KONVERSI AGAMA DAN KEAGAMAAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Agama
Yang diampu oleh Bapak Mohammad Jamaluddin, M.Pd.
PROGRAM STUDI BIMBINGAN
DAN KONSELING ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI PAMEKASAN
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah, tugas yang berjudul “Konversi
Agama dan Keagamaan” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian
tugas ini, kelompok kami memperoleh banyak bimbingan dan petunjuk-petunjuk
serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini,
kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penyelesaian tugas ini, sehingga tugas ini dapat tersusun dengan baik.
Kami
menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam pembuatan tugas ini, maka dari
itu diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca dan dosen
pembimbing demi penyempurnaan tugas ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pamekasan, 26 April 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL.............................................................................. i
KATA
PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR
ISI.............................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A.
Latar Belakang........................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A.
Pengertian Konversi Agama...................................................... 3
B. Proses Konversi
Agama............................................................. 3
C. Faktor Penyebab
Konversi Agama............................................. 4
D. Contoh Peristiwa Konversi Agama............................................. 8
BAB
III PENUTUP................................................................................... 10
A.
Kesimpulan................................................................................ 10
B. Saran.......................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Manusia hidup di dunia tidak lepas dari masalah
kehidupan. Ada yang bahagia maupun mederita, ada yang miskin dan adapula yang
kaya. Dari perbedaan masalah tersebut terkadang menyebabkan seseorang mengalami
kegoncangan batin, bahkan terkadang merasa putus asa. Untuk itu manusia akan
mencoba atau berusaha mencari pegangan atau ide baru, dimana disitu dia bisa
merasakan ketenangan jiwa.
Dampak yang paling menonjol dari modernitas adalah
keterasingan (alienasi) yang dialami oleh manusia. Alienasi muncul dari cara
pandang dualisme, yaitu jiwa badan, makhluk tuhan, aku yang lain
kapitalis-proletar. Akhirnya terjadilah gejala reifikasi atau perbedaan antar
sisi dari dualitas tersebut. Ini disebut juga obyektivikasi, yaitu manusia
memandang dirinya sebagai objek, seperti layaknya sebuah benda.
Degradasi moral sering terjadi karena manusia tidak
mampu mengatasi penyakit jiwa manusia modern ini. Narkotika, seks bebas, bahkan
bunuh diri sering menjadi pelarian . hidup tampaknya menjadi tidak berarti
lagi. Mereka yang tertolong atau segera menemukan pencerahan dari kekelaman
jiwa ini akan bangkit dan memelk suatu keyakinan yang akan membuat hidupnya
terasa lebih berarti,hidup yang bertujuan, yaitu kembali kepada tuhannya. Terjadilah
pembalikan arah , atau konversi. Dalam bahasa agama disebut pertaubatan.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas
atau menguraikan masalah tentang konversi agama dan keagamaan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian konversi agama?
2.
Bagaimana proses konversi agama?
3.
Apa
faktor yang menyebabkan terjadinya konversi agama?
4.
Bagaimana contoh peristiwa konversi agama?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian konversi agama.
2.
Untuk mengetahui proses konversi agama.
3.
Untuk
memahami faktor apa saja yang menyebabkan konversi agama.
4.
Untuk mengetahui contoh peristiwa konversi agama.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian konversi agama
Konversi
agama (religious conversion) diartikan dengan berubah agama ataupun
masuk agama. Konversi berasal dari kata conversio yang berarti tobat,
pindah, berubah(agama). Dalam kata inggris conversion mengandung
pengertian: berlawanan arah, berubah dari suatu keadaan, atau dari suatu agama
ke agama yang lain (change from one state, or from one religion, to another),
misalnya dari ateisme masuk katolik, dari katolik keluar dan msuk islam dan
sebagainya.[1]
Konversi agama juga diartikan sebagai bertaubat, berubah agama, berbalik
pendirian terhadap ajaran agama atau masuk ke dalam agama. Konversi juga dapat
diartikan terjadi suatu perubahan keyakinan semula misalnya: dari ke iman yang
lemah berubah menjadi semakin kuat dan mantap, yaitu terjadi perubahan tingkat
kualitan keberagamaan seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konversi
agama adalah perubahan arah pandang dan keyakinan seseorang terhadap agama yang
dianutnnya dan dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan baik secara terproses atau
secara mendadak.
Secara
umum, konversi agama dapat juga diartikan berubah agama atau masuk kedalam
sebuah agama. Maksudnya, jika seesorang pada awalnya telah menetapkan sebuah
agama kemudian mengganti agamanya itu, maka masuk dalam pengertian berubah
agama. Namun, jika sebelumnya orang tersebut tidak beragama kemudian memutuskan
yntuk beragama, maka orang tersebut masuk kedalam agama.
B. Proses konversi agama
Proses
yang dilalui orang-orang yang mengalami konversi berbeda yang satu dengan yang
lainnya. Dari sebab yang mendorong dan bermacam pula tingkatannya, ada yang
dangkal sekedar untuk dirinya saja dan ada pula yang mendalam. disertai dengan
kegiatan agama yang sangat menonjol, sampai kepada perjuangan mati-matian. Ada
yang terjadi sekejap mata dan ada pula yang secara berangsur-angsur. Namun
dapat dikatakan bahwa tiap-tiap konfersi agama itu melalui proses-proses jiwa
sebagai berikut:[2]
1.
Masa
tenang pertama, artinya kita tenang sebelum mengalami konversi, dimana sikap
dan tingkah lakunya bersifat acuh tak acuh terhadap agama dan menentangnya.
2.
Masa
ketidak tegang, dimana konflik dan pertentangan batin berkecamuk dalam hatinya.
Gelisah, putus asa, tegang panik dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh moral
yang tidak stabil, rasa kecewa frustasi dan sebagainya.
3.
Pristiwa
terjadinya konversi itu sendiri.
Setelah mencapai
puncaknya, maka terjadilah peristiwa konversi itu. Orang tipa-tiba mersa
mendapat petunjuk tuhan, mendapat kekuatan dan semangat hidup.
4.
Keadaan
tenang dan tentram yakni setelah masa krisis konversi berlalu dan masa menyerah
timbullah rasa perasaan atau kondisi jiwa yang baru, rasa aman damai dihati,
segala persoalan terjadi enteng dan terselesaikan.
5.
Ekpresi
konversi dalam hidup.
Tingkat terakhir dari
konversi itu adalah pengungkapan konversi agama dalam tindak tunduk. Tingkah
laku dan sikap serta perkataan dan seluruh jalan hidupnya mengikuti aturan yang
diajarkan agama.[3]
Maka konversi yang
dilakukan dengan tindakan dan ungkapan-ungkapan yang kongkrit inilah yang akan
membawa
Maka konversi yang di iringi dengan tindak dan ungkapan-ungkapan
kongrit inilah akan membawa tetap dan mantapnya perubahan dan keyakinan
tersebut.
C. Faktor yang menyebabkan terjadinya
konversi agama
Beberapa
ahli berbeda pendapat dalam menentukan faktor yang memnjadi pendorong konversi.
Wiliam james dalam bukunya The Varieties of Relegious Experience dan Max
Heirich dalam bukunya Change of Heart banyak menguraikan faktor yang
mendorong terjadinya konversi agama tersebut.
Dalam
buku tersebut di uraikan pendapat para ahli yang terlibat dalam disiplin ilmu,
masing-masing mengemukakan pendapat bahwa konversi agama di sebabkan faktor
yang cenderung didominasi oleh lapangan ilmu yang mereka tekuni.[4]
Pada tahap ini, para ahli berbeda pandangan mengenai faktor apa yang
menyebabkan seseorang mengkonversi agamanya. Perbedaan pandangan ini, tentu
saja dipengaruhi oleh sudut pandang yaitu:
1. Para ahli menyatakan, bahwa menjadi
faktor pendorong terjadinya konversi agama adalah petunjuk ilahi.[5]
Para tokoh agama berpandangan bahwa penyebab utama dari berpindahnya agama
seseorang adalah kehendak Tuhan. Sebuah dorongan dari luar yang memiliki
kehendak luar biasa pada dala diri manusia. Hal tersebut tidak bisa dikontrol
secara penuh oleh manusia. Karena pada dasarnya merupakan hidayah, atau
petunjuk dari Tuhan.
2. Para ahli sosiologi berpendapat, bahwa
yang menyebabkan terjadinya konversi agama adalah pengaruh sosial.. pengaruh
sosial yang mendorong terjadinya konversi itu terdiri dari adanya berbagai faktor
antara lain:[6]
a) Pengaruh hubungan antar pribadi baik
pergaulan yang bersifat keagamaan maupun non agama.
b) Pengaruh kebiasaan yang rutin
c) Pengaruh ajaran atau propaganda dari
orang-orang yang dekat
d) Pengaruh pemimpin keagamaan
e) Pengaruh perkumpulan yang berdasarkan
hobi
f) Pengaruh kekuasaan pemimpin.
3. Para ahli psikologis berpendapat bahwa
yang menjadi pendorong terjadinya konversi agama adalah faktor psikologis yang
ditimbulkan oleh faktor intern maupun ekstern. Dalam teori meaning system yang dikembangkan oleh Paloutzian berkaitan dengan
konversi agama seseorang, beliau menyatakan bahwa konversi agama dan spritual
yang terjadi pada seseorang akibat perbedaan yang terjadi dalam kehidupan dan
ada keraguan didalam diri seseorang baik mengenai nilai-nilai, atau ajaran
dalam agama yang dianutnya. Hal tersebut membuatnya membangun sistem makna
baru. Yang kemudian mengarahkan pada perubahan-perubahan dalam hal-hal yang
terhubung kepada sistem makna yang diragukannya.
Faktor-faktor
tersebut apabila mempengaruhi seseorang atau kelompok hingga menimbulkan semaca
gejala tekanan batin, maka akan terdorong untuk mencari jalan keluar yaitu
ketenangan batin. Dalam kondisi jiwa yang demikian itu secara psikologis
kehidupan batin seseorang itu menjadi kosong dan tak berdaya sehinga mencari
perlindungan kekuatan lain yang mampu memberinya kehidupan jiwa yang terang dan
tentram.
4. Para ahli ilmu pendidikan berpendapat
bahwa konversi agama di pengaruhi oleh kondisi pendidikan. Pendidikan ilmu
sosial menampilkan data dan argumentasi, bahwa suasana pendidikan ikut
mempengaruhi konversi agama.[7]
Dalam hal ini belum dapat dikumpulkan data secara pasti tentang pengaruh
lembaga pendidikan terhadap konversi agama namun berdirinya sekolha-sekolah
yang bernaung di bawah yayasan agama tentunya mempunyai tujuan keagamaan.
Dalamuraian
William james yang berhasil meneliti pengalaman berbagai tokoh yang mengalami konversi
agama menyimpulkan sebagai berikut:
a. Konversi agama terjadi karena adanya
suatu tenaga jiwa yang menguasai pusat kebiasaan seseorang. Sehingga pada
dirinya muncul persepsi baru dalam terbentuk suatu ide yang bersemi secara
mantap.
b. Konversi agama dapat terjadi oleh karena
suatu krisis ataupun secara mendadak (tanpa suatu proses).[8]
Masalah-masalah
yang menyangkut terjadinya konversi agama tersebut berdasarkan tinjuan
psikologis tersebut yaitu dikarenakan beberapa faktor antara lain:
1. Faktor intern, yang ikut mempengaruhi
terjadinya konversi agama adalah:
a. Kepribadian
Secara psikologis tipe
kepribadian tertentu akan mempengaruhi kehidupan jiwa seseorang. Dalam
penelitian W. James menemukan, bahwa tipe melankolis yang memiliki kerentanan
perasaan lebih mendalam dapat memnyebabkan terjadinya konversi agama dalam
dirinya.
b.
Faktor
pembawaan
Menurut penelitian Guy
E. Swanson bahwa ada semacam kecendrungan urutan kelahirsn mempengaruhi
konversi agama.
2. Faktor Ekstren (faktor luar diri)
Di antara faktor luar yang
mempengaruhi terjadinya konversi agama adalah:[9]
a. Faktor keluarga, keretakan keluarga,
ketidakserasian, berlainan agama, kesepian, kesulitan seksual, kurang
mendapatkan pengakuan kaum kerabat dan lainnya. Kondisi demikian akan
menyebabkan seseorang mengalami tekanan batin sehingga sering terjadi konversi
agama dalam usahanya untuk meredakan tekanan batin yang menimpa dirinya.
b. Lingkungan tempat tinggal, orang yang merasa
terlempar dari lingkungan
tempat
tinggal, atau tersingkir dari kehidupan di suatu tempat merasa dirinya hidup
sebatang kara. Keadaan demikian menyebabkan seseorang mendambakan ketenangan
dan mencari tempat untuk bergantung hingga kegelisahan batinnya hilang.
c. Perubahan status, perubahan status
terutama yang berlangsung secara mendadak akan banyak mempengaruhi terjadinya
konversi agama. Misalnya: perceraian, keluar dari sekolah atau perkumpulan,
perubahan pekerjaan, kawin dengan orang yang berlainan agamadan sebagainya.
d. Kemiskinan, kondisi sosial ekonomi yang
sulit juga merupakan faktor yang mendorong dan mempengaruhi terjadinya konversi
agama.
D. Contoh peristiwa konversi agama
Manusia
sebagai makhluk budaya dikaruniai 3 unsur budaya itu: cipta (akal pikiran),
rasa(rasa dan perasaan), dan karsa(kehendak).
Proses-proses banyaknya orang yang masuk islam tersebut apabila kita
kaji termasuk contoh-contoh nyata adanya konversi agama dalam perpektif islam
walaupun dalam kapasitas yang berbeda-beda.
Dalam
uraian ini dapat dipaparkan contoh tentang konversi agama sebagai berikut:[10]
1. Diceritakan oleh Dr Efendi Zarkasi
tentang seorang pemuda Tinghoa tinggal di Keramat Jati Jakarta masuk islam.
Waktu ditanya pak efendi mengapa ia masuk islam. Ia menjawab karena didekat
rumahnya ada mesjid ia tertarik karena menjelang subuh suatu hari bedug
dimasjid itu dibunyikan. Ia tertarik masuk islam karena bunyi bedug.
2. Dr Abdul Karim Germaus seorang
Orientalis, mempelajari islam sejak mulai usia baliq. Masalahnya dia
membuka-buka lembaran majalah bergambar terbitan lama, berbagai kejadian baru,
cerita fiktif dari beberapa negri jauh. Ia mebolak-balik perhalaman tanpa
perhatian serius. Tetapi tiba-tiba perhatiannya tertumpuk pada ukiran kayu
berbentuk rumah bertap datar dan disana-sini dan diselang-seling kubah-kubah
bundar menjulang lagit yang gelap gulita, dimana secercah cahaya bulan terbit
tanpak indahnya. Diatas sudah satu atap itu kelihatan beberapa orang duduk
barisan-barisan yang teratur mengenakan pakaian yang indah coraknya. Kejadian
inilah menyebabkan Abdul Karim Germanus mempelajari islam lebih giat dan akhir
orientalisnya dia masuk islam. Jadi ini pertama kali tersentuh dakwah bukan
lantaran ceramah atau pidato tetapi melalui kekaguman terhadap seni lukis.
3. Menurut penuturan Efendi Zarkasi ada
seorang keturunan belanda tinggal di Jalan Nusantara Jakarta, ketika dia
ditanya mengapa masuk islam? Dia menjawab: saya tertarik pada agama islam
karena suaktu waktu pagi-pagi yang sunyi sepi, saya saya mendengar azan dari
mesjid Istiqlal, saya tidak tau begitu saja ketika mendengar kemudian saya
tertarik pada agama islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian konversi agama
Konversi agama (religious
conversion) diartikan dengan berubah agama ataupun masuk agama.
2. Proses konversi agama
Proses yang dilalui
orang-orang yang mengalami konversi berbeda yang satu dengan yang lainnya. Dari
sebab yang mendorong dan bermacam pula tingkatannya, ada yang dangkal sekedar untuk
dirinya saja dan ada pula yang mendalam. disertai dengan kegiatan agama yang
sangat menonjol, sampai kepada perjuangan mati-matian. Ada yang terjadi sekejap
mata dan ada pula yang secara berangsur-angsur.
3. Faktor yang menyebabkan terjadinya
konversi agama
Dalam buku tersebut di
uraikan pendapat para ahli yang terlibat dalam disiplin ilmu, masing-masing
mengemukakan pendapat bahwa konversi agama di sebabkan faktor yang cenderung
didominasi oleh lapangan ilmu yang mereka tekuni
4. Contoh peristiwa konversi agama
a. Diceritakan oleh Dr Efendi Zarkasi
tentang seorang pemuda Tinghoa tinggal di Keramat Jati Jakarta masuk islam.
Waktu ditanya pak efendi mengapa ia masuk islam. Ia menjawab karena didekat
rumahnya ada mesjid ia tertarik karena menjelang subuh suatu hari bedug
dimasjid itu dibunyikan. Ia tertarik masuk islam karena bunyi bedug.
b. Dr Abdul Karim Germaus seorang
Orientalis, mempelajari islam sejak mulai usia baliq. Masalahnya dia
membuka-buka lembaran majalah bergambar terbitan lama, berbagai kejadian baru, cerita
fiktif dari beberapa negri jauh.
B. Saran
Saran kami kepada
pembaca yaitu alangkah lebih baiknya apabila pembaca membaca materi-materi kami
dari sumber yang lain, sebab keilmuan kami masih jauh dari standart intelek
mahasiswa. Jika nanti ada kekeliruan utamanya dari penjelasan, mohon kesudianya
memberikan saran kepada kami, agar kami tidak perpegang teguh pada pemahaman
yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Atiqullah,
Dasar-Dasar Psikologi Agama,
(Pamekasan:Stain Pamekasan Press,2006).
Baharuddin, psikologi
agama dalam perspektif islam(Malang: UIN-Malang press,2008).
Jalaluddin,
Psikologi Agama ,(Jakarta:Rajawali
Pers,2012).
Umar,
Muntaha. Buku Ajar Psikologi
Agama(stain pameksan, 2006).
[1] Baharuddin,
psikologi agama dalam perspektif islam, (Malang: UIN-Malang
press,2008),hlm.207-208.
[8]Baharuddin, psikologi
agama dalam perspektif islam, (Malang: UIN-Malang press,2008), hlm.
215-216.