Tuesday, 20 March 2018

Landasan Pengembangan Kurikulum





Landasan Pengembangan Kurikulum



MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
Yang diampu oleh Bapak Saiful Arif, Drs.H.M.Pd


Disusun oleh :


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI  PAMEKASAN
2018

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr.wb



Puji syukur kepada Allah atas segala rahmat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini .

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan minimnya literatur yang kami kaji dan dangkalnya cakrawala berpikir kami. Oleh sebab itu kritik dan saran konstruktif dari tangan pembaca senantiasa kami terima dengan hati lapang dada dan tangan terbuka.
Namun kami tetap berharap, semoga makalah ini ada manfaatnya bagi kami dan pembaca yang memiliki kepedulian terhadap makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah kami senantiasa mohon petunjuk.
Wassalamualaikum Wr.wb

Pamekasan, 18 Maret 2018
     
                                                                                       Penulis





DAFTAR ISI


Kata Pengantar ......................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang .................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.     Tujuan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.     Faktor yang Berlandaskan Pengembangan Kurikulum........................... 3
B.     Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum....................................... 4
C.     Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum.................................... 5
D.     Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum.................................... 6
E.      Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum................................... 8


BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan ......................................................................................... 10
B.     Saran................................................................................................... 11

DAFTAR RUJUKAN

BAB I


PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum didalam pendidikan dan dalam pengembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru seeta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum disetiap jenjang pendidikan.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.


2.      Rumusan Masalah
a.       Bagaimana Faktor yang Berlandaskan Pengembangan Kurikulum ?
b.      Bagaimana Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum ?
c.       Bagaimana Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum ?
d.      Bagaimana Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum ?
e.       Bagaimana Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum ?

3.      Tujuan
a.       Menjelaskan Tentang  Faktor yang Berlandaskan Pengembangan Kurikulum.
b.      Menjelaskan Tentang Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum.
c.       Menjelaskan Tentang Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum.
d.      Menjelaskan Tentang Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum.
e.       Menjelaskan Tentang Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.     Faktor yang Berlandaskan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan sesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional, dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikilum agar berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut :[1]
1.                  Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2.                  Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
3.                  Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karakteristik perkembangan pesetra didik.
4.                  Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi ( interpersonal ), lingkungan kebudayaan termasuk iptek ( kultural ), dan lingkungan hidup ( bioekologi ), serta lingkungan alam ( geoekologis ).
5.                  Kebutuhan pembangun, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.
6.                  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.
Keenam faktor tersebut saling kait-mengait antara satu dengan yang lainnya.[2]

B.     Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu philosophia ( philore = cinta, senang, suka dan shopia = kebaikan atau kebenaran ). Menurut asal katanya, filsafat berarti cinta akan kebenaran. Orang yang berfilsafat berarti cinta akan kebenaran. Orang yang berfilsafat adalah orang yang senang dengan kebenaran. Orang yang ahli dalam berfilsafat disebut philosopher ( Inggris ), failasuf ( Arab ) dan filsuf ( Indonesia ). Dengan demikian filsuf adalah orang yang cinta akan kebenaran, berusaha untuk mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap positif terhadapnya.[3]
Filsafat pada dasarnya adalah suatu pandangan hidup yang ada pada setiap orang. Dengan kata lain, setiap orang mempunyai filsafat dalam arti pandangan hidup pada dirinya. Berkenaan dengan pendidikan, setiap orang mempunyai pandangan tertentu mengenai pendidikan. Berdasarkan pandangan hidup manusia itulah tujuan kurikulum dirumuskan.[4]
Berpikir filsafat berarti berpikir secara menyeluruh, sistematis, logis dan radikal yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.[5]timenyeluruh mengandung arti bahwa filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan melainkan juga suatu pandangan yang dapat menembus sampai dibalik pengetahuan itu sendiri. Sistematis berarti filsafat menggunakan berpikir secara sadar, teliti dan teratur sesuai dengan hukum-hukum yang ada. Logis berarti proses berpikir filsafat menggunakan logika dengan sedalam-dalamnya. Radikal ( radic = akar ) berarti berpikir sampai ke akar-akarnya.
Meskipun demikian, kebenaran filsafat adalah kebenaran relatif. Artinya kebenaran itu selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia. Kebenaran itu dianggap benar jika sesuai dengan ruang dan waktu. Apa yang dianggap benar oleh masyarakat belum tentu benar oleh masyarakat lain meskipun dalam kurun waktu yang sama. Kebenaran filsafat adalah kebenaran yang bergantung sepenuhnya pada kemampuan daya nalar manusia.[6]
Filsafat dibutuhkan manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan hasil pemikiran yang menyeluruh, sistematis, logis dan radikal. Jawaban yang itu juga digunakan untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Adapun filsafat yang khusus digunakan untuk diterapkan dalam bidang pendidikan disebut filsafat pendidikan.[7]

C.     Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Pendidikan sangat berkaitan dengan perilaku manusia, dalam setiap proses pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, baik lingkungan yang bersifat fisik maupun lingkungan sosial, memalui pendidikan diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didik menuju kedewasaan, baik dewasa dari segi fisik, mental, emosional, moral, intelektual, maupun sosial. Harus dingat bahwa walaupun pendidikan dan pembelajaran adalah upaya untuk mengubah perilaku manusia, akan tetapi tidak semua perubahan prilaku manusia/ peserta didik mutlak sebagai akibat dari intervensi program pendidikan.[8]
Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh kondisi psikologis individu yang terlibat didalamnya karena apa yang ingin disampaikan menurut peserta didik untuk melakukan perbuatan belajar atau sering disebut proses belajar. Dalam proses pembelajaran juga terjadi interaksi yang bersifat multiah antara peserta didik dengan pendidik ( guru ). Untuk itu, paling tidak dalam pengembangan kurikulum diperlukan dua landasan psikologi yaitu psikologi belajar dan psikologi perkembangan. Kedua landasan ini dianggap penting terutama dalam memilih dan menyusun isi kurikulum, proses pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan.[9]
Psikologi belajar digunakan sebagai landasan dalam menscreen tujuan pembelajaran umum/standar kompetensi/SK ( tentative general objective ) yang sudah dirumuskan untuk merumuskan precise education ( kompetensi dasar/KD ), dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dirumuskan dalam kurikulum. [10]
Sedangkan psikologi perkembangan lebih berperan dalam pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar, yaitu pada tingkat pendidikan mana atau pada kelas berapa suatu pengalaman belajar tertentu harus diberikan karena harus sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Pada dasarnya dua landasan psikologi tersebut sangat diperlukan dalam pengembangan pengembngan kurikulum, yaitu pada pada langkah merumuskan tujuan pembelajaran, menyeleksi serta mengorganisasi pengalaman belajar.[11]

D.    Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi, sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelpompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain. Dengan kata lain sosiologi berkaitan dengan aspek sosial atau masyarakat.
Sosiologi memiliki empat peranan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Empat peranan penting tersebut adalah dalam proses penyesuaian nilai-nilai dalam masyarakat, dalam penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat, dalam penyediaan proses sosial, dan dalam memahami keunikan individu, masyarakat dan daerah.[12]
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan peserta didik hidup dalam kehidupan masyarakat. Asumsinya adalah peserta didik berasal dari masyarakat, dididik oleh masyarakat, dan harus kembali kepada masyarakat. Ketika peserta didik kembali ke masyarakat tentu ia harus dibekali sejumlah potensi, sehingga ia dapat berbakti dan berguna bagi masyarakat. Kompetensi yang dimaksud adalah sejumlah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperoleh peserta didik melalui berbagai kegiatan dan pengalaman belajar tersebut diorganisasi dalam pendekatan dan format tertentu yang disebut dengan kurikulum.[13]
Berdasarkan alur pemikiran ini, maka sangat logis jika pengembangan kurikulum berlandaskan pada kebutuhan masyarakat. Disamping itu, dasar pemikiran lain adalah kurikulum merupakan bagian dari masyarakat. Dengan demikian, sangat wajar apabila pengembangan kurikulum harus memperhatikan kebutuhan masyarakat dan harus ditunjang oleh masyarakat.[14]
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa pengembangan kurikulum harus mengacu pada pada landasan sosiologis ? anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal, formal, maupun non formal dalam lingkungan  masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan.
Untuk menjadikan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum harus mampu memfalitasi peserta didik agar mereka bekerjasama, berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di masyarakat dan mampu meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk yang berbudaya.[15]
Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik diharapkan dengan budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi manusia.[16]

E.     Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum
Teknologi pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan. Teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan budaya manusia. Salah satu indikator kemajuan peradaban manusia dapat diukur dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola perilaku manusia.[17]
Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti TV, radio, video, komputer dan peralatan lainnya. Penggunaan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, apalagi disaat perkembangan produk teknologi komunikasi yang semakin canggih, menuntut pengetahuan dan keterampilan serta kecakapan yang memadai dari para guru dan pelaksana program pendidikan lainnya. Pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat termasuk didalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.[18]
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan isi/ materi pendidikan., penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.[19]
















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpilan
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan sesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional, dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Filsafat dibutuhkan manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan hasil pemikiran yang menyeluruh, sistematis, logis dan radikal. Jawaban yang itu juga digunakan untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Adapun filsafat yang khusus digunakan untuk diterapkan dalam bidang pendidikan disebut filsafat pendidikan.
Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh kondisi psikologis individu yang terlibat didalamnya karena apa yang ingin disampaikan menurut peserta didik untuk melakukan perbuatan belajar atau sering disebut proses belajar. Dalam proses pembelajaran juga terjadi interaksi yang bersifat multiah antara peserta didik dengan pendidik ( guru ). Untuk itu, paling tidak dalam pengembangan kurikulum diperlukan dua landasan psikologi yaitu psikologi belajar dan psikologi perkembangan. Kedua landasan ini dianggap penting terutama dalam memilih dan menyusun isi kurikulum, proses pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan.
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa pengembangan kurikulum harus mengacu pada pada landasan sosiologis ? anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal, formal, maupun non formal dalam lingkungan  masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan isi/ materi pendidikan., penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi.

B.     Saran
Demikianlah makalah ini dipaparkan, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Harapan pemakalah, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan manfaat bagi kita semua.















DAFTAR RUJUKAN

Abdullah. Ishak, Manajemen Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014
Arifin. Zainal, Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011
Hamalik. Oemar, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007
Hamalik. Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2012
Hamalik. Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum,  Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011
Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,  Jakarta : Rajawali Pers, 2012
Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Pers, 2012







[1] Oemar, Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2012 ),hlm.18
[2] Ibid,19
[3] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ),hlm,47.
[4] Ishak, Abdullah. Manajemen Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014 ), hlm,34.
[5] Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran ( Jakarta : Rajawali Pers, 2012 ), hlm, 17
[6] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ),hlm,48.

[7] Ibid
[8] Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran ( Jakarta : Rajawali Pers, 2012 ), hlm, 26
[9] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ),hlm,56.

[10] Oemar,Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ),hlm,92.


[11] Ishak, Abdullah. Manajemen Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014 ), hlm, 35.
[12] Oemar,Hamalik. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007 ) hlm, 59.
[13] Ishak, Abdullah. Manajemen Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014 ), hlm, 35
[14] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ) hlm, 65.
[15] Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran ( Jakarta : Rajawali Pers, 2012 ), hlm, 37.
[16] Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam ( Jakarta : Rajawali Pers, 2012 ) hlm, 223.
[17] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ) hlm, 77
[18] ibid
[19] Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran ( Jakarta : Rajawali Pers, 2012 ), hlm, 43