Tuesday, 21 February 2017

Sumenep Kota Keris Dicanangkan


Tugu Pahlawan Surabaya -  Monumen Sejarah Nasional. Tugu Pahlawan menjadi saksi bisu tragedi 10 November yang dalam Negara Indonesia dikenal sebagai Hari Pahlawan. Tugu pahlawan sudah di cap sebagai identitas kota Surabaya yang menjadi bukti perjuangan dan keberanian rakyat Surabaya melawan penjajahan Belanda. Seperti pidato Bung Karno "Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah", tugu yang menjadi peringatan perjuangan bangsa Indonesia ini menjadi tempat wisata sejarah dan edukasi yang menarik ketika berkunjung ke kota Pahlawan, Surabaya.
Description: tugu pahlawan
Tugu Pahlawan Surabaya
Sejarah Tugu Pahlawan dipelopori oleh peristiwa 10 November dimana merupakan perang pertama pasukan Indonesia melawan Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi Republik Indonesia. 
Berawal dari Belanda yang tidak mengakui kedaulatan Indonesia dan mengibarkan bendera Belanda di Hotel Yamato, akhirnya membuat sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk merobek warna biru bendera Belanda. 
Kemudian setelah insiden tersebut disusul pertempuran pertama antara rakyat Indonesia dan Inggris yang kemudian memuncak setelah terjadi kesalah pahaman dan menyebabkan terbunuhnya Jendral AWS Mallaby. Marahnya pihak Inggris kepada Indonesia berakibat pada keputusan pengganti AWS Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang meminta rakyat Indonesia menyerahkan senjata dan menyerahkan diri dengan kedua tangan diatas. Ultimatum yang menurut pejuang Indonesia telah menginjak-nginjak harga diri rakyat dan sebuah penghinaan akhirnya ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan Republik Indonesia kala itu sudah berdiri.
Akhirnya pada tanggal 10 November 1945 Inggris melakukan serangan berskala besar dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri berupa tank, kapal perang, pesawat terbang dan membombardir kota Surabaya dengan meriam dari darat dan udara melawan rakyat Surabaya yang kebanyakan bersenjatakan bambu runcing.
Semangat rakyat Surabaya melawan pihak Inggris mengakibatkan banyak korban. Bung Tomo menjadi tokoh penting karena menajadi pelopor semangat pemuda Indonesia. Inggris yang semula menduga bisa menaklukkan Surabaya dalam waktu 3 hari akhirnya bisa menguasai Surabaya setelah pertempuran 3 minggu. Banyaknya rakyat sipil dan pejuang yang menjadi korban pada Hari 10 November 1945 kemudian dikenang dengan Hari Pahlawan.
Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan terletak di Jl. Pahlawan, Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan,Surabaya, Jawa Timur. Memasuki area Tugu Pahlawan terdapat semacam pintu gerbang berbentuk candi yang menghiasi sebelah luar Tugu.
Kawasan sekitar Tugu Pahlawan merupakan kawasan 'kota lama' dimana banyak terdapat bangunan tua dengan arsitektur urban heritage yang sampai saat ini masih dimanfaatkan sebagai kantor atau pertokoan. Deret bangunan berarsitektur urban heritage ini membentuk townscape unik yang menjadi daya tarik bagi masyarakat Surabaya.
Description: tugu pahlawan
Lapangan Tugu Pahlawan

Description: reruntuhan patung proklamasi tugu pahlawan
Patung Proklamasi di Reruntuhan

Description: makam pahlawan tanpa nama
Makam Pahlawan Tanpa Nama
Tugu Pahlawan berbentuk lingga, lancip ke atas seperti paku yang terbalik. Tubuh bangunan berbentuk lengkungan sejumlah 10 lengkungan dan mempunyai ruas 11 buah, tinggi 41,14 meter (45 yard) - yang malambangkan 10 November 1945 dan berdiameter 3,1 dan semakin ke atas, diameter semakin kecil.
Pada salah satu sisi terdapat patung presiden pertama Republik Indonesia, Ir.Soekarno dan wakilnya, Drs. Moh Hatta ketika membaca teks proklamasi diantara pilar-pilar tinggi yang menyerupai reruntuhan suatu bangunan. Di dekat Tugu Pahlawan ada makam pahlawan tanpa nama yang ditandai dengan patung perjuangan rakyat.




Sumenep Kota Keris Dicanangkan

Kemampuan mencipta keris dari pengrajin keris yang ada di Sumenep, memang tidak diragukan lagi. Lantaran di daerah terdapat sejumlah “mpu”, dengan menghasilkan keris yang berkualitas. Maka tak heran bila United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNISCO) dengan memiliki mpuk terbanyak se Asia Tenggara, yaitu tahun 2013 sebanyak 524 orang, sedang tahun 2014, sebanyak 648 orang. Sementara didaerah lain seperti seperti Yogjakarta, Solo dan Malang jumlahnya dibawah 10 orang.
Sebagai perhargaan pada kreatifitas para mpu di Sumenep, Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, mencanangkan Kota Sumenep sebagai keris, dan sekaligus peresemian monumen keris yang terletak diujung barang Jl. Diponegoro Sumenep, atau dikenal pèlar bârâ’ (pilar dibarat kota), Minggu (09/11/2014) pagi.
Peletakan monumen tersebut, menurut Busyro Karim, mengingat dilokasi tersebut berdekatan dengan tempat tinggal para mpu keris jaman dulu, yaitu di Kelurahan Karangduan dan Desa Pendian, Ketua wilayah ini memang pada jaman dulu tersohor para mpu pencipta keris, dan sampai saat ini masih dikenal orang masyarakat.
Selain itu, ungkap Busyro untuk mempertegas bahwa kehidupan budaya di Sumenep banyak memberikan konstribusi terhadap pembangunan Sumenep, “maka wajar bila mulai saat ini icon Sumenep adalah keris”.

Tiga maestro keris terima penghargaan

Namun demikian pencanangan Sumenep kota keris, benar-benar memberikan dampak terhadap pengrajin dan pengusaha keris. Dan ini juga diharapkan oleh Suhari, salah seorang anggota paguyuban keris “Megaremeng”, pemerintah hendaknya memfasilitasi para pengrajin dan pencinta keris, “kita berharap juga difikirkan sarana pengembangan seperti shows room dipusat kota, atau sarana lainnya sehingga kreatifitas pengrajin keris makin terpacu”, ungkapnya pada Lontar Madura.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Sumenep memberikan penghargaan kepada tiga orang maestro keris, yaitu, Murkak, Mukaddam dan Fathorrahman, yang telah memberikan jasa besar terhadap penciptaan, perawatan dan pelestarian keris di Sumenep. (Syaf Anton Wr)