SKONSEP PENDIDIKAN
ISLAM DALAM PERSEPEKTIF
ISMAIL
RAJI AL-FARUQI
MAKALAH
Memenuhi
Tugas individual : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen
Pengampu Bapak Dr.Mohammad Thoha, M. Pd.I
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt.
yang telah banyak memberikan beribu-ribu Nikmat kepada kita hambanya. Rahmat
beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Filsafat yang berjudul “Konsep pendidikan islam dalam Perspektif
Ismail Raji al-Faruqi”.
Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu
kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pamekasan, 03 mei 2016
Penyusun
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR…………………………………… ………………………………
i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………........................ 1
A. Latar
Belakang ……………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan
Penulisan……………………………………………………………………… 1
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………………… 2
A.
Bioografi
Ismail Raji al-Faruqi……………………………………………………….. 2
B. pemikiran tentang pendidikan raji
al-faruki............................................................. 3
C. Karya-karya
isma’il raji al-fruqi………………………………………………………. 4
D. Agenda kerja dalam
pendidikan………………………………………………………. 5
E. gagasan islamisasi sains isma’il raji
al-faruqi………………………………………. 6
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………….. 9
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………….. 9
B.
Saran…………………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 10
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan Islam sebenarnya
adalah ilmu yang bersifat dan bercorak pendekatan, ilmu pendidikan islam dapat
dibagi menjadi empat bagian pertama, ilmu pendidikan islam yang bercorak
normative perenialis, kedua, ilmu pendidikan islam yang bercorak filosofis.
Yang ketiga, ilmu pendidikan yang bercorak sejarah, keempat, ilmu pendidikan
islam yang bercorak aplikatif.
Ilmu pendidikan islam adalah
ilmu pendidikan islam yang memfokuskan kajiaannya pada penggalian ajaran
al-quran dan hadist yang berkaitan dengan pendidikan islam yang diyakini
sebagai ajaran yang pasti dan benar, ajaran-ajaran tersebut telah terseliksi
dalam sejarah yang amat panjang yakni dari sejak nabi adam a,s. hingga nabi
Muhammad saw. Dengan sifatnya yang sedemikian ajaran ini harus diabadikan
sepanjang sejarah.
Isma’il
Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan
kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh
kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan
baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma’il raji al-faruqi
dilahirkan di jaffa (yaifa),
palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi
terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi
B. Rumusan
masalah
1. Geografi Ismail Raji al-Faruqi
2. Karya-karya
isma’il raji al-fruqi
3. Agenda kerja dalam pendidikan
4. Gagasan
islamisasi sains ismaai’il raji al-faruqi
C.
Tujuan Penulis
|
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat penddidikan islam,
mengharapkan dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita
tentang pendidikan menurut Ismail Roji al-Faruqi. Sehingga kita menjadi manusia
yang berilmu pengetahuan luas dan tanpa meninggalkan etika sebagai manusia yang
berpendidikan islam.
|
PEMBAHASAN
A.
Biografi Isma’il Raji al-Faruqi
Untuk
melacak biografi Isma’il Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran
dan kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh
kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan
baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma’il raji al-faruqi
dilahirkan di jaffa (yaifa),
palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi
terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi.
Pengalaman
pendidikannya diawali dengan pendidikan madrasah di tanah kelahirannya. Pada
tahun1926 sampai dengan tahun 1936, isma’il raji al-Faruqi menempuh pendidikan
di college des frères-saint Joshep di Lebanon. Predikat sarjana muda
diperolehnya dari American of Beirut pada tahun 1941. Adapun gelar masternya
diperoeh di Indiana University. Selanjutnya selama empat tahun ia menekuni
studi keislaman di Universitas al-Azhar, Kairo.[1]
Montreal, Kanada, sambil mempelajari Yudaisme
dan Kristen secara Adapun karir akademik isma’iI raji al-Faruqi di awali dengan
mengajar/dosen tamu di McGill Univercity intensif, namun, dua tahun kemudian,
tahun 1961, ia pindah ke Karachi, Pakistan untuk ambil bagian dalam kegiatan institut
for Islamic Research dan jurnalnya, Islamic
studies. Dua tahun di Pakistan, tahun 1963, Faruqi kembali ke Amerika dan
mengajar di school of divinity. Universitas Chicago.[2]
|
Setelah
mendirikan program pengkajian keislaman
di Universitas Syracuse, New York, selanjutnya, tahun 1968,isma’il raji Al-
Faruqi pindah dan menjadi guru besar pemikiran dan kebudayaan islam pada Temple
University, Philadelphia. Disini isma’il raji Al-faruqi mendirikan departeman Islamic
studies sekaligus memimpinnya sampai akhir hayatnya, Selain
itu, al-Faruqi juga duduk sebagai penasehat serta ikut mendesain program studi
Islam diberbagai universitas didunia Islam, antara lain; di Pakistan, India,
Afrika Selatan, Malaysia, Saudi Arabia dan Mesir. Selain itu,isma’il raji al-Faruqi juga ikut mendesain program studi
Islam di tempat- tempat isolative seperti di Universitas Mindanau, Philiphina
Selatan, dan Universitas Qum, Teheran, Irak.[3]
Ismail
raji Al-Faruqi selama hidupnya banyak meninggalkan karya tulis. Tercatat tidak
kurang dari 100 artikel dan 25 judul buku, yang mencakup berbagai bidang ilmu
dijelajahi. Dari ekonomi, etika, seni, sosiologi, kebudayaan, metafisika, dan
politik, dan sosiologi.[4]
B. Pemikiran Tentang
Pendidikan
Sekitar decade 80-an masyarakat
dunia terutama dunia islam dikejutkan oleh gagsan al-faruqi mengenai islamisasi
( baca : kesatuan ) ilmu pengetahuan ( unity
of knowledge) ide ini terkesan
radikal karena menyentuh sisi terdalam dari kesadaran keimanan umat islam,
sekaligus menawarkan pradigma tauhid dalam membangun system dan sturuktur ilmu
pengetahuan berdasarkan pradigma islam. Gagasan ini berangkat dari asumsi bahwa
semakin dalamnya penetrasi filsafat keilmuan barat terhadap bangunan keilmuaan
umat islam. Padahal konsep keilmuan barat mengandung tidak sedikit kerancuan
jika dihadapkan dengan wacana aksiologis islam. Semakin dalamnya intervensi
filsfat keilmuan barat, secara sistematis kaum muslim terjebak pada inferioritas
dan hamper semua universitas kaum muslim memil;iki standat rendah dan selalu
bergantung kepada barat.
Gagasan kesatuan pengetahuan ini
merupakan salah satu respon intelektual muslim terhadap efek negative ilmu
pengetahun modern yang semakin tanpak dan dialami oleh masyarakat dunia.
Kesatuan pengetahuan yang sedang digarapnya bermula dari adnya krisis didalam
basis ilmu pengetahuan modern, yaitu konsep realitas, atau pandangan dunia yang
terlihat pada setiap ilmu pengetahuan yang kemudian mengarah pada persoalan epistemologis, hubungan konsep dan realita, msalah kebenaran
dan lain-lain yang terhadap persoalan nilai ilmu pengetahuan yang dihasilkan
oleh masyarakat modern.
Selain itu gagasan ini jiga muncul
sebagai reaksi terhadap adanya konsep dikotomes antara agama. Yang cenderung eklusif literalis- apologetic dan ilmu
pengetahuan yang dimasukkan masyarakat barat dan budaya masyarakat modern, yang
ditengarai mulai kehilangan ruh agama yang mendasarinya. Sikap sikotomi dualism
ini terkait erat dengan world view
umat islam dalam memandang dan menempatkan dua sisi ilmu yaitu ilm aldiniyah dan ilghair aldiniyah diskursus ini telah memancing terbelahnya
pemikiran intelektual muslim baik pro atau kontra dan kemudian merembet pada
persoalan otology, epistimologi dan aksiologi serta historis emperis sebagai
tepologi idealnya.[5]
C.
Karya-karyanya isma’il raji al faruki
antara lain
1.
al-tawhed its implication for thought and
life yang berisi 13 bab.
Dalam karya ini al-faruqi
mengenalkan bahwa tauhed harus menjadi inti dalam segala sendi kehidupan
manusia serta menganalisis secara tajam dan meyakinkan betapa tauhed dapat
menjadi prinsip sejarah, prinsip ilmu pengetahuan, prinsip meta fisika, prinsip
etika, prinsip tata social, prinsip rumah, prinsip keluarga, prinsip tata
politik, prinsip tata ekonomi, prinsip tata dunia dan prinsip estetika.
2.
islamization of knowledge : general
principles and workplan
Dalam buku ini ia berusaha
mensosialisasikan pandangan-pandangannya tentang problem mendasar yang dialami
umat islam sekaligus menawarkan kerangka kerja dan tahapan-tahapan teknis yang
harus dilaksanakan ketika akan melakukan proyek islamisasi terhadap ilmu
pengetahuan didunua muslim.
3.
cristian ethics, trioluge of Abraham
faiths
Dalam karya ini isma’il raji al-faruki
mengenalkan konsep-konsep perbandingan agama dengan tiga pandangan pokoknya.
Pertama, tiga agama saling memandang. Kedua, konsep tiga agama ( yahudi,
Kristen, dan islam) tentang Negara dan bangsa. Ketiga, konseo tiga agama
tentang keadilan dan perdamaian.
4. the life of Muhammad
Buku ini membahas sejarah hidup nabi
Muhammad dan diterbitkan pertama kali pada tahhun 1973.
5.
partikularisme in the old testament and
kontemperary in yudais (1963)
6. the culture atlas of islam yang
digarap bersama istrinya lamya
Buku ini menggambarkan peta peradaban dan kultur islam sejak masa paling
awal sampai abad pertengaahan. Dalam buku ini isma’il raji al-faruki ingin
menggambarkan bhwa peradaban islam dapat menjadi kebanggaan. Kajiaannya sangat
jelas berusaha menunjukkan ruh dan spirit islam yang pernah cemerlang, yaitu
semangat tauhed. Dalam buku ini juga tanpa ragu ismail raji al-faruqi menulis
bahwa inti sari tamaddun ( peradaban)
islam adalah islam dan inti sari islam adalah tawhed.
7.
the great asian religion (1969)
Ketika mencermati karya tulis al-faruqi yang meliputi bidang social
keagamaan, ilmu pengetahuan, perbandungan agama dan lain-lain, isma’il raji
al-faruqi terlihat memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap problem umat
islam dan berusah untuk mencari solusinya. [6]
D.
Agenda Kerja Dalam Pendidikan
Rencana kerja islamisasi pengetahuan yang digagas oleh isma’il raji al Faruqi ada lima asas:
1) penguasaan disiplin ilmu modern,
2)
penguasaan khazanah Islam,
3) penentuan relevansi Islam bagi
masing-masing bidang ilmu modern,
4)
pencarian sintesa kreatif antara
khazanah Islam dengan ilmu modern, dan
5) pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang
mencapai pemenuhan pola rencana Allah Swt.
Dari lima asas di atas ada 12 langkah kerja untuk
mencapai proses islamisasi pengetahuan:
- Penguasaan Disiplin Ilmu Modern
- Survey Disiplin Ilmu
- Penguasaan Khasanah Islam
- Penguasaan Khasanah Ilmiah Islam
- Penentuan Relevansi Islam yang Khas terhadap
Disiplin-disiplin Ilmu
- Penilaian Kritis terhadap Disiplin Ilmu Modern
- Penilaian Kritis terhadap Khasanah Islam
- Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Islam
- Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Manusia
- Analisa Kreatif dan Sintesa
- Penuangan kembali Disiplin Ilmu Modern ke dalam
Kerangka Islam
- Penyebarluasan Ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan.[7]
.
E. Gagasan Islamisasi Sains Ismail Raji
Al-Faruqi
Proses
islamisasi ilmu pengetahuan ini akan bisa dilaksanakan ketika proses ilmu
pengetahuan ini dilaksanakan dengan beberapa prinsip pokok yang ada pada agama
Islam itu sendiri. Baik itu dalam prinsip pokok tauhid, syariah, maupun akhlak.
Ketiga prinsip pokok tersebut haruslah menjadi pondasi dasar bagi ilmu
pengetahuan yang ada.
Islamisasi
ilmu pengetahuan ini bisa dilaksanakan dengan dua cara. Yakni yang pertama,
dengan cara mengislamkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada maupun yang sedang
berkembang. Yang kedua, dengan cara mengilmukan Islam. Dari kedua konsep
Islamisasi ilmu pengetahuan ini dibahas oleh kedua tokoh besar dalam gagasan
Islamisasi ilmu pengetahuan.
a. Tauhid / Keesaan Allah.
Isma’il raji Al-Faruqi ini berpandangan bahwa suatu yang esa atau
mengandung unsur ketuhanan yang satu merupakan esensi dari segalanya. Bagaimana
menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya bertauhid atau mengandung
unsur ke-Esaan. Dalam menilai kebenaranpun bagaimana melakukan penilaian yang
tidak menimbulkan dualisme kebenaran yakni kebenaran subjektif, objektif. Akan
tetapi bagaimana nilai kebenaran tersebut bersifat tunggal. Yang mengerucut
pada nilai-nilai ketauhidan.
b. Integrasi kebenaran Islam dan kebenaran ilmu
pengetahuan.
Menurut
Al-Faruqi, kebenaran dalam Islam haruslah di integrasikan pada nilai-nilai
kebenaran ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmu pengetahuan disini kita kenal
sebagai kebenaran yang melalui hukum-hukum logika yang dijadikan patokan
sebagai tolak ukur standar kebenaran. Sumber kebenaran dalam ilmu pengetahuan
yang terpusat dalam nilai-nilai rasionalitas dan nilai-nilai empiris yang lebih
mengedepankan pengalaman sebagai ukuran kebenaran.
Sedangkan
kebenaran dalam Islam bersumber pada wahyu dan kebenaran akal selagi tidak
bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam Islam dalam proses mengolahnya dengan
akal manusia. Karena bagaimanapun, kepercayaan terhadap agama yang di topang
oleh wahyu merupakan pemberian dari Allah dan akal juga merupakan pemberian
dari Allah yang diciptakan untuk mencari kebenaran.
Islamisasi
ilmu pengetahuan pandangan Al-Faruqi ini haruslah mengintegrasikan konsep
kebenaran yang ada pada ilmu pengetahuan yang bersumber pada akal
(rasionalitas) dan pengalaman (empiris) dengan konsep kebenaran Islam yang
terletak pada keyakinan melalui wahyu dan ayat-ayat yang mempunyai sakralitas
dalam agama tersebut.
Islamisasi Ilmu Yang Muncul Pada Era
Modern ( Abad 20 ) Merupakan Respons Kritis Atas Peradaban Global Barat Yang
Sekuler, Kering Nilai Nilai Ilahiah, Spiritualitas, Dikotomis Akal-Wahyu, Ilmu
– Amal, dan Material Spiritual Yg Mengakibatkan Munculnya Problem Kemanusiaan,
Seperti Degradasi Moral-Religius, Kekosongan
Jiwa, Dan Tradisi Taqlid Di Kalangan Umat Islam.[8]
Hal Ini Kemudian Berdampak Negatif
Terhadap System Pendidikan Dan Umat Isalm.Di Antara Pengaruh Negative Tersebut
Adalah System Pendidikan Umat Islam Sangat Lemah. Hal Ini Karena Kurang
Dihayati System Moral Dan Yg Ada Dalam Islam.Yang Ada Pada Akhirnya Kondisi
Semacam Ini Akan Mempercepat Terjadinya Dualism System Pendidikan. Realitasnya,
Wawasan Dan System Pendidikan Umat Islam Kurang Jelas Dan Tidak Menunjukan
Eksistennsi Hakikat Islam Yg Sebenarnya. Dalam Pengaruh Barat Atau
Westernisai,Masyaratak Muslim Banyak Yang Tergoda Oleh Kemajuan Barat Dan
Berusaha Mereformasi Dengan Jalan Westernisai. Ternyata , Jalan Yang Di Tempuh
Tersebut Malah Menghancurkan Umat Islam Dan Semakin Jauh Dari Al Quran Dan
Hadist. Sebab,Dengan Mengadakan Westernisasi Berbagai Pandangan Hidup Barat
Masuk Dan Di Terima Oleh Umat Islam Tanpa Seleksi Yang Ketet Sehingga
Mengakibatkan Umat Isalm Menjadi Bingung Dan Berakibat Pula Terjadi Integrasi
Kultur Menjadi Terpecah Baik Dalam Spek Pemikiran Maupun Perbuatan.Hal Ini Di
Sebabkan Karena Adanya Dualism System Pendidikan Yg Berlaku Pada Umat Isalm,
Yaitu Sitem Pendiidikan Barat Dan System Pendidikan Islam. Sedangkan,System
Pendidikan Barat Pengaruhnya Sangat Kuat. Kedua System Tersebut Merupakan
Ancaman Bagi Pendidikan Isalm.Oleh Karna Itu,Usaha Pembentukan System Yang
Menyatu Atau Integral Adalah Sebuah Keharusan.[9]
Denagn Melihat Fenomina Di Masyarakat Yang Mengalami Problema Serius
Tersebut,Al Faruqi Bergerak Hatinya Untuk Memberikan Obat, Yaitu Dengan Gagasan
Yang Di Tawarkan Berupa Islamisai Sains. Islma’il Raji Al Faruqi Mengatakan Bahwa
Islamisasi
Ilmu Adalah Mengislamkan Disiplin – Disiplin Ilmu Atau Tepatnya Menghasilkan
Buku Buku Pegangan ( Buku Dasar ) Di Perguruan Tinggi Dengan Menuangkan Kembali
Disiplin Ilmu Modern Kedalam Wawasan
Islam, Setelah Di Lakukan Kajian Kritis Terhadap
Kedua System Pengetahuan Islam
Dan Barat .Pengertian Ini Lebih Jelas Dan Operasional Dari
Pengertian Sebelumnya, Di Samping Itu,Al Faruqi Juga Memberikan Langkah Langkah
Procedural Bagi Terlaksananya Progam Isalmisasi Ilmu. Islamisasi
Ilmu Dalam Hal Ini, Berarti
Upaya Membangun Pradigma Keilmuan Yg Berlandaskan Nilai Nilai Islam ,Baik Pada Aspek Ontologism, Epistomologis, Maupun Aksiologis.[10]
Menurut Al Faruqi, Isalmisasi Sains Harus
Merujuk Pada Tiga Sumbu Tauhid,Yaitu Kesatuan Pengetahuan,Kesatuan Hidup,Dan
Kesatuan Sejarah. Kesatuan Pengetahuan Berkaitan Dengan Tidak Ada Lagi Pemisahan
Pengetahuan Rasional ( Aqli ) Dan
Irasional ( Naqli ).Kesatuan Hidup
Berkaitan Dengan Semua Pengetahuan Yang Harus Mengacu Pada Tujuan Penciptaan,
Yang Berdampak Lanjutan Pada Tidak Bebasnya Pengetahuan Dari Nilai, Yaitu
Ketuhanan.Kesatuan Sejarah Berkiatan Kesatuan Disiplin Yang Harus Mengarah
Sifat Keumatan Dan Megabdi Pada Tujuan
Umah Di Dalam Sejarah
Tiga Prinsip Kesatuan, Dengan Demikian Tidak Lagi Melakukan
Pembagian Pengetahuan Dalam Sains Sains Yang Bersiafat Individual Maupun Yang
Social,Semua Disiplin Bersifat Humanistis Dan Umatis.Menurut Raji Alfaruqi
Untuk Menjalankan Tiga Prinsip Kesatuan Tersebut Di Perlukan Penjelasam Teknis
Yang Di Sebutnya Sebagai “ Dua Belas Langkah Kerja Islamisasi Pengetahuan.Sebelum Menuju Ke Arah Dua Belas Rencana
Kerja Ismail Raji Alfaruqi Menetapkan Lima Sasaran Dari Rencana Kerja
Islamisasi Ilmu, Yaitu Sebagai Berikut:
1
Penguasaan Disiplin Disiplin Modern
2
Penguasaan Khazanah Isalm
3
Penentuan Relevansi Islam Yang Spesifik Pada Setiap Bidang Imu Pengetuan Modern
4
Pencarian Cara Untuk Melakukan Sistesis Kreatif Antara Khazanah Islam Dan
Khazanah Ilmu Ilmu Pengetahuan Modern
5
Pengarahan Aliran Pamikiran Islam Ke Lintasan Lintasan Yang Mengarah Pada
Pemenuhan Pola Rancangan Allah.[11]
Dalam Merealisasikan Gagasan Tersebut
Menurut Raji Al faruqi
Ada Beberapa Tugas Yang Harus Di Lakukan: 1). Memadukan System Pendidikan Islam Dengan System
Pendidikan Sekuler. Perpaduan Ini Harus Sedemikian Rupa Sehingga System Baru
Yang Terpadu Dapat Memperoleh Kedua Macam Keuntungan Dari System Terdahulu. 2).Menurut Ismali Raji Alfaruqi,Gagasan
Islamisasi Sains Harus Di Ikuti Pelajaran Pelajaran Wajib Mengenai Kebudayaan
Islam Sebagai Bagian Dari Progam Studi Mahasiswa. Hal Ini Akan Membuat Mereka
Semakin Yakin Terhadap Agama Dan Warisan Mereka. Juga Membuat Mereka Menaruh
Kepercayan Kepada Diri Sendiri Sehingga Dapat Menghadapi Kesulitan Kesulitan
Mereka Di Masa Kini Sampai Kepada Tujuan Yang Di Tetapkan Oleh Allah.Menurut
Isamil Raji Alfaruqi Isalmisasi Sains Adalah Suatu Keharusan Yang Tidak Bias Di
Tawar Tawar Lagi Oleh Para Ilmuan Muslim. 3).Memperbaiki Metodologi Sesungguhnya Ilmu Ilmu Barat Sudah Melanggar
Salah Satu Syarat Yang Krusial Dari Metodologi Isalm Yaitu Kesatuan Kebenaran.
4).Harus
Di Adakan Pertemuan Pertemuan Yang Membicarakn Tentang Islamisasi Sains Dan
Beberap Rencana Strategis, Yg Pada Akhirnya Menuangkan Kembali Semua Khazanah
Pengetaun Barat Terhadap Islam. [12]
Dalam
islamisasi pengetahuan yang di islamisasikan oleh isma’il raji al faruqi, dari
buku buku filsafat penemuan barat, yang awalnya hanya melalui pemikiran yang
rasional saja, tampa bersumber yang
sesuai dengan Al-quran , maka Al faruqi mengislamisasikan buku buku filsafat barat dengan mengkolerasikan buku
buku filsafat islam, yang mana isma’il
raji Alfaruqi penemuan penemuan barat sudah disumberkan pada Al-quran dan sesuai dengan buku buku yang sudah tersebar pada saat ini , baik dari
buku buku yang awalnya hanya melalui rasional, akan tetapi sekarang sudah
sesuai dengan sumbernya yaitu Al-QUR’AN.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, prinsip-prinsip dasar yang
digunakan Ismail Raji Al-faruqi untuk merealisasikan gagasannya tentang
pendidikan islam. Ilmu-ilmu Sosial meliputi lima prinsip yaitu keesaan Allah,
kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan kesatuan pengetahuan, kesatuan
hidup dan kesatuan umat manusia.
Kemudian maksud dan tujuan gagasan Islamisasi
Ilmu-ilmu Sosial adalah untuk Penguasaan disiplin warisan Islam, Penguasaan
khazanah warisan Islam, Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin
ilmu modern, Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secra kreatif
dengan ilmu-ilmu modern dan Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan
yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah.
Untuk merealisasikan tujuan dari islamisasi ilmu-ilmu
sosial dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah disebut di atas,
Ismail Raji Al-faruqi mepunyai 12 langkah-langkah kerja yang diperlukan untuk
mencapai proses pendidikan islam, di antaranya adalah penguasaan disiplin ilmu
modern: penguraian kategoris, survei disiplin ilmu, penguasaan
khasanah Islam: sebuah antologi,
penguasaan khasanah ilmiah Islam tahap analisa, penentuan relevansi Islam yang
khas terhadap disiplin-disiplin ilmu, penilaian kritis terhadap khasanah Islam:
tingkat perkembangan dewasa ini, survei permasalahan yang dihadapi umat Islam,
survei permasalahan yang dihadapi umat manusia, analisa kreatif dan sintesa,
penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka Islam: buku-buku daras
tingkat universitas dan penyebarluasan ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan.
B.
Saran
Semoga
dengan disusunnya makalah ini, dapat menambah pengetahuan kita tentang Konsep
pemikiran Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi. Kita dapat
mengetahui bahwa Konsep pendidikan dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi pasti
ada dalam setiap disiplin ilmu yang berkaitan dengan kehidupan. Betapa
tingginya sebuah ilmu memandang Konsep Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji
al-Faruqi sebagai aspek yang berperan penting dalam seluruh komponen ilmu
pengetahuan dalam kehidupan.
|
Kami
menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu,
kami mengharap saran yang konstruktif dari teman-teman sekalian serta para
pembaca terutama dosen pengampu demi perbaikan makalah kami dimasa yang akan
datang.
DAFTAR RUJUKAN
Hasan
Baharun Dan Akmal Mondiri. Metodologi
Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh
Dalam Membumukan Agama, Jakarta
: Ar-Ruzz Media 2011..[1] Siswanto, Filsafaf Dan
Pemikiran Pendidikan Islam Surabaya : Pena Salsabila, 2015..
Hasan baharun dan akmal mondiri. Metodologi study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumikan
agama, Jakarta : ar-ruzz media 2011
Siswanto,
Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam,
Surabaya: Salsabila,2015.
Hasan Baharun Dan Akmal Mundiri, Metodologo Study Islam,
Jogjakarta ; Ar-Ruz Made, 2011.
[1]Hasan Baharun Dan
Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam
Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, ( Jakarta : Ar-Ruzz Media
2011)Hlm. 105-106.
[2] Siswanto, Filsafaf
Dan Pemikiran Pendidikan Islam ( Surabaya : Pena Salsabila, 2015).Hlm.146-147.
[3]Ibid.hlm.
148.
[4] Ibid hlm 148
[5] Siswanto,
Pendidikan Islam Dalam Perspektif
Filosofis, ( Pamekasan : Stain Pamekasan Pers, 2013). Hlm.98-101.
[6] Hasan
baharun dan akmal mondiri. Metodologi
study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumukan agama, ( Jakarta :
ar-ruzz media 2011)hlm.108-109.
[8] Hasan
Baharun Dan Akmal Mundiri, Metodologo Study Islam, ( Jogjakarta ; Ar-Ruz Made,
2011).Hlm. 110.
SKONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSEPEKTIF
ISMAIL RAJI AL-FARUQI
MAKALAH
Memenuhi Tugas individual : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Bapak Dr.Mohammad Thoha, M. Pd.I
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah banyak memberikan beribu-ribu Nikmat kepada kita hambanya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Filsafat yang berjudul “Konsep pendidikan islam dalam Perspektif Ismail Raji al-Faruqi”.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pamekasan, 03 mei 2016
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………… ……………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………........................ 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………… 1
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………………… 2
A. Bioografi Ismail Raji al-Faruqi……………………………………………………….. 2
B. pemikiran tentang pendidikan raji al-faruki............................................................. 3
C. Karya-karya isma’il raji al-fruqi………………………………………………………. 4
D. Agenda kerja dalam pendidikan………………………………………………………. 5
E. gagasan islamisasi sains isma’il raji al-faruqi………………………………………. 6
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………….. 9
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 9
B. Saran…………………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 10
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam sebenarnya adalah ilmu yang bersifat dan bercorak pendekatan, ilmu pendidikan islam dapat dibagi menjadi empat bagian pertama, ilmu pendidikan islam yang bercorak normative perenialis, kedua, ilmu pendidikan islam yang bercorak filosofis. Yang ketiga, ilmu pendidikan yang bercorak sejarah, keempat, ilmu pendidikan islam yang bercorak aplikatif.
Ilmu pendidikan islam adalah ilmu pendidikan islam yang memfokuskan kajiaannya pada penggalian ajaran al-quran dan hadist yang berkaitan dengan pendidikan islam yang diyakini sebagai ajaran yang pasti dan benar, ajaran-ajaran tersebut telah terseliksi dalam sejarah yang amat panjang yakni dari sejak nabi adam a,s. hingga nabi Muhammad saw. Dengan sifatnya yang sedemikian ajaran ini harus diabadikan sepanjang sejarah.
Isma’il Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma’il raji al-faruqi dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi
B. Rumusan masalah
1. Geografi Ismail Raji al-Faruqi
2. Karya-karya isma’il raji al-fruqi
3. Agenda kerja dalam pendidikan
4. Gagasan islamisasi sains ismaai’il raji al-faruqi
C. Tujuan Penulis
|
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat penddidikan islam, mengharapkan dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentang pendidikan menurut Ismail Roji al-Faruqi. Sehingga kita menjadi manusia yang berilmu pengetahuan luas dan tanpa meninggalkan etika sebagai manusia yang berpendidikan islam.
PEMBAHASAN
A. Biografi Isma’il Raji al-Faruqi
Untuk melacak biografi Isma’il Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma’il raji al-faruqi dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi.
Pengalaman pendidikannya diawali dengan pendidikan madrasah di tanah kelahirannya. Pada tahun1926 sampai dengan tahun 1936, isma’il raji al-Faruqi menempuh pendidikan di college des frères-saint Joshep di Lebanon. Predikat sarjana muda diperolehnya dari American of Beirut pada tahun 1941. Adapun gelar masternya diperoeh di Indiana University. Selanjutnya selama empat tahun ia menekuni studi keislaman di Universitas al-Azhar, Kairo.[1]
Montreal, Kanada, sambil mempelajari Yudaisme dan Kristen secara Adapun karir akademik isma’iI raji al-Faruqi di awali dengan mengajar/dosen tamu di McGill Univercity intensif, namun, dua tahun kemudian, tahun 1961, ia pindah ke Karachi, Pakistan untuk ambil bagian dalam kegiatan institut for Islamic Research dan jurnalnya, Islamic studies. Dua tahun di Pakistan, tahun 1963, Faruqi kembali ke Amerika dan mengajar di school of divinity. Universitas Chicago.[2]
|
Setelah mendirikan program pengkajian keislaman di Universitas Syracuse, New York, selanjutnya, tahun 1968,isma’il raji Al- Faruqi pindah dan menjadi guru besar pemikiran dan kebudayaan islam pada Temple University, Philadelphia. Disini isma’il raji Al-faruqi mendirikan departeman Islamic studies sekaligus memimpinnya sampai akhir hayatnya, Selain itu, al-Faruqi juga duduk sebagai penasehat serta ikut mendesain program studi Islam diberbagai universitas didunia Islam, antara lain; di Pakistan, India, Afrika Selatan, Malaysia, Saudi Arabia dan Mesir. Selain itu,isma’il raji al-Faruqi juga ikut mendesain program studi Islam di tempat- tempat isolative seperti di Universitas Mindanau, Philiphina Selatan, dan Universitas Qum, Teheran, Irak.[3]
Ismail raji Al-Faruqi selama hidupnya banyak meninggalkan karya tulis. Tercatat tidak kurang dari 100 artikel dan 25 judul buku, yang mencakup berbagai bidang ilmu dijelajahi. Dari ekonomi, etika, seni, sosiologi, kebudayaan, metafisika, dan politik, dan sosiologi.[4]
B. Pemikiran Tentang Pendidikan
Sekitar decade 80-an masyarakat dunia terutama dunia islam dikejutkan oleh gagsan al-faruqi mengenai islamisasi ( baca : kesatuan ) ilmu pengetahuan ( unity of knowledge) ide ini terkesan radikal karena menyentuh sisi terdalam dari kesadaran keimanan umat islam, sekaligus menawarkan pradigma tauhid dalam membangun system dan sturuktur ilmu pengetahuan berdasarkan pradigma islam. Gagasan ini berangkat dari asumsi bahwa semakin dalamnya penetrasi filsafat keilmuan barat terhadap bangunan keilmuaan umat islam. Padahal konsep keilmuan barat mengandung tidak sedikit kerancuan jika dihadapkan dengan wacana aksiologis islam. Semakin dalamnya intervensi filsfat keilmuan barat, secara sistematis kaum muslim terjebak pada inferioritas dan hamper semua universitas kaum muslim memil;iki standat rendah dan selalu bergantung kepada barat.
Gagasan kesatuan pengetahuan ini merupakan salah satu respon intelektual muslim terhadap efek negative ilmu pengetahun modern yang semakin tanpak dan dialami oleh masyarakat dunia. Kesatuan pengetahuan yang sedang digarapnya bermula dari adnya krisis didalam basis ilmu pengetahuan modern, yaitu konsep realitas, atau pandangan dunia yang terlihat pada setiap ilmu pengetahuan yang kemudian mengarah pada persoalan epistemologis, hubungan konsep dan realita, msalah kebenaran dan lain-lain yang terhadap persoalan nilai ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh masyarakat modern.
Selain itu gagasan ini jiga muncul sebagai reaksi terhadap adanya konsep dikotomes antara agama. Yang cenderung eklusif literalis- apologetic dan ilmu pengetahuan yang dimasukkan masyarakat barat dan budaya masyarakat modern, yang ditengarai mulai kehilangan ruh agama yang mendasarinya. Sikap sikotomi dualism ini terkait erat dengan world view umat islam dalam memandang dan menempatkan dua sisi ilmu yaitu ilm aldiniyah dan ilghair aldiniyah diskursus ini telah memancing terbelahnya pemikiran intelektual muslim baik pro atau kontra dan kemudian merembet pada persoalan otology, epistimologi dan aksiologi serta historis emperis sebagai tepologi idealnya.[5]
C. Karya-karyanya isma’il raji al faruki
antara lain
1. al-tawhed its implication for thought and life yang berisi 13 bab.
Dalam karya ini al-faruqi mengenalkan bahwa tauhed harus menjadi inti dalam segala sendi kehidupan manusia serta menganalisis secara tajam dan meyakinkan betapa tauhed dapat menjadi prinsip sejarah, prinsip ilmu pengetahuan, prinsip meta fisika, prinsip etika, prinsip tata social, prinsip rumah, prinsip keluarga, prinsip tata politik, prinsip tata ekonomi, prinsip tata dunia dan prinsip estetika.
2. islamization of knowledge : general principles and workplan
Dalam buku ini ia berusaha mensosialisasikan pandangan-pandangannya tentang problem mendasar yang dialami umat islam sekaligus menawarkan kerangka kerja dan tahapan-tahapan teknis yang harus dilaksanakan ketika akan melakukan proyek islamisasi terhadap ilmu pengetahuan didunua muslim.
3. cristian ethics, trioluge of Abraham faiths
Dalam karya ini isma’il raji al-faruki mengenalkan konsep-konsep perbandingan agama dengan tiga pandangan pokoknya. Pertama, tiga agama saling memandang. Kedua, konsep tiga agama ( yahudi, Kristen, dan islam) tentang Negara dan bangsa. Ketiga, konseo tiga agama tentang keadilan dan perdamaian.
4. the life of Muhammad
Buku ini membahas sejarah hidup nabi Muhammad dan diterbitkan pertama kali pada tahhun 1973.
5. partikularisme in the old testament and kontemperary in yudais (1963)
6. the culture atlas of islam yang digarap bersama istrinya lamya
Buku ini menggambarkan peta peradaban dan kultur islam sejak masa paling awal sampai abad pertengaahan. Dalam buku ini isma’il raji al-faruki ingin menggambarkan bhwa peradaban islam dapat menjadi kebanggaan. Kajiaannya sangat jelas berusaha menunjukkan ruh dan spirit islam yang pernah cemerlang, yaitu semangat tauhed. Dalam buku ini juga tanpa ragu ismail raji al-faruqi menulis bahwa inti sari tamaddun ( peradaban) islam adalah islam dan inti sari islam adalah tawhed.
7. the great asian religion (1969)
Ketika mencermati karya tulis al-faruqi yang meliputi bidang social keagamaan, ilmu pengetahuan, perbandungan agama dan lain-lain, isma’il raji al-faruqi terlihat memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap problem umat islam dan berusah untuk mencari solusinya. [6]
D. Agenda Kerja Dalam Pendidikan
Rencana kerja islamisasi pengetahuan yang digagas oleh isma’il raji al Faruqi ada lima asas:
1) penguasaan disiplin ilmu modern,
2) penguasaan khazanah Islam,
3) penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern,
4) pencarian sintesa kreatif antara khazanah Islam dengan ilmu modern, dan
5) pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah Swt.
Dari lima asas di atas ada 12 langkah kerja untuk mencapai proses islamisasi pengetahuan:
- Penguasaan Disiplin Ilmu Modern
- Survey Disiplin Ilmu
- Penguasaan Khasanah Islam
- Penguasaan Khasanah Ilmiah Islam
- Penentuan Relevansi Islam yang Khas terhadap Disiplin-disiplin Ilmu
- Penilaian Kritis terhadap Disiplin Ilmu Modern
- Penilaian Kritis terhadap Khasanah Islam
- Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Islam
- Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Manusia
- Analisa Kreatif dan Sintesa
- Penuangan kembali Disiplin Ilmu Modern ke dalam Kerangka Islam
- Penyebarluasan Ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan.[7]
.
E. Gagasan Islamisasi Sains Ismail Raji Al-Faruqi
Proses islamisasi ilmu pengetahuan ini akan bisa dilaksanakan ketika proses ilmu pengetahuan ini dilaksanakan dengan beberapa prinsip pokok yang ada pada agama Islam itu sendiri. Baik itu dalam prinsip pokok tauhid, syariah, maupun akhlak. Ketiga prinsip pokok tersebut haruslah menjadi pondasi dasar bagi ilmu pengetahuan yang ada.
Islamisasi ilmu pengetahuan ini bisa dilaksanakan dengan dua cara. Yakni yang pertama, dengan cara mengislamkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada maupun yang sedang berkembang. Yang kedua, dengan cara mengilmukan Islam. Dari kedua konsep Islamisasi ilmu pengetahuan ini dibahas oleh kedua tokoh besar dalam gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan.
a. Tauhid / Keesaan Allah.
Isma’il raji Al-Faruqi ini berpandangan bahwa suatu yang esa atau mengandung unsur ketuhanan yang satu merupakan esensi dari segalanya. Bagaimana menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya bertauhid atau mengandung unsur ke-Esaan. Dalam menilai kebenaranpun bagaimana melakukan penilaian yang tidak menimbulkan dualisme kebenaran yakni kebenaran subjektif, objektif. Akan tetapi bagaimana nilai kebenaran tersebut bersifat tunggal. Yang mengerucut pada nilai-nilai ketauhidan.
b. Integrasi kebenaran Islam dan kebenaran ilmu pengetahuan.
Menurut Al-Faruqi, kebenaran dalam Islam haruslah di integrasikan pada nilai-nilai kebenaran ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmu pengetahuan disini kita kenal sebagai kebenaran yang melalui hukum-hukum logika yang dijadikan patokan sebagai tolak ukur standar kebenaran. Sumber kebenaran dalam ilmu pengetahuan yang terpusat dalam nilai-nilai rasionalitas dan nilai-nilai empiris yang lebih mengedepankan pengalaman sebagai ukuran kebenaran.
Sedangkan kebenaran dalam Islam bersumber pada wahyu dan kebenaran akal selagi tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam Islam dalam proses mengolahnya dengan akal manusia. Karena bagaimanapun, kepercayaan terhadap agama yang di topang oleh wahyu merupakan pemberian dari Allah dan akal juga merupakan pemberian dari Allah yang diciptakan untuk mencari kebenaran.
Islamisasi ilmu pengetahuan pandangan Al-Faruqi ini haruslah mengintegrasikan konsep kebenaran yang ada pada ilmu pengetahuan yang bersumber pada akal (rasionalitas) dan pengalaman (empiris) dengan konsep kebenaran Islam yang terletak pada keyakinan melalui wahyu dan ayat-ayat yang mempunyai sakralitas dalam agama tersebut.
Islamisasi Ilmu Yang Muncul Pada Era Modern ( Abad 20 ) Merupakan Respons Kritis Atas Peradaban Global Barat Yang Sekuler, Kering Nilai Nilai Ilahiah, Spiritualitas, Dikotomis Akal-Wahyu, Ilmu – Amal, dan Material Spiritual Yg Mengakibatkan Munculnya Problem Kemanusiaan, Seperti Degradasi Moral-Religius, Kekosongan Jiwa, Dan Tradisi Taqlid Di Kalangan Umat Islam.[8]
Hal Ini Kemudian Berdampak Negatif Terhadap System Pendidikan Dan Umat Isalm.Di Antara Pengaruh Negative Tersebut Adalah System Pendidikan Umat Islam Sangat Lemah. Hal Ini Karena Kurang Dihayati System Moral Dan Yg Ada Dalam Islam.Yang Ada Pada Akhirnya Kondisi Semacam Ini Akan Mempercepat Terjadinya Dualism System Pendidikan. Realitasnya, Wawasan Dan System Pendidikan Umat Islam Kurang Jelas Dan Tidak Menunjukan Eksistennsi Hakikat Islam Yg Sebenarnya. Dalam Pengaruh Barat Atau Westernisai,Masyaratak Muslim Banyak Yang Tergoda Oleh Kemajuan Barat Dan Berusaha Mereformasi Dengan Jalan Westernisai. Ternyata , Jalan Yang Di Tempuh Tersebut Malah Menghancurkan Umat Islam Dan Semakin Jauh Dari Al Quran Dan Hadist. Sebab,Dengan Mengadakan Westernisasi Berbagai Pandangan Hidup Barat Masuk Dan Di Terima Oleh Umat Islam Tanpa Seleksi Yang Ketet Sehingga Mengakibatkan Umat Isalm Menjadi Bingung Dan Berakibat Pula Terjadi Integrasi Kultur Menjadi Terpecah Baik Dalam Spek Pemikiran Maupun Perbuatan.Hal Ini Di Sebabkan Karena Adanya Dualism System Pendidikan Yg Berlaku Pada Umat Isalm, Yaitu Sitem Pendiidikan Barat Dan System Pendidikan Islam. Sedangkan,System Pendidikan Barat Pengaruhnya Sangat Kuat. Kedua System Tersebut Merupakan Ancaman Bagi Pendidikan Isalm.Oleh Karna Itu,Usaha Pembentukan System Yang Menyatu Atau Integral Adalah Sebuah Keharusan.[9]
Denagn Melihat Fenomina Di Masyarakat Yang Mengalami Problema Serius Tersebut,Al Faruqi Bergerak Hatinya Untuk Memberikan Obat, Yaitu Dengan Gagasan Yang Di Tawarkan Berupa Islamisai Sains. Islma’il Raji Al Faruqi Mengatakan Bahwa Islamisasi Ilmu Adalah Mengislamkan Disiplin – Disiplin Ilmu Atau Tepatnya Menghasilkan Buku Buku Pegangan ( Buku Dasar ) Di Perguruan Tinggi Dengan Menuangkan Kembali Disiplin Ilmu Modern Kedalam Wawasan Islam, Setelah Di Lakukan Kajian Kritis Terhadap Kedua System Pengetahuan Islam Dan Barat .Pengertian Ini Lebih Jelas Dan Operasional Dari Pengertian Sebelumnya, Di Samping Itu,Al Faruqi Juga Memberikan Langkah Langkah Procedural Bagi Terlaksananya Progam Isalmisasi Ilmu. Islamisasi Ilmu Dalam Hal Ini, Berarti Upaya Membangun Pradigma Keilmuan Yg Berlandaskan Nilai Nilai Islam ,Baik Pada Aspek Ontologism, Epistomologis, Maupun Aksiologis.[10]
Menurut Al Faruqi, Isalmisasi Sains Harus Merujuk Pada Tiga Sumbu Tauhid,Yaitu Kesatuan Pengetahuan,Kesatuan Hidup,Dan Kesatuan Sejarah. Kesatuan Pengetahuan Berkaitan Dengan Tidak Ada Lagi Pemisahan Pengetahuan Rasional ( Aqli ) Dan Irasional ( Naqli ).Kesatuan Hidup Berkaitan Dengan Semua Pengetahuan Yang Harus Mengacu Pada Tujuan Penciptaan, Yang Berdampak Lanjutan Pada Tidak Bebasnya Pengetahuan Dari Nilai, Yaitu Ketuhanan.Kesatuan Sejarah Berkiatan Kesatuan Disiplin Yang Harus Mengarah Sifat Keumatan Dan Megabdi Pada Tujuan Umah Di Dalam Sejarah
Tiga Prinsip Kesatuan, Dengan Demikian Tidak Lagi Melakukan Pembagian Pengetahuan Dalam Sains Sains Yang Bersiafat Individual Maupun Yang Social,Semua Disiplin Bersifat Humanistis Dan Umatis.Menurut Raji Alfaruqi Untuk Menjalankan Tiga Prinsip Kesatuan Tersebut Di Perlukan Penjelasam Teknis Yang Di Sebutnya Sebagai “ Dua Belas Langkah Kerja Islamisasi Pengetahuan.Sebelum Menuju Ke Arah Dua Belas Rencana Kerja Ismail Raji Alfaruqi Menetapkan Lima Sasaran Dari Rencana Kerja Islamisasi Ilmu, Yaitu Sebagai Berikut:
1 Penguasaan Disiplin Disiplin Modern
2 Penguasaan Khazanah Isalm
3 Penentuan Relevansi Islam Yang Spesifik Pada Setiap Bidang Imu Pengetuan Modern
4 Pencarian Cara Untuk Melakukan Sistesis Kreatif Antara Khazanah Islam Dan Khazanah Ilmu Ilmu Pengetahuan Modern
5 Pengarahan Aliran Pamikiran Islam Ke Lintasan Lintasan Yang Mengarah Pada Pemenuhan Pola Rancangan Allah.[11]
Dalam Merealisasikan Gagasan Tersebut Menurut Raji Al faruqi Ada Beberapa Tugas Yang Harus Di Lakukan: 1). Memadukan System Pendidikan Islam Dengan System Pendidikan Sekuler. Perpaduan Ini Harus Sedemikian Rupa Sehingga System Baru Yang Terpadu Dapat Memperoleh Kedua Macam Keuntungan Dari System Terdahulu. 2).Menurut Ismali Raji Alfaruqi,Gagasan Islamisasi Sains Harus Di Ikuti Pelajaran Pelajaran Wajib Mengenai Kebudayaan Islam Sebagai Bagian Dari Progam Studi Mahasiswa. Hal Ini Akan Membuat Mereka Semakin Yakin Terhadap Agama Dan Warisan Mereka. Juga Membuat Mereka Menaruh Kepercayan Kepada Diri Sendiri Sehingga Dapat Menghadapi Kesulitan Kesulitan Mereka Di Masa Kini Sampai Kepada Tujuan Yang Di Tetapkan Oleh Allah.Menurut Isamil Raji Alfaruqi Isalmisasi Sains Adalah Suatu Keharusan Yang Tidak Bias Di Tawar Tawar Lagi Oleh Para Ilmuan Muslim. 3).Memperbaiki Metodologi Sesungguhnya Ilmu Ilmu Barat Sudah Melanggar Salah Satu Syarat Yang Krusial Dari Metodologi Isalm Yaitu Kesatuan Kebenaran. 4).Harus Di Adakan Pertemuan Pertemuan Yang Membicarakn Tentang Islamisasi Sains Dan Beberap Rencana Strategis, Yg Pada Akhirnya Menuangkan Kembali Semua Khazanah Pengetaun Barat Terhadap Islam. [12]
Dalam islamisasi pengetahuan yang di islamisasikan oleh isma’il raji al faruqi, dari buku buku filsafat penemuan barat, yang awalnya hanya melalui pemikiran yang rasional saja, tampa bersumber yang sesuai dengan Al-quran , maka Al faruqi mengislamisasikan buku buku filsafat barat dengan mengkolerasikan buku buku filsafat islam, yang mana isma’il raji Alfaruqi penemuan penemuan barat sudah disumberkan pada Al-quran dan sesuai dengan buku buku yang sudah tersebar pada saat ini , baik dari buku buku yang awalnya hanya melalui rasional, akan tetapi sekarang sudah sesuai dengan sumbernya yaitu Al-QUR’AN.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, prinsip-prinsip dasar yang digunakan Ismail Raji Al-faruqi untuk merealisasikan gagasannya tentang pendidikan islam. Ilmu-ilmu Sosial meliputi lima prinsip yaitu keesaan Allah, kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan kesatuan pengetahuan, kesatuan hidup dan kesatuan umat manusia.
Kemudian maksud dan tujuan gagasan Islamisasi Ilmu-ilmu Sosial adalah untuk Penguasaan disiplin warisan Islam, Penguasaan khazanah warisan Islam, Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu modern, Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secra kreatif dengan ilmu-ilmu modern dan Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah.
Untuk merealisasikan tujuan dari islamisasi ilmu-ilmu sosial dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah disebut di atas, Ismail Raji Al-faruqi mepunyai 12 langkah-langkah kerja yang diperlukan untuk mencapai proses pendidikan islam, di antaranya adalah penguasaan disiplin ilmu modern: penguraian kategoris, survei disiplin ilmu, penguasaan
khasanah Islam: sebuah antologi, penguasaan khasanah ilmiah Islam tahap analisa, penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu, penilaian kritis terhadap khasanah Islam: tingkat perkembangan dewasa ini, survei permasalahan yang dihadapi umat Islam, survei permasalahan yang dihadapi umat manusia, analisa kreatif dan sintesa, penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka Islam: buku-buku daras tingkat universitas dan penyebarluasan ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan.
B. Saran
Semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat menambah pengetahuan kita tentang Konsep pemikiran Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi. Kita dapat mengetahui bahwa Konsep pendidikan dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi pasti ada dalam setiap disiplin ilmu yang berkaitan dengan kehidupan. Betapa tingginya sebuah ilmu memandang Konsep Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi sebagai aspek yang berperan penting dalam seluruh komponen ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
|
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami mengharap saran yang konstruktif dari teman-teman sekalian serta para pembaca terutama dosen pengampu demi perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang.
DAFTAR RUJUKAN
Hasan Baharun Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, Jakarta : Ar-Ruzz Media 2011..[1] Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam Surabaya : Pena Salsabila, 2015..
Hasan baharun dan akmal mondiri. Metodologi study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumikan agama, Jakarta : ar-ruzz media 2011
Siswanto, Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam, Surabaya: Salsabila,2015.
Hasan Baharun Dan Akmal Mundiri, Metodologo Study Islam, Jogjakarta ; Ar-Ruz Made, 2011.
[1]Hasan Baharun Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, ( Jakarta : Ar-Ruzz Media 2011)Hlm. 105-106.
[2] Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam ( Surabaya : Pena Salsabila, 2015).Hlm.146-147.
[3]Ibid.hlm. 148.
[4] Ibid hlm 148
[5] Siswanto, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filosofis, ( Pamekasan : Stain Pamekasan Pers, 2013). Hlm.98-101.
[6] Hasan baharun dan akmal mondiri. Metodologi study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumukan agama, ( Jakarta : ar-ruzz media 2011)hlm.108-109.
[8] Hasan Baharun Dan Akmal Mundiri, Metodologo Study Islam, ( Jogjakarta ; Ar-Ruz Made, 2011).Hlm. 110.
SKONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSEPEKTIF
ISMAIL RAJI AL-FARUQI
MAKALAH
Memenuhi Tugas individual : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Bapak Dr.Mohammad Thoha, M. Pd.I
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah banyak memberikan beribu-ribu Nikmat kepada kita hambanya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Filsafat yang berjudul “Konsep pendidikan islam dalam Perspektif Ismail Raji al-Faruqi”.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pamekasan, 03 mei 2016
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………… ……………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………........................ 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………… 1
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………………… 2
A. Bioografi Ismail Raji al-Faruqi……………………………………………………….. 2
B. pemikiran tentang pendidikan raji al-faruki............................................................. 3
C. Karya-karya isma’il raji al-fruqi………………………………………………………. 4
D. Agenda kerja dalam pendidikan………………………………………………………. 5
E. gagasan islamisasi sains isma’il raji al-faruqi………………………………………. 6
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………….. 9
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 9
B. Saran…………………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 10
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam sebenarnya adalah ilmu yang bersifat dan bercorak pendekatan, ilmu pendidikan islam dapat dibagi menjadi empat bagian pertama, ilmu pendidikan islam yang bercorak normative perenialis, kedua, ilmu pendidikan islam yang bercorak filosofis. Yang ketiga, ilmu pendidikan yang bercorak sejarah, keempat, ilmu pendidikan islam yang bercorak aplikatif.
Ilmu pendidikan islam adalah ilmu pendidikan islam yang memfokuskan kajiaannya pada penggalian ajaran al-quran dan hadist yang berkaitan dengan pendidikan islam yang diyakini sebagai ajaran yang pasti dan benar, ajaran-ajaran tersebut telah terseliksi dalam sejarah yang amat panjang yakni dari sejak nabi adam a,s. hingga nabi Muhammad saw. Dengan sifatnya yang sedemikian ajaran ini harus diabadikan sepanjang sejarah.
Isma’il Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma’il raji al-faruqi dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi
B. Rumusan masalah
1. Geografi Ismail Raji al-Faruqi
2. Karya-karya isma’il raji al-fruqi
3. Agenda kerja dalam pendidikan
4. Gagasan islamisasi sains ismaai’il raji al-faruqi
C. Tujuan Penulis
|
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat penddidikan islam, mengharapkan dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentang pendidikan menurut Ismail Roji al-Faruqi. Sehingga kita menjadi manusia yang berilmu pengetahuan luas dan tanpa meninggalkan etika sebagai manusia yang berpendidikan islam.
PEMBAHASAN
A. Biografi Isma’il Raji al-Faruqi
Untuk melacak biografi Isma’il Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma’il raji al-faruqi dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi.
Pengalaman pendidikannya diawali dengan pendidikan madrasah di tanah kelahirannya. Pada tahun1926 sampai dengan tahun 1936, isma’il raji al-Faruqi menempuh pendidikan di college des frères-saint Joshep di Lebanon. Predikat sarjana muda diperolehnya dari American of Beirut pada tahun 1941. Adapun gelar masternya diperoeh di Indiana University. Selanjutnya selama empat tahun ia menekuni studi keislaman di Universitas al-Azhar, Kairo.[1]
Montreal, Kanada, sambil mempelajari Yudaisme dan Kristen secara Adapun karir akademik isma’iI raji al-Faruqi di awali dengan mengajar/dosen tamu di McGill Univercity intensif, namun, dua tahun kemudian, tahun 1961, ia pindah ke Karachi, Pakistan untuk ambil bagian dalam kegiatan institut for Islamic Research dan jurnalnya, Islamic studies. Dua tahun di Pakistan, tahun 1963, Faruqi kembali ke Amerika dan mengajar di school of divinity. Universitas Chicago.[2]
|
Setelah mendirikan program pengkajian keislaman di Universitas Syracuse, New York, selanjutnya, tahun 1968,isma’il raji Al- Faruqi pindah dan menjadi guru besar pemikiran dan kebudayaan islam pada Temple University, Philadelphia. Disini isma’il raji Al-faruqi mendirikan departeman Islamic studies sekaligus memimpinnya sampai akhir hayatnya, Selain itu, al-Faruqi juga duduk sebagai penasehat serta ikut mendesain program studi Islam diberbagai universitas didunia Islam, antara lain; di Pakistan, India, Afrika Selatan, Malaysia, Saudi Arabia dan Mesir. Selain itu,isma’il raji al-Faruqi juga ikut mendesain program studi Islam di tempat- tempat isolative seperti di Universitas Mindanau, Philiphina Selatan, dan Universitas Qum, Teheran, Irak.[3]
Ismail raji Al-Faruqi selama hidupnya banyak meninggalkan karya tulis. Tercatat tidak kurang dari 100 artikel dan 25 judul buku, yang mencakup berbagai bidang ilmu dijelajahi. Dari ekonomi, etika, seni, sosiologi, kebudayaan, metafisika, dan politik, dan sosiologi.[4]
B. Pemikiran Tentang Pendidikan
Sekitar decade 80-an masyarakat dunia terutama dunia islam dikejutkan oleh gagsan al-faruqi mengenai islamisasi ( baca : kesatuan ) ilmu pengetahuan ( unity of knowledge) ide ini terkesan radikal karena menyentuh sisi terdalam dari kesadaran keimanan umat islam, sekaligus menawarkan pradigma tauhid dalam membangun system dan sturuktur ilmu pengetahuan berdasarkan pradigma islam. Gagasan ini berangkat dari asumsi bahwa semakin dalamnya penetrasi filsafat keilmuan barat terhadap bangunan keilmuaan umat islam. Padahal konsep keilmuan barat mengandung tidak sedikit kerancuan jika dihadapkan dengan wacana aksiologis islam. Semakin dalamnya intervensi filsfat keilmuan barat, secara sistematis kaum muslim terjebak pada inferioritas dan hamper semua universitas kaum muslim memil;iki standat rendah dan selalu bergantung kepada barat.
Gagasan kesatuan pengetahuan ini merupakan salah satu respon intelektual muslim terhadap efek negative ilmu pengetahun modern yang semakin tanpak dan dialami oleh masyarakat dunia. Kesatuan pengetahuan yang sedang digarapnya bermula dari adnya krisis didalam basis ilmu pengetahuan modern, yaitu konsep realitas, atau pandangan dunia yang terlihat pada setiap ilmu pengetahuan yang kemudian mengarah pada persoalan epistemologis, hubungan konsep dan realita, msalah kebenaran dan lain-lain yang terhadap persoalan nilai ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh masyarakat modern.
Selain itu gagasan ini jiga muncul sebagai reaksi terhadap adanya konsep dikotomes antara agama. Yang cenderung eklusif literalis- apologetic dan ilmu pengetahuan yang dimasukkan masyarakat barat dan budaya masyarakat modern, yang ditengarai mulai kehilangan ruh agama yang mendasarinya. Sikap sikotomi dualism ini terkait erat dengan world view umat islam dalam memandang dan menempatkan dua sisi ilmu yaitu ilm aldiniyah dan ilghair aldiniyah diskursus ini telah memancing terbelahnya pemikiran intelektual muslim baik pro atau kontra dan kemudian merembet pada persoalan otology, epistimologi dan aksiologi serta historis emperis sebagai tepologi idealnya.[5]
C. Karya-karyanya isma’il raji al faruki
antara lain
1. al-tawhed its implication for thought and life yang berisi 13 bab.
Dalam karya ini al-faruqi mengenalkan bahwa tauhed harus menjadi inti dalam segala sendi kehidupan manusia serta menganalisis secara tajam dan meyakinkan betapa tauhed dapat menjadi prinsip sejarah, prinsip ilmu pengetahuan, prinsip meta fisika, prinsip etika, prinsip tata social, prinsip rumah, prinsip keluarga, prinsip tata politik, prinsip tata ekonomi, prinsip tata dunia dan prinsip estetika.
2. islamization of knowledge : general principles and workplan
Dalam buku ini ia berusaha mensosialisasikan pandangan-pandangannya tentang problem mendasar yang dialami umat islam sekaligus menawarkan kerangka kerja dan tahapan-tahapan teknis yang harus dilaksanakan ketika akan melakukan proyek islamisasi terhadap ilmu pengetahuan didunua muslim.
3. cristian ethics, trioluge of Abraham faiths
Dalam karya ini isma’il raji al-faruki mengenalkan konsep-konsep perbandingan agama dengan tiga pandangan pokoknya. Pertama, tiga agama saling memandang. Kedua, konsep tiga agama ( yahudi, Kristen, dan islam) tentang Negara dan bangsa. Ketiga, konseo tiga agama tentang keadilan dan perdamaian.
4. the life of Muhammad
Buku ini membahas sejarah hidup nabi Muhammad dan diterbitkan pertama kali pada tahhun 1973.
5. partikularisme in the old testament and kontemperary in yudais (1963)
6. the culture atlas of islam yang digarap bersama istrinya lamya
Buku ini menggambarkan peta peradaban dan kultur islam sejak masa paling awal sampai abad pertengaahan. Dalam buku ini isma’il raji al-faruki ingin menggambarkan bhwa peradaban islam dapat menjadi kebanggaan. Kajiaannya sangat jelas berusaha menunjukkan ruh dan spirit islam yang pernah cemerlang, yaitu semangat tauhed. Dalam buku ini juga tanpa ragu ismail raji al-faruqi menulis bahwa inti sari tamaddun ( peradaban) islam adalah islam dan inti sari islam adalah tawhed.
7. the great asian religion (1969)
Ketika mencermati karya tulis al-faruqi yang meliputi bidang social keagamaan, ilmu pengetahuan, perbandungan agama dan lain-lain, isma’il raji al-faruqi terlihat memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap problem umat islam dan berusah untuk mencari solusinya. [6]
D. Agenda Kerja Dalam Pendidikan
Rencana kerja islamisasi pengetahuan yang digagas oleh isma’il raji al Faruqi ada lima asas:
1) penguasaan disiplin ilmu modern,
2) penguasaan khazanah Islam,
3) penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern,
4) pencarian sintesa kreatif antara khazanah Islam dengan ilmu modern, dan
5) pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah Swt.
Dari lima asas di atas ada 12 langkah kerja untuk mencapai proses islamisasi pengetahuan:
- Penguasaan Disiplin Ilmu Modern
- Survey Disiplin Ilmu
- Penguasaan Khasanah Islam
- Penguasaan Khasanah Ilmiah Islam
- Penentuan Relevansi Islam yang Khas terhadap Disiplin-disiplin Ilmu
- Penilaian Kritis terhadap Disiplin Ilmu Modern
- Penilaian Kritis terhadap Khasanah Islam
- Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Islam
- Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Manusia
- Analisa Kreatif dan Sintesa
- Penuangan kembali Disiplin Ilmu Modern ke dalam Kerangka Islam
- Penyebarluasan Ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan.[7]
.
E. Gagasan Islamisasi Sains Ismail Raji Al-Faruqi
Proses islamisasi ilmu pengetahuan ini akan bisa dilaksanakan ketika proses ilmu pengetahuan ini dilaksanakan dengan beberapa prinsip pokok yang ada pada agama Islam itu sendiri. Baik itu dalam prinsip pokok tauhid, syariah, maupun akhlak. Ketiga prinsip pokok tersebut haruslah menjadi pondasi dasar bagi ilmu pengetahuan yang ada.
Islamisasi ilmu pengetahuan ini bisa dilaksanakan dengan dua cara. Yakni yang pertama, dengan cara mengislamkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada maupun yang sedang berkembang. Yang kedua, dengan cara mengilmukan Islam. Dari kedua konsep Islamisasi ilmu pengetahuan ini dibahas oleh kedua tokoh besar dalam gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan.
a. Tauhid / Keesaan Allah.
Isma’il raji Al-Faruqi ini berpandangan bahwa suatu yang esa atau mengandung unsur ketuhanan yang satu merupakan esensi dari segalanya. Bagaimana menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya bertauhid atau mengandung unsur ke-Esaan. Dalam menilai kebenaranpun bagaimana melakukan penilaian yang tidak menimbulkan dualisme kebenaran yakni kebenaran subjektif, objektif. Akan tetapi bagaimana nilai kebenaran tersebut bersifat tunggal. Yang mengerucut pada nilai-nilai ketauhidan.
b. Integrasi kebenaran Islam dan kebenaran ilmu pengetahuan.
Menurut Al-Faruqi, kebenaran dalam Islam haruslah di integrasikan pada nilai-nilai kebenaran ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmu pengetahuan disini kita kenal sebagai kebenaran yang melalui hukum-hukum logika yang dijadikan patokan sebagai tolak ukur standar kebenaran. Sumber kebenaran dalam ilmu pengetahuan yang terpusat dalam nilai-nilai rasionalitas dan nilai-nilai empiris yang lebih mengedepankan pengalaman sebagai ukuran kebenaran.
Sedangkan kebenaran dalam Islam bersumber pada wahyu dan kebenaran akal selagi tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam Islam dalam proses mengolahnya dengan akal manusia. Karena bagaimanapun, kepercayaan terhadap agama yang di topang oleh wahyu merupakan pemberian dari Allah dan akal juga merupakan pemberian dari Allah yang diciptakan untuk mencari kebenaran.
Islamisasi ilmu pengetahuan pandangan Al-Faruqi ini haruslah mengintegrasikan konsep kebenaran yang ada pada ilmu pengetahuan yang bersumber pada akal (rasionalitas) dan pengalaman (empiris) dengan konsep kebenaran Islam yang terletak pada keyakinan melalui wahyu dan ayat-ayat yang mempunyai sakralitas dalam agama tersebut.
Islamisasi Ilmu Yang Muncul Pada Era Modern ( Abad 20 ) Merupakan Respons Kritis Atas Peradaban Global Barat Yang Sekuler, Kering Nilai Nilai Ilahiah, Spiritualitas, Dikotomis Akal-Wahyu, Ilmu – Amal, dan Material Spiritual Yg Mengakibatkan Munculnya Problem Kemanusiaan, Seperti Degradasi Moral-Religius, Kekosongan Jiwa, Dan Tradisi Taqlid Di Kalangan Umat Islam.[8]
Hal Ini Kemudian Berdampak Negatif Terhadap System Pendidikan Dan Umat Isalm.Di Antara Pengaruh Negative Tersebut Adalah System Pendidikan Umat Islam Sangat Lemah. Hal Ini Karena Kurang Dihayati System Moral Dan Yg Ada Dalam Islam.Yang Ada Pada Akhirnya Kondisi Semacam Ini Akan Mempercepat Terjadinya Dualism System Pendidikan. Realitasnya, Wawasan Dan System Pendidikan Umat Islam Kurang Jelas Dan Tidak Menunjukan Eksistennsi Hakikat Islam Yg Sebenarnya. Dalam Pengaruh Barat Atau Westernisai,Masyaratak Muslim Banyak Yang Tergoda Oleh Kemajuan Barat Dan Berusaha Mereformasi Dengan Jalan Westernisai. Ternyata , Jalan Yang Di Tempuh Tersebut Malah Menghancurkan Umat Islam Dan Semakin Jauh Dari Al Quran Dan Hadist. Sebab,Dengan Mengadakan Westernisasi Berbagai Pandangan Hidup Barat Masuk Dan Di Terima Oleh Umat Islam Tanpa Seleksi Yang Ketet Sehingga Mengakibatkan Umat Isalm Menjadi Bingung Dan Berakibat Pula Terjadi Integrasi Kultur Menjadi Terpecah Baik Dalam Spek Pemikiran Maupun Perbuatan.Hal Ini Di Sebabkan Karena Adanya Dualism System Pendidikan Yg Berlaku Pada Umat Isalm, Yaitu Sitem Pendiidikan Barat Dan System Pendidikan Islam. Sedangkan,System Pendidikan Barat Pengaruhnya Sangat Kuat. Kedua System Tersebut Merupakan Ancaman Bagi Pendidikan Isalm.Oleh Karna Itu,Usaha Pembentukan System Yang Menyatu Atau Integral Adalah Sebuah Keharusan.[9]
Denagn Melihat Fenomina Di Masyarakat Yang Mengalami Problema Serius Tersebut,Al Faruqi Bergerak Hatinya Untuk Memberikan Obat, Yaitu Dengan Gagasan Yang Di Tawarkan Berupa Islamisai Sains. Islma’il Raji Al Faruqi Mengatakan Bahwa Islamisasi Ilmu Adalah Mengislamkan Disiplin – Disiplin Ilmu Atau Tepatnya Menghasilkan Buku Buku Pegangan ( Buku Dasar ) Di Perguruan Tinggi Dengan Menuangkan Kembali Disiplin Ilmu Modern Kedalam Wawasan Islam, Setelah Di Lakukan Kajian Kritis Terhadap Kedua System Pengetahuan Islam Dan Barat .Pengertian Ini Lebih Jelas Dan Operasional Dari Pengertian Sebelumnya, Di Samping Itu,Al Faruqi Juga Memberikan Langkah Langkah Procedural Bagi Terlaksananya Progam Isalmisasi Ilmu. Islamisasi Ilmu Dalam Hal Ini, Berarti Upaya Membangun Pradigma Keilmuan Yg Berlandaskan Nilai Nilai Islam ,Baik Pada Aspek Ontologism, Epistomologis, Maupun Aksiologis.[10]
Menurut Al Faruqi, Isalmisasi Sains Harus Merujuk Pada Tiga Sumbu Tauhid,Yaitu Kesatuan Pengetahuan,Kesatuan Hidup,Dan Kesatuan Sejarah. Kesatuan Pengetahuan Berkaitan Dengan Tidak Ada Lagi Pemisahan Pengetahuan Rasional ( Aqli ) Dan Irasional ( Naqli ).Kesatuan Hidup Berkaitan Dengan Semua Pengetahuan Yang Harus Mengacu Pada Tujuan Penciptaan, Yang Berdampak Lanjutan Pada Tidak Bebasnya Pengetahuan Dari Nilai, Yaitu Ketuhanan.Kesatuan Sejarah Berkiatan Kesatuan Disiplin Yang Harus Mengarah Sifat Keumatan Dan Megabdi Pada Tujuan Umah Di Dalam Sejarah
Tiga Prinsip Kesatuan, Dengan Demikian Tidak Lagi Melakukan Pembagian Pengetahuan Dalam Sains Sains Yang Bersiafat Individual Maupun Yang Social,Semua Disiplin Bersifat Humanistis Dan Umatis.Menurut Raji Alfaruqi Untuk Menjalankan Tiga Prinsip Kesatuan Tersebut Di Perlukan Penjelasam Teknis Yang Di Sebutnya Sebagai “ Dua Belas Langkah Kerja Islamisasi Pengetahuan.Sebelum Menuju Ke Arah Dua Belas Rencana Kerja Ismail Raji Alfaruqi Menetapkan Lima Sasaran Dari Rencana Kerja Islamisasi Ilmu, Yaitu Sebagai Berikut:
1 Penguasaan Disiplin Disiplin Modern
2 Penguasaan Khazanah Isalm
3 Penentuan Relevansi Islam Yang Spesifik Pada Setiap Bidang Imu Pengetuan Modern
4 Pencarian Cara Untuk Melakukan Sistesis Kreatif Antara Khazanah Islam Dan Khazanah Ilmu Ilmu Pengetahuan Modern
5 Pengarahan Aliran Pamikiran Islam Ke Lintasan Lintasan Yang Mengarah Pada Pemenuhan Pola Rancangan Allah.[11]
Dalam Merealisasikan Gagasan Tersebut Menurut Raji Al faruqi Ada Beberapa Tugas Yang Harus Di Lakukan: 1). Memadukan System Pendidikan Islam Dengan System Pendidikan Sekuler. Perpaduan Ini Harus Sedemikian Rupa Sehingga System Baru Yang Terpadu Dapat Memperoleh Kedua Macam Keuntungan Dari System Terdahulu. 2).Menurut Ismali Raji Alfaruqi,Gagasan Islamisasi Sains Harus Di Ikuti Pelajaran Pelajaran Wajib Mengenai Kebudayaan Islam Sebagai Bagian Dari Progam Studi Mahasiswa. Hal Ini Akan Membuat Mereka Semakin Yakin Terhadap Agama Dan Warisan Mereka. Juga Membuat Mereka Menaruh Kepercayan Kepada Diri Sendiri Sehingga Dapat Menghadapi Kesulitan Kesulitan Mereka Di Masa Kini Sampai Kepada Tujuan Yang Di Tetapkan Oleh Allah.Menurut Isamil Raji Alfaruqi Isalmisasi Sains Adalah Suatu Keharusan Yang Tidak Bias Di Tawar Tawar Lagi Oleh Para Ilmuan Muslim. 3).Memperbaiki Metodologi Sesungguhnya Ilmu Ilmu Barat Sudah Melanggar Salah Satu Syarat Yang Krusial Dari Metodologi Isalm Yaitu Kesatuan Kebenaran. 4).Harus Di Adakan Pertemuan Pertemuan Yang Membicarakn Tentang Islamisasi Sains Dan Beberap Rencana Strategis, Yg Pada Akhirnya Menuangkan Kembali Semua Khazanah Pengetaun Barat Terhadap Islam. [12]
Dalam islamisasi pengetahuan yang di islamisasikan oleh isma’il raji al faruqi, dari buku buku filsafat penemuan barat, yang awalnya hanya melalui pemikiran yang rasional saja, tampa bersumber yang sesuai dengan Al-quran , maka Al faruqi mengislamisasikan buku buku filsafat barat dengan mengkolerasikan buku buku filsafat islam, yang mana isma’il raji Alfaruqi penemuan penemuan barat sudah disumberkan pada Al-quran dan sesuai dengan buku buku yang sudah tersebar pada saat ini , baik dari buku buku yang awalnya hanya melalui rasional, akan tetapi sekarang sudah sesuai dengan sumbernya yaitu Al-QUR’AN.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, prinsip-prinsip dasar yang digunakan Ismail Raji Al-faruqi untuk merealisasikan gagasannya tentang pendidikan islam. Ilmu-ilmu Sosial meliputi lima prinsip yaitu keesaan Allah, kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan kesatuan pengetahuan, kesatuan hidup dan kesatuan umat manusia.
Kemudian maksud dan tujuan gagasan Islamisasi Ilmu-ilmu Sosial adalah untuk Penguasaan disiplin warisan Islam, Penguasaan khazanah warisan Islam, Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu modern, Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secra kreatif dengan ilmu-ilmu modern dan Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah.
Untuk merealisasikan tujuan dari islamisasi ilmu-ilmu sosial dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah disebut di atas, Ismail Raji Al-faruqi mepunyai 12 langkah-langkah kerja yang diperlukan untuk mencapai proses pendidikan islam, di antaranya adalah penguasaan disiplin ilmu modern: penguraian kategoris, survei disiplin ilmu, penguasaan
khasanah Islam: sebuah antologi, penguasaan khasanah ilmiah Islam tahap analisa, penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu, penilaian kritis terhadap khasanah Islam: tingkat perkembangan dewasa ini, survei permasalahan yang dihadapi umat Islam, survei permasalahan yang dihadapi umat manusia, analisa kreatif dan sintesa, penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka Islam: buku-buku daras tingkat universitas dan penyebarluasan ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan.
B. Saran
Semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat menambah pengetahuan kita tentang Konsep pemikiran Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi. Kita dapat mengetahui bahwa Konsep pendidikan dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi pasti ada dalam setiap disiplin ilmu yang berkaitan dengan kehidupan. Betapa tingginya sebuah ilmu memandang Konsep Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi sebagai aspek yang berperan penting dalam seluruh komponen ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
|
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami mengharap saran yang konstruktif dari teman-teman sekalian serta para pembaca terutama dosen pengampu demi perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang.
DAFTAR RUJUKAN
Hasan Baharun Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, Jakarta : Ar-Ruzz Media 2011..[1] Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam Surabaya : Pena Salsabila, 2015..
Hasan baharun dan akmal mondiri. Metodologi study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumikan agama, Jakarta : ar-ruzz media 2011
Siswanto, Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam, Surabaya: Salsabila,2015.
Hasan Baharun Dan Akmal Mundiri, Metodologo Study Islam, Jogjakarta ; Ar-Ruz Made, 2011.
[1]Hasan Baharun Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, ( Jakarta : Ar-Ruzz Media 2011)Hlm. 105-106.
[2] Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam ( Surabaya : Pena Salsabila, 2015).Hlm.146-147.
[3]Ibid.hlm. 148.
[4] Ibid hlm 148
[5] Siswanto, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filosofis, ( Pamekasan : Stain Pamekasan Pers, 2013). Hlm.98-101.
[6] Hasan baharun dan akmal mondiri. Metodologi study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumukan agama, ( Jakarta : ar-ruzz media 2011)hlm.108-109.
[8] Hasan Baharun Dan Akmal Mundiri, Metodologo Study Islam, ( Jogjakarta ; Ar-Ruz Made, 2011).Hlm. 110.
SKONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSEPEKTIF
ISMAIL RAJI AL-FARUQI
MAKALAH
Memenuhi Tugas individual : Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Bapak Dr.Mohammad Thoha, M. Pd.I
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah banyak memberikan beribu-ribu Nikmat kepada kita hambanya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Filsafat yang berjudul “Konsep pendidikan islam dalam Perspektif Ismail Raji al-Faruqi”.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pamekasan, 03 mei 2016
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………… ……………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………........................ 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………… 1
BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………………… 2
A. Bioografi Ismail Raji al-Faruqi……………………………………………………….. 2
B. pemikiran tentang pendidikan raji al-faruki............................................................. 3
C. Karya-karya isma’il raji al-fruqi………………………………………………………. 4
D. Agenda kerja dalam pendidikan………………………………………………………. 5
E. gagasan islamisasi sains isma’il raji al-faruqi………………………………………. 6
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………….. 9
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 9
B. Saran…………………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 10
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam sebenarnya adalah ilmu yang bersifat dan bercorak pendekatan, ilmu pendidikan islam dapat dibagi menjadi empat bagian pertama, ilmu pendidikan islam yang bercorak normative perenialis, kedua, ilmu pendidikan islam yang bercorak filosofis. Yang ketiga, ilmu pendidikan yang bercorak sejarah, keempat, ilmu pendidikan islam yang bercorak aplikatif.
Ilmu pendidikan islam adalah ilmu pendidikan islam yang memfokuskan kajiaannya pada penggalian ajaran al-quran dan hadist yang berkaitan dengan pendidikan islam yang diyakini sebagai ajaran yang pasti dan benar, ajaran-ajaran tersebut telah terseliksi dalam sejarah yang amat panjang yakni dari sejak nabi adam a,s. hingga nabi Muhammad saw. Dengan sifatnya yang sedemikian ajaran ini harus diabadikan sepanjang sejarah.
Isma’il Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma’il raji al-faruqi dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi
B. Rumusan masalah
1. Geografi Ismail Raji al-Faruqi
2. Karya-karya isma’il raji al-fruqi
3. Agenda kerja dalam pendidikan
4. Gagasan islamisasi sains ismaai’il raji al-faruqi
C. Tujuan Penulis
|
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat penddidikan islam, mengharapkan dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita tentang pendidikan menurut Ismail Roji al-Faruqi. Sehingga kita menjadi manusia yang berilmu pengetahuan luas dan tanpa meninggalkan etika sebagai manusia yang berpendidikan islam.
PEMBAHASAN
A. Biografi Isma’il Raji al-Faruqi
Untuk melacak biografi Isma’il Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma’il raji al-faruqi dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qodi terpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi.
Pengalaman pendidikannya diawali dengan pendidikan madrasah di tanah kelahirannya. Pada tahun1926 sampai dengan tahun 1936, isma’il raji al-Faruqi menempuh pendidikan di college des frères-saint Joshep di Lebanon. Predikat sarjana muda diperolehnya dari American of Beirut pada tahun 1941. Adapun gelar masternya diperoeh di Indiana University. Selanjutnya selama empat tahun ia menekuni studi keislaman di Universitas al-Azhar, Kairo.[1]
Montreal, Kanada, sambil mempelajari Yudaisme dan Kristen secara Adapun karir akademik isma’iI raji al-Faruqi di awali dengan mengajar/dosen tamu di McGill Univercity intensif, namun, dua tahun kemudian, tahun 1961, ia pindah ke Karachi, Pakistan untuk ambil bagian dalam kegiatan institut for Islamic Research dan jurnalnya, Islamic studies. Dua tahun di Pakistan, tahun 1963, Faruqi kembali ke Amerika dan mengajar di school of divinity. Universitas Chicago.[2]
|
Setelah mendirikan program pengkajian keislaman di Universitas Syracuse, New York, selanjutnya, tahun 1968,isma’il raji Al- Faruqi pindah dan menjadi guru besar pemikiran dan kebudayaan islam pada Temple University, Philadelphia. Disini isma’il raji Al-faruqi mendirikan departeman Islamic studies sekaligus memimpinnya sampai akhir hayatnya, Selain itu, al-Faruqi juga duduk sebagai penasehat serta ikut mendesain program studi Islam diberbagai universitas didunia Islam, antara lain; di Pakistan, India, Afrika Selatan, Malaysia, Saudi Arabia dan Mesir. Selain itu,isma’il raji al-Faruqi juga ikut mendesain program studi Islam di tempat- tempat isolative seperti di Universitas Mindanau, Philiphina Selatan, dan Universitas Qum, Teheran, Irak.[3]
Ismail raji Al-Faruqi selama hidupnya banyak meninggalkan karya tulis. Tercatat tidak kurang dari 100 artikel dan 25 judul buku, yang mencakup berbagai bidang ilmu dijelajahi. Dari ekonomi, etika, seni, sosiologi, kebudayaan, metafisika, dan politik, dan sosiologi.[4]
B. Pemikiran Tentang Pendidikan
Sekitar decade 80-an masyarakat dunia terutama dunia islam dikejutkan oleh gagsan al-faruqi mengenai islamisasi ( baca : kesatuan ) ilmu pengetahuan ( unity of knowledge) ide ini terkesan radikal karena menyentuh sisi terdalam dari kesadaran keimanan umat islam, sekaligus menawarkan pradigma tauhid dalam membangun system dan sturuktur ilmu pengetahuan berdasarkan pradigma islam. Gagasan ini berangkat dari asumsi bahwa semakin dalamnya penetrasi filsafat keilmuan barat terhadap bangunan keilmuaan umat islam. Padahal konsep keilmuan barat mengandung tidak sedikit kerancuan jika dihadapkan dengan wacana aksiologis islam. Semakin dalamnya intervensi filsfat keilmuan barat, secara sistematis kaum muslim terjebak pada inferioritas dan hamper semua universitas kaum muslim memil;iki standat rendah dan selalu bergantung kepada barat.
Gagasan kesatuan pengetahuan ini merupakan salah satu respon intelektual muslim terhadap efek negative ilmu pengetahun modern yang semakin tanpak dan dialami oleh masyarakat dunia. Kesatuan pengetahuan yang sedang digarapnya bermula dari adnya krisis didalam basis ilmu pengetahuan modern, yaitu konsep realitas, atau pandangan dunia yang terlihat pada setiap ilmu pengetahuan yang kemudian mengarah pada persoalan epistemologis, hubungan konsep dan realita, msalah kebenaran dan lain-lain yang terhadap persoalan nilai ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh masyarakat modern.
Selain itu gagasan ini jiga muncul sebagai reaksi terhadap adanya konsep dikotomes antara agama. Yang cenderung eklusif literalis- apologetic dan ilmu pengetahuan yang dimasukkan masyarakat barat dan budaya masyarakat modern, yang ditengarai mulai kehilangan ruh agama yang mendasarinya. Sikap sikotomi dualism ini terkait erat dengan world view umat islam dalam memandang dan menempatkan dua sisi ilmu yaitu ilm aldiniyah dan ilghair aldiniyah diskursus ini telah memancing terbelahnya pemikiran intelektual muslim baik pro atau kontra dan kemudian merembet pada persoalan otology, epistimologi dan aksiologi serta historis emperis sebagai tepologi idealnya.[5]
C. Karya-karyanya isma’il raji al faruki
antara lain
1. al-tawhed its implication for thought and life yang berisi 13 bab.
Dalam karya ini al-faruqi mengenalkan bahwa tauhed harus menjadi inti dalam segala sendi kehidupan manusia serta menganalisis secara tajam dan meyakinkan betapa tauhed dapat menjadi prinsip sejarah, prinsip ilmu pengetahuan, prinsip meta fisika, prinsip etika, prinsip tata social, prinsip rumah, prinsip keluarga, prinsip tata politik, prinsip tata ekonomi, prinsip tata dunia dan prinsip estetika.
2. islamization of knowledge : general principles and workplan
Dalam buku ini ia berusaha mensosialisasikan pandangan-pandangannya tentang problem mendasar yang dialami umat islam sekaligus menawarkan kerangka kerja dan tahapan-tahapan teknis yang harus dilaksanakan ketika akan melakukan proyek islamisasi terhadap ilmu pengetahuan didunua muslim.
3. cristian ethics, trioluge of Abraham faiths
Dalam karya ini isma’il raji al-faruki mengenalkan konsep-konsep perbandingan agama dengan tiga pandangan pokoknya. Pertama, tiga agama saling memandang. Kedua, konsep tiga agama ( yahudi, Kristen, dan islam) tentang Negara dan bangsa. Ketiga, konseo tiga agama tentang keadilan dan perdamaian.
4. the life of Muhammad
Buku ini membahas sejarah hidup nabi Muhammad dan diterbitkan pertama kali pada tahhun 1973.
5. partikularisme in the old testament and kontemperary in yudais (1963)
6. the culture atlas of islam yang digarap bersama istrinya lamya
Buku ini menggambarkan peta peradaban dan kultur islam sejak masa paling awal sampai abad pertengaahan. Dalam buku ini isma’il raji al-faruki ingin menggambarkan bhwa peradaban islam dapat menjadi kebanggaan. Kajiaannya sangat jelas berusaha menunjukkan ruh dan spirit islam yang pernah cemerlang, yaitu semangat tauhed. Dalam buku ini juga tanpa ragu ismail raji al-faruqi menulis bahwa inti sari tamaddun ( peradaban) islam adalah islam dan inti sari islam adalah tawhed.
7. the great asian religion (1969)
Ketika mencermati karya tulis al-faruqi yang meliputi bidang social keagamaan, ilmu pengetahuan, perbandungan agama dan lain-lain, isma’il raji al-faruqi terlihat memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap problem umat islam dan berusah untuk mencari solusinya. [6]
D. Agenda Kerja Dalam Pendidikan
Rencana kerja islamisasi pengetahuan yang digagas oleh isma’il raji al Faruqi ada lima asas:
1) penguasaan disiplin ilmu modern,
2) penguasaan khazanah Islam,
3) penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern,
4) pencarian sintesa kreatif antara khazanah Islam dengan ilmu modern, dan
5) pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah Swt.
Dari lima asas di atas ada 12 langkah kerja untuk mencapai proses islamisasi pengetahuan:
- Penguasaan Disiplin Ilmu Modern
- Survey Disiplin Ilmu
- Penguasaan Khasanah Islam
- Penguasaan Khasanah Ilmiah Islam
- Penentuan Relevansi Islam yang Khas terhadap Disiplin-disiplin Ilmu
- Penilaian Kritis terhadap Disiplin Ilmu Modern
- Penilaian Kritis terhadap Khasanah Islam
- Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Islam
- Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Manusia
- Analisa Kreatif dan Sintesa
- Penuangan kembali Disiplin Ilmu Modern ke dalam Kerangka Islam
- Penyebarluasan Ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan.[7]
.
E. Gagasan Islamisasi Sains Ismail Raji Al-Faruqi
Proses islamisasi ilmu pengetahuan ini akan bisa dilaksanakan ketika proses ilmu pengetahuan ini dilaksanakan dengan beberapa prinsip pokok yang ada pada agama Islam itu sendiri. Baik itu dalam prinsip pokok tauhid, syariah, maupun akhlak. Ketiga prinsip pokok tersebut haruslah menjadi pondasi dasar bagi ilmu pengetahuan yang ada.
Islamisasi ilmu pengetahuan ini bisa dilaksanakan dengan dua cara. Yakni yang pertama, dengan cara mengislamkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada maupun yang sedang berkembang. Yang kedua, dengan cara mengilmukan Islam. Dari kedua konsep Islamisasi ilmu pengetahuan ini dibahas oleh kedua tokoh besar dalam gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan.
a. Tauhid / Keesaan Allah.
Isma’il raji Al-Faruqi ini berpandangan bahwa suatu yang esa atau mengandung unsur ketuhanan yang satu merupakan esensi dari segalanya. Bagaimana menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya bertauhid atau mengandung unsur ke-Esaan. Dalam menilai kebenaranpun bagaimana melakukan penilaian yang tidak menimbulkan dualisme kebenaran yakni kebenaran subjektif, objektif. Akan tetapi bagaimana nilai kebenaran tersebut bersifat tunggal. Yang mengerucut pada nilai-nilai ketauhidan.
b. Integrasi kebenaran Islam dan kebenaran ilmu pengetahuan.
Menurut Al-Faruqi, kebenaran dalam Islam haruslah di integrasikan pada nilai-nilai kebenaran ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmu pengetahuan disini kita kenal sebagai kebenaran yang melalui hukum-hukum logika yang dijadikan patokan sebagai tolak ukur standar kebenaran. Sumber kebenaran dalam ilmu pengetahuan yang terpusat dalam nilai-nilai rasionalitas dan nilai-nilai empiris yang lebih mengedepankan pengalaman sebagai ukuran kebenaran.
Sedangkan kebenaran dalam Islam bersumber pada wahyu dan kebenaran akal selagi tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam Islam dalam proses mengolahnya dengan akal manusia. Karena bagaimanapun, kepercayaan terhadap agama yang di topang oleh wahyu merupakan pemberian dari Allah dan akal juga merupakan pemberian dari Allah yang diciptakan untuk mencari kebenaran.
Islamisasi ilmu pengetahuan pandangan Al-Faruqi ini haruslah mengintegrasikan konsep kebenaran yang ada pada ilmu pengetahuan yang bersumber pada akal (rasionalitas) dan pengalaman (empiris) dengan konsep kebenaran Islam yang terletak pada keyakinan melalui wahyu dan ayat-ayat yang mempunyai sakralitas dalam agama tersebut.
Islamisasi Ilmu Yang Muncul Pada Era Modern ( Abad 20 ) Merupakan Respons Kritis Atas Peradaban Global Barat Yang Sekuler, Kering Nilai Nilai Ilahiah, Spiritualitas, Dikotomis Akal-Wahyu, Ilmu – Amal, dan Material Spiritual Yg Mengakibatkan Munculnya Problem Kemanusiaan, Seperti Degradasi Moral-Religius, Kekosongan Jiwa, Dan Tradisi Taqlid Di Kalangan Umat Islam.[8]
Hal Ini Kemudian Berdampak Negatif Terhadap System Pendidikan Dan Umat Isalm.Di Antara Pengaruh Negative Tersebut Adalah System Pendidikan Umat Islam Sangat Lemah. Hal Ini Karena Kurang Dihayati System Moral Dan Yg Ada Dalam Islam.Yang Ada Pada Akhirnya Kondisi Semacam Ini Akan Mempercepat Terjadinya Dualism System Pendidikan. Realitasnya, Wawasan Dan System Pendidikan Umat Islam Kurang Jelas Dan Tidak Menunjukan Eksistennsi Hakikat Islam Yg Sebenarnya. Dalam Pengaruh Barat Atau Westernisai,Masyaratak Muslim Banyak Yang Tergoda Oleh Kemajuan Barat Dan Berusaha Mereformasi Dengan Jalan Westernisai. Ternyata , Jalan Yang Di Tempuh Tersebut Malah Menghancurkan Umat Islam Dan Semakin Jauh Dari Al Quran Dan Hadist. Sebab,Dengan Mengadakan Westernisasi Berbagai Pandangan Hidup Barat Masuk Dan Di Terima Oleh Umat Islam Tanpa Seleksi Yang Ketet Sehingga Mengakibatkan Umat Isalm Menjadi Bingung Dan Berakibat Pula Terjadi Integrasi Kultur Menjadi Terpecah Baik Dalam Spek Pemikiran Maupun Perbuatan.Hal Ini Di Sebabkan Karena Adanya Dualism System Pendidikan Yg Berlaku Pada Umat Isalm, Yaitu Sitem Pendiidikan Barat Dan System Pendidikan Islam. Sedangkan,System Pendidikan Barat Pengaruhnya Sangat Kuat. Kedua System Tersebut Merupakan Ancaman Bagi Pendidikan Isalm.Oleh Karna Itu,Usaha Pembentukan System Yang Menyatu Atau Integral Adalah Sebuah Keharusan.[9]
Denagn Melihat Fenomina Di Masyarakat Yang Mengalami Problema Serius Tersebut,Al Faruqi Bergerak Hatinya Untuk Memberikan Obat, Yaitu Dengan Gagasan Yang Di Tawarkan Berupa Islamisai Sains. Islma’il Raji Al Faruqi Mengatakan Bahwa Islamisasi Ilmu Adalah Mengislamkan Disiplin – Disiplin Ilmu Atau Tepatnya Menghasilkan Buku Buku Pegangan ( Buku Dasar ) Di Perguruan Tinggi Dengan Menuangkan Kembali Disiplin Ilmu Modern Kedalam Wawasan Islam, Setelah Di Lakukan Kajian Kritis Terhadap Kedua System Pengetahuan Islam Dan Barat .Pengertian Ini Lebih Jelas Dan Operasional Dari Pengertian Sebelumnya, Di Samping Itu,Al Faruqi Juga Memberikan Langkah Langkah Procedural Bagi Terlaksananya Progam Isalmisasi Ilmu. Islamisasi Ilmu Dalam Hal Ini, Berarti Upaya Membangun Pradigma Keilmuan Yg Berlandaskan Nilai Nilai Islam ,Baik Pada Aspek Ontologism, Epistomologis, Maupun Aksiologis.[10]
Menurut Al Faruqi, Isalmisasi Sains Harus Merujuk Pada Tiga Sumbu Tauhid,Yaitu Kesatuan Pengetahuan,Kesatuan Hidup,Dan Kesatuan Sejarah. Kesatuan Pengetahuan Berkaitan Dengan Tidak Ada Lagi Pemisahan Pengetahuan Rasional ( Aqli ) Dan Irasional ( Naqli ).Kesatuan Hidup Berkaitan Dengan Semua Pengetahuan Yang Harus Mengacu Pada Tujuan Penciptaan, Yang Berdampak Lanjutan Pada Tidak Bebasnya Pengetahuan Dari Nilai, Yaitu Ketuhanan.Kesatuan Sejarah Berkiatan Kesatuan Disiplin Yang Harus Mengarah Sifat Keumatan Dan Megabdi Pada Tujuan Umah Di Dalam Sejarah
Tiga Prinsip Kesatuan, Dengan Demikian Tidak Lagi Melakukan Pembagian Pengetahuan Dalam Sains Sains Yang Bersiafat Individual Maupun Yang Social,Semua Disiplin Bersifat Humanistis Dan Umatis.Menurut Raji Alfaruqi Untuk Menjalankan Tiga Prinsip Kesatuan Tersebut Di Perlukan Penjelasam Teknis Yang Di Sebutnya Sebagai “ Dua Belas Langkah Kerja Islamisasi Pengetahuan.Sebelum Menuju Ke Arah Dua Belas Rencana Kerja Ismail Raji Alfaruqi Menetapkan Lima Sasaran Dari Rencana Kerja Islamisasi Ilmu, Yaitu Sebagai Berikut:
1 Penguasaan Disiplin Disiplin Modern
2 Penguasaan Khazanah Isalm
3 Penentuan Relevansi Islam Yang Spesifik Pada Setiap Bidang Imu Pengetuan Modern
4 Pencarian Cara Untuk Melakukan Sistesis Kreatif Antara Khazanah Islam Dan Khazanah Ilmu Ilmu Pengetahuan Modern
5 Pengarahan Aliran Pamikiran Islam Ke Lintasan Lintasan Yang Mengarah Pada Pemenuhan Pola Rancangan Allah.[11]
Dalam Merealisasikan Gagasan Tersebut Menurut Raji Al faruqi Ada Beberapa Tugas Yang Harus Di Lakukan: 1). Memadukan System Pendidikan Islam Dengan System Pendidikan Sekuler. Perpaduan Ini Harus Sedemikian Rupa Sehingga System Baru Yang Terpadu Dapat Memperoleh Kedua Macam Keuntungan Dari System Terdahulu. 2).Menurut Ismali Raji Alfaruqi,Gagasan Islamisasi Sains Harus Di Ikuti Pelajaran Pelajaran Wajib Mengenai Kebudayaan Islam Sebagai Bagian Dari Progam Studi Mahasiswa. Hal Ini Akan Membuat Mereka Semakin Yakin Terhadap Agama Dan Warisan Mereka. Juga Membuat Mereka Menaruh Kepercayan Kepada Diri Sendiri Sehingga Dapat Menghadapi Kesulitan Kesulitan Mereka Di Masa Kini Sampai Kepada Tujuan Yang Di Tetapkan Oleh Allah.Menurut Isamil Raji Alfaruqi Isalmisasi Sains Adalah Suatu Keharusan Yang Tidak Bias Di Tawar Tawar Lagi Oleh Para Ilmuan Muslim. 3).Memperbaiki Metodologi Sesungguhnya Ilmu Ilmu Barat Sudah Melanggar Salah Satu Syarat Yang Krusial Dari Metodologi Isalm Yaitu Kesatuan Kebenaran. 4).Harus Di Adakan Pertemuan Pertemuan Yang Membicarakn Tentang Islamisasi Sains Dan Beberap Rencana Strategis, Yg Pada Akhirnya Menuangkan Kembali Semua Khazanah Pengetaun Barat Terhadap Islam. [12]
Dalam islamisasi pengetahuan yang di islamisasikan oleh isma’il raji al faruqi, dari buku buku filsafat penemuan barat, yang awalnya hanya melalui pemikiran yang rasional saja, tampa bersumber yang sesuai dengan Al-quran , maka Al faruqi mengislamisasikan buku buku filsafat barat dengan mengkolerasikan buku buku filsafat islam, yang mana isma’il raji Alfaruqi penemuan penemuan barat sudah disumberkan pada Al-quran dan sesuai dengan buku buku yang sudah tersebar pada saat ini , baik dari buku buku yang awalnya hanya melalui rasional, akan tetapi sekarang sudah sesuai dengan sumbernya yaitu Al-QUR’AN.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, prinsip-prinsip dasar yang digunakan Ismail Raji Al-faruqi untuk merealisasikan gagasannya tentang pendidikan islam. Ilmu-ilmu Sosial meliputi lima prinsip yaitu keesaan Allah, kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan kesatuan pengetahuan, kesatuan hidup dan kesatuan umat manusia.
Kemudian maksud dan tujuan gagasan Islamisasi Ilmu-ilmu Sosial adalah untuk Penguasaan disiplin warisan Islam, Penguasaan khazanah warisan Islam, Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu modern, Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secra kreatif dengan ilmu-ilmu modern dan Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah.
Untuk merealisasikan tujuan dari islamisasi ilmu-ilmu sosial dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah disebut di atas, Ismail Raji Al-faruqi mepunyai 12 langkah-langkah kerja yang diperlukan untuk mencapai proses pendidikan islam, di antaranya adalah penguasaan disiplin ilmu modern: penguraian kategoris, survei disiplin ilmu, penguasaan
khasanah Islam: sebuah antologi, penguasaan khasanah ilmiah Islam tahap analisa, penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu, penilaian kritis terhadap khasanah Islam: tingkat perkembangan dewasa ini, survei permasalahan yang dihadapi umat Islam, survei permasalahan yang dihadapi umat manusia, analisa kreatif dan sintesa, penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka Islam: buku-buku daras tingkat universitas dan penyebarluasan ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan.
B. Saran
Semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat menambah pengetahuan kita tentang Konsep pemikiran Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi. Kita dapat mengetahui bahwa Konsep pendidikan dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi pasti ada dalam setiap disiplin ilmu yang berkaitan dengan kehidupan. Betapa tingginya sebuah ilmu memandang Konsep Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi sebagai aspek yang berperan penting dalam seluruh komponen ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
|
Kami menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami mengharap saran yang konstruktif dari teman-teman sekalian serta para pembaca terutama dosen pengampu demi perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang.
DAFTAR RUJUKAN
Hasan Baharun Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, Jakarta : Ar-Ruzz Media 2011..[1] Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam Surabaya : Pena Salsabila, 2015..
Hasan baharun dan akmal mondiri. Metodologi study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumikan agama, Jakarta : ar-ruzz media 2011
Siswanto, Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam, Surabaya: Salsabila,2015.
Hasan Baharun Dan Akmal Mundiri, Metodologo Study Islam, Jogjakarta ; Ar-Ruz Made, 2011.
[1]Hasan Baharun Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, ( Jakarta : Ar-Ruzz Media 2011)Hlm. 105-106.
[2] Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam ( Surabaya : Pena Salsabila, 2015).Hlm.146-147.
[3]Ibid.hlm. 148.
[4] Ibid hlm 148
[5] Siswanto, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filosofis, ( Pamekasan : Stain Pamekasan Pers, 2013). Hlm.98-101.
[6] Hasan baharun dan akmal mondiri. Metodologi study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumukan agama, ( Jakarta : ar-ruzz media 2011)hlm.108-109.
[8] Hasan Baharun Dan Akmal Mundiri, Metodologo Study Islam, ( Jogjakarta ; Ar-Ruz Made, 2011).Hlm. 110.