LAPORAN STUDI KASUS
“PENGARUH KELUARGA
BROKEN TERHADAP PRESTASI ANAK ”
Untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah BK Pribadi Sosial
Dosen
Pengampu Ibu Evi Febriani, M.PSI
Disusun
Oleh:
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI PAMEKASAN
2018
LAPORAN
KONSELING
A. WAKTU
PELAKSANAAN LAYANAN
Hari : Rabu
Tanggal : 25 April 2018
Pukul : 18:00 WIB - Selesai
Tempat
: Kost Alsyfa
B. IDENTITAS KLIEN
1.
Nama :
Luluk Mukharromah
2.
Jenis
Kelamin :
Perempuan
3.
Tempat/ Tgl
lahir :
Sampang, 08 April 1999
4.
Agama :
Islam
5.
Alamat Rumah : Ds.
Berkoning, Kec. Jrengik, Kab. Sampang
6.
No. Telp/ HP :
085231477638
7.
Status dalam
keluarga : Anak
Kandung
C. IDENTITAS SUAMI/ISTRI/ORANG TUA
1.
Nama Orang
Tua
- Ayah :
Tohe
- Ibu :
Miseh
2.
Alamat Rumah : Ds. Berkoning,
Kec. Jrengik, Kab: Sampang
3.
Agama :
Islam
4.
No.Telp/ HP : -
5.
Pekerjaan
- Ayah :
Supir
- Ibu :
- (Sudah Meninggal)
6.
Pendidikan
- Ayah :
SD
- Ibu :
SD
D. IDENTIFIKASI KASUS
a)
Deskripsi Klien
1.
Data fisik
a.
Jenis kulit
klien : Kuning
b.
Struktur
Tubuh : Tinggi dan
agak gemuk
2.
Hubungan
Sosial : Baik
3.
Kondisi
Psikologis :
Normal
b)
Alasan pemilihan kasus
Mengapa saya
memilih kasus ini? Dikarenakan kasus ini sangat menarik untuk dijadikan sebuah
contoh studi kasus. Dan juga dikarenkan klien disini merupakan sanak family
sendiri. Sehingga klien lebih terbuka kepada saya.
c)
Deskripsi Masalah
Kasus yang dialami klien merupakan kasus rumah yang berakibat pada
proses belajarnya disekolah dimana klien
merasa tidak nyaman dengan kondisi keluarganya karena ayahnya yang sering
bertengkar dengan neneknya dirumah yang mengakibatkan klien kepikiran dengan
masalah keluarganya sehingga timbul masalah klien terhadap pencapaian hasil
prestasi belajar yang kurang maksimal. Klien ingin ayah dan neneknya tidak lagi
bertengkar karena itu sangat mengganggu konsentrasi klien saat belajar di rumah
dan klien ingin ayahnya agar tidak egois serta keras kepala dan sering membuat
neneknya menangis, karena klien sangat menyayangi neneknya yang juga menyayanginya.
Selain itu klien takut keluarga besarnya akan pecah akibat dari sikap egois dan
kerasa kepala yang dimiliki ayahnya.
Klien merupkan siswa yang pintar, dilihat dari IQ yang diberikan
kepadanya, sehingga klien tahu mana tindakan yang baik dan mana tindakan yang
buruk. Sehingga klien dan melampiaskan ketidaknyaman di rumahnya, klien
mengikuti ogranisasi yang ada disekolahnya. Dan klien juga melampiaskan masalah
kepada BK yang ada disekolahnya agar dirinya merasa lebih tenang dan berharap
masalahnya itu terselesaikan.
c) Diagnosis Masalah
Kasus yang dialami klien merupakan kasus rumah yang berakibat pada
proses belajarnya disekolah dimana klien
merasa tidak nyaman dengan kondisi keluarganya karena ayahnya yang sering
bertengkar dengan neneknya dirumah yang mengakibatkan klien kepikiran dengan
masalah keluarganya sehingga timbul masalah klien terhadap pencapaian hasil
prestasi belajar yang kurang maksimal. Klien ingin ayah dan neneknya tidak lagi
bertengkar karena itu sangat mengganggu konsentrasi klien saat belajar di rumah
dan klien ingin ayahnya agar tidak egois serta keras kepala dan sering membuat
neneknya menangis, karena klien sangat menyayangi neneknya yang juga
menyayanginya. Selain itu klien takut keluarga besarnya akan pecah akibat dari
sikap egois dan kerasa kepala yang dimiliki ayahnya.
Klien merupkan siswa yang pintar, dilihat dari IQ yang diberikan
kepadanya, sehingga klien tahu mana tindakan yang baik dan mana tindakan yang
buruk. Sehingga klien dan melampiaskan ketidaknyaman di rumahnya, klien
mengikuti ogranisasi yang ada disekolahnya. Dan klien juga melampiaskan masalah
kepada BK yang ada disekolahnya agar dirinya merasa lebih tenang dan berharap
masalahnya itu terselesaikan.
Karakteristik kasusu ini, klien merasa tidak diperdulikan oleh ayahnya
lagi karena sifat egois dan keras kepala ayahnya. Tetapi untuknya klien anak
yang pintar dan baik dirumah maupun disekolah, sehingga dia tidak terjerumus
kepada hal-hal negatif yang biasanya remaja lakukan akibat dari keluarga broken
home.
d). Prognosis
-
Prognosis
Negatif
Apabila masalah yang
dialami klien tidak secepatnya dibantu dan dipecahkan kemungkinan besar akan
menimbulkan penurunan prestasi pada klien dengan dampak yang kurang bail pada
masa depan dirinya sendiri, misalnya: klien akan terus menerus merasa bahwa
ayahnya tidak peduli dengan prestasi dan masa depannyam, membolos sekolah atay
sering iin dengan alasan yang tidak jelas, merusak masa depannya dengan tidak
memanfaatkan potensi besar yang dimilikinya dengan tidak maksimal hasil
prestasinya, penurunan prestasi karena tidak pernah belajar dan merasa tidak
bekonsentrasi dirumah.
-
Prognosis
Positif
Apabila masalah yang
dialami klien dapat dipecahkan melalui konseling individual dapat diprediksikan
bahwa potenis yang dimilikinya apabila di manfatakan dan di asah dengan baik,
maka prestasi yang bagus bisa didapatkannya dan kesalahannya beranggapan yang
salah terhadap ayahnya yang egois dan keras kepala serta sering bertengkar
dengan neneknya akibat dari pendapatan ekonomi ayahnya yang rendah. Menyadari
bahwa ayahnya itu bukan tidak peduli dan perhatian padanya namun karena desakan
ekonomi demi memenuhi kebutuhan keluarganya dan sudah tidak adanya lagi sosok
isteri bagi ayahnya yang bisa menentramkan hati ayahnya, sehingga ayahnya menjadi
egois dan kerasa kepala sehingga mengakibatkan ayahnya sering bertengkar dengan
neneknya.
Kemungkinaan-kemungkinan
pemberian bantuannya sebagai berikut :
1. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan konseling Eksistensi Humanistik, meliputi:
a). Teori tentang
kepribadian manusia.
1). Manusia dilahirkan
dengan pembawaan dasar yang baik
2). Manusia memiliki
kecenderung yang bertujuan positif, konstruktif, dan soail
3).
Manusia berkeinginan untuk maju
4).
Manusia memiliki kesadaran diri
5).Manusia memiliki
kebebasan dan tanggung jawab untuk memilih/memutuskan nasibnya sendiri.
2. Teknik yang
digunakan dalam permaslaahn klien adalah Acceptance (penerimaan), Respect (rasa
hormat), Understanding (mengerti dan memahami), Reassurance (menentramkan
hati), Encouragement (memberi
D. HARAPAN
KLIEN
Sebenarnya klien belum sadar akan
potensi yang dimilki segingga dia tidak memaksimalkan potensi yang dimilikinya
dan beranggapan bahwa prestasi yang kurang maksimal, kesalahan sikap dan
tindakan yang dilakukan selama ini lebih cenderung membela tindakan klien
sebagai bentuk kesalahan dari orang tuanya khususnya ayahnya. Tetapi klien mau
mengemukakan masalahnya setelah adanya bentuk kepercayaan dan pengertian
dalamberusaha mendapatkan informasi mengenai prestasi, sikap, dan tindakannya.
E.
KESIMPULAN & SARAN
Dari pemapamaran diatas
dapat disimpulkan bahwa sebenarnya klien mempunyai potensi yang sangat besar
dalam pencapaian prestasi belajarnya yang dilihat dari tes IQ klien. Sehingga
sebenarnya klien bisa berada dalam peringkat sepuluh besar bahkan apabila klien
memaksimalkan potensi yang dimilikinya, klien bisa masuk dalam peringkat tiga
besar. Dalam menghadapi sifat egois dan keras kepala ayahnya klien diharapkan
untuk bersikap menerima dan memaklumi sifat ayahnya seperti itu karena tidak
adanya sosok istri yang bisa menasehati ayahnya.sehingga klien akan menyadari
dan memaklumi hal itu da tetap belajar dengan maksimal walaupun kondisi
keluarganya tidak sepeti yang diharapkan.