Friday, 3 November 2017

SISTEM EKONOMI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI


SISTEM EKONOMI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi
Dosen Pengampu : Hendri Masduki,S.Sos., M.Si.


Oleh:

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ILMU ADMINITRASI NEGARA
UNIVERSITAS MADURA
2017

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini, kendatipun sangat terbatas sekali.
Salawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengubah tatanan kehidupan saya dari kehidupan jahiliyah menuju kehidupan yang penuh dengan tarbiyah, addiniyah dan insaniyah.
Berkat uluran tangan rahmat Allah SWT dan seluruh kapasitas  intelektual yang ada saya dapat menyusun makalah ini dan hal ini saya susun untuk memenuhi tugas dari Dosen Pengampu.
Dengan penuh kesadaran bahwa setiap insan tidak luput dari salah, maka dari itu penulis sangat terbuka dan membuka kritik konstruktif dari pembaca sekalian demi baiknya tugas selanjutnya.


\







Pamekasan, 30 Okteber 2017


Penyusun



DAFRAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................ .... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
  1. Latar Belakang        ........................................................................................ 1
  2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
  3. Tujuan Penulisan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A.    Pengertian Pemberdayaan Masyarakat...................................................... .... 3
  1. Tujuan Pemberdayaan dan Penguatan Masyarakat........................................ 7
  2.  Pendekatan Pemberdayaan dan Penguatan Masyarakat............................... 7
  3. Implementasi Program Pemberdayaan Dan Penguatan Masyarakat ........... 10
BAB III PENUTUP............................................................................................... 16
  1. Kesimpulan …………………………………………………….................. 16
  2. Saran                       ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 18

 BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Motif adalah rangsangan pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku dan merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Sedangkan motivasi adalh energy aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang Nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. Dalam motif, pada umumnya terdapat dua unsure pokok, yaitu kebutuhan dan tujuan. Proses interaksi timbale balik antara kedua unsure ini terjadi dalam tubuh manusia, walaupun dapat dipengaruhi oleh hal-hal dari luar diri manusia. Karena itu, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu singkat. Dan setiap tingkah laku manusia adalah hasil dari hubungan timbal balik.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.    Apa pengertian motif dan motivasi?
2.    Apa saja jeni-jenis motif?
3.    Apa pengertian konflik dan frustasi?
4.    Apa saja jenis-jenis konflik dan frustasi?
5.    Apa factor yang mempengaruhi konflik dan frustasi?
C.      TUJUAN
1.    Untuk mengetahui pengertian motif dan motivasi
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis motif
3.    Untuk mengetahui pengertian konflik dan frustasi
4.    Untuk mengetahui  jenis-jenis konflik dan frustasi
5.    Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi konflik dan frustasi








BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN MOTIF DAN MOTIVASI
Motif berasal dari bahsa latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca, 1964). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untukl berbuat atau merupakan driving force. Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait mengait dengan factor-faktor lain.[1]
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian motif. Sherif & sherif, menyebut motif sebagai suatu istilah genetic yang meliputi semua factor internal yang mengarahpada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan, dorongan dan keinginan, aspirasi,dan selera social, yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut. Giddens mengartikan motif sebagai implus atau dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif atau perilaku kearah pemuasan kebutuhan. Menurut Giddens, motif tak harus dipersepsikan secara sadar. Ia lebih merupakan suatu “keadaan perasaan”. Secara singkat, Nasution menjelaskan bahwa motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.[2]
Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek, yaitu
1.    Keadaan yang terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnyakebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan
2.    Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini
3.    Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

B.   JENIS-JENIS MOTIF
Dalam masalah motif terdapat adanya bermacam-macam motif, namun ternyata pendapat ahli yang satu dapat berbeda dengan pendapat ahli yang lain. Disamping itu ada ahli yang menekankan pada sesuatu macam motif, tetapi juga ada ahli yang menekankan pada macam motif yang lain. Namun demikian para ahli pada umumnya sependapat bahwa ada motif yang berkaitan dengan kelangsungan hidup organisme, yaitu yang disebut sebagai motif biologis atau sebagai kebutuhan fisiologis.
1.      Motif fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, contoh dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk mendapatkan udara segar. Dorongan-dorongan tersebut adalah berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk hidup. Karena itu motif ini juga sering disebut motif dasar (basic motives) atau motif primer (primary motives), karena motif atau dorongan ini berkaitan erat dengan pertahanan eksistensi kehidupan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motif itu timbul apabila adanya kebutuhan yang diperlukan. Apabila ada kebutuhan, maka hal ini memicu organisme  untuk bertindak atau berperilaku untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan.  
2.      Motif sosial
Motif sosial merupakan motif yang kompleks, dan merupakan sumber dari banyak perilaku atau perbuatan manusia. Dikatakan social karena motif ini dipelajari dalam kelompok sosial. Memahami motif sosial merupakan hal yang penting untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku individu dan kelompok.
3.      Motif eksplorasi, kompetensi, dan aktualisasi diri
a.       Motif eksplorasi
Motif eksplorasi adalah motif ingin tahu. Pada dasarnya manusia terdorong ingin mengetahui tentang segala sesuatu yang ada di sekitarnya, disamping itu adanya motif untuk mendapatkan perubahan dari stimulasi sensoris. Menurut Woodworth dan Marquis (1957) motif eksplorasi terdapat adanya bermacam-macam motif yaitu, motif yang berkaitan dengan kebutuhan organis, motif darurat (emergence motive), dan motif objektif dan minat (interest).
b.      Motif kompetensi
Motif kompetensi ini adalah berkaitan dengan motif intrinsic, yaitu kebutuhan seseorang untuk kompetensi dan menentukan sendiri dalam kaitan dengan lingkungannya. Disebut intrinsic karena tujuannya ialah perasaan internal mengenaikompetensi dan self-determinasi. Motif kompetensi yang bersifat intrinsic merupakan hal yang sangat penting karena ini merupakan motivator yang sangat kuat dari perilaku manusia yang dapat digunakan untuk membuat seseorang lebih produktif.
c.       Motif aktualisasi diri (self-actualization)
Motif aktualisasi diri merupakan motif yang berkaitan dengan kebutuhan atau dorongan untuk mengaktualisasi potensi yang ada pada diri individu. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan yang tertinggi dalam hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Kebutuhan yang tertinggi ialah kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan kasih saying, kebutuhan rasa aman, kebutuhan fisiologis.

C.  PENGERTIAN KONFLIK DAN FRUSTASI
Konflik berasal dari kata kerja latin convigere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Menurut Luthas konflik adalah konsekuensi dari respon seseorang pada apa yang ia persepsikan mengenai situasi atau perilaku dari orang lain Konflik merupakan salah satu gejala psikologis yang umumnya menggiring individu pada suasana kurang menguntungkan terutama jika tidak mengatasinya. Peristiwa ini dapat dialami semua orang baik orang tua maupun muda.[3]
Sedangkan frustasi berasal dari bahasa latin frustration, yaitu perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Frustasi adalah suatu keadaan kecewa  dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan atau tujuan. Frustasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi social yang menghalangi pencapaian tujuan. Konflik juga dapat menjadi sumber internal dari frustasisaat seseorang mempunyai beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain. Penyebab eksternal dari frustasimencakup kondisi-kondisi di luar diri seperti jalan yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan jodoh.

D.  JENIS KONFLIK DAN FRUSTASI
Jenis konflik dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.         Konflik mendekat-mendekat (Approach-approach conflict)
Jenis konflik ini terjadi ketika seseorang menghadapi dua pilihan atau lebih sama kuat yang disukai atau besifat positif bagi dirinya. Misalnya ketika seseorang mendaftar ke 2 sekolah yang dia inginkan, dan ternyata dia diterima di kedua sekolah, dia sangat bingung dan pada saat itulah terjadi konflik mendekat-mendekat.
2.         Konflik menjauh-menjauh (Avoidance-avoidance conflict)
Jenis konflik ini terjadi ketika seseorang dihadapkan pada dua keadaan atau lebih yang semuanya tidak disukai atau memiliki konsekuensi negatif bagi dirinya. Misalnya ketika seseorang yang kesiangan sekolah dia disuruh memilih apakah mau melaksanakan hukuman atau tidak masuk kelas. Keduanya adalah pilihan yang buruk bagi seseorang itu, dia harus berpikir mencari keputusan.
3.         Konflik mendekat-menjauh (Approach-avoidance conflict)
Jenis konflik ini sulit dipecahkan karena terjadi ketika seseorang dihadapkan pada suatu keadaan yang mengandung baik atau positif maupun negatif sekaligus. Misalnya, seorang peserta didik yang baru lulus SMA dengan bakat dan cita-cita pada seni dituntun orang tuanya untuk melanjutkan ke jenjang kuliah disalah satu jurusan atau program studi pendidikan yang menurut orang tuanya sangat menunjang bagi masa depannya. Bagi peserta didik ini tuntutan orang tuanya bisa menjadi sumber konflik mendekat-menjauh. Jadi, jika dia menuruti kemauan orang tuanya dia akan mendapatkan masa depan yang cerah, ini merupakan konsekuensi positif. Tetapi juga memunculkan dilema negatif karena peserta didik berbakat pada bidang seni dan mempunyai keinginan kuat melanjutkan dibidang tersebut. Artinya potensi dan harapannya terkubur.
Jenis-jenis frustasi dapat digolongkan sebagai berikut:[4]
1.         Frustasi lingkungan
Frustasi yang disebabkan oleh halangan/rintangan yang terdapat dalam lingkungan.
2.         Frustasi pribadi
Frustasi yang tumbuh dari ketidakpuasan seseorang dalam mencapai tujuan dengan perkataan lain frustasi pribadi ini terjadi karena adanya perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya.
3.         Frustasi konflik
Frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang, dengan adanya motif saling bertentangan, maka pemuasan dari salah satu motif akan menyebabkan frustasi bagi motif yang lain.

E.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONFLIK
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi konflik, diantaranya sebagai berikut:
a.    Sikap (attitudes)
Banyak orang memandang konflik sebagai sesuatu yang buruk dan destruktif, jadi mereka menghindari segala upaya yang berhubungan dengan menghadapi situasi konflik. Namun konflik tidak dapat diselesaikan kecuali konflik tersebut diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
b.    Persepsi (perception)
Persepsi yaitu proses pengenalan arti dari apa yang kita lihat atau dengar, merupakan inti dalam menentukan dan mempengaruhi konflik. Persepsi merupakan hal yang penting karena orang memberi respon satu dengan yang lainnya dalam hal bagaimana mereka mengevaluasi suatu situasi. Kesalahan persepsi dapat meningkatkan situasi yang tidak membahayakan konflik atau mengganggu resolusi dari konflik.
c.    Ketidakseimbangan kendali atau kekuatan (Control or Power Imbalance)
Faktor lain yang mempengaruhi konflik adalah tingkat dimana individu merasa diri mereka kehilangan  kendali atas situasi, dan dengan demikian menyebabkan suatu ketidakseimbangan.
d.   Kepentingan hasil (Outcome Importance)
Kepentingan hasil yaitu tingkat dimana kita kehilangan kontrol atas masalah-masalah yang penting bagi kita dalam menentukan apakah konflik akan muncul. 
Robbin dan Judge menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi konflik interpersonal yaitu:
a.    Komunikasi
Komunikasi dapat menjadi sumber konflik. Komunikasi memiliki kekuatan yang bertentangan, kesulitan dan kesalahpahaman. Komunikasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi dasar terjadinya konflik.
b.    Struktur
Struktur berkaitan dengan peran an tugas-tugas individu yang berhubungan dengan orang lain. Tugas masing-masing pihak yang dapat dijelaskan dengan baik akan mengarahkan pada pengelolaan konflik yang bersifat konstruktif. Sedangkan tugas yang tidak dapat dijelaskan dengan baik akan mengarahkan pada pengelolaan  konflik yang bersifat destruktif.
c.    Variabel pribadi
Variabel pribadi meliputi kepribadian, emosi dan nilai-nilai. Kepribadian yang keras kepala, emosi dan pencemas lebih sering terlibat cekcok dan bereaksi buruk ketika konflik terjadi.
Faktor-faktor  yang menyebabkan frustasi, yaitu:
a.    Hilangnya kepercayaan dengan tuhan
Apabila kepercayaan itu hilang didalam hati seseorang, maka hal yang pertama ditemui orang itu adalah kegelisahan hidupnya. Dia khawatir hal buruk akan terjadi di masa depan kehidupannya, sehingga membuat dia ragu dalam melakukan hal baik yang ingin dilakukannya. Dia takut tidak adanya kesempatan lagi untuk berbuat baik terhadap dirinya sendiri. Dampaknya dia putus asa dengan keadaan hidupnya sendiri dan tidak menyadari bahwa “tuhan” itu “maha pemaaf” lagi “maha penyayang” setiap hambanya.
b.    Tidak ada ilmu pengetahuan tentang hidup
Ilmu pengetahuan tentang kehidupan itu adalah ilmu yang paling penting diantara semua ilmu yang ada. Apabila seseorang tidak mempunyai ilmu ini, maka dia akan mudah mengalami kegundahan, kesedihan, kegelisahan yang panjang dalam kehidupannya, sulit untuk kembali bangkit apabila dia jatuh. Cobaan-cobaan dalam kehidupan seseorang yang tidak mempunyai ilmu ini akan membuatnya merasa sangat berat untuk menjalaninya yang bisa berakibat orang tersebut putus asa.
c.    Terlalu banyak tekanan/masalah hidup
Tuntutan pendidikan yang tinggi, tuntutan untuk memenuhi kebutuhan, serta tuntutan dari keluarga terkadang hal itu bisa dengan mudah membuat orang stress. Tekanan yang sangat intens itu akan mempengaruhi orang yang lemah psikologisnya. Pikirannya tidak akan sanggup untuk menerima semua yang terjadi, sehingga semua masalah itu akan menjadi beban didalam pikirannya tersebut. Akibatnya kefrustasianlah yang terjadi.
d.   Berada di lingkungan yang tidak memotivasi
Lingkungan yang tidak mendukung seseorang untuk berkembang dalam kehidupannya, akan membuat seseorang akan mkudah mengalami kefrustasian. Karena setiap orang pasti butuh support apabila dia ada mengalami kegagalan dan masalah yang tidak dapat dia selesaikan sendiri. Misalnya, orang yang sedang patah hati, kalau dia tidak berada dalam lingkungan yang dapat memotivasinya untuk move on, maka akan sulit untuk dia bangkit dalam keterpurukannya itu. Akibatnya dia frustasi dengan keadaannya tersebut, yang bisa membuat dia melakukan hal yang gila.

BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Motif berasal dari bahsa latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca, 1964). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat. Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organism yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu:
1.      Keadaan yang terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnyakebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan
2.      Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini
3.      Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

B.       SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa apa yang kami tulis masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan, baik dari segi isi (materi) dan sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan pemikiran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan makalah ini, sehingga menjadi suatu bahan bacaan yang dapat bermanfaat untuk setiap orang yang membacanya.















DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo. Pengantar psikologi. Yogyakarta: Andi offset, 2010
Masruroh, Waqiatul. Pengantar Psikologi. Pamekasan: STAIN Pamekasan press, 2009
Santoso, Slamet. Teori-teori Psikologi Sosial. Bandung: refikaaditama,2010
Fauzi, Ahmad. psikologi umum. Jakarta: Kencana Prenada, 2011




[1] Bimowalgito, Pengantarpsikologi (Yogyakarta: Andi offset, 2010) hlm. 240
[2] Waqiatulmasruroh, Pengantarpsikologi (Pamekasan: STAIN Pamekasan press, 2009) hlm. 76
[3] Slametsantoso, teori-teoripsikologisosial (Bandung: refikaaditama,2010) hlm.79
[4] Ahmadfauzi, psikologiumum (Jakarta: Kencana Prenada, 2011) hlm. 41