Landasan Pengembangan Kurikulum
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
Yang
diampu oleh Bapak Saiful Arif, Drs.H.M.Pd
Disusun oleh :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN
2018
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.wb
Puji
syukur kepada Allah atas segala rahmat dan pertolongan-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini .
Shalawat
dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. yang
telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang
seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan
minimnya literatur yang kami kaji dan dangkalnya cakrawala berpikir kami. Oleh
sebab itu kritik dan saran konstruktif dari tangan pembaca senantiasa kami
terima dengan hati lapang dada dan tangan terbuka.
Namun
kami tetap berharap, semoga makalah ini ada manfaatnya bagi kami dan pembaca
yang memiliki kepedulian terhadap makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah kami
senantiasa mohon petunjuk.
Wassalamualaikum Wr.wb
Pamekasan,
18 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ......................................................................................... i
Daftar
Isi ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.
Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Faktor yang Berlandaskan Pengembangan Kurikulum........................... 3
B.
Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum....................................... 4
C.
Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum.................................... 5
D.
Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum.................................... 6
E.
Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum................................... 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ......................................................................................... 10
B.
Saran................................................................................................... 11
DAFTAR
RUJUKAN
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kurikulum
sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis
dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum
didalam pendidikan dan dalam pengembangan kehidupan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh
dan kuat.
Landasan
pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau
kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan
tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para
pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru seeta
pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan,
sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap
implementasi kurikulum disetiap jenjang pendidikan.
Penyusunan dan
pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan
berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan
proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran
pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
2.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana Faktor yang Berlandaskan Pengembangan Kurikulum ?
b.
Bagaimana Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum ?
c.
Bagaimana Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum ?
d.
Bagaimana Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum ?
e.
Bagaimana Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum ?
3.
Tujuan
a. Menjelaskan
Tentang Faktor yang Berlandaskan
Pengembangan Kurikulum.
b. Menjelaskan
Tentang Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum.
c. Menjelaskan
Tentang Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum.
d. Menjelaskan
Tentang Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum.
e. Menjelaskan
Tentang Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Faktor yang Berlandaskan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap
perkembangan peserta didik dan sesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional
berakar pada kebudayaan nasional, dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-undang Dasar 1945. Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut,
pengembangan kurikilum agar berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut :[1]
1.
Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai
dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi
landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2.
Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
3.
Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karakteristik
perkembangan pesetra didik.
4.
Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan
manusiawi ( interpersonal ), lingkungan kebudayaan termasuk iptek ( kultural ),
dan lingkungan hidup ( bioekologi ), serta lingkungan alam ( geoekologis ).
5.
Kebutuhan pembangun, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.
6.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
sistem nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.
Keenam faktor
tersebut saling kait-mengait antara satu dengan yang lainnya.[2]
B.
Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Kata filsafat
berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu philosophia ( philore = cinta, senang,
suka dan shopia = kebaikan atau kebenaran ). Menurut asal katanya, filsafat
berarti cinta akan kebenaran. Orang yang berfilsafat berarti cinta akan
kebenaran. Orang yang berfilsafat adalah orang yang senang dengan kebenaran.
Orang yang ahli dalam berfilsafat disebut philosopher ( Inggris ), failasuf (
Arab ) dan filsuf ( Indonesia ). Dengan demikian filsuf adalah orang yang cinta
akan kebenaran, berusaha untuk mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya,
dan menciptakan sikap positif terhadapnya.[3]
Filsafat pada
dasarnya adalah suatu pandangan hidup yang ada pada setiap orang. Dengan kata
lain, setiap orang mempunyai filsafat dalam arti pandangan hidup pada dirinya.
Berkenaan dengan pendidikan, setiap orang mempunyai pandangan tertentu mengenai
pendidikan. Berdasarkan pandangan hidup manusia itulah tujuan kurikulum
dirumuskan.[4]
Berpikir
filsafat berarti berpikir secara menyeluruh, sistematis, logis dan radikal yang
mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.[5]timenyeluruh
mengandung arti bahwa filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan melainkan juga
suatu pandangan yang dapat menembus sampai dibalik pengetahuan itu sendiri.
Sistematis berarti filsafat menggunakan berpikir secara sadar, teliti dan
teratur sesuai dengan hukum-hukum yang ada. Logis berarti proses berpikir
filsafat menggunakan logika dengan sedalam-dalamnya. Radikal ( radic = akar )
berarti berpikir sampai ke akar-akarnya.
Meskipun
demikian, kebenaran filsafat adalah kebenaran relatif. Artinya kebenaran itu
selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia.
Kebenaran itu dianggap benar jika sesuai dengan ruang dan waktu. Apa yang
dianggap benar oleh masyarakat belum tentu benar oleh masyarakat lain meskipun
dalam kurun waktu yang sama. Kebenaran filsafat adalah kebenaran yang
bergantung sepenuhnya pada kemampuan daya nalar manusia.[6]
Filsafat
dibutuhkan manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam
berbagai bidang kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan hasil pemikiran yang
menyeluruh, sistematis, logis dan radikal. Jawaban yang itu juga digunakan
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan.
Adapun filsafat yang khusus digunakan untuk diterapkan dalam bidang pendidikan
disebut filsafat pendidikan.[7]
C.
Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Pendidikan sangat
berkaitan dengan perilaku manusia, dalam setiap proses pendidikan terjadi
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, baik lingkungan yang
bersifat fisik maupun lingkungan sosial, memalui pendidikan diharapkan adanya
perubahan perilaku peserta didik menuju kedewasaan, baik dewasa dari segi
fisik, mental, emosional, moral, intelektual, maupun sosial. Harus dingat bahwa
walaupun pendidikan dan pembelajaran adalah upaya untuk mengubah perilaku
manusia, akan tetapi tidak semua perubahan prilaku manusia/ peserta didik
mutlak sebagai akibat dari intervensi program pendidikan.[8]
Pengembangan
kurikulum dipengaruhi oleh kondisi psikologis individu yang terlibat didalamnya
karena apa yang ingin disampaikan menurut peserta didik untuk melakukan
perbuatan belajar atau sering disebut proses belajar. Dalam proses pembelajaran
juga terjadi interaksi yang bersifat multiah antara peserta didik dengan
pendidik ( guru ). Untuk itu, paling tidak dalam pengembangan kurikulum
diperlukan dua landasan psikologi yaitu psikologi belajar dan psikologi
perkembangan. Kedua landasan ini dianggap penting terutama dalam memilih dan
menyusun isi kurikulum, proses pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan.[9]
Psikologi
belajar digunakan sebagai landasan dalam menscreen tujuan pembelajaran
umum/standar kompetensi/SK ( tentative general objective ) yang sudah
dirumuskan untuk merumuskan precise education ( kompetensi dasar/KD ), dan
menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar yang akan dirumuskan dalam kurikulum. [10]
Sedangkan
psikologi perkembangan lebih berperan dalam pengorganisasian
pengalaman-pengalaman belajar, yaitu pada tingkat pendidikan mana atau pada
kelas berapa suatu pengalaman belajar tertentu harus diberikan karena harus
sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Pada dasarnya dua landasan psikologi
tersebut sangat diperlukan dalam pengembangan pengembngan kurikulum, yaitu pada
pada langkah merumuskan tujuan pembelajaran, menyeleksi serta mengorganisasi
pengalaman belajar.[11]
D.
Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok
dan struktur sosialnya. Jadi, sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu
berhubungan satu dengan yang lain dalam kelpompoknya dan bagaimana susunan
unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan
yang lain. Dengan kata lain sosiologi berkaitan dengan aspek sosial atau
masyarakat.
Sosiologi
memiliki empat peranan yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Empat
peranan penting tersebut adalah dalam proses penyesuaian nilai-nilai dalam
masyarakat, dalam penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat, dalam penyediaan
proses sosial, dan dalam memahami keunikan individu, masyarakat dan daerah.[12]
Salah satu
tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan peserta didik hidup dalam
kehidupan masyarakat. Asumsinya adalah peserta didik berasal dari masyarakat,
dididik oleh masyarakat, dan harus kembali kepada masyarakat. Ketika peserta
didik kembali ke masyarakat tentu ia harus dibekali sejumlah potensi, sehingga
ia dapat berbakti dan berguna bagi masyarakat. Kompetensi yang dimaksud adalah
sejumlah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperoleh
peserta didik melalui berbagai kegiatan dan pengalaman belajar tersebut
diorganisasi dalam pendekatan dan format tertentu yang disebut dengan
kurikulum.[13]
Berdasarkan
alur pemikiran ini, maka sangat logis jika pengembangan kurikulum berlandaskan
pada kebutuhan masyarakat. Disamping itu, dasar pemikiran lain adalah kurikulum
merupakan bagian dari masyarakat. Dengan demikian, sangat wajar apabila
pengembangan kurikulum harus memperhatikan kebutuhan masyarakat dan harus
ditunjang oleh masyarakat.[14]
Landasan
sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari
sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa
pengembangan kurikulum harus mengacu pada pada landasan sosiologis ? anak-anak
berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal, formal, maupun
non formal dalam lingkungan masyarakat
dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik
tolak dalam melaksanakan pendidikan.
Untuk
menjadikan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan maka
pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum harus mampu
memfalitasi peserta didik agar mereka bekerjasama, berinteraksi, menyesuaikan
diri dengan kehidupan di masyarakat dan mampu meningkatkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk yang berbudaya.[15]
Pendidikan
adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang
berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik diharapkan dengan budaya manusia,
dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan
dirinya menjadi manusia.[16]
E.
Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum
Teknologi pada
hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan. Teknologi memegang peranan
penting dalam kehidupan budaya manusia. Salah satu indikator kemajuan peradaban
manusia dapat diukur dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi
banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Tujuannya adalah untuk
menciptakan suatu kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola
perilaku manusia.[17]
Kegiatan
pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri
seperti TV, radio, video, komputer dan peralatan lainnya. Penggunaan alat-alat
yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, apalagi disaat
perkembangan produk teknologi komunikasi yang semakin canggih, menuntut
pengetahuan dan keterampilan serta kecakapan yang memadai dari para guru dan
pelaksana program pendidikan lainnya. Pendidikan merupakan upaya menyiapkan
siswa menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat
termasuk didalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan
kurikulum haruslah berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.[18]
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap
pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan isi/ materi
pendidikan., penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan
sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat
membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain
itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah pendidikan.[19]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpilan
Kurikulum
disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap
perkembangan peserta didik dan sesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional
berakar pada kebudayaan nasional, dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-undang Dasar 1945.
Filsafat
dibutuhkan manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam
berbagai bidang kehidupan manusia. Jawaban itu merupakan hasil pemikiran yang
menyeluruh, sistematis, logis dan radikal. Jawaban yang itu juga digunakan
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan.
Adapun filsafat yang khusus digunakan untuk diterapkan dalam bidang pendidikan
disebut filsafat pendidikan.
Pengembangan
kurikulum dipengaruhi oleh kondisi psikologis individu yang terlibat didalamnya
karena apa yang ingin disampaikan menurut peserta didik untuk melakukan
perbuatan belajar atau sering disebut proses belajar. Dalam proses pembelajaran
juga terjadi interaksi yang bersifat multiah antara peserta didik dengan
pendidik ( guru ). Untuk itu, paling tidak dalam pengembangan kurikulum
diperlukan dua landasan psikologi yaitu psikologi belajar dan psikologi
perkembangan. Kedua landasan ini dianggap penting terutama dalam memilih dan menyusun
isi kurikulum, proses pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan.
Landasan
sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari
sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa
pengembangan kurikulum harus mengacu pada pada landasan sosiologis ? anak-anak
berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik informal, formal, maupun
non formal dalam lingkungan masyarakat
dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik
tolak dalam melaksanakan pendidikan.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi terhadap
pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan isi/ materi
pendidikan., penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan
sistem evaluasi.
B.
Saran
Demikianlah
makalah ini dipaparkan, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah ini. Harapan pemakalah, semoga makalah ini dapat
memberi pengetahuan baru dan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR RUJUKAN
Abdullah. Ishak, Manajemen Kurikulum, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014
Arifin.
Zainal, Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2011
Hamalik.
Oemar, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2007
Hamalik. Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi
Aksara, 2012
Hamalik.
Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011
Muhaimin.
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 2012
Tim
Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Pers,
2012
[1] Oemar, Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi
Aksara, 2012 ),hlm.18
[2] Ibid,19
[3] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum (
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ),hlm,47.
[4] Ishak, Abdullah. Manajemen Kurikulum ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014 ), hlm,34.
[5] Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2012 ), hlm, 17
[6] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum (
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ),hlm,48.
[7] Ibid
[8] Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2012 ), hlm, 26
[9] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum (
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ),hlm,56.
[10] Oemar,Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum ( Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2011 ),hlm,92.
[11] Ishak, Abdullah. Manajemen Kurikulum ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014 ), hlm, 35.
[12] Oemar,Hamalik. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2007 ) hlm, 59.
[13] Ishak, Abdullah. Manajemen Kurikulum ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014 ), hlm, 35
[14] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum (
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ) hlm, 65.
[15] Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2012 ), hlm, 37.
[16] Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (
Jakarta : Rajawali Pers, 2012 ) hlm, 223.
[17] Zainal, Arifin. Konsep dan Modal Pengembangan Kurikulum (
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011 ) hlm, 77
[18] ibid
[19] Tim Pengembang MKDP. Kurikulum & Pembelajaran ( Jakarta :
Rajawali Pers, 2012 ), hlm, 43