DASAR
DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF
ISLAM
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang diampu oleh Bapak Drs.
H. Zainul Hasan, M. Ag
Oleh:
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI PAMEKASAN
2018
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb.
Puji syukur Alhamdulillah kami
panjatkan kehadirat Allah SWT., karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM
PERSPEKTIF ISLAM”
Sholawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW., beserta keluarga
dan para sahabatnya. Karena manisnya keilmuan saat ini telah kita rasakan
perantara perjuangan dan pengorbanan beliau.
Ucapan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah ikut andil dalam pembuatan makalah ini baik bantuan berupa
tenaga maupun dukungan, tanpa perantara keikut sertaan kalian makalah ini tidak
akan terselesaikan dengan maksimal.
Makalah ini masih terdapat
kesalahan, dari itu kritik dan saran pembaca yang membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
seluruh pembaca dan menjadi catatan amal baik di sisi-Nya.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Pamekasan,
09 Maret 2018
penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata
Pengantar.....................................................................................i
Daftar
Isi..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar
Belakang............................................................................1
B. Rumusan
Masalah.......................................................................1
C. Tujuan
Penulisan.........................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN.....................................................................2
A. Dasar
pendidikan Islam...............................................................2
B. Tujuan
Hidup Manusia dalam Perspektif Islam..........................3
C. Ciri-ciri
Manusia Ideal dalam Perspektif Islam..........................4
D. Rumusan
Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam....................................6
BAB
III PENUTUP...........................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................10
B. Saran.........................................................................................10
DAFTAR
RUJUKAN........................................................................11
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Masalah
pendidikan merupakan masalh yang sangat penting dalam kehidupan, bahkan
pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupn, baik secara individual, di
dalam keluarga, masyarakat maupun kehidupan bangsa dan negara. Maju atau
mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan apakah maju atau mundur
pendidikan di negara tersebut. Selain itu pendidikan merupakan unsur terpenting
bagi manusia untuk meningkatkan kadar keimanannya terhadap Allah SWT., karena
orang semakin banyak mengerti tentang dasar-dasar ilmu pendiikan Islam maka
kemungkinan besar mereka akan lebih tau dan lebih mengerti akan terciptanya
seorang hamba yang beriman.
Pendidikan
Islam adalah usaha merubah tingkah laku individu di dalam kehidupan pribadinya
atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui
proses pendidikan.
B. Rumusan
masalah
- Bagaimanakah Dasar pendidikan Islam
- Bagaimanakah Tujuan Hidup Manusia dalam Perspektif Islam?
- Bagaimanakah ciri-ciri Manusia Ideal dalam Perspektif islam?
- Bagaiamanakah Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam?
C. Tujuan
- Menjelaskan Dasar Pendidikan Islam
- Menjelaskan Tujuan Hidup Manusia dalam Perspektif Islam
- Menjelaskan ciri-ciri manusia Ideal dalam Perspektif Islam
- Menjelaskan Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Dasar
Pendidikan Islam
Pendidikan
Islam yang bergerak sebagai proses pembinaan dan pengembangan kompetensi
pribadi-pribadi muslim memiliki dasar atau landasan pada nilai-nilai Ideologi
Islam. Hal itu sebagaimana kondisi riil pendidikan Islam dalam bentuk atau
sistem bagaimanapun ia tetap mengemban peran dalam mengajarkan nilai-nilai
(ajaran) Islam. Oleh karena itu, eksistensi landasan atau dasar tersebut adalah
hal penting yang berfungsi sebagai petunjuk dan penuntun ke arah kerja berbagai
sistem dan progrm pendidikan Islam. dalam konteks ini, dasar atau
landasan yang dijadikan acuan pendidikan Islam semestinya dapat menjadi sumber
nilai kebenaran bagi peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang hakiki.
Berdasarkan alur argumentasi dan ekspektasi tersebut maka dasar yang paling
tepat untuk pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Menjadikan
al-Qur’an dan Sunnah sebagai dasar pendidikan Islam bukan berarti memberikan
ruang sempit pada aktivitas pendidikan Islam. sebagaimana diasumsikan sebagian
kalangan selama ini, bahwa pendidikan Islam lebih mnekankana pada unsur-unsur
akhirat yang muatanya hanya bersifat transedental (hablum minaallah). Namun,
justru sebaliknya dengan menggunakan al-Qur’an dan sunnah sebagai landasan atau
dasar pendidikan Islam, maka keduanya dapat dijadikan seagai acuan kerja yang
holistik. Artinya dengan menjadikan keduanya
sebagai dasar pendidikan Islm, maka ia tidak akan mengabaikan
unsur-unsur akhirat ebagai tempat kehidupan yang hakiki, ataupun unsur-unsur
dunia yang menjadi ladang amal menuju kehidupan abadi.[1]
B. Tujuan
Hidup Manusia dalam Perspektif Islam
Manusia
tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Adapun tujuan utama
manusia diciptakan oleh Alah SWT., adalah agar dapat menyembah dan beribadah
kepada Allah SWT. berikut ini adalah
tujuan hidup manusia di bumi yng disebutkan dalam al-Qur’an dan sunnah.[2]
1) Menyembah
Allah
Adapan
tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT. hal tersebut seperti yang dikutip
dari al-Qur’an Surat adz-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:
وَماَ خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ
إِلاَّ لِيَعْبُدُنَ
Artinya: “Tidak
Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahku” (Qs. Adz-Dzariyat: 56)
Dari
surat al-Qur’an tersebut dapat dimabil makna bahwa di dalam tujuan Allah
menciptakan kita. Allah tidak melepaskan begitu saja setiap makhluknya. Didalam
menjalani kehidupan ini, kita tidak hanya hidup untuk makan, minum, tidur,
melepas lelah, dan mencari uang untuk bekal melanjutkan hidup namun dibalik itu
semua kita mempunyai kewajiban untuk beribadah dan taat kepada Allah. Namun,
dengan adanya kita berbadah kepada Allah, bukan berarti Allah membutuhkan kita
sebagai makhluknya. Akan tetapi ibadah yang Allah SWT perintahkan kepada kita
adalah untuk kebaikan diri kita sendiri.
2) Menjalankan
perannya sebagai Khalifah
Manusia
adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya
sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimppin dimana manusia bertanggung
jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk
yang di karunia iakal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber
daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga
berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena
setiap atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung
jawabannya.
3) Meneruskan
Ajaran Islam
Tidak
hanya beribadah dan mejalankan tugasnya sebgai khalifah, manusia juga wajib
menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi selanjutnya agar ajaran Islam
tetap terjaga hai ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut Islam yang
menyebutkan bahwa ilmu pendidikan Islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk
melaksanakan Ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku
manusia dan menunjukkan perbuatan ma’ruf nahi munkar. Tujuan hidup manusia
tersebut hendaknya dipahami dan dilaksanakan oleh manusia karena tanpa
tercapainya tujuan hidup tersebut maka tugas manusia di bumi tidaklah dapat
terpenuhi.
C. Ciri-ciri
manusia Ideal dalam Perspektif Islam
1. Jasmani
yang Sehat serta Kuat
Muslim
perlu memiliki jasmani yang sehat serta kuat, terutama berhubungan dengan
keperluan penyiaran dan pebelaan serta penegakan ajaran islam. dilihat dari
sudut ini maka Islam mengidealkan Muslim yang sehat serta kuat jasmaninya.
Dalam
penegakan ajaran Islam, terutama pada masa penyiarannya dalam sejarah, tidak
jarang ditemukan rintangan yang pada akhirnya memerlukan kekuatan dan kesehatan
fisik (jsmani). Kadang-kadang kekuatan dan kesehatan itu diperlukan untuk
berperang menegakkan ajaran islam. ternyata sampai sekarang pun tantangan fisik
seperti dalam sejarah tersbut sering juga muncul. Oleh karena itu, sekarang pun
Mslim harus sehat dan kuat fisiknya.
Islam
menghndaki agar muslim itu sehat mentalnya karena inti ajaran islam (iman)
adalah persoalan mental. Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan
Jasmani. Kaeana ksehatan mental penting, maka kesehatan jasmani pun penting
pula. Karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Pentingnya
kekuatan dan kesehatan fisik itu juga mempunyai dalil-dalil naqli. Dalam surah
al-anfal ayat 60 disebutkan agar muslim mmpersiapkan kekuatan dan pasukan
berkuda untuk menghadapi musuh-musuh allah. Yang dimaksud dengan musuh Allah
adalah yang mengancam agama Islam.[3]
2. Cerdas
serta Pandai
Islam
menginginkan pemeluknya cerdas serta
pandai. Itulah ciri akal yang berkembang secara sempurna. Cerdas
ditandai oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat,
sedangkan pandai ditandai dengan oleh banyak memiliki pegetahuan, jadi banyak
memiliki informasi. Salah satu ciri muslim ang sempurna adalah cerdas serta
pandai. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat ditilik melalui indikator-indikator
sebagai berikut ini. Pertama, memiliki pengetahuan sain yang banyak dan
berkualitas tinggi. sains adalah pengetahuan manusia yang merupakan produk
indera dan akal, dalam sains kelihatan tinggi atau rendahnya mutu akal. muslim
hendaknya tidak hanya menguasai teori-teori sains, tetapi berkemampuan pula
menciptakan teori-teori baru dalam sain, termasuk teknologi. Kedua, mampu
memahami dan menghasilkan teori filsafat. Berbeda dari sain, filsafat adalah
jeni pengetahuan yang semata-mata akliah. Dengan ini, muslim akan mampu
memecahkan masalah filosofis.
Akal
yang cerdas adalah karunia Tuhan. Indikatornya adalah kecerdasan umum (IQ).
Kecerdasan itu, selain ditentukan oleh Tuhan (takdr), juga berkaitan dengan
keturunan. Kesehatan jiwa dan fisik Jelas berkaitan pula dengan kecerdsan
tersebut. Kalau begitu, kesehatan dan kekuatan seperti yang telah diuraikan
sebelum ini memang berkaitan juga dengan tingkat kecerdasan.
3. Ruhani
yang Berkualitas Tnggi
Seperti
yang telah diuraikan sebelumya, ruhani yang dimaksud disini adalah aspek
manusia selain jasmani dan akal. Ruhani itu samar, ruwet, belum jelas
batasannya, manusia tidak memiliki cukup pengetahuan untuk mengetahui
hakikatnya. Kebanyakan buku tahawwuf dan pendidikan islami menyebutnya alb (kalbu)
saja.
Kekuatan
jamani terbatas pada objek-objek berujud materi yang dapat ditangkap oleh
indera. Kekuatan akal atau pikir betul-betu sangat luas, dapat mengetahui objek yang abstrak, tetapisebatas
dipikirkan secara logis. Kekuatan ruhani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada
kekuatan akal. Bahkan ia dapat mengetahui objek secara tidak terbatas. Karena
itu, islam amat mengistimewaan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib,
bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan poteni manusia yang mampu
beriman secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al-Qur’an, tempatnya
di dalam kalbu, didalam al-Qur’an terdapat dalam surah dan surat al-Maidah ayat 41:
“Hai
Rasul, janganlah kamu di sedihkn oleh orang-orang yang segera (memperlihatkan)
kafir, yaitu orang-orang yang mengatakan kami telah beriman, padahal hati
mereka belum beriman”.
Jadi,
menurut ayat ini kata-kata iman tidaklah merupakan pertanda bahwa orang yang
mengatakannya itu sudah beriman, iman itu dihati, buakan di mulut. Iman itu
bukan juga dikepala. Yang ada dikepala adalah pengetahuan tentng iman,
pengetahuan tentang Tuhan.
Berdasarkan
urain ini jelaslah bahwa kalbu yang berkualitas tinggi itu adalah kalbu yang
penuh berii iman kepada Allah, atau dengan ungkapan lain, kalbu yang takwa
kepada Allah.
Kalbu
yang penuh iman itu mempunyai gejala-gejala yang amat banyak. Kalbu yang iman
itu ditndai bila orang sholat, ia sholat dengan khusyuk, bila mengingat Allha,
kulit dan hatinya tenang, bila disebut nama Allah, bergetar hatinya, bila
dibacakan kepada mereka ayta-ayat Allah, mereka sujud dan menangis. Itulah ciri
utama hati yang penuh iman dan Taqwa. Dari situlah akan muncul manusia yang
berpikir dan bertindak seuai dengan kehendak Tuhan. Jadi, dapatlah disimpulkan
bahwa manusia sempurna dalam pandangan Islam adalah manusia yang hatinya penuh
iman atau taqwa kepada Tuhan.
D. Rumusan
Tujuan Akhir Pendidikan Menurut Islam
Proses
pendidikan terkait dengan kebutuhan dan tabiat manusia tidak lepas dari tiga
unsur, yaitu jasad, ruh dan akal. Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam
secara umum harus dibangun berdasarkan tiga komponen tersebut, yang
masing-maing harus dijaga keseimbangannya. Maka dari sini, tujuan pendidikan
Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga.[4]
1. Pendidikan
Jasmani (al-tarbiyah al-Jismiyah)
Pendidikan
Jasmani (al-tarbiyh al-jismiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan,
menguatkan, dan memelihara jasmani dengan baik (normal). Degan demikian,
jasmani mampu mlaksanakan berbagai kegiatan dan beban tanggung jawab yang
dihadapinya dalam kehidupan individu dan sosial. Dismaping juga mampu (kebal)
dalam menghadapi berbagai penyakit yang mengancamnya.
Ada
dua sarana untuk membantu keberhasilan pendidikan jasmani, yaitu :
a) Sarana
pendidikan jasmani yang bersifat aktif , meliputi makanan sehat, udara segar,
gerak badan atau olahraga.
b) Sarana
pendidikan jasmani yang bersift pasif, seperti kondisi ruang kelas sehat dan
konduif, jumlah peserta didik alam kelas tidak teralu banyak, dan sebagainya.
2. Pendidikan
akal (al-Tarbiyah al-‘Aqliyah)
Pendidikan
akal (al-Tarbiyah al-‘aqliyah) adalah peningkatan pemikiran akal dan
latihan ssecara teratur untuk berpikir benar. Pendidikn Intelektual akan mampu
memperbaiki pemikiran tentang ragam pengaruh dan realitas secaratepat dan
benar. Hal ini akan menghasilkan keputusan atas segala sesuatu yang dipikirkan
menjadi tepat dan benar. Beberapa cara untuk mencapai keberhasilan pendidikan
intelektual, yaitu:
a) Meatih
perasaan peserta didik untuk meningkatkan kecermatannya
b) Melatih
peserta didik untuk mengamati sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan
akhirat
c) Melatih
daya intuisi sebagai sarana penting bagi daya cipta
d) Membiasakan
anak berpikir terartur ( sistematis) dan menanamkan kecintaan berpikir
sistematis.
Dengan
demikian, tujuan pendidikan akal, terikat perhatiannya dengan perkembangan
intelegensi yang mengrahkan manusia sebagai individu untuk menemukan kebenaran
sesungguhnya yang mampu memberi pencerahan diri. Memahami pesan ayat-ayat Allah
akan membawa iman kepada Pencipta.[5]
3. Pendidikan
Akhlak (al-Tarbiyh al-Khuluqiyah)
Akhlak mempunyai kedudukan sangat penting dalam
ajaran Islam, untuk mencapai keridhaan Allah. Dalam sebauah hadis yang diriwayatkan
oleh Bukhari dri sahabat Umar bin Khattab, dijelaskan tentang sendi-sendi agama
yang bertumpu pada tiga omponen, yaitu iman, islam, dan ihsan. Ketiganya
merupakan sisitem yang dalam praktik tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
tetapi merupakan totalitas untuk mewujudkan akhlaq al-Karimah dalam
setiap perilaku manusia dalam setiap aspek kehidupan.
Pembentukan
akhlak mulia merupakan tujuanutama yang harus disuriteladankan oleh guru pada
anak diik. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan
budi pekerti yang sanggup menghasilkan
orang-orang bermoral, jiwa bersih, cita-cita yang benardan akhlak yang tinggi,
mengetahui kewajiban pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, dapat
membedakan buruk dan baik. Dalam hal ini Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya
aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak” (HR Bukhari). Kata innama
pada Hadis ini berfungsi membatasi tugas Rsulullah hanya satu, yaitu
menyempurnakan kemuliaan akhlak. Seentara
kata utammima berarti menyempurnakan. Hal ini menurut Abdul Choliq
Muchtar mengandung maksud bbahwa benih-benih budi mulia itu sudah ada pada
setiap diri manusia, Rasulullah hanya mengembangkan dann menyempurnakan saja.
Pendidikan
akhlak bertujuan membina kualitas manusia prima dengan ciri-ciri, antara lain:
a) Beriman
dan bertaqwa kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan.
b) Berakal
sehat atau mempunyai kemampuan akademik, yaitu mampu mengembngkan kecerdasannya
dengan mencintai ilmu terutama yng sesuai dengan bakatnya.
c) Mempunyai
kematangan kepribadian, berbudi luhur, jujur, amanah, berani, qanaah, sabar,
syukur, tanggung jawab, cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan
rasa kesetiakawanan sosial, dan percaya diri.
d) Mempunyai
keterampilan belajar, bekerja, dan beramal saleh, disiplin, bekerja keras, andiri,
penuh perilaku yang inivatif dan kreatif, sehat jasmani dan ruhani.
Jika
dicermati lebih lnjut, akan telihat bahwa tujuan pendidikan Islam tidak
bertentangan dengan tujuan pendidikka Nasional bangsa Indonesia, seperti
tertulis dalam pasal 4 UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang berbunyi:
“Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu cakap,kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis, dan
bertanggung jawab”.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
Islam yang bergerak sebagai proses pembinaaan dan pengembangan kompetensi pribadi-pribadi muslim memiliki dasar atau
landasan pada nilai-nilai ideologi Islam. Dasar yang paling tepat untuk
pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan Sunnah.
Manusia
tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Adapun tujuan utama
manusia diciptakan oleh Alah SWT., adalah agar dapat menyembah dan beribadah
kepada Allah SWT.
Ciri
amnusia yang ideal menurut perspektif Islam a). Jasmani yang sehat serta kuat
dan berketerampilan b).cerdas serta
pandai c). Rohani yang berkualitas
Tinggi.
Rumusan
akhir Tujuan pendidikan Islam yaitu: a) Pendidikan Jasmani, dimana pendidikan
jasmani ini merupakan usaha untuk menumbuhkan, menguatkan dan memelihara
jasmani dengan baik. Dengan demikian, jasmani mampu melaksanakan berbagai
kegiatan dan beban tanggung jawab yang dihadapinya dalam kehiduapan individu
dan sosial. b) Pendidikan akal,
pendidikan intelektual akan mampu memperbaiaki pemikiran tentang ragam pengaruh
dan realitas secara tepat dan benar.
c)pendidikan akhlak, akhlak mempunyai kedudukan yang sanagat penting
dalam ajaran islam, untuk mencapai keridhaan Allah.
B. Saran
Makalah
ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan agar kami bisa
memperbaikinya di lain kesempatan.
DAFTAR
RUJUKAN
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul
Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012
Subagja,
soleh. Gagasan Liberalisasi Pendidikan Islam, Malang:
Madani, 2010
Tafsir, Ahmad. Imu pendiidkan
dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014
https:// dalamislam.com
[4] Moh.
Haitami Salim, Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam (Jogjakarta:
Ar_Ruzz Media, 2012), hlm. 116