Thursday, 12 October 2017

MAKALAH Defiinisi


MAKALAH
Defiinisi
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Logika
yang dibina oleh Abdul Wahid M.Phil.

 









Disusun Oleh : Kelompok 2 (TBI/D)
Intan Nur Aini                        ( 20160701030068 )
Lailatul Izzah              ( 20160701030086 )
Wildatul Rahmah        ( 20160701030194 )

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan tepat waktu dengan judul “Definisi”.
            Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yakni dengan adanya agama islam. Tujuan pembuatan tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliyah “Logika”  yang diampu oleh bapak Abdul Wahid M. Phil. dan untuk memperoleh pengetahuan yang begitu mendalam tentang definisi.
            Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada teman-teman yang sudah membantu dalam pembuatan tugas makalah ini.
            kami menyadari bahwa Tugas Makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kepada para pembaca kami mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.



Pamekasan12oktober2017

Kelompok2




DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................ 1
A.    Latar Belakang........................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan........................................................................ 1
BAB II: PEMBAHASAN......................................................................... 2
A.    Pengertian Definisi.................................................................... 2
B.     Macam-macam definisi...............................................................3
C.     Tujuan membuat Definisi........................................................... 7
D.    Patokan membuat Definisi..........................................................8
BAB III: PENUTUP............................................................................... 11
A.    Kesimpulan.............................................................................. 11
B.     Saran ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12





 BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Logika merupakan salah satu disiplin ilmu yang didalamnya terdapat beberapa pembahasan salah satunya ialah definisi. Pembahasan ini sangatlah urgen bagi kita karena istilah ini bersifat inti dari sebuah kalimat. Dengan membahas secara rinci tentang definisi kita dapat mengetahui apa yang hendak didefinisikan dan uraian yang menjelaskan apa yang didefinisikan dan dengan ini pula sangatlah kewajiban bagi kita untuk mengetahui tujuan serta cara yang efesien untuk membuat sebuah definisi.

  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian definisi?
2.      Apa saja macam-macam defenisi?
3.      Apa tujuan membuat definisi?
4.      Bagaimana patokan membuat definisi?
  1. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian definisi
2.      Untuk mengetahui macam-macam definisi
3.      Untuk mengetahui tujuan membuat definisi
4.      Untuk mengetahui patokan membuat definisi






BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Definisi
 Istilah definisi berasal dari kata latin definito yang berarti penentuan arti atau pembatasan.[1] Akhir-akhir ini, definisi diartikan sebagai keterangan yang merupakan uraian atau penjelasan tentang arti suatu kata atau ungkapan tersebut. Kata atau ungkapan yang hendak dijelaskan dan bagian yang menjelaskan.dalam pembicaraan yang bersifat ilmiah mendefinisikan sebuah konsep merupakan hal yang penting. Kata definisi jika diklasifikasi secara historis berasal dari bahasa latin definito. Kata dasar definito adalah finish yang berarti batas. Definisi secara sederhana dengan demikian dapat diartikan sebagai batasan atau pembatas yang bertugas menentukan batas sebuah konsep (pengertian) secara tepat, jelas, dan singkat. Sebuah definisi yang baik sudah tentu harus mencerminkan rumusan yang jelas, singkat, dan lengkap mencakup semua unsur mengenai semua soal yang hendak didefinisikan. Selain itu karena definisipun bertugas membatasi suatu pengertian secara jelas, singkat, dan padat maka definisi itu mau tak mau harus mampu membedakan sebuah pengertian dari pengertian yang lainnya.
Dalam setiap definisi, ada dua hal yang harus kita perhatikan yakni tentang apa yang hendak didefinisikan dan uraian yang menjelaskan apa yang didefinisikan, definisi dalam kehidupan sehari-hari amat diperlukan, karena banyak konsep, istilah menjadi kabur disebabkan oleh tidak jelasnya konsep atau pengertian itu sendiri. Disisi lain pengertian dari definisi mencetuskan bahwa definisi  dalam istilah bahasa inggris, kita biasa menyebut dengan sebutan definition yang artinya adalah keterangan  yang memuat uraian atau penjelasan tentang suatu arti, suatu kata, istilah, atau ungkapan.[2] Keterangan itu terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pangkal batasan yang berisi kata yang harus diberi penjelasan dan bagian pembatas yang berisi uraian mengenai arti bagian pangkal batasan itu. Definisi adalah pengetahuan yang kita butuhkan dalam kehidupan ilmiah maupun dalam kehidupan sehari-hari kita banyak berurusan dengan definisi. Sewaktu orang melakukan pembicaraan permulaan suatu ilmu hal pertama yang mereka jelaskan adalah definisi dari pembahasan yang akan mereka sampaikan karna ia akan bertemu dahulu dengan definisinya. Dalam pembicaraan sehari-hari tidak jarang kita diminta untuk menjelaskan pengertian kata yang kita gunakan. Menjelaskan pengertian kata agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penggunaannya merupakan tugas definisi.[3]
Mendefinisikan adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga kita dapat mengetahui pengertiannya serta dapat membedakan kata lain yang menunjuk pada obyek yang lain pula.[4] Lalu apakah karakteristik suatu kata itu? Karakteristik itu tidak lain adalah genra (jenis) dan differentia (sifat pembeda). Jadi mendefinisi suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Mengapa menyebut genera? Genera kita sebut untuk mendekatkan pikiran kita, karena dengan genera suatu barang atau benda akan mudah dikenal, ia tercakup dalam kelompok apa. Dan mengapa pula kita menyebut differntia?  Setelah pikiran kita diantar kepada genera, maka tahulah kita akan barang atau benda sejenis yang dicakup oleh genera tadi. Dengan sekali menyebut differentianya, maka sampailah kepada pengertian kata yang kita definisikan.
B.     Macam-Macam Definisi
Definisi dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yakni definisi nominal (verbal ) dan definisi real. Defenisi nominal terdiri atas defenisi nominal umum dan definisi nominal khusus. Defenisi real terdiri atas definisi real esensial dan defenisi real deskriptif. Defenisi real esensial dapat dibagi lagi menjadi definisi real esensial fisik dan definisi real esensial metafisik. Definisi real deskriptif dapat dibagi lagi menjadi definisi real deskriptif kausal, definisi real genetik, definisi deskriptif aksidental.
1.      Definisi Nominal ( verbal )
Definisi nominal atau definisi verbal adalah definisi yang paling sederhana dan bersifat sementara karena hanya memberi penjelasan etimologis atau memberi sinonim kepada istilah yang hendak dijelaskan. Definisi nominal tidak memberi pengertian yang hakiki tentang suatu yang dijelaskan itu. Contoh definisi nominal yang memberi penjelasan etimologis.[5]
·         Logika adalah istilah yang diambil dari kata yunani logikos, yang dibentuk dari kata logos, yang berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal, kata, percakapan, atau suatu ungkapan lewat bahasa.
Definisi nominal disini dibagi menjadi dua bagian yaitu definisi nominal umum dan definisi nominal khusus. Berikut adalah penjelasan dari definisi tersebut :
·         Definisi Nominal Umum
Definisi nominal umum adalah definisi yang pada umumnya diterima oleh semua orang, yang memberi penjelasan tentang suatu kata atau ungkapan dengan suatu yang sesuai dengan pemahaman umum. Misalnya : ungkapan “ suami adalah pria yang sudah menikah “.
·         Definisi Nominal Khusus
Definisi nominal khusus adalah definisi yang bersifat relatif dan sering kali jua subjektif. Oleh karena itu, tidak terlalu umum, atau kendatipun dikenal umum. Kata atau ungkapan itumemiliki arti yang berbeda-beda contohnya : kata ungkapan “ bebas “, “gotong royong “ dan sebagainya.
2.      Definisi Real
Definisi real dianggap searti dengan ( dan oleh sebab itu sering juga disebut sebagai ) definisi analisis atau definisi ekspilatif. Definisi ini dapat dibagi menjadi definisi esensial dan definisi deskriptif.
·         Definisi esensial
Definisi esensial adalah definisi yang benar-benar sangup memberi pengertian yang hakiki tentang sesuatu yang hendak dijelaskan. Definisi esensial adalah penjelasan lewat uraian bagian-bagian yang esensial tentang suatu tersebut. Definisi esensial dibagi menjadi definisi esensial fisik dan definisi esensial metafisik.[6]
·         Definisi esensial fisik
Definisi esensial fisik adalah penjelasan yang mengacu pada uraian bagian-bagian yang mewujudkan esensi sesuatu yang menjadi definidum. Sebagai contoh, manusia adalah “hewan berakal budi yang terdiri atas tubuh dan jiwa”.
·         Definisi esensial metafisik
Definisi esensial metafisik  adalah definisi yang paling ideal, yang benar-benar terdiri dari genus proximum dan differentia speciffa. Contoh klasik yang paling terkenal adalah yang dibuat oleh aristoteles, yaitu homo est animal rationale( manusia adalah hewan yang berakalbudi ).
·         Definisi deskriptif
Definisi deskriptif adalah penjelasan yang mengacu pada uraian tentang ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sesuatu yang dijelaskan itu. Definisi deskriptif dibedakan lagi menjadi definisi kausal, definisi genetik, definisi aksidental diantara penjelasannya adalah :
·         Definisi kausal
           Definisi kausal adalah definisi yang menjelaskan sebab-akibat sesuatu yang menjadi definendum. Contohnya: kalimat “pena adalah alat yang dibuat manusia untuk menulis”.
·         Definisi genetik
Definisi genetik adalah definisi yang memberi penjelasan tentang asal-usul, atau menguraikan bagaimana sesuatu itu dapat terjadi contohnya: kalimat “awan adalah uap air yang menguap ke udara karena pemanasanlaut yang disinari oleh matahari”.
·         Definisi aksidental
Definisi aksidental adalah definisi yang disusun dari genus proximum dan accidenitia. Jadi, definisi aksidental ialah definisi yang menyebutkan semua ciri-ciri aksidental dari sesuatu yang menjadi definiendum itu. Misalnya : “gajah adalah hewan berkaki empat, memiliki belalai, berambut halus, berkuping dua, berambut halus, memiliki ukuran tubuh yang sangat besar dan seterusnya”.
Catatan : definisi aksidental adalah definisi yang buruk yang sering digolongkan kedalam pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku bagi pembuatan definisi. Oleh karena itu, hindarilah membuat definisi aksidental.

C.    Tujuan Membuat Definisi
Jika kita ingin mengklafikasikan tujuan dibuatnya definisi , maka paling tidak sebagimana dikemukakan Ihromi ( 1987 ) ada lima tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang dalam dalam membuat definisi diantaranya :
1.   Tujuan untuk meningkatkan kosa kata.
Dalam perckapan sehari-hari atau dalam bacaan sehari, kita seringkali menemukan kata-kata yang kurang lazim sehingga kurang jelas artinya. Untuk kepentingan ini mak definisi dirasa penting kegunaannya untuk menyelami arti pengertian kata-kata itu.
2. Tujuan untuk memperjelas ambiguitas.
   Definisi dimaksudkan untuk memperjelas ambiguitas kita sering menemukan beberapa kata  yang sama dalam sebuah bahasa yang ternyata memiliki arti yang berbeda . untuk memperjelas arti itu kita tentu memerlukan definisi.
3.      Tujuan untuk memperjelas arti.
     Dalam hubungan ini kita hendaknya jangan dikacaukan oleh perbedaan ketidakjelasan dan ambiguitas. Memang benar bahwa dalam beberapa hal, kata yang tidak jelas juga bersifat ambigu. Namun, ketidakjelasan dan ambiguitas itu merupakan dua hal yang berbeda. Sebuah kata dianggap ambigu dalam sebuah konteks tertentu , bila ia memiliki dua arti yang berbeda dan konteks itu tidak dapat membedakan secara jelas arti mana yang dimaksud. Sebaliknya, sebuah kata dianggap tidak jelas bila di dalamnya terkandung garis pembatas yang menyulitkan penentuan apakah kata itu dapat digunakan atau tidak. Dan disini sangatlah jelas diperlukan adanya definisi.[7]
4. Tujuan memberikan penjelasan secara teoritis.
         Dalam hal ini definisi dapat membuat rumusan yang tepat secara teoritis atau secara ilmiah, untuk menentukan sifat-sifat obyek yang dipelajarinya. Sebagai contoh, seorang ahli fisika yang mendefinisikan kekuatan sebagai hasil massa dan akselerasi. Di sini jelas definisi tidak dimaksudkan untuk mempelajari arti, melainkan semata-mata untuk menyatakan hukum mekanika newton ke dalam arti kata kekuatan tersebut.
5.      Tujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain.
         Dalam kehidupan sehari-hari definisi dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap orang lain, ini banyak kita jumpai dalam berbagai bentuk kegiatan. Contoh, pengertian keadilan dapat didefinisikan oleh orang-orang tertentu sesuai dengan orientasi politik dan pemikirannya. Keadilan bisa saja diartikan secara politis sebagai sama rasa sama rata atau dengan definisi-definisi lain sesuai dengan keinginan yang membuat definisi itu sendiri agar orang lain yakin dengan konsep-konsep politiknya.
D.    Patokan Membuat Definisi
            Dalam pembuatan definisi agar terhindar dari kekeliruan perlu kita perhatikan patokan sebgai berikut :
a.       Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan.
Definisi yang terlalu luas misalnya :
Ø  Merpati adalah burung yang dapat terbang cepat.
( banyak burung yang dapat terbang cepat bukan merpati ).
Ø  Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai peraturan.
( banyak organisasi masyarakat yang mempunyai peraturan tetapi bukan negara )..
Ø  Pidato adalah cara untuk mempengaruhi orang lain dengan berkata-kata.
( banyak cara untuk mempengaruhi orang lain dengan kata-kata tetapi bukan pidato ).
Definisi yang terlalu sempit misalnya :
Ø  Kursi adalah tempat duduk yang terbuat dari kayu bersandaran, dan berkaki.
( banyak juga kuursi yang terbuat dari kayu ).
Ø  Jujur adalah sikap mau mengakui kesalahan sendiri.
( mau mengakui kelebihan lawan disebut sikap jujur ).
b.      Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan.
            Definisi yang melanggar patokan ini disebut definisi sirkuler, berputar atau tautologi, atau tahsilul hasil seperti :
Ø  Wajib adalah perbuatan yang harus dikerjakan oleh setiap orang.[8]
Ø  Kafir adalah orang yang ingkar
  Namun perlu kita ketahui pula bahwa tidak semua pengulanagn melanggar patokan ini. Pengulangan seperti dibawah ini diperbolehkan :
Ø  Hukum waris adalah hukum yang mengatur pembagian harta kekayaan dari seorang yang telah meninggal dunia.
Ø  Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam mencapai kemakmuran.
c.    Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan.
   Definisi yang melangar patokan ini disebut obscurm per obscurius artinya  menjelaskan suatu dengan keterangan yang justru lebih tidak jelas. Ini dapat terjadi karena menggunakan bahasa plastik yang tidak sesuai dengan konotasi dan denotasi yang sesungguhnya atau menggunakan istilah yang tidak dapat dimengerti umum, terbatas dalam pikiran para ahli saja.
   Definisi dengan menggunakan plastik seperti :
Ø  Kehidupan adalah sepotong keju
Ø  Sedekah adalah pembuka pintu surga
d.   Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif.
Ø  Benar adalah suatu yang tidak salah.
Ø  Indah adalah sesuatu yang tidak jelek.
Ø  Miskin adalah keadaan tidak kaya.
Hanya keadaan yang tidak mungkin dihindari bentuk negatif diperbolehkan seperti :[9]
Ø Orang buta adalah orang yang indera penglihatannya tidak berfungsi.
Ø Orang buntung adalah orang yang tidak mempunyai anggota tubuh yang lengkap.
Ø Orang miskin adalah orang yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Tapi selama masih bisa diusahakan, kita tidak boleh menggunakan bentuk negatif.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Definisi dalam istilah bahasa inggris kita biasa menyebut dengan sebutan
definition yang arti nya adalah keterangan  yang memuat uraian atau penjelasan tentang suatu arti, suatu kata, istilah, atau ungkapan. Keterangan itu terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pangkal batasan yang berisi kata yang harus diberi penjelasan dan bagian pembatas yang berisi uraian mengenai arti bagian pangkal batasan itu. Adapula tujuan dari definisi diantaranya :
1)      Tujuan untuk meningkatkan kosa kata.
2)      Tujuan untuk memperjelas ambiguitas.
3)      Tujuan untuk memperjelas arti.
4)      Tujuan memberikan penjelasan secara teoritis.
5)      Tujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain.
Dalam pembuatan definisi agar terhindar dari kekeliruan perlu kita perhatikan patokan sebgai berikut :
a.       Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan.
b.      Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan.
c.       Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan.
d.      Definisi tidak boleh menggunkan bentuk negatif.
B.     Saran
Untuk pengembangan pengetahuan penulis memberikan saran yang bemanfaat kepada pembaca mengenai pentingnya mengetahui arti definisi, dan semua hal yang terkait dengan definisi agar lebih mudah dalam mendefinisikan sesuatu.

DAFTAR PUSTAKA

Bukhari Umar, Pengantar Ilmu Logika, Pamekasan : Ahima Press, 2009.
Karomani, Logika, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012.
Mundiri, Logika, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Rapar Jan Hendrik, Pengantar Logika. Yogyakarta: Kanisius, 2012.
The Liang Gie, Logika, Yogyakarta : Liberty, 1998.






[1]Umar Bukhari, Pengantar Ilmu Logika ( Pamekasan : Ahima Press, 2009 ).Hlm.1.
[2] The Liang Gie, Kamus Logika ( Yogyakarta : Liberty, 1998 ).Hlm.80.

[3]Mundiri, Logika ( Jakarta Rajawali, 2014 ). Hlm.37.
[4]Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logika ( Yogyakarta : Kanisius, 2012 ).Hlm.23.Ib
[5]Ibid, hlm.24
[6]Ibid, hlm.25
[7]Karomani, Logika ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012 ).Hlm.38.
[8]Mundiri, Logika ( Jakarta : Rajawali, 2014 ).Hlm.39.
[9]Ibid, hlm.39