PENGELOMPOKAN PESERTA DIDIK
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Peserta Didik
Yang Diampu Oleh: Bapak Abdul Aziz, M.Pd.
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Peserta Didik ini dengan penuh tanggaung jawab.
Kemudian shalawat dan salam
semoga tetap terselimutkan kepada nabi Muhammad SAW. Yang merupakan pendorong
kemajuan Islam.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada :
1. Bapak Abdul Aziz, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Peserta
Didik.
2. Untuk
teman-teman seperjuangan kami,
Prodi MPI yang telah memberikan dorongan semangat kepada
kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Namun
kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat kami butuhkan untuk
dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin
Wassalamualaikum Wr.
Wb.
Pamekasan, 15 september 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Keberagaman peserta didik dalam sekolah atau
dalam lingkup kecil didalam kelas, baik keberagaman dalam hal bidang
intelegensi, bakat, maupun minat. Dalam proses pengelompokan peserta didik
beragam cara dilakukan oleh sekolah yang mengikuti teori maupun pendapat para
ahli.
Kesamaan-kesamaan
yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang
sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan
pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
1.
Bagaimanakah pengertian
pengelompokan peserta didik?
2.
Apakah tujuan pengelompokan
peserta didik?
3.
Apakah macam-macam pengelompokan
peserta didik?
4.
Bagaimana proses pengelompokan
peserta didik?
1.
Untuk memahami pengertian
pengelompokan peserta didik.
2.
Untuk memahami tujuan
pengelompokan peserta didik.
3.
Untuk memahami macam-macam
pengelompokan peserta didik.
4.
Untuk memahami proses
pengelompokan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengelompokkan
lazim dikenal gengan grouping yang didasarkan atas pandangan bahwa
disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan.[1]
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan
pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta
didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang
berbeda-beda.
Pengelompokan
bukan dimaksudkan mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru bermaksud
membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Jika maksud
pengelompokan demikian maka tujuannya tidak akan tercapai dan peserta didik
justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong-golonngkan. Dengan danya peserta
didik juga mudah dikenali, sebab tidak jarang peserta didik didalam kelas
berada dalam keadaan heterogen atau berbeda-beda yang tentunya seberapa dapat
diketahui tingkatannya sangat bergantung kemampuan diskriminan alat ukur yang
digunakan untuk membedakan. Semakin tinggi tingkat kemampuan membedkan alat uur
yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat heterogenis peserta didik yang ada
disekolah.[2]
Alasan
pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik
secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik satu dengan yang lain berbeda, supaya perkembangan peserta didik
yang cepattidak mengganggu peserta didik yang lambat dan sebaliknya, maka
dilakukanlah pengelompokan peserta didik.[3] Ruang
kelas merupakan faktoryang mempengaruhi proses belajara para siswa dalam
menerima suatu pelajaran. Ruang kelas yang baik adalah ruang yang memberi
kenyamanan bagi peserta didik, olehkarena itu pengelompokan peserta didik
sangat perlu dilakukan.[4]
Banyak macam- macam pengelompokan peserta didik
baik menurut para ahli maupun secara umum. Menurut Roestiyah NK, (1989)
mengelompokan anak didik dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnnya.[5]
1. Waktu:
a.
Kelompok jangka pendek
b.
Kelompok jangka panjang (3 bulan)
2.
Kecepatan:
a.
Kelompok anak cepat
b.
Kelompok anak lambat
3.
Sifat:
a.
Kelompok untuk mengatasi alat
pelajaran
b.
Kelompok atas dasar intelegensi
individual
c.
Kelompok atas dasar minat
individual
d.
Kelompok untuk memeperbesar
partisipasi
e.
Kelompok untuk pembagian pekerjaan
f.
Kelompok untuk belajar secara
efisien.[6]
Pengelompokan
menurut Conny Semiawan, (1985) yakni:
1.
Pengelompokan menurut kesenangan
berkawan
Pada pengelompokan ini anak didik dibagi dalam beberapa
kelompok bergantung pada besarnya kelas atas dasar perkawanan/kesenangan
bergaul diantara mereka, kelompok terdiri dari 4-6 yang terdiri dari kawan
dekat mereka.
2.
Pengelompokan menurut kemampuan
Untuk
memudahkan pelayanan guru, anak didik dikelompokkan kedalam kelompok cerdas,
sedang/menengah dan lambat. Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan
kesanggupan idividual dalam mempelajari mata pelajaran.
3.
Pengelompokan menurut minat
Beragam minat yang dimiliki oleh peserta didik ada anak
didik yang senang matematika, senang ilmu pengetahuan alam, senang ilmu pengetahuan
sosial. Anak didik yang yang berminat melakukan kegiatan yang sama
dikelompokan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati
setiap anak didik. Disamping itu, guru prlu memberi dorongan kepeda anak didik
untuk berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain.[7]
Pola lain dalam membentuk kelompok-kelompok belajar dapat
dilakukan dengan cara-cara berikut:
a.
Pembentukan kelompok diserahkan
kepada anak didik
Pada umumnya bila pembentukan kelompok
diserahkan kepada anak didik, mereka akan mendasarkan pemilihan anggota
kelompoknya atas dasar rasa simpatik satu sama lain, minat yang sama atau
didorong oleh kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang baik dengan bekerja
sama.
b.
Pembentukan kelompok diatur oleh
guru sendiri
Bila guru sendiri yang mengaturnya, pada
umumnya dasar pembentukan yang dipakai antara lain: tempat duduk yang
berdekatan, urutan potensi anak didik,taraf prestasi ank didik dalam mata
pelajaran yang bersangkutan, jenis kelamin dan kecenderungan anak didik untuk
berperan dalam kelasnya. Sehingga suasana kelas bersifat heterogen (berbeda)
tergantung pada kesesuaian tujuan pembelajaran serta sifat isi materi
pelajaran.
c.
Pembentukan kelompok yang diatur
oleh guru atas usul anak didik
Walaupun diusulkan oleh anak didik, berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu guru dapat melakukan perubahan-perubahan.
Anak didik mengisi angket ddengan membubuhkan nama tiga atau empat teman yang
dipilihnya secara rahasia, hasilnya sosiogram yang memperlihatkan keadaan
hubungan sosial antar anak didk pada kelas yang bersangkutan, sesuai dengan
patokan anak didik dalam sosiogram (angket).
guru menyusun kelompok-kelompok belajar tanpa
sepengetahuan anak didik, guru dapat melakukan perubahan dari pilihan anak
didik demi kepentingan terjaminnya kerjasam atau demi kepentingan terjaminnya
kerjasam dan demi kepentingan anak didik serta kepentingan lain sebagai dasar
pertimbangan.[8] Keterampilan membimbing
kelompok kecil kecil hal-hal yang harus dipeersiapkan guru: pembentukan
kelompok secara tepat, memberikan topik yang sesuai dan pengaturan tempat
duduk.[9]
Pengelompokan menurut Prim masrokan dibagi menjadi:
1.
Pengelompokan dalam kelas
Tujuan pengelompokan berdasarkan kelas supaya
proses pembelajaran berjalan dengan baik, banyaknya kelas disesuaikan dengan
jumlah peserta didik yang baru diterima. Semakin kecil jumlah siswa dalam satu
kelas akan semakin baik karena perhatian peserta didik secara individual akan
semakin efektif,.
2.
Pengelompokan berdasarkan bidang
studi
Hal ini lazim disebut dengan penjurusan.
Pengelompokan ini mempergunakan ukuran minat, bakat dan kemapuan.pengukuran
minat dan bakat didasarkan tas hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata
pelajaran yang diikuti. Berdasarkan prestasi belajar, siswa dapat dikelompokkan
pada bidang studi yang mendapat nilai tertinggi. Pengelompokan ini bisa
dijalankan untuk meningkatkan kompetensi siswa sesuai dengan bidang bakat dan
minat yang dimilikinya.
3.
Pengelompokan berdasakan
spesialisasi
Hal ini hanya terdapat di sekolah-sekolah
kejuruan. Pada hakikatnya penjurusannya dan pengelompokan berdasarkan bidang
studi, tetapi menjurus kearah yang lebih khusus. Bidang spesialisasi ini untuk
membekali keahlian yang harus dimiliki oleh semua siswa sesuai denganpenjurusan
yang dipilih.
4.
Pengelompokan dalam sistem kredit
Pengajaran dengan sistem kredit adalah
pengajaran yang menggunakan ukuran kredit untuk memberikan bobot bagi setiap
mata pelajaran. Bobot satu kredit yang biasanya disebut dengan satuan kredit
semester (sks), pada sekolah menggunakan satu jam tatap muka (45 menit).[10]
Jenis-jenis pengelompokan peserta didik menurut
Mitcun (1960) yakni:
1. pengelompokan peserta didik ability grouping, yang
berdasarkan kemampuan didalam setting sekolah, salah satu diantara ability
groupingad adalah pengelompokan berdasarkan kecerdasan melalui tes
kecerdasan atau intelegensi yang terdiri dari kelomok normal, sedang dan
tinggi.[11]
2. pengelompokan sub-grouping with in the class yang
berdasarkan kemampuan dalam setting kelas yang diterapkan dalam membantu proses
pembelajaran di kelas yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang berdasarkan
karakteristik. Pengelompokan kelas yang
berdasarkan karakteristi peserta didik dikelompokkan menjadi:
a.
Interest grouping
Adalah pengelompokan yang didasarkan atas minat
peserta didik. Dalam manajemen peserta didik di sekolah, peserta didik
mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.[12] Peserta
didik yang berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegitan tertentu, topi
dan tema tertetu, membentuk kedalam suatu kelompok.
b.
Special need grouping
Adalah pengelompokan berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik yang sebenarnya telah
tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan
khusus.
c.
Team grouping
Adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua
atau lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar secara bersaama memecahkan
masalah khusus.
d.
Tutorial grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik
bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya. Dengan
demikian, apa yang dilakukan oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, tlah
disepakati terlebih dhulu. Antara kelompok satudengan yang lain, bisaa berbeda
kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk menentukan
kelompok-kelompok.
e.
Research grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau
lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan didean kelas.
Bagaiman cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang dipergunakan
bergntung kepada kesepakatan anggota kelompok.
f.
Full-class Grouping
Adalah suatu pengelompokan diaman peserta didik
secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman dibidang seni.
Misalnya kelompok yang berlatih drama, musik, tari.
g.
Combined class grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau
lebih kelas yang dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan
film, slide, dan audio visual.
Pengelompokan peserta didik merupakan kegiatan yang rutin
dilaksanakan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru.[13] Pengelompokandisini
bertujuan memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran serta mempermudah bagi guru untuk mengetahui dan mengenali
individu masing-masing peserta didik khusus dalam kemampuan yang
dimiliki. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu
sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu
proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik
unggul.
Terdapat pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam proses pengelompokan peserta didik, beberapa
diantaranya adalah: kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pemberi arahan
secara umum baik kepada Waka Kesiswaan,
Guru yang terlibat dan peserta didik. Waka kesiswaan yang bertanggung jawab
dalam pembuatan angket peminatan peserta didik dan soal tes, serta memberikan
arahan bagi peserta didik utamanya dalam peminatan serta orientasi jurusan
yakni jurusan Mipa dan Ips. Orang tua peserta didik juga berperan dalam
mendampingi, serta memberikan dukungan terhadap pengisian angket peminatan
jurusan yang dibuktikan dengan tanda tangan persetujuan orang tua. Sebagian guru
yang terlibat ikut serta membantu pelaksanaan pengelompokan peserta didik
ditunjuk langsung oleh kesiswaan atas persetujuan kepala sekolah.
Diantara tahap tahap yang harus dilalui peserta didik dalam
proses pengelompokan diatas yakni mengikuti tes kejurusan, pengisian angket
peminatan, tes psikologi, dan nilai raport, hal yang lebih diutamakan adalah
sesuai dengan angket peminatan. Setelah
melalui proses diatas, kemudian kepala sekolah, Waka Kesiswaan dan guru yang
terlibat melakukan musyawarah dengan pertimbangan-pertimbangan hasi prosedur
yang telah dilalui oleh peserta didik. Waktu pelaksanaan pengelompokan peserta
didik adalah satu minggu.
Pengelompokan peserta didik dalam lingkup kecil atau manajemen
kelas. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan
peserta didik.[14]
Pengelompokan peserta didik dikenal dengan
istilah grouping yang bertujuan membarikan kemudahan bagi peserta didik
dalam melakukan proses pembelajaran ditengah-tengah keberagaman masing-masing
peserta didik.
Pengelompokan peserta didik terdiri dari
bebeapa macam ang dikemukakan oleh para ahli yakni pengelompokan berdasarkan
atas kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, prestasi, spesialisasi, kredit,
bidang studi dan kemauan dalam berkawan.
Macam-macam pengelompokan peserta didik itu ada
yang berdasarkan waktu, kecepatan dan sifatnya. Ada pula yang dikelompokkan
berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, minat, spesialisasi dan sistem
kredit dalam perguruan tinggi.
Proses pengelompokan peserta didik ini
dilakukan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Manfaat
kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan
manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran
yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul
Proses penerapan pengelompokan peserta didik
membutuhkan metode yang lebih efektif, sehingga membutuhkan tindak lanjut
terhadap suatu lembaga (sekolah) untuk merumuskan proses pengelompokan peserta
didik supaya lebih maksimal sehingga peserta didik akan puas dengan hasil
pengelompokannya, dan mempermudah dalam penerapan proses belajar.
[1] Eka
Prihatin, “Manajemen Peserta Didik,” (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.69.
[2] Ibid.
hlm.70.
[3]
Rohiat, “Manajemen Sekolah”, (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm.88
[4]
Syaifurrahman dan Tri Ujiati, “ Manajemen dalam Pembelajaran”, (Jakarta:
Indeks, 2013), hlm. 105.
[5]
Syaiful Bahri Djamarah, “Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif”,
(Jakarta Rhineka Cipta, 2010), hlm.179.
[6] Ibid.
hlm.180.
[7] Ibid.
hlm.181.
[8] Ibid. hlm.183.
[9]
N.Yustisia, “Hypno Teaching” (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hlm.27.
[10] Prim Masrokan Mutohar, “Manajemen Mutu Sekolah”, (Jogjakarta:
Ar-ruzz Media, 2013), hlm.71-72.
[11] Eka Prihati, Op. Cit. Hlm.75.
[12] Mulyono,”Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan”,
(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2014), hlm. 178
[14] Mulyadi, “Classroom Management”, (Malang: UIN-Malang Press, 2009),
hlm.2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberagaman peserta didik dalam sekolah atau dalam lingkup kecil didalam kelas, baik keberagaman dalam hal bidang intelegensi, bakat, maupun minat. Dalam proses pengelompokan peserta didik beragam cara dilakukan oleh sekolah yang mengikuti teori maupun pendapat para ahli.
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian pengelompokan peserta didik?
2. Apakah tujuan pengelompokan peserta didik?
3. Apakah macam-macam pengelompokan peserta didik?
4. Bagaimana proses pengelompokan peserta didik?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian pengelompokan peserta didik.
2. Untuk memahami tujuan pengelompokan peserta didik.
3. Untuk memahami macam-macam pengelompokan peserta didik.
4. Untuk memahami proses pengelompokan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokkan lazim dikenal gengan grouping yang didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Tujuan Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokan bukan dimaksudkan mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Jika maksud pengelompokan demikian maka tujuannya tidak akan tercapai dan peserta didik justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong-golonngkan. Dengan danya peserta didik juga mudah dikenali, sebab tidak jarang peserta didik didalam kelas berada dalam keadaan heterogen atau berbeda-beda yang tentunya seberapa dapat diketahui tingkatannya sangat bergantung kemampuan diskriminan alat ukur yang digunakan untuk membedakan. Semakin tinggi tingkat kemampuan membedkan alat uur yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat heterogenis peserta didik yang ada disekolah.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda, supaya perkembangan peserta didik yang cepattidak mengganggu peserta didik yang lambat dan sebaliknya, maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Ruang kelas merupakan faktoryang mempengaruhi proses belajara para siswa dalam menerima suatu pelajaran. Ruang kelas yang baik adalah ruang yang memberi kenyamanan bagi peserta didik, olehkarena itu pengelompokan peserta didik sangat perlu dilakukan.
C. Macam-macam Pengelompokan Peserta Didik
Banyak macam- macam pengelompokan peserta didik baik menurut para ahli maupun secara umum. Menurut Roestiyah NK, (1989) mengelompokan anak didik dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnnya.
1. Waktu:
a. Kelompok jangka pendek
b. Kelompok jangka panjang (3 bulan)
2. Kecepatan:
a. Kelompok anak cepat
b. Kelompok anak lambat
3. Sifat:
a. Kelompok untuk mengatasi alat pelajaran
b. Kelompok atas dasar intelegensi individual
c. Kelompok atas dasar minat individual
d. Kelompok untuk memeperbesar partisipasi
e. Kelompok untuk pembagian pekerjaan
f. Kelompok untuk belajar secara efisien.
Pengelompokan menurut Conny Semiawan, (1985) yakni:
1. Pengelompokan menurut kesenangan berkawan
Pada pengelompokan ini anak didik dibagi dalam beberapa kelompok bergantung pada besarnya kelas atas dasar perkawanan/kesenangan bergaul diantara mereka, kelompok terdiri dari 4-6 yang terdiri dari kawan dekat mereka.
2. Pengelompokan menurut kemampuan
Untuk memudahkan pelayanan guru, anak didik dikelompokkan kedalam kelompok cerdas, sedang/menengah dan lambat. Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan kesanggupan idividual dalam mempelajari mata pelajaran.
3. Pengelompokan menurut minat
Beragam minat yang dimiliki oleh peserta didik ada anak didik yang senang matematika, senang ilmu pengetahuan alam, senang ilmu pengetahuan sosial. Anak didik yang yang berminat melakukan kegiatan yang sama dikelompokan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati setiap anak didik. Disamping itu, guru prlu memberi dorongan kepeda anak didik untuk berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
Pola lain dalam membentuk kelompok-kelompok belajar dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik
Pada umumnya bila pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik, mereka akan mendasarkan pemilihan anggota kelompoknya atas dasar rasa simpatik satu sama lain, minat yang sama atau didorong oleh kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang baik dengan bekerja sama.
b. Pembentukan kelompok diatur oleh guru sendiri
Bila guru sendiri yang mengaturnya, pada umumnya dasar pembentukan yang dipakai antara lain: tempat duduk yang berdekatan, urutan potensi anak didik,taraf prestasi ank didik dalam mata pelajaran yang bersangkutan, jenis kelamin dan kecenderungan anak didik untuk berperan dalam kelasnya. Sehingga suasana kelas bersifat heterogen (berbeda) tergantung pada kesesuaian tujuan pembelajaran serta sifat isi materi pelajaran.
c. Pembentukan kelompok yang diatur oleh guru atas usul anak didik
Walaupun diusulkan oleh anak didik, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu guru dapat melakukan perubahan-perubahan. Anak didik mengisi angket ddengan membubuhkan nama tiga atau empat teman yang dipilihnya secara rahasia, hasilnya sosiogram yang memperlihatkan keadaan hubungan sosial antar anak didk pada kelas yang bersangkutan, sesuai dengan patokan anak didik dalam sosiogram (angket).
guru menyusun kelompok-kelompok belajar tanpa sepengetahuan anak didik, guru dapat melakukan perubahan dari pilihan anak didik demi kepentingan terjaminnya kerjasam atau demi kepentingan terjaminnya kerjasam dan demi kepentingan anak didik serta kepentingan lain sebagai dasar pertimbangan. Keterampilan membimbing kelompok kecil kecil hal-hal yang harus dipeersiapkan guru: pembentukan kelompok secara tepat, memberikan topik yang sesuai dan pengaturan tempat duduk.
Pengelompokan menurut Prim masrokan dibagi menjadi:
1. Pengelompokan dalam kelas
Tujuan pengelompokan berdasarkan kelas supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik, banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang baru diterima. Semakin kecil jumlah siswa dalam satu kelas akan semakin baik karena perhatian peserta didik secara individual akan semakin efektif,.
2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi
Hal ini lazim disebut dengan penjurusan. Pengelompokan ini mempergunakan ukuran minat, bakat dan kemapuan.pengukuran minat dan bakat didasarkan tas hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan prestasi belajar, siswa dapat dikelompokkan pada bidang studi yang mendapat nilai tertinggi. Pengelompokan ini bisa dijalankan untuk meningkatkan kompetensi siswa sesuai dengan bidang bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Pengelompokan berdasakan spesialisasi
Hal ini hanya terdapat di sekolah-sekolah kejuruan. Pada hakikatnya penjurusannya dan pengelompokan berdasarkan bidang studi, tetapi menjurus kearah yang lebih khusus. Bidang spesialisasi ini untuk membekali keahlian yang harus dimiliki oleh semua siswa sesuai denganpenjurusan yang dipilih.
4. Pengelompokan dalam sistem kredit
Pengajaran dengan sistem kredit adalah pengajaran yang menggunakan ukuran kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran. Bobot satu kredit yang biasanya disebut dengan satuan kredit semester (sks), pada sekolah menggunakan satu jam tatap muka (45 menit).
Jenis-jenis pengelompokan peserta didik menurut Mitcun (1960) yakni:
1. pengelompokan peserta didik ability grouping, yang berdasarkan kemampuan didalam setting sekolah, salah satu diantara ability groupingad adalah pengelompokan berdasarkan kecerdasan melalui tes kecerdasan atau intelegensi yang terdiri dari kelomok normal, sedang dan tinggi.
2. pengelompokan sub-grouping with in the class yang berdasarkan kemampuan dalam setting kelas yang diterapkan dalam membantu proses pembelajaran di kelas yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang berdasarkan karakteristik. Pengelompokan kelas yang berdasarkan karakteristi peserta didik dikelompokkan menjadi:
a. Interest grouping
Adalah pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta didik. Dalam manajemen peserta didik di sekolah, peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Peserta didik yang berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegitan tertentu, topi dan tema tertetu, membentuk kedalam suatu kelompok.
b. Special need grouping
Adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik yang sebenarnya telah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan khusus.
c. Team grouping
Adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar secara bersaama memecahkan masalah khusus.
d. Tutorial grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, tlah disepakati terlebih dhulu. Antara kelompok satudengan yang lain, bisaa berbeda kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk menentukan kelompok-kelompok.
e. Research grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan didean kelas. Bagaiman cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang dipergunakan bergntung kepada kesepakatan anggota kelompok.
f. Full-class Grouping
Adalah suatu pengelompokan diaman peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman dibidang seni. Misalnya kelompok yang berlatih drama, musik, tari.
g. Combined class grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas yang dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan film, slide, dan audio visual.
D. Proses Pengelompokan Peserta Didik di Sekolah
Pengelompokan peserta didik merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Pengelompokandisini bertujuan memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran serta mempermudah bagi guru untuk mengetahui dan mengenali individu masing-masing peserta didik khusus dalam kemampuan yang dimiliki. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul.
Terdapat pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam proses pengelompokan peserta didik, beberapa diantaranya adalah: kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pemberi arahan secara umum baik kepada Waka Kesiswaan, Guru yang terlibat dan peserta didik. Waka kesiswaan yang bertanggung jawab dalam pembuatan angket peminatan peserta didik dan soal tes, serta memberikan arahan bagi peserta didik utamanya dalam peminatan serta orientasi jurusan yakni jurusan Mipa dan Ips. Orang tua peserta didik juga berperan dalam mendampingi, serta memberikan dukungan terhadap pengisian angket peminatan jurusan yang dibuktikan dengan tanda tangan persetujuan orang tua. Sebagian guru yang terlibat ikut serta membantu pelaksanaan pengelompokan peserta didik ditunjuk langsung oleh kesiswaan atas persetujuan kepala sekolah.
Diantara tahap tahap yang harus dilalui peserta didik dalam proses pengelompokan diatas yakni mengikuti tes kejurusan, pengisian angket peminatan, tes psikologi, dan nilai raport, hal yang lebih diutamakan adalah sesuai dengan angket peminatan. Setelah melalui proses diatas, kemudian kepala sekolah, Waka Kesiswaan dan guru yang terlibat melakukan musyawarah dengan pertimbangan-pertimbangan hasi prosedur yang telah dilalui oleh peserta didik. Waktu pelaksanaan pengelompokan peserta didik adalah satu minggu.
Pengelompokan peserta didik dalam lingkup kecil atau manajemen kelas. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelompokan peserta didik dikenal dengan istilah grouping yang bertujuan membarikan kemudahan bagi peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran ditengah-tengah keberagaman masing-masing peserta didik.
Pengelompokan peserta didik terdiri dari bebeapa macam ang dikemukakan oleh para ahli yakni pengelompokan berdasarkan atas kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, prestasi, spesialisasi, kredit, bidang studi dan kemauan dalam berkawan.
Macam-macam pengelompokan peserta didik itu ada yang berdasarkan waktu, kecepatan dan sifatnya. Ada pula yang dikelompokkan berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, minat, spesialisasi dan sistem kredit dalam perguruan tinggi.
Proses pengelompokan peserta didik ini dilakukan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul
B. Saran
Proses penerapan pengelompokan peserta didik membutuhkan metode yang lebih efektif, sehingga membutuhkan tindak lanjut terhadap suatu lembaga (sekolah) untuk merumuskan proses pengelompokan peserta didik supaya lebih maksimal sehingga peserta didik akan puas dengan hasil pengelompokannya, dan mempermudah dalam penerapan proses belajar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberagaman peserta didik dalam sekolah atau dalam lingkup kecil didalam kelas, baik keberagaman dalam hal bidang intelegensi, bakat, maupun minat. Dalam proses pengelompokan peserta didik beragam cara dilakukan oleh sekolah yang mengikuti teori maupun pendapat para ahli.
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian pengelompokan peserta didik?
2. Apakah tujuan pengelompokan peserta didik?
3. Apakah macam-macam pengelompokan peserta didik?
4. Bagaimana proses pengelompokan peserta didik?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian pengelompokan peserta didik.
2. Untuk memahami tujuan pengelompokan peserta didik.
3. Untuk memahami macam-macam pengelompokan peserta didik.
4. Untuk memahami proses pengelompokan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokkan lazim dikenal gengan grouping yang didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Tujuan Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokan bukan dimaksudkan mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Jika maksud pengelompokan demikian maka tujuannya tidak akan tercapai dan peserta didik justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong-golonngkan. Dengan danya peserta didik juga mudah dikenali, sebab tidak jarang peserta didik didalam kelas berada dalam keadaan heterogen atau berbeda-beda yang tentunya seberapa dapat diketahui tingkatannya sangat bergantung kemampuan diskriminan alat ukur yang digunakan untuk membedakan. Semakin tinggi tingkat kemampuan membedkan alat uur yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat heterogenis peserta didik yang ada disekolah.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda, supaya perkembangan peserta didik yang cepattidak mengganggu peserta didik yang lambat dan sebaliknya, maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Ruang kelas merupakan faktoryang mempengaruhi proses belajara para siswa dalam menerima suatu pelajaran. Ruang kelas yang baik adalah ruang yang memberi kenyamanan bagi peserta didik, olehkarena itu pengelompokan peserta didik sangat perlu dilakukan.
C. Macam-macam Pengelompokan Peserta Didik
Banyak macam- macam pengelompokan peserta didik baik menurut para ahli maupun secara umum. Menurut Roestiyah NK, (1989) mengelompokan anak didik dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnnya.
1. Waktu:
a. Kelompok jangka pendek
b. Kelompok jangka panjang (3 bulan)
2. Kecepatan:
a. Kelompok anak cepat
b. Kelompok anak lambat
3. Sifat:
a. Kelompok untuk mengatasi alat pelajaran
b. Kelompok atas dasar intelegensi individual
c. Kelompok atas dasar minat individual
d. Kelompok untuk memeperbesar partisipasi
e. Kelompok untuk pembagian pekerjaan
f. Kelompok untuk belajar secara efisien.
Pengelompokan menurut Conny Semiawan, (1985) yakni:
1. Pengelompokan menurut kesenangan berkawan
Pada pengelompokan ini anak didik dibagi dalam beberapa kelompok bergantung pada besarnya kelas atas dasar perkawanan/kesenangan bergaul diantara mereka, kelompok terdiri dari 4-6 yang terdiri dari kawan dekat mereka.
2. Pengelompokan menurut kemampuan
Untuk memudahkan pelayanan guru, anak didik dikelompokkan kedalam kelompok cerdas, sedang/menengah dan lambat. Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan kesanggupan idividual dalam mempelajari mata pelajaran.
3. Pengelompokan menurut minat
Beragam minat yang dimiliki oleh peserta didik ada anak didik yang senang matematika, senang ilmu pengetahuan alam, senang ilmu pengetahuan sosial. Anak didik yang yang berminat melakukan kegiatan yang sama dikelompokan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati setiap anak didik. Disamping itu, guru prlu memberi dorongan kepeda anak didik untuk berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
Pola lain dalam membentuk kelompok-kelompok belajar dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik
Pada umumnya bila pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik, mereka akan mendasarkan pemilihan anggota kelompoknya atas dasar rasa simpatik satu sama lain, minat yang sama atau didorong oleh kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang baik dengan bekerja sama.
b. Pembentukan kelompok diatur oleh guru sendiri
Bila guru sendiri yang mengaturnya, pada umumnya dasar pembentukan yang dipakai antara lain: tempat duduk yang berdekatan, urutan potensi anak didik,taraf prestasi ank didik dalam mata pelajaran yang bersangkutan, jenis kelamin dan kecenderungan anak didik untuk berperan dalam kelasnya. Sehingga suasana kelas bersifat heterogen (berbeda) tergantung pada kesesuaian tujuan pembelajaran serta sifat isi materi pelajaran.
c. Pembentukan kelompok yang diatur oleh guru atas usul anak didik
Walaupun diusulkan oleh anak didik, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu guru dapat melakukan perubahan-perubahan. Anak didik mengisi angket ddengan membubuhkan nama tiga atau empat teman yang dipilihnya secara rahasia, hasilnya sosiogram yang memperlihatkan keadaan hubungan sosial antar anak didk pada kelas yang bersangkutan, sesuai dengan patokan anak didik dalam sosiogram (angket).
guru menyusun kelompok-kelompok belajar tanpa sepengetahuan anak didik, guru dapat melakukan perubahan dari pilihan anak didik demi kepentingan terjaminnya kerjasam atau demi kepentingan terjaminnya kerjasam dan demi kepentingan anak didik serta kepentingan lain sebagai dasar pertimbangan. Keterampilan membimbing kelompok kecil kecil hal-hal yang harus dipeersiapkan guru: pembentukan kelompok secara tepat, memberikan topik yang sesuai dan pengaturan tempat duduk.
Pengelompokan menurut Prim masrokan dibagi menjadi:
1. Pengelompokan dalam kelas
Tujuan pengelompokan berdasarkan kelas supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik, banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang baru diterima. Semakin kecil jumlah siswa dalam satu kelas akan semakin baik karena perhatian peserta didik secara individual akan semakin efektif,.
2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi
Hal ini lazim disebut dengan penjurusan. Pengelompokan ini mempergunakan ukuran minat, bakat dan kemapuan.pengukuran minat dan bakat didasarkan tas hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan prestasi belajar, siswa dapat dikelompokkan pada bidang studi yang mendapat nilai tertinggi. Pengelompokan ini bisa dijalankan untuk meningkatkan kompetensi siswa sesuai dengan bidang bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Pengelompokan berdasakan spesialisasi
Hal ini hanya terdapat di sekolah-sekolah kejuruan. Pada hakikatnya penjurusannya dan pengelompokan berdasarkan bidang studi, tetapi menjurus kearah yang lebih khusus. Bidang spesialisasi ini untuk membekali keahlian yang harus dimiliki oleh semua siswa sesuai denganpenjurusan yang dipilih.
4. Pengelompokan dalam sistem kredit
Pengajaran dengan sistem kredit adalah pengajaran yang menggunakan ukuran kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran. Bobot satu kredit yang biasanya disebut dengan satuan kredit semester (sks), pada sekolah menggunakan satu jam tatap muka (45 menit).
Jenis-jenis pengelompokan peserta didik menurut Mitcun (1960) yakni:
1. pengelompokan peserta didik ability grouping, yang berdasarkan kemampuan didalam setting sekolah, salah satu diantara ability groupingad adalah pengelompokan berdasarkan kecerdasan melalui tes kecerdasan atau intelegensi yang terdiri dari kelomok normal, sedang dan tinggi.
2. pengelompokan sub-grouping with in the class yang berdasarkan kemampuan dalam setting kelas yang diterapkan dalam membantu proses pembelajaran di kelas yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang berdasarkan karakteristik. Pengelompokan kelas yang berdasarkan karakteristi peserta didik dikelompokkan menjadi:
a. Interest grouping
Adalah pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta didik. Dalam manajemen peserta didik di sekolah, peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Peserta didik yang berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegitan tertentu, topi dan tema tertetu, membentuk kedalam suatu kelompok.
b. Special need grouping
Adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik yang sebenarnya telah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan khusus.
c. Team grouping
Adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar secara bersaama memecahkan masalah khusus.
d. Tutorial grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, tlah disepakati terlebih dhulu. Antara kelompok satudengan yang lain, bisaa berbeda kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk menentukan kelompok-kelompok.
e. Research grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan didean kelas. Bagaiman cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang dipergunakan bergntung kepada kesepakatan anggota kelompok.
f. Full-class Grouping
Adalah suatu pengelompokan diaman peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman dibidang seni. Misalnya kelompok yang berlatih drama, musik, tari.
g. Combined class grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas yang dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan film, slide, dan audio visual.
D. Proses Pengelompokan Peserta Didik di Sekolah
Pengelompokan peserta didik merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Pengelompokandisini bertujuan memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran serta mempermudah bagi guru untuk mengetahui dan mengenali individu masing-masing peserta didik khusus dalam kemampuan yang dimiliki. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul.
Terdapat pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam proses pengelompokan peserta didik, beberapa diantaranya adalah: kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pemberi arahan secara umum baik kepada Waka Kesiswaan, Guru yang terlibat dan peserta didik. Waka kesiswaan yang bertanggung jawab dalam pembuatan angket peminatan peserta didik dan soal tes, serta memberikan arahan bagi peserta didik utamanya dalam peminatan serta orientasi jurusan yakni jurusan Mipa dan Ips. Orang tua peserta didik juga berperan dalam mendampingi, serta memberikan dukungan terhadap pengisian angket peminatan jurusan yang dibuktikan dengan tanda tangan persetujuan orang tua. Sebagian guru yang terlibat ikut serta membantu pelaksanaan pengelompokan peserta didik ditunjuk langsung oleh kesiswaan atas persetujuan kepala sekolah.
Diantara tahap tahap yang harus dilalui peserta didik dalam proses pengelompokan diatas yakni mengikuti tes kejurusan, pengisian angket peminatan, tes psikologi, dan nilai raport, hal yang lebih diutamakan adalah sesuai dengan angket peminatan. Setelah melalui proses diatas, kemudian kepala sekolah, Waka Kesiswaan dan guru yang terlibat melakukan musyawarah dengan pertimbangan-pertimbangan hasi prosedur yang telah dilalui oleh peserta didik. Waktu pelaksanaan pengelompokan peserta didik adalah satu minggu.
Pengelompokan peserta didik dalam lingkup kecil atau manajemen kelas. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelompokan peserta didik dikenal dengan istilah grouping yang bertujuan membarikan kemudahan bagi peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran ditengah-tengah keberagaman masing-masing peserta didik.
Pengelompokan peserta didik terdiri dari bebeapa macam ang dikemukakan oleh para ahli yakni pengelompokan berdasarkan atas kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, prestasi, spesialisasi, kredit, bidang studi dan kemauan dalam berkawan.
Macam-macam pengelompokan peserta didik itu ada yang berdasarkan waktu, kecepatan dan sifatnya. Ada pula yang dikelompokkan berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, minat, spesialisasi dan sistem kredit dalam perguruan tinggi.
Proses pengelompokan peserta didik ini dilakukan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul
B. Saran
Proses penerapan pengelompokan peserta didik membutuhkan metode yang lebih efektif, sehingga membutuhkan tindak lanjut terhadap suatu lembaga (sekolah) untuk merumuskan proses pengelompokan peserta didik supaya lebih maksimal sehingga peserta didik akan puas dengan hasil pengelompokannya, dan mempermudah dalam penerapan proses belajar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberagaman peserta didik dalam sekolah atau dalam lingkup kecil didalam kelas, baik keberagaman dalam hal bidang intelegensi, bakat, maupun minat. Dalam proses pengelompokan peserta didik beragam cara dilakukan oleh sekolah yang mengikuti teori maupun pendapat para ahli.
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian pengelompokan peserta didik?
2. Apakah tujuan pengelompokan peserta didik?
3. Apakah macam-macam pengelompokan peserta didik?
4. Bagaimana proses pengelompokan peserta didik?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian pengelompokan peserta didik.
2. Untuk memahami tujuan pengelompokan peserta didik.
3. Untuk memahami macam-macam pengelompokan peserta didik.
4. Untuk memahami proses pengelompokan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokkan lazim dikenal gengan grouping yang didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Tujuan Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokan bukan dimaksudkan mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Jika maksud pengelompokan demikian maka tujuannya tidak akan tercapai dan peserta didik justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong-golonngkan. Dengan danya peserta didik juga mudah dikenali, sebab tidak jarang peserta didik didalam kelas berada dalam keadaan heterogen atau berbeda-beda yang tentunya seberapa dapat diketahui tingkatannya sangat bergantung kemampuan diskriminan alat ukur yang digunakan untuk membedakan. Semakin tinggi tingkat kemampuan membedkan alat uur yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat heterogenis peserta didik yang ada disekolah.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda, supaya perkembangan peserta didik yang cepattidak mengganggu peserta didik yang lambat dan sebaliknya, maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Ruang kelas merupakan faktoryang mempengaruhi proses belajara para siswa dalam menerima suatu pelajaran. Ruang kelas yang baik adalah ruang yang memberi kenyamanan bagi peserta didik, olehkarena itu pengelompokan peserta didik sangat perlu dilakukan.
C. Macam-macam Pengelompokan Peserta Didik
Banyak macam- macam pengelompokan peserta didik baik menurut para ahli maupun secara umum. Menurut Roestiyah NK, (1989) mengelompokan anak didik dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnnya.
1. Waktu:
a. Kelompok jangka pendek
b. Kelompok jangka panjang (3 bulan)
2. Kecepatan:
a. Kelompok anak cepat
b. Kelompok anak lambat
3. Sifat:
a. Kelompok untuk mengatasi alat pelajaran
b. Kelompok atas dasar intelegensi individual
c. Kelompok atas dasar minat individual
d. Kelompok untuk memeperbesar partisipasi
e. Kelompok untuk pembagian pekerjaan
f. Kelompok untuk belajar secara efisien.
Pengelompokan menurut Conny Semiawan, (1985) yakni:
1. Pengelompokan menurut kesenangan berkawan
Pada pengelompokan ini anak didik dibagi dalam beberapa kelompok bergantung pada besarnya kelas atas dasar perkawanan/kesenangan bergaul diantara mereka, kelompok terdiri dari 4-6 yang terdiri dari kawan dekat mereka.
2. Pengelompokan menurut kemampuan
Untuk memudahkan pelayanan guru, anak didik dikelompokkan kedalam kelompok cerdas, sedang/menengah dan lambat. Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan kesanggupan idividual dalam mempelajari mata pelajaran.
3. Pengelompokan menurut minat
Beragam minat yang dimiliki oleh peserta didik ada anak didik yang senang matematika, senang ilmu pengetahuan alam, senang ilmu pengetahuan sosial. Anak didik yang yang berminat melakukan kegiatan yang sama dikelompokan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati setiap anak didik. Disamping itu, guru prlu memberi dorongan kepeda anak didik untuk berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
Pola lain dalam membentuk kelompok-kelompok belajar dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik
Pada umumnya bila pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik, mereka akan mendasarkan pemilihan anggota kelompoknya atas dasar rasa simpatik satu sama lain, minat yang sama atau didorong oleh kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang baik dengan bekerja sama.
b. Pembentukan kelompok diatur oleh guru sendiri
Bila guru sendiri yang mengaturnya, pada umumnya dasar pembentukan yang dipakai antara lain: tempat duduk yang berdekatan, urutan potensi anak didik,taraf prestasi ank didik dalam mata pelajaran yang bersangkutan, jenis kelamin dan kecenderungan anak didik untuk berperan dalam kelasnya. Sehingga suasana kelas bersifat heterogen (berbeda) tergantung pada kesesuaian tujuan pembelajaran serta sifat isi materi pelajaran.
c. Pembentukan kelompok yang diatur oleh guru atas usul anak didik
Walaupun diusulkan oleh anak didik, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu guru dapat melakukan perubahan-perubahan. Anak didik mengisi angket ddengan membubuhkan nama tiga atau empat teman yang dipilihnya secara rahasia, hasilnya sosiogram yang memperlihatkan keadaan hubungan sosial antar anak didk pada kelas yang bersangkutan, sesuai dengan patokan anak didik dalam sosiogram (angket).
guru menyusun kelompok-kelompok belajar tanpa sepengetahuan anak didik, guru dapat melakukan perubahan dari pilihan anak didik demi kepentingan terjaminnya kerjasam atau demi kepentingan terjaminnya kerjasam dan demi kepentingan anak didik serta kepentingan lain sebagai dasar pertimbangan. Keterampilan membimbing kelompok kecil kecil hal-hal yang harus dipeersiapkan guru: pembentukan kelompok secara tepat, memberikan topik yang sesuai dan pengaturan tempat duduk.
Pengelompokan menurut Prim masrokan dibagi menjadi:
1. Pengelompokan dalam kelas
Tujuan pengelompokan berdasarkan kelas supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik, banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang baru diterima. Semakin kecil jumlah siswa dalam satu kelas akan semakin baik karena perhatian peserta didik secara individual akan semakin efektif,.
2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi
Hal ini lazim disebut dengan penjurusan. Pengelompokan ini mempergunakan ukuran minat, bakat dan kemapuan.pengukuran minat dan bakat didasarkan tas hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan prestasi belajar, siswa dapat dikelompokkan pada bidang studi yang mendapat nilai tertinggi. Pengelompokan ini bisa dijalankan untuk meningkatkan kompetensi siswa sesuai dengan bidang bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Pengelompokan berdasakan spesialisasi
Hal ini hanya terdapat di sekolah-sekolah kejuruan. Pada hakikatnya penjurusannya dan pengelompokan berdasarkan bidang studi, tetapi menjurus kearah yang lebih khusus. Bidang spesialisasi ini untuk membekali keahlian yang harus dimiliki oleh semua siswa sesuai denganpenjurusan yang dipilih.
4. Pengelompokan dalam sistem kredit
Pengajaran dengan sistem kredit adalah pengajaran yang menggunakan ukuran kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran. Bobot satu kredit yang biasanya disebut dengan satuan kredit semester (sks), pada sekolah menggunakan satu jam tatap muka (45 menit).
Jenis-jenis pengelompokan peserta didik menurut Mitcun (1960) yakni:
1. pengelompokan peserta didik ability grouping, yang berdasarkan kemampuan didalam setting sekolah, salah satu diantara ability groupingad adalah pengelompokan berdasarkan kecerdasan melalui tes kecerdasan atau intelegensi yang terdiri dari kelomok normal, sedang dan tinggi.
2. pengelompokan sub-grouping with in the class yang berdasarkan kemampuan dalam setting kelas yang diterapkan dalam membantu proses pembelajaran di kelas yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang berdasarkan karakteristik. Pengelompokan kelas yang berdasarkan karakteristi peserta didik dikelompokkan menjadi:
a. Interest grouping
Adalah pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta didik. Dalam manajemen peserta didik di sekolah, peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Peserta didik yang berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegitan tertentu, topi dan tema tertetu, membentuk kedalam suatu kelompok.
b. Special need grouping
Adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik yang sebenarnya telah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan khusus.
c. Team grouping
Adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar secara bersaama memecahkan masalah khusus.
d. Tutorial grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, tlah disepakati terlebih dhulu. Antara kelompok satudengan yang lain, bisaa berbeda kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk menentukan kelompok-kelompok.
e. Research grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan didean kelas. Bagaiman cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang dipergunakan bergntung kepada kesepakatan anggota kelompok.
f. Full-class Grouping
Adalah suatu pengelompokan diaman peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman dibidang seni. Misalnya kelompok yang berlatih drama, musik, tari.
g. Combined class grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas yang dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan film, slide, dan audio visual.
D. Proses Pengelompokan Peserta Didik di Sekolah
Pengelompokan peserta didik merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Pengelompokandisini bertujuan memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran serta mempermudah bagi guru untuk mengetahui dan mengenali individu masing-masing peserta didik khusus dalam kemampuan yang dimiliki. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul.
Terdapat pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam proses pengelompokan peserta didik, beberapa diantaranya adalah: kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pemberi arahan secara umum baik kepada Waka Kesiswaan, Guru yang terlibat dan peserta didik. Waka kesiswaan yang bertanggung jawab dalam pembuatan angket peminatan peserta didik dan soal tes, serta memberikan arahan bagi peserta didik utamanya dalam peminatan serta orientasi jurusan yakni jurusan Mipa dan Ips. Orang tua peserta didik juga berperan dalam mendampingi, serta memberikan dukungan terhadap pengisian angket peminatan jurusan yang dibuktikan dengan tanda tangan persetujuan orang tua. Sebagian guru yang terlibat ikut serta membantu pelaksanaan pengelompokan peserta didik ditunjuk langsung oleh kesiswaan atas persetujuan kepala sekolah.
Diantara tahap tahap yang harus dilalui peserta didik dalam proses pengelompokan diatas yakni mengikuti tes kejurusan, pengisian angket peminatan, tes psikologi, dan nilai raport, hal yang lebih diutamakan adalah sesuai dengan angket peminatan. Setelah melalui proses diatas, kemudian kepala sekolah, Waka Kesiswaan dan guru yang terlibat melakukan musyawarah dengan pertimbangan-pertimbangan hasi prosedur yang telah dilalui oleh peserta didik. Waktu pelaksanaan pengelompokan peserta didik adalah satu minggu.
Pengelompokan peserta didik dalam lingkup kecil atau manajemen kelas. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelompokan peserta didik dikenal dengan istilah grouping yang bertujuan membarikan kemudahan bagi peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran ditengah-tengah keberagaman masing-masing peserta didik.
Pengelompokan peserta didik terdiri dari bebeapa macam ang dikemukakan oleh para ahli yakni pengelompokan berdasarkan atas kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, prestasi, spesialisasi, kredit, bidang studi dan kemauan dalam berkawan.
Macam-macam pengelompokan peserta didik itu ada yang berdasarkan waktu, kecepatan dan sifatnya. Ada pula yang dikelompokkan berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, minat, spesialisasi dan sistem kredit dalam perguruan tinggi.
Proses pengelompokan peserta didik ini dilakukan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul
B. Saran
Proses penerapan pengelompokan peserta didik membutuhkan metode yang lebih efektif, sehingga membutuhkan tindak lanjut terhadap suatu lembaga (sekolah) untuk merumuskan proses pengelompokan peserta didik supaya lebih maksimal sehingga peserta didik akan puas dengan hasil pengelompokannya, dan mempermudah dalam penerapan proses belajar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberagaman peserta didik dalam sekolah atau dalam lingkup kecil didalam kelas, baik keberagaman dalam hal bidang intelegensi, bakat, maupun minat. Dalam proses pengelompokan peserta didik beragam cara dilakukan oleh sekolah yang mengikuti teori maupun pendapat para ahli.
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian pengelompokan peserta didik?
2. Apakah tujuan pengelompokan peserta didik?
3. Apakah macam-macam pengelompokan peserta didik?
4. Bagaimana proses pengelompokan peserta didik?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian pengelompokan peserta didik.
2. Untuk memahami tujuan pengelompokan peserta didik.
3. Untuk memahami macam-macam pengelompokan peserta didik.
4. Untuk memahami proses pengelompokan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokkan lazim dikenal gengan grouping yang didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Tujuan Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokan bukan dimaksudkan mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Jika maksud pengelompokan demikian maka tujuannya tidak akan tercapai dan peserta didik justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong-golonngkan. Dengan danya peserta didik juga mudah dikenali, sebab tidak jarang peserta didik didalam kelas berada dalam keadaan heterogen atau berbeda-beda yang tentunya seberapa dapat diketahui tingkatannya sangat bergantung kemampuan diskriminan alat ukur yang digunakan untuk membedakan. Semakin tinggi tingkat kemampuan membedkan alat uur yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat heterogenis peserta didik yang ada disekolah.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda, supaya perkembangan peserta didik yang cepattidak mengganggu peserta didik yang lambat dan sebaliknya, maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Ruang kelas merupakan faktoryang mempengaruhi proses belajara para siswa dalam menerima suatu pelajaran. Ruang kelas yang baik adalah ruang yang memberi kenyamanan bagi peserta didik, olehkarena itu pengelompokan peserta didik sangat perlu dilakukan.
C. Macam-macam Pengelompokan Peserta Didik
Banyak macam- macam pengelompokan peserta didik baik menurut para ahli maupun secara umum. Menurut Roestiyah NK, (1989) mengelompokan anak didik dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnnya.
1. Waktu:
a. Kelompok jangka pendek
b. Kelompok jangka panjang (3 bulan)
2. Kecepatan:
a. Kelompok anak cepat
b. Kelompok anak lambat
3. Sifat:
a. Kelompok untuk mengatasi alat pelajaran
b. Kelompok atas dasar intelegensi individual
c. Kelompok atas dasar minat individual
d. Kelompok untuk memeperbesar partisipasi
e. Kelompok untuk pembagian pekerjaan
f. Kelompok untuk belajar secara efisien.
Pengelompokan menurut Conny Semiawan, (1985) yakni:
1. Pengelompokan menurut kesenangan berkawan
Pada pengelompokan ini anak didik dibagi dalam beberapa kelompok bergantung pada besarnya kelas atas dasar perkawanan/kesenangan bergaul diantara mereka, kelompok terdiri dari 4-6 yang terdiri dari kawan dekat mereka.
2. Pengelompokan menurut kemampuan
Untuk memudahkan pelayanan guru, anak didik dikelompokkan kedalam kelompok cerdas, sedang/menengah dan lambat. Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan kesanggupan idividual dalam mempelajari mata pelajaran.
3. Pengelompokan menurut minat
Beragam minat yang dimiliki oleh peserta didik ada anak didik yang senang matematika, senang ilmu pengetahuan alam, senang ilmu pengetahuan sosial. Anak didik yang yang berminat melakukan kegiatan yang sama dikelompokan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati setiap anak didik. Disamping itu, guru prlu memberi dorongan kepeda anak didik untuk berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
Pola lain dalam membentuk kelompok-kelompok belajar dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik
Pada umumnya bila pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik, mereka akan mendasarkan pemilihan anggota kelompoknya atas dasar rasa simpatik satu sama lain, minat yang sama atau didorong oleh kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang baik dengan bekerja sama.
b. Pembentukan kelompok diatur oleh guru sendiri
Bila guru sendiri yang mengaturnya, pada umumnya dasar pembentukan yang dipakai antara lain: tempat duduk yang berdekatan, urutan potensi anak didik,taraf prestasi ank didik dalam mata pelajaran yang bersangkutan, jenis kelamin dan kecenderungan anak didik untuk berperan dalam kelasnya. Sehingga suasana kelas bersifat heterogen (berbeda) tergantung pada kesesuaian tujuan pembelajaran serta sifat isi materi pelajaran.
c. Pembentukan kelompok yang diatur oleh guru atas usul anak didik
Walaupun diusulkan oleh anak didik, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu guru dapat melakukan perubahan-perubahan. Anak didik mengisi angket ddengan membubuhkan nama tiga atau empat teman yang dipilihnya secara rahasia, hasilnya sosiogram yang memperlihatkan keadaan hubungan sosial antar anak didk pada kelas yang bersangkutan, sesuai dengan patokan anak didik dalam sosiogram (angket).
guru menyusun kelompok-kelompok belajar tanpa sepengetahuan anak didik, guru dapat melakukan perubahan dari pilihan anak didik demi kepentingan terjaminnya kerjasam atau demi kepentingan terjaminnya kerjasam dan demi kepentingan anak didik serta kepentingan lain sebagai dasar pertimbangan. Keterampilan membimbing kelompok kecil kecil hal-hal yang harus dipeersiapkan guru: pembentukan kelompok secara tepat, memberikan topik yang sesuai dan pengaturan tempat duduk.
Pengelompokan menurut Prim masrokan dibagi menjadi:
1. Pengelompokan dalam kelas
Tujuan pengelompokan berdasarkan kelas supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik, banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang baru diterima. Semakin kecil jumlah siswa dalam satu kelas akan semakin baik karena perhatian peserta didik secara individual akan semakin efektif,.
2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi
Hal ini lazim disebut dengan penjurusan. Pengelompokan ini mempergunakan ukuran minat, bakat dan kemapuan.pengukuran minat dan bakat didasarkan tas hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan prestasi belajar, siswa dapat dikelompokkan pada bidang studi yang mendapat nilai tertinggi. Pengelompokan ini bisa dijalankan untuk meningkatkan kompetensi siswa sesuai dengan bidang bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Pengelompokan berdasakan spesialisasi
Hal ini hanya terdapat di sekolah-sekolah kejuruan. Pada hakikatnya penjurusannya dan pengelompokan berdasarkan bidang studi, tetapi menjurus kearah yang lebih khusus. Bidang spesialisasi ini untuk membekali keahlian yang harus dimiliki oleh semua siswa sesuai denganpenjurusan yang dipilih.
4. Pengelompokan dalam sistem kredit
Pengajaran dengan sistem kredit adalah pengajaran yang menggunakan ukuran kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran. Bobot satu kredit yang biasanya disebut dengan satuan kredit semester (sks), pada sekolah menggunakan satu jam tatap muka (45 menit).
Jenis-jenis pengelompokan peserta didik menurut Mitcun (1960) yakni:
1. pengelompokan peserta didik ability grouping, yang berdasarkan kemampuan didalam setting sekolah, salah satu diantara ability groupingad adalah pengelompokan berdasarkan kecerdasan melalui tes kecerdasan atau intelegensi yang terdiri dari kelomok normal, sedang dan tinggi.
2. pengelompokan sub-grouping with in the class yang berdasarkan kemampuan dalam setting kelas yang diterapkan dalam membantu proses pembelajaran di kelas yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang berdasarkan karakteristik. Pengelompokan kelas yang berdasarkan karakteristi peserta didik dikelompokkan menjadi:
a. Interest grouping
Adalah pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta didik. Dalam manajemen peserta didik di sekolah, peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Peserta didik yang berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegitan tertentu, topi dan tema tertetu, membentuk kedalam suatu kelompok.
b. Special need grouping
Adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik yang sebenarnya telah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan khusus.
c. Team grouping
Adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar secara bersaama memecahkan masalah khusus.
d. Tutorial grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, tlah disepakati terlebih dhulu. Antara kelompok satudengan yang lain, bisaa berbeda kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk menentukan kelompok-kelompok.
e. Research grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan didean kelas. Bagaiman cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang dipergunakan bergntung kepada kesepakatan anggota kelompok.
f. Full-class Grouping
Adalah suatu pengelompokan diaman peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman dibidang seni. Misalnya kelompok yang berlatih drama, musik, tari.
g. Combined class grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas yang dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan film, slide, dan audio visual.
D. Proses Pengelompokan Peserta Didik di Sekolah
Pengelompokan peserta didik merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Pengelompokandisini bertujuan memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran serta mempermudah bagi guru untuk mengetahui dan mengenali individu masing-masing peserta didik khusus dalam kemampuan yang dimiliki. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul.
Terdapat pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam proses pengelompokan peserta didik, beberapa diantaranya adalah: kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pemberi arahan secara umum baik kepada Waka Kesiswaan, Guru yang terlibat dan peserta didik. Waka kesiswaan yang bertanggung jawab dalam pembuatan angket peminatan peserta didik dan soal tes, serta memberikan arahan bagi peserta didik utamanya dalam peminatan serta orientasi jurusan yakni jurusan Mipa dan Ips. Orang tua peserta didik juga berperan dalam mendampingi, serta memberikan dukungan terhadap pengisian angket peminatan jurusan yang dibuktikan dengan tanda tangan persetujuan orang tua. Sebagian guru yang terlibat ikut serta membantu pelaksanaan pengelompokan peserta didik ditunjuk langsung oleh kesiswaan atas persetujuan kepala sekolah.
Diantara tahap tahap yang harus dilalui peserta didik dalam proses pengelompokan diatas yakni mengikuti tes kejurusan, pengisian angket peminatan, tes psikologi, dan nilai raport, hal yang lebih diutamakan adalah sesuai dengan angket peminatan. Setelah melalui proses diatas, kemudian kepala sekolah, Waka Kesiswaan dan guru yang terlibat melakukan musyawarah dengan pertimbangan-pertimbangan hasi prosedur yang telah dilalui oleh peserta didik. Waktu pelaksanaan pengelompokan peserta didik adalah satu minggu.
Pengelompokan peserta didik dalam lingkup kecil atau manajemen kelas. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelompokan peserta didik dikenal dengan istilah grouping yang bertujuan membarikan kemudahan bagi peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran ditengah-tengah keberagaman masing-masing peserta didik.
Pengelompokan peserta didik terdiri dari bebeapa macam ang dikemukakan oleh para ahli yakni pengelompokan berdasarkan atas kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, prestasi, spesialisasi, kredit, bidang studi dan kemauan dalam berkawan.
Macam-macam pengelompokan peserta didik itu ada yang berdasarkan waktu, kecepatan dan sifatnya. Ada pula yang dikelompokkan berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, minat, spesialisasi dan sistem kredit dalam perguruan tinggi.
Proses pengelompokan peserta didik ini dilakukan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul
B. Saran
Proses penerapan pengelompokan peserta didik membutuhkan metode yang lebih efektif, sehingga membutuhkan tindak lanjut terhadap suatu lembaga (sekolah) untuk merumuskan proses pengelompokan peserta didik supaya lebih maksimal sehingga peserta didik akan puas dengan hasil pengelompokannya, dan mempermudah dalam penerapan proses belajar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberagaman peserta didik dalam sekolah atau dalam lingkup kecil didalam kelas, baik keberagaman dalam hal bidang intelegensi, bakat, maupun minat. Dalam proses pengelompokan peserta didik beragam cara dilakukan oleh sekolah yang mengikuti teori maupun pendapat para ahli.
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian pengelompokan peserta didik?
2. Apakah tujuan pengelompokan peserta didik?
3. Apakah macam-macam pengelompokan peserta didik?
4. Bagaimana proses pengelompokan peserta didik?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian pengelompokan peserta didik.
2. Untuk memahami tujuan pengelompokan peserta didik.
3. Untuk memahami macam-macam pengelompokan peserta didik.
4. Untuk memahami proses pengelompokan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokkan lazim dikenal gengan grouping yang didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran-pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda-beda.
B. Tujuan Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokan bukan dimaksudkan mengkotak-kotakan peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Jika maksud pengelompokan demikian maka tujuannya tidak akan tercapai dan peserta didik justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong-golonngkan. Dengan danya peserta didik juga mudah dikenali, sebab tidak jarang peserta didik didalam kelas berada dalam keadaan heterogen atau berbeda-beda yang tentunya seberapa dapat diketahui tingkatannya sangat bergantung kemampuan diskriminan alat ukur yang digunakan untuk membedakan. Semakin tinggi tingkat kemampuan membedkan alat uur yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat heterogenis peserta didik yang ada disekolah.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda, supaya perkembangan peserta didik yang cepattidak mengganggu peserta didik yang lambat dan sebaliknya, maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Ruang kelas merupakan faktoryang mempengaruhi proses belajara para siswa dalam menerima suatu pelajaran. Ruang kelas yang baik adalah ruang yang memberi kenyamanan bagi peserta didik, olehkarena itu pengelompokan peserta didik sangat perlu dilakukan.
C. Macam-macam Pengelompokan Peserta Didik
Banyak macam- macam pengelompokan peserta didik baik menurut para ahli maupun secara umum. Menurut Roestiyah NK, (1989) mengelompokan anak didik dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnnya.
1. Waktu:
a. Kelompok jangka pendek
b. Kelompok jangka panjang (3 bulan)
2. Kecepatan:
a. Kelompok anak cepat
b. Kelompok anak lambat
3. Sifat:
a. Kelompok untuk mengatasi alat pelajaran
b. Kelompok atas dasar intelegensi individual
c. Kelompok atas dasar minat individual
d. Kelompok untuk memeperbesar partisipasi
e. Kelompok untuk pembagian pekerjaan
f. Kelompok untuk belajar secara efisien.
Pengelompokan menurut Conny Semiawan, (1985) yakni:
1. Pengelompokan menurut kesenangan berkawan
Pada pengelompokan ini anak didik dibagi dalam beberapa kelompok bergantung pada besarnya kelas atas dasar perkawanan/kesenangan bergaul diantara mereka, kelompok terdiri dari 4-6 yang terdiri dari kawan dekat mereka.
2. Pengelompokan menurut kemampuan
Untuk memudahkan pelayanan guru, anak didik dikelompokkan kedalam kelompok cerdas, sedang/menengah dan lambat. Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan kesanggupan idividual dalam mempelajari mata pelajaran.
3. Pengelompokan menurut minat
Beragam minat yang dimiliki oleh peserta didik ada anak didik yang senang matematika, senang ilmu pengetahuan alam, senang ilmu pengetahuan sosial. Anak didik yang yang berminat melakukan kegiatan yang sama dikelompokan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati setiap anak didik. Disamping itu, guru prlu memberi dorongan kepeda anak didik untuk berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
Pola lain dalam membentuk kelompok-kelompok belajar dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik
Pada umumnya bila pembentukan kelompok diserahkan kepada anak didik, mereka akan mendasarkan pemilihan anggota kelompoknya atas dasar rasa simpatik satu sama lain, minat yang sama atau didorong oleh kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang baik dengan bekerja sama.
b. Pembentukan kelompok diatur oleh guru sendiri
Bila guru sendiri yang mengaturnya, pada umumnya dasar pembentukan yang dipakai antara lain: tempat duduk yang berdekatan, urutan potensi anak didik,taraf prestasi ank didik dalam mata pelajaran yang bersangkutan, jenis kelamin dan kecenderungan anak didik untuk berperan dalam kelasnya. Sehingga suasana kelas bersifat heterogen (berbeda) tergantung pada kesesuaian tujuan pembelajaran serta sifat isi materi pelajaran.
c. Pembentukan kelompok yang diatur oleh guru atas usul anak didik
Walaupun diusulkan oleh anak didik, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu guru dapat melakukan perubahan-perubahan. Anak didik mengisi angket ddengan membubuhkan nama tiga atau empat teman yang dipilihnya secara rahasia, hasilnya sosiogram yang memperlihatkan keadaan hubungan sosial antar anak didk pada kelas yang bersangkutan, sesuai dengan patokan anak didik dalam sosiogram (angket).
guru menyusun kelompok-kelompok belajar tanpa sepengetahuan anak didik, guru dapat melakukan perubahan dari pilihan anak didik demi kepentingan terjaminnya kerjasam atau demi kepentingan terjaminnya kerjasam dan demi kepentingan anak didik serta kepentingan lain sebagai dasar pertimbangan. Keterampilan membimbing kelompok kecil kecil hal-hal yang harus dipeersiapkan guru: pembentukan kelompok secara tepat, memberikan topik yang sesuai dan pengaturan tempat duduk.
Pengelompokan menurut Prim masrokan dibagi menjadi:
1. Pengelompokan dalam kelas
Tujuan pengelompokan berdasarkan kelas supaya proses pembelajaran berjalan dengan baik, banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang baru diterima. Semakin kecil jumlah siswa dalam satu kelas akan semakin baik karena perhatian peserta didik secara individual akan semakin efektif,.
2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi
Hal ini lazim disebut dengan penjurusan. Pengelompokan ini mempergunakan ukuran minat, bakat dan kemapuan.pengukuran minat dan bakat didasarkan tas hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran yang diikuti. Berdasarkan prestasi belajar, siswa dapat dikelompokkan pada bidang studi yang mendapat nilai tertinggi. Pengelompokan ini bisa dijalankan untuk meningkatkan kompetensi siswa sesuai dengan bidang bakat dan minat yang dimilikinya.
3. Pengelompokan berdasakan spesialisasi
Hal ini hanya terdapat di sekolah-sekolah kejuruan. Pada hakikatnya penjurusannya dan pengelompokan berdasarkan bidang studi, tetapi menjurus kearah yang lebih khusus. Bidang spesialisasi ini untuk membekali keahlian yang harus dimiliki oleh semua siswa sesuai denganpenjurusan yang dipilih.
4. Pengelompokan dalam sistem kredit
Pengajaran dengan sistem kredit adalah pengajaran yang menggunakan ukuran kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran. Bobot satu kredit yang biasanya disebut dengan satuan kredit semester (sks), pada sekolah menggunakan satu jam tatap muka (45 menit).
Jenis-jenis pengelompokan peserta didik menurut Mitcun (1960) yakni:
1. pengelompokan peserta didik ability grouping, yang berdasarkan kemampuan didalam setting sekolah, salah satu diantara ability groupingad adalah pengelompokan berdasarkan kecerdasan melalui tes kecerdasan atau intelegensi yang terdiri dari kelomok normal, sedang dan tinggi.
2. pengelompokan sub-grouping with in the class yang berdasarkan kemampuan dalam setting kelas yang diterapkan dalam membantu proses pembelajaran di kelas yang membentuk kelompok-kelompok kecil yang berdasarkan karakteristik. Pengelompokan kelas yang berdasarkan karakteristi peserta didik dikelompokkan menjadi:
a. Interest grouping
Adalah pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta didik. Dalam manajemen peserta didik di sekolah, peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Peserta didik yang berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegitan tertentu, topi dan tema tertetu, membentuk kedalam suatu kelompok.
b. Special need grouping
Adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik yang sebenarnya telah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan khusus.
c. Team grouping
Adalah suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar secara bersaama memecahkan masalah khusus.
d. Tutorial grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, tlah disepakati terlebih dhulu. Antara kelompok satudengan yang lain, bisaa berbeda kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk menentukan kelompok-kelompok.
e. Research grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan didean kelas. Bagaiman cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang dipergunakan bergntung kepada kesepakatan anggota kelompok.
f. Full-class Grouping
Adalah suatu pengelompokan diaman peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman dibidang seni. Misalnya kelompok yang berlatih drama, musik, tari.
g. Combined class grouping
Adalah suatu pengelompokan dimana dua atau lebih kelas yang dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan film, slide, dan audio visual.
D. Proses Pengelompokan Peserta Didik di Sekolah
Pengelompokan peserta didik merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Pengelompokandisini bertujuan memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran serta mempermudah bagi guru untuk mengetahui dan mengenali individu masing-masing peserta didik khusus dalam kemampuan yang dimiliki. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul.
Terdapat pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam proses pengelompokan peserta didik, beberapa diantaranya adalah: kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pemberi arahan secara umum baik kepada Waka Kesiswaan, Guru yang terlibat dan peserta didik. Waka kesiswaan yang bertanggung jawab dalam pembuatan angket peminatan peserta didik dan soal tes, serta memberikan arahan bagi peserta didik utamanya dalam peminatan serta orientasi jurusan yakni jurusan Mipa dan Ips. Orang tua peserta didik juga berperan dalam mendampingi, serta memberikan dukungan terhadap pengisian angket peminatan jurusan yang dibuktikan dengan tanda tangan persetujuan orang tua. Sebagian guru yang terlibat ikut serta membantu pelaksanaan pengelompokan peserta didik ditunjuk langsung oleh kesiswaan atas persetujuan kepala sekolah.
Diantara tahap tahap yang harus dilalui peserta didik dalam proses pengelompokan diatas yakni mengikuti tes kejurusan, pengisian angket peminatan, tes psikologi, dan nilai raport, hal yang lebih diutamakan adalah sesuai dengan angket peminatan. Setelah melalui proses diatas, kemudian kepala sekolah, Waka Kesiswaan dan guru yang terlibat melakukan musyawarah dengan pertimbangan-pertimbangan hasi prosedur yang telah dilalui oleh peserta didik. Waktu pelaksanaan pengelompokan peserta didik adalah satu minggu.
Pengelompokan peserta didik dalam lingkup kecil atau manajemen kelas. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelompokan peserta didik dikenal dengan istilah grouping yang bertujuan membarikan kemudahan bagi peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran ditengah-tengah keberagaman masing-masing peserta didik.
Pengelompokan peserta didik terdiri dari bebeapa macam ang dikemukakan oleh para ahli yakni pengelompokan berdasarkan atas kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, prestasi, spesialisasi, kredit, bidang studi dan kemauan dalam berkawan.
Macam-macam pengelompokan peserta didik itu ada yang berdasarkan waktu, kecepatan dan sifatnya. Ada pula yang dikelompokkan berdasarkan kesenangan berkawan, kemampuan, minat, spesialisasi dan sistem kredit dalam perguruan tinggi.
Proses pengelompokan peserta didik ini dilakukan setiap selesai pelaksanaan penerimaan peserta didik baru. Manfaat kegiatan pengelompokan bagi sekolah adalah mewujudkan mutu sekolah dengan manajemen peseta didik yang efektif sehingga terwujud suatu proses pembelajaran yang baik yang diharapkan mampu mencetak peserta didik unggul
B. Saran
Proses penerapan pengelompokan peserta didik membutuhkan metode yang lebih efektif, sehingga membutuhkan tindak lanjut terhadap suatu lembaga (sekolah) untuk merumuskan proses pengelompokan peserta didik supaya lebih maksimal sehingga peserta didik akan puas dengan hasil pengelompokannya, dan mempermudah dalam penerapan proses belajar.