampu mengukur kemampuannya. Mengembangkan kemampuan guru adalah salah satu fungsi supervisi pendidikan. [3]

D.    Prinsip Supervisi Pendidikan
            Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi dilingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola fikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta dan objektif. Bila demikian, maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah:
1.      Prinsip ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses dalam belajar mengajar.
b.      Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti  angket, obserfasi, percakapan pribad, dan lain sebagainya.
c.       Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
2.      Prinsip demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan pada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga gurur-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mampu msenjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
3.      Perinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of ide, sharing of experience, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4.      Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.[4]

E.     Model-model Supervisi Konvensional (Tradisional)


F.      Syarat-syarat Seorang Supervisor
            Sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan tugas tanggung jawabnya hendaknya mempunyai persyaratanpersyaratan ideal. Dilihat dari segi kepribadiannya (personality) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Ia harus mempunyai prikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.
2.      Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.
3.      Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang baik dan melihat segi-segi yang baik.
4.      Hendaknya bersifat adil dan jujur sehingga tidak  dapat dipengaruhi oleh penyimpangan-penyimpangan manusia.
5.      Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak) sehingga guru-guru yang lemah dalam stafnya tidak ”tidak hilang dalam bayangan” orang-orang yang kuat pribadinya.
6.      Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik
7.      Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap seseorang untuk selama-lamanya hanya karena sesuatu kesalahan saja.
8.      Ia hendaknya demikian jujur, terbuka dan penuh tanggung jawab.
9.      Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung perasaan orang.
10.  Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan menimbulkan depresi dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.
11.  Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi sehingga guru-guru  dan siapa saja yang memerlukannya tidak ragu-ragu untuk manemuinya.
12.  Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti sehingga merupakan contoh bagi anggota stafnya.
13.  Personil apperience terpelihara dengan baik sehingga dapat respec dari orang lain.
14.  Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan cinta sedemikian rupa, sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai perhatian terhadap mereka.
            Demikianlah beberpa kuwalifikasi seorang supervisor dari segi personality, dan kiranya dapat diterapkan juga dengan dalam situasi kita.[5]
G.    Tugas Supervisi Pendidikan
            Tugas supervisor (pegawas) dalam pendidikan di perinci sebagai berikut:
1.      mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan pernilaiannya agar berlangsum sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku.
2.      pegendalian tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undagan  yang berlaku.
3.      megendalikan pegadaan, penggunaan, pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah degan ketentuan dan peraturan perundang-undagan yang berlaku serta menjaga agar kualitas dan kualitas sarana sekolah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
4.      megendalikan tata  usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian urusan keuagan dan urusan perkantoran agar berjalan sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undagan yang berlaku.
5.      megendalikan hubugan kerja sama degan masyrakat, antara lain degan pemerintah daerah, dunia usaha, dan lain-lain.
6.      menilai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum berdasarkan ketetapan dan waktu.
7.      menilai pelaksanaan kerja teknis sekolah.
8.      menilai pemanfaatan sarana sekolah.
9.      menilai efisiensi dan keefektifan tata usaha sekolah.
10.  menilai hubugan  kerja sama degan masyrakat, antara lain pemerintah daerah ,dunia usaha, dan lain-lain.


H.    Gaya Kepemimpinan Supervisi
            Seorang supervisor pendidikan dapat memperlihatkan berbagai gaya, bentuk atau cara supervisi. Gaya atau cara supervisi dibedakan menjadi empat macam gaya dasar pendidikan atau pengajaran sebagai berikut:
1.      Supervisi yang otokratis
Seorang supervisor yang otokratis, menganggap bahwa fungsinya adalah menentukan sendiri segala sesuatu yang harus dilaksanakan dan bagaimana harus dilaksanakan oleh orang-orang yang harus disupervisinya.
2.      Supervisi yang demokratis
Seorang supervisor yang demokratis, yakin fungsinya adalah membina orang-orang yang disupervisi, menentukan bersama Apa yang akan dikerjakan, memikirkan bersama prosedur cara-cara pelaksanaanya, dan bekerja sama mewujudkan rencana-rencana yang telah ditetapkan bersama, serta menilai bersama hasil-hasil yang dicapai.
3.      Supervisi yang laissez-faire
Seorang supervisor yang laissez-faire menginterpretasi supervisi yang demokratis dengan memberikan kebebasan, keleluasan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik. Supervisor yang laissez-faire sikapnya apatis, masa bodoh, acuh tak acuh, dan memercayakan saja segala sesuatu kepada orang-orang Syang disupervisi  untuk melakukannya. Segala sesuatu diserahkan dan terserah kepada oran-orang yang disupervisi umtuk melakukannya.
4.      Supervisi yang manipulasi diplomatik
Seorang supervisor  yang manipulasi diplomatik mengartikan supervisi yang demokratis sebagai directing yakni memberi pengarahan kepada orang-orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa  yang dikehendaki supervisor dengan cara-cara manipulasi (muslihat yang halus). [6]







[1] Subari, Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) hlm. 1-2
[2] Luk-luk Nur Mufidah, supervisi pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009)hlm. 17-19
[3] Piet A.Sahertian, konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 21-25
[4] Piet A.Sahertian, konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 19-20
[5] Daryanto, Administrasi Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998) hlm. 183-184
[6] Jasmani, Syaiful Mustofa, supervisi pendidikan (jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) hlm. 51-52