BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jepang merupakan negara maju diberbagai bidang kehidupan seperti : politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dll. Kemajuan-kemajuan yang dimiliki Jepang tentu saja mempengaruhi sarana dan prasarana serta kualitas pendidikan yang ada di negara tersebut.Sejarah membuktikan bahwa pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Yunani, Jerman, serta negara-negara maju lainnya membangun kemajuan bangsa dengan memprioritaskan pendidikan yang ada di negaranya dimana negara berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa serta menghargai terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan.
Bagi negara Jepang pendidikan merupakan alat yang berperan sangat penting guna meningkatkan Sumber Daya Manusia.Dimana kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan karena mampu menentukan kualitas Sumber Daya Manusia pada suatu negara itu sendiri.Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan watak setiap individu di tengah peradaban bangsa. Jepang dianggap unggul dalam memajukan pendidikan yang ada di negaranya dimana Jepang terpilih sebagai negara dengan kualitas dan sistem pendidikan terbaik se-Asia dan tercatat sejak tahun 1970 negara Matahari Terbit ini mampu mengemban setiap tujuan-tujuan pendidikan yang telah dicanangkannya hanya dalam kurun waktu 25 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum Negara Jepang?
2. Jelaskan krakteristik pendidikan di Jepang?
3. Jelaskan perkembangan umat Islam di Jepang?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui gambaran umum Negara Jepang.
2. Untuk mengetahui krakteristik Pendidikan di Jepang.
3. Untuk mengetahui perkembangan umat Islam di Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Negara Jepang
Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negaramonarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.
Bentuk pemerintahan Jepang adalah kerajaan berkonstitusi. Kepala negarannya adalah Kaisar, yang menurut kepercayaan orang Jepang, Kaisar adalah keturunan Dewa Matahari. Kaisar juga ditetapkan sebagai lambang negara dan kesatuan bangsa berdasarkan konstitusi tahun 1946. Kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, dan wewenang legislatifnya dipegang oleh Diet (parlemen) yang terdiri dari dua majelis terpilih, yaitu Dewan Perwakilan (512 anggota) dan Dewan Penasehat (252 orang). Kekuasaan eksekutif berada ditangan kabinet yang bertanggung jawab kepada legislatif.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang menjadikanya sebagai negara kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.[1]
Negara Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Tiongkok, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Wilayah Negara Jepang mengalami dua iklim, yaitu:
· Iklim Sub Tropis terdapat di wilayah Jepang bagian selatan meliputi Pulau Kyusu, Pulau Shikoku, dan pulau Honshu bagian selatan.
· Iklim sedang terdapat di wailayah Jepang bagian tengah dan Jepang bagian utara meliputi Pulau Honshu bagian utara dan Pulau Hokaido.
· Secara musim Negara Jepang mengalami 4 musim, yaitu musim panas (Mei-Agustus), musim gugur (September-Oktober), musim dingin (November-Februari), dan musim semi (Maret-April).
Sebagai negara maju, perekonomian Negara Jepang sudah mantap, perekonomian Negara Jepang yang mantap ini didukung oleh sektor-sektor sebagai berikut.
1) Pertanian
Hasil utama pertanian Negara Jepang adalah pangan walaupun hanya 16% dari luas daratan di Jepang yang dipergunakan untuk pertanian, namun hasilnya termasuk memuaskan.Hasil pertaniannya meliputi padi, kentang, jagung, gandum, kacang, kedelai, teh, susu, perternakan babi, ayam, dan telur. Sayur-sayurannya berupa lobak, kol, ketimun, tomat, wortel, bayam dan selada. Sedangkan buah-buahan yang banyak ditanam adalah jeruk dan apel.
2) Perikanan
Ikan merupakan sumber utama protein penduduk Negara Jepang sejak sebelum Perang Dunia II sampai sekarang. Hasil-hasil perikanannya meliputi jenis ikan makarel, salmon, haring, paus, tuna, dan hiu. Hasil laut lainnya berupa rumput laut (di pantai timur Negara Jepang)
3) Perindustrian
Negara Jepang merupakan Negara industri maju dan terkemuka da Benua Asia. Bahkan, Jepang menjadi negara industri nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat.
4) Pertambangan
Negara Jepang tidak kaya akan barang-barang tambang. Untuk mencukupi kebutuhan barang-barang tambangnya, Jepang menimpor dari negara-negara lain. Sebagai contoh antara lain bijih besi di impor dari negara Indonesia, Cina, India dan batu bara di impor dari negara Korea.
Negara Jepang memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi dan banyak digemari oleh orang-orang di luar Jepang.Beberapa bentuk hasil kebudayaan Negara Jepang antara lain:
a) Noh
b) Kabuki
c) Chanoyu
d) Ikebana
e) Origam, dan masih banyak lagi hasil kebudayaan Negara Jepang, misalnya seni berkebun, seni bela diri karate, judo juijitsu, sumo, dll.[2]
B. Karakteristik Pendidikan di Jepang
Pendidikan di Jepang mencakup pendidikan formal di sekolah, pendidikan moral di rumah, dan pendidikan masyarakat (pendidikan seumur hidup). Wajib belajar pendidikan dasar dan menengah berlaku untuk penduduk berusia 6 tahun hingga 15 tahun. Penduduk terdaftar yang memiliki anak usia wajib belajar akan menerima pemberitahuan untuk memasukkan anak ke sekolah. Sebagian besar lulusan sekolah menengah pertama melanjutkan ke sekolah menengah atas.
Sekolah negeri atau sekolah umum (公立学校kōritsu gakkō?) diselenggarakan oleh pemerintah prefektur atau pemerintah kota, dan kadang-kadang oleh pemerintah pusat. Sebagian besar sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama negeri dikelola pemerintah kota. Sebagian besar sekolah menengah atas dikelola oleh pemerintah prefektur, dan kadang-kadang oleh pemerintah kota. Sekolah swasta (市立学校shiritsu gakkō?) diselenggarakan oleh badan hukum.
Tahun ajaran dimulai bulan April. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dari Senin hingga Jumat (sekolah negeri) atau Sabtu (sekolah swasta). Satu tahun ajaran dibagi menjadi 3 caturwulan yang dipisahkan oleh liburan singkat musim semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih panjang. Lama liburan sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut berada. Di Hokkaido dan tempat-tempat yang banyak turun salju, libur musim dingin lebih panjang dan libur musim panas lebih pendek.
Pendidikan anak usia dini memang tidak termasuk dalam pendidikan yang diwajibkan, namun pemerintah menyediakan sekolah TK atau yg disebut dengan Youchien. Selain itu juga ada Hoikuen (day care). Perbedaan antara Youchien dan Hoikuen hanya terletak pada jam belajarnya. Youchien hanya dari pukul 8.50-13.30, sedangkan Hoikuen dimulai sejak pukul 07.00-19.00. Hoikuen memenag diperuntukkan untuk anak-anak yang orang tuanya bekerja dan tidak ada yang bisa menjaganya. Oleh karena itu, salah satu syarat mendaftarkan ke sekolah ini adalah surat keterangan bahwa kedua orang tua bekerja.[3]
Tingkatan pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu dengan menggunakan sistem 6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, tiga tahun SMA) dan Perguruan Tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama digolongkan sebagai Compulsory Education dan Sekolah Menengah Atas digolongkan sebagai Educational Board.
Di Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok Compulsory Education.Sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board.
Pendidikan taman kanak-kanak (TK), di Jepang lebih cenderung merupakan lembaga pengembangan dan pelatihan kebiasaan sehari-hari. Karena itu pendidikan di level TK bukanlah pengajaran, tatapi lebih tepat disebut pendidikan.
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia. Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup mandiri. Daripada mengajarkan mata pelajaran IPA dan IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru lulus dari tingkat TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di dalam kelas.
Pembelajaran utama seperti bahasa Jepang dan berhitung mempunyai porsi yang lebih dibanding pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran moral diajarkan tidak secara khusus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu atau diintegrasikan melalui pelajaran lain. Dan pendidikan moral sudah termasuk pada pendidikan agama (Kristen, Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan pendidikan akademik, pendidikan bersifat estetik berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2.
Hampir semua siswa di Jepang belajar bahasa Inggris sejak tahun pertama SMP, dan kebanyakan mempelajarinya paling tidak selama 6 tahun. Mata pelajaran wajib di SMP adalah bahasa Jepang, ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni rupa, pendidikan jasmani, dan pendidikan kesejahteraan keluarga. Berbagai mata pelajaran tersebut diberikan pada waktu yang berlainan setiap hari selama seminggu sehingga jarang ada jadwal pelajaran yang sama pada hari yang berbeda.
Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling sering berubah. Pada tingkat ini sudah diadakan sistem penjurusan seperti di Indonesia. Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan. Contohnya pelajaran bahasa Jepang yang mulai dikelompokkan menjadi literatur klasik dan modern. Penjurusan dilakukan di kelas 3, jurusan yang ada meliputi IPA dan budaya/sosial. Tetapi seiring berjalannya waktu penjurusan mengalami perkembangan karena banyaknya lulusan SMA yang memilih akademi yang terkait dengan teknik, pertanian, perikanan, kesejahteraan masyarakat, dan lain lain.
Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu: universitas, junior college (akademi), dan technical college akademi teknik). Di universitas terdapat pendidikan sarjana (S-1) dan pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung selama 4 tahun, menghasilkan sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran gigi yang berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi dalam dua kategori, yakni Master’s degree (S-2) ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat S-1dan Doctor’s degree (S-3) ditempuh selama 5 tahun.
Pendidikan tinggi di Jepang berada di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi yang bisa dipilih mahasiswa asing di negara Jepang ini, yaitu: program sarjana, pascasarjana, diploma (non gelar), akademi, dan sekolah kejuruan. Program sarjana menerima tiga macam mahasiswa, yaitu: mahasiswa reguler, mahasiswa pendengar, dan mahasiswa pengumpul kredit.[4]
Adapun tujuan yang menjadi target pedidikan jepang adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kepribadian setiap individu secara utuh.
2. Berusaha keras mengembangkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik pikiran maupun jasmani.
3. Mengajarkan kepada setiap siswa agar senantiasa memelihara keadilan dan kebenaran.
4. Setiap siswa dididik untuk selalu menjaga keharmonisan dan menghargai terhadap lingkungan sosialnya.
5. Setiap siswa dituntut untuk disiplin, menghargai waktu, dan memiliki etos kerja.
6. Pengembangan sikap bertanggungjawab terhadap setiap pembebanan pelajaran dan tugas yang diberikan kepada siswa sesuai dnegan tingkat pendidikannya masing-masing.
7. Meningkatkan semangat independen setiap siswa untuk membangun negara dan menjaga perdamaian dunia.[5]
C. Perkembangan Umat Islam di Jepang
Islam benar-benar akan meliputi ujung timur dan barat dunia, termasuk ke negeri Jepang. Di Tokyo Camii, atau dikenal juga Masjid Tokyo, Imam Ensari Yenturk membacakan ayat-ayat Al-Quran mengiringi kedamaian, para jamaah termasuk seorang pria Jepang setengah baya, bersujud menghadap ka'bah. Tokyo Camiee & Turkish Cultural Center atau dikenal dengan Masjid Tokyo yang terletak di Shibuya Ward dengan arsitek Utsmani dan kaligrafi Arab yang indah merupakan salah satu masjid bagi komunitas Muslim di Jepang.
Sekalipun jumlah Muslim di Jepang masih kecil, namun berkembang pesat. Diperkirakan jumlahnya sekitar 110.000 hingga 120.000, termasuk sekitar 10.000 Muslim asli Jepang.
Meskipun kesulitan yang dihadapi oleh kaum Muslim di Jepang, termasuk citra negatif atas Islam dan Muslim, ditambah dengan sulitnya menemukan makanan halal, jumlah masjid yang masih sedikit, namun jumlah umat Islam di negeri matahari terbit itu meningkat dari hari ke hari.
Menurut penelitian yang dilakukan Hirofumi Tanada, profesor ilmu kemanusiaan di Universitas Waseda Tokyo mengatakan, ada 58 masjid di Jepang pada April 2009, dau lagi baru didirikan baru-baru ini, hingga totalnya 60 masjid.
Selain masjid, menurutnya, terdapat lebih dari 100 mushola atau tempat-tempat sholat sementara yang tersebar di seluruh negeri.
Tanada menjelaskan, Islam masuk ke Jepang sekitar awal tahun 1920-an, ketika ratusan Muslim Turki beremigrasi dari Rusia setelah Revolusi Rusia 1917.
Pada akhir 1930-an ada sekitar 1.000 Muslim dari berabagai asal-usul, kata Tanada. Gelombang berikutnya datang pada 1980-an, ketika gelombang pekerja migran dari Iran, Pakistan dan Bangladesh datang, secara signifikan meningkatkan populasi Muslim.[6]
Dr Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang mengungkapkan, Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo tengah merintis pendirian sekolah Islam pertama di Jepang. Ia menambahkan, sebagian data statistik menunjukkan, dalam sehari, sekitar 10 WN Jepang masuk Islam. Dalam wawancaranya dengan surat kabar ‘Khaleej’ yang terbit di Emirat, Ziyad, mengatakan, saat ini telah dibeli sebidang tanah di dekat Masjid Terbesar di Tokyo. Rencananya akan didirikan sebuah sekolah di areal tersebut. Ziyad, yang mengajar sebagai dosen di Tokyo University dan juga ketua Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) di Jepang menyiratkan, kaum Muslimin di Jepang selalu ragu-ragu untuk membangun masjid. Akibatnya, di seantero Jepang baru ada sekitar 50 buah masjid saja yang harus melayani ribuan kaum Muslimin. Padahal, konstitusi Jepang menyatakan tidak ikut campur dalam permasalahan keyakinan agama.
Sayangnya, kaum Muslimin masih tidak mampu untuk mendirikan masjid, yang sebetulnya merupakan pintu penting untuk menjaga identitas Islam dan kaum Muslimin di Jepang. Ziyad menyebutkan, di antara masjid paling menonjol yang ada di negeri itu adalah masjid ‘Nagoya’ yang didirikan oleh Kementerian Wakaf, Uni Emirat Arab. Pendiriannya saat itu menelan biaya sebesar 1,5 juta Dolar AS yang didesain dengan gaya arsitektur tercanggih. Selain itu, ada juga masjid Besar Tokyo dan Osaka.
Statistik menunjukkan bahwa di sekitar 80% dari jumlah penduduk Jepang adalah penganut Buddha atau Shinto, sedangkan hanya 0,095% atau hanya berjumlah 121.062 orang. Bilangan pendakwah yang berpotensi dalam komunitas Muslim di Jepang adalah amat kecil, dan terdiri dari para pelajar dan berbagai jenis pekerjaan yang bertumpu di kota besar seperti Hiroshima, Kyoto, Nagoya, Osaka dan Tokyo.
Terdapat keperluan yang lanjut untuk orang-orang Muslim bertahan dari tekanan-tekanan dan godaan-godaan gaya hidup modern yang lebih menggoda. Orang-orang Muslim juga menghadapi kesulitan terhadap komunikasi, perumahan, pendidikan anak, makanan halal, serta kesusasteraan Islam, dan semua ini menghalangi kegiatan-kegiatan dakwah di Jepang.
Tanggapan salah terhadap ajaran Islam yang diperkenalkan oleh media-media barat perlu diluruskan dengan cara yang lebih cakap dan yang mengambil kira ciri penting masyarakat Jepang sebagai salah satu negara yang paling tidak buta huruf di dunia. Bagaimanapun, disebabkan persebaran orang Muslim yang amat sedikit, terjemahan Alquran dalam bahasa Jepang juga tidak mudah didapati. Hampir tidak adanya kesusasteraan Islam di dalam toko-toko buku atau perpustakaan-perpustakaan umum, kecuali beberapa esai dan buku dalam bahasa Inggris yang dijual pada harga yang kurang terjangkau.
Oleh itu, tidaklah mengejutkan untuk mendapati bahwa pengetahuan orang awam Jepang tentang agama Islam hanya dihadapkan kepada beberapa istilah yang berkaitan dengan poligami, Sunni dan Syiah, Ramadhan, Haji, Nabi Muhammad, dan Allah. Dengan kesan-kesan yang semakin terang tentang kesadaran kewajiban komunitas-komunitas Islam serta penilaian yang rasional, Umat Muslim telah menunjukkan tanggungan yang lebih kuat terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan dakwah dengan cara yang lebih teratur.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan pendidikan Jepang lebih mengarah pada pengembangan kepribadian individu secara utuh, menanamkan jiwa yang bebas dan bertanggungjawab, bertoleransi untuk menghargai antar individu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip pendidikan yang ada di negara Jepang lebih bersifat humanis bekaitan dengan kehidupan sehari-hari dan ilmunya benar-benar real dapat diaplikasikan dan dibutuhkan di kehidupan nyata.
Pendidikan wajib yang diberikan secara gratis di negara tersebut menandakan bahwa pemerintahan disana memang amat memperdulikan Sumber Daya Manusia di negaranya dan menjadi bukti bahwa sistem administrasi negara Jepang memang berjalan dengan baik dan bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan negaranya termasuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang bermutu dalam proses belajar menagajar. Budaya disiplin waktu dan kerja keras negara Jepang yang sejak dahulu diajarkan dari leluhur-leluhur mereka selalu mereka tanamkan di dalam kehidupan sehari-hari turut berpengaruh pada kemajuan negara ini.
Kesuksesan dari negara maju inilah yang patut kita contoh bagi negara kita dimana harus ada kerjasama yang baik antar berbagai sistem yang ada di negara terutama sistem pendidikan yang kaitannya dengan peningkatan kualitas manusia. Apabila sistem-sistem tersebut berjalan dengan baik maka kemajuan suatu negara akan tercapai dan yang teramat penting perlu adanya pembinaan moral yang baik dalam setiap individu-individu suatu negara karena awal dari kesuksesan diawali dari karakteristik pribadi suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Jepang/23/11/15
http://remodonline.blogspot.co.id/2011/10/gambaran-umum-jepang.html 23/11/15
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Jepang/ 23/11/15
http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58:comperative-sistem-pendidikan-jepang-dengan-indonesia&catid=8:makalah&Itemid=103/ 23/11/15
http://najiamabrura.blogspot.co.id/2014/11/makalah-perbandingan-pendidikan-jepang.html
http://www.lampuislam.org/2014/03/perkembangan-islam-di-jepang-semakin.html/ 23/11/15
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Jepang/ 23/11/15
[1]https://id.wikipedia.org/wiki/Jepang/23/11/15
[2]http://remodonline.blogspot.co.id/2011/10/gambaran-umum-jepang.html 23/11/15
[3]https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Jepang/23/11/15
[4]http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58:comperative-sistem-pendidikan-jepang-dengan-indonesia&catid=8:makalah&Itemid=103/23/11/15
[5]http://najiamabrura.blogspot.co.id/2014/11/makalah-perbandingan-pendidikan-jepang.html
[6]http://www.lampuislam.org/2014/03/perkembangan-islam-di-jepang-semakin.html/ 23/11/15
[7]https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Jepang/ 23/11/15