A.
Judul
Pengaruh Pelayanan
Jasa dan Penetapan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Go-jek (Studi Kasus pada
Konsumen Go-jek Online di Kabupaten Pamekasan).
B.
Latar Belakang
Islam sebagai risalah samawi yang universal, datang untuk menangani
kehidupan manusia dalam berbagai aspek, baik dalam aspek spiritual maupun aspek
material. Artinya, Islam tidak hanya membahas akidah, tetapi juga mencakup
sistem politik, sosial, budaya dan perekonomian yang ditujukan untuk seluruh
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi merupakan roda kehidupan sebagai
wadah untuk memenuhi kebutuhan materil manusia, baik dalam kehidupan individu,
maupun yang berhubungan dengan urusan kemasyarakatan.
Dengan demikian untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan
urusan kemasyarakatan, maka manusia mesti mengetahui peraturan dan hukum-hukumnya,
yang dikenal dengan istilah muamalat. Muamalah dalam kamus bahasa Arab berarti
hukum syariah yang berkaitan dengan urusan hidup secara umum, serta
menggambarkan hubungan antar manusia, seperti perdagangan.[1] Pada
zaman dahulu, Nabi Muhammad melakukan perdagangan dengan cara pergi ke luar
negeri untuk menjual barang dagangannya. Sehingga Beliau sangat di kenal di negeri
Syam, namun pada era modern saat ini kegiatan berdagang lebih dipermudah dengan
adanya teknologi informasi. Selain menjadi media komunikasi, media internet
juga dapat dimanfaatkan demi menunjang aktivitas bisnis perusahaan tertentu.
Perkembangan teknologi informasi sangatlah cepat dan memberikan
manfaat bagi orang yang menggunakannya, seiring dengan berjalannya waktu
pekembangan teknologi menjadi sangat penting karena menjadi peluang bisnis
berbasis internet yang sangat menjanjikan. Sehingga membuat pelaku bisnis
menggabungkan internet dan transportasi seperti ojek online.
Di Indonesia banyak dijumpai sepeda motor juga melakukan fungsi
sebagai kendaraan umum yaitu mengangkut orang/barang dan memungut biaya yang
disepakati, transportasi jenis ini di kenal dengan nama ojek. Seiring dengan
kehadiran teknologi informasi terdapat aplikasi yang mengenalkan layanan
pemesanan ojek menggunakan teknologi dan memakai standar pelayanan. Sebelumnya
ojek memakai sistem pangkalan berbasis wilayah di mulut-mulut gang atau di
tikungan jalan. Untuk menggunakan jasa ojek, pemakaian jasa harus membayar
kontan dan tak jarang sering tawar-menawar. Saat ini sudah banyak penyedia jasa
ojek online yang dikenal dengan nama Go-jek.
Go-jek merupakan layanan
ojek online yang membantu masyarakat untuk mengatasi beberapa keluhan yang
di hadapi, seperti antar jemput penumpang dan pemesanan makanan. Pemesanan
dapat dilakukan dengan aplikasi smartphone yang diunduh disitus gojek.com, melalui Play Store atau App Store.
Adapun layanan yang diberikan go-jek
bukan hanya antar jemput penumpang saja, tetapi juga pengantaran barang
seperti Go-Ride, Go-Clean, Go-Shopping, Go-Busway, Go-Food, dan lainnya.[2] Dalam
tampilan aplikasi tersebut kita bisa memilih opsi mengantar apa atau siapa dan
tujuan yang ingin di antar. Jadi konsumen dapat menentukan tempat jemputan dan
tempat pengantaran kemudian akan tampil tarif yang perlu dibayar untuk layanan
ini.
Tarif yang ditetapkan juga tidak terlalu berbeda dengan tarif ojek
pada umumnya. Dengan ditampilkannya tarif langsung saat memesan, maka konsumen
akan lebih mudah dan tahu berapa biaya yang harus disiapkan. Berbeda dengan
tukang ojek pangkalan sering memasang tarif yang terlalu tinggi dan harus
ditawar beberapa lama baru dapat turun tarifnya, yang jelas lebih memakan waktu
dan biaya. Itulah yang membedakan gojek dengan ojek tradisional.
Go-jek adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang berorientasi
kepada kepuasan konsumen, perusahaan harus memperhatikan komunikasi dengan
menjalin kegiatan yang baik dalam upaya untuk meningkatkan kegiatan pelayanan
prima agar dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen menjadi sebuah
tujuan dari berdirinya perusahaan Gojek tersebut.
Pemenuhan
kepuasan konsumen menjadi hal yang penting karena kepuasan konsumen ini
merupakan strategi bisnis jangka panjang. Dengan konsumen yang puas, maka
konsumen cenderung memiliki reaksi yang positif terhadap perusahaan di masa
yang akan datang. Maka dari itu indikator dalam menentukan kepuasan konsumen
antara lain layanan jasa dan penetapan harga atau tarif seperti yang telah
dijelaskan diatas.
Indikator pertama yaitu jasa, jasa sering disebut dengan layanan,
yaitu aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau
dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Pelayanan
jasa merupakan suatu tindakan seseorang terhadap orang lain melalui penyajian
produk sesuai dengan ukuran berlaku pada produk untuk memenuhi kebutuhan,
keinginan dan harapan orang yang dilayani. [3]
Pelayanan yang baik dapat menjadi keunggulan bersaing bagi
perusahaan jasa. Kualitas pelayanan juga merupakan kunci untuk mencapai
kesuksesan. Baik tidaknya kualitas pelayanan barang atau jasa tergantung pada
kemampuan produsen dalam memenuhi harapan konsumen secara konsisten. Kualitas
pelayanan dikatakan memuaskan apabila layanan yang dirasakan sama atau melebihi
kualitas pelayanan yang telah diharapkan.
Indikator kedua yaitu
penetapan harga atau tarif , harga dalam ahasa arab berasal dari kata tsaman
atau si’ru yakni nilai sesuatu dan harga yang terjadi atas dasar suka sama suka
(an-taradin) kata tsaman lebih umum dari pada qimah yang menunjukkan harga ril
yang telah disepakati. Sedangkan si’ru adalah harga ditetapkan untuk barang
dagangan. Harga adalah perwujudan nilai suatu barang atau jasa dalam satuan
uang.[4]
Harga merupakan hal yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima
atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga tergantung pada kebijakan
perusahaan tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau
mahalnya harga suatu produk sangat relatif sifatnya, perusahaan harus selalu
memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing. Agar harga yang ditentukan
oleh perusahaan tersebut tidak terlalu tinggi atau sebaliknya. Jika harga
tersebut diterima oleh konsumen maka akan
terjadi pembelian, begitupun sebaliknya bila konsumen menolaknya maka tidak
akan terjadi pembelian.
Kepuasan
pelanggan terhadap layanan dan hasil kinerja akan sangat mempengaruhi image
perusahaan. Sehingga hal ini menjadi perhatian penting bagi perusahaan yang
sedang berkembang pesat seperti Go-jek. Sebelum konsumen memutuskan
untuk memilih layanan Go-jek, biasanya konsumen terlebih dahulu
membandingkan layanan dan penetapan harga (tarif) dari pesaing sejenis.
Konsumen akan
memperkirakan tawaran mana yang akan menghantarkan nilai pelanggan yang
tertinggi, artinya bahwa konsumen akan memperkirakan seberapa besar manfaat yang
akan didapatkan seorang konsumen dari pemakaian layanan Go-jek dan juga seberapa besar biaya
yang dibutuhkan untuk mendapatkan layanan tersebut. Sehingga pelayanan jasa dan
penetapan harga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan suatu perusahaan seperti
Go-jek.
Setelah itu barulah konsumen dapat memilih layanan go-jek
sesuai keinginan, artinya kualitas pelayanan dan penetapan harga adalah suatu
kunci utama dari kepuasan konsumen dan menentukan strategi bisnis perusahaan
jangka panjang dan memberikan kesan positif dari konsumen bagi perusahaan.
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Jasa dan Penetapan Harga Terhadap
Kepuasan Konsumen Go-jek (Studi Kasus pada Konsumen Go-jek Online di
Kabupaten Pamekasan)”.
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengaruh pelayanan jasa go-jek online
terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan?
2.
Bagaimana pengaruh penetapan harga go-jek online terhadap
kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan?
3.
Bagaimana pengaruh pelayanan dan penetapan harga secara simultan
terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan?
D.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh pelayanan jasa go-jek Online terhadap kepuasan
konsumen di Kabupaten Pamekasan.
2.
Untuk mengetahui pengaruh penetapan harga terhadap kepuasan
konsumen di Kabupaten Pamekasan.
3.
Untuk mengetahui pengaruh pelayanan dan penetapan harga secara
simultan terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan.
E.
Asumsi Penelitian
Adapun asumsi
penelitian yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah strategi pemasaran
yang meliputi: strategi Pelayanan jasa dan strategi penetapan harga berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen pada Gojek di Kabupaten Pamekasan. Asumsi ini
dilandasi oleh pernyataan Aang Kunaifi dalam bukunya “Manajemen Pemasaran
Syariah” bahwa elemen-elemen pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi dan
tempat, jika dimanfaatkan secara efektif dan efisien akan menciptakan kepuasan
pelanggan.[5] dalam
arti menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
F.
Hipotesis Penelitian
Pada penelitian ini,
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Terdapat dua kemungkinan yang
akan terjadi yaitu hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak berdasarkan
kriteria tertentu.[6]
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1.
Hipotesis alternatif (Ha): terdapat pengaruh pelayanan
terhadap kepuasan konsumen gojek di Kabupaten Pamekasan.
2.
Hipotesis alternatif (Ha): terdapat pengaruh harga
terhadap kepuasan konsumen gojek di Kabupaten Pamekasan.
3.
Hipotesis alternatif (Ha): terdapat pengaruh pelayanan
dan harga secara simultan terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan.
G.
Kegunaan Penelitian
1.
Bagi akademi
Bagi pembaca dan akademisi penelitian ini berguna untuk memberikan
tambahan informasi, pengetahuan dan
referensi serta sebagai acuan
bagi penelitian selanjutnya.
2.
Bagi pengusaha
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
strategi pelayanan jasa dan strategi
penetapan harga terhadap kepuasan konsumen gojek di kabupaten pamekasan.
Sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengembangan strategi pemasaran
di masa yang akan datang.
3.
Bagi Konsumen
Penelitian ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada
konsumen dalam proses pemesanan dan juga pelayanan pada gojek di kabupaten
pamekasan.
H.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini
mencakup batasan atas variabel-variabel yang diteliti, populasi, subjek
penelitian dan lokasi penelitian.[7] Terdapat
dua variabel yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu variabel independen yang
terdiri dari Pelayanan (Variabel X1) dan Harga (Variabel X2)
serta variabel dependen (Variabel Y), yaitu kepuasan konsumen. Populasi
penelitian ini adalah semua konsumen Go-jek. Sedangkan subjek penelitian ini
adalah konsumen Go-jek dan lokasi penelitian ini adalah Go-jek Jl. Kabupaten
No.77 Pamekasan.
I. Definisi Istilah
Untuk menghindari
kesalah pahaman mengenai maksud dari judul penelitian ini, maka perlu kiranya
peneliti merumuskan definisi istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Ada
beberapa istilah yang perlu peneliti definisikan, antara lain:
1.
Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak
kepada pihak lainnya. Jasa merupakan tindakan atau kinerja yang mencipakan
manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri -
atau atas nama – penerima.[8]
2.
Harga adalah sejumlah uang dibayarkan untuk memperoleh produk yang
diinginkan. Dalam pengertian yang lebih luas harga adalah sejumlah pengorbanan
yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk.[9]
3.
Kepuasan Konsumen merupakan sebuah ukuran dari apa yang dirasakan
oleh konsumen setelah menikmati atau menggunakan produk yang kita jual. Jika
konsumen mendapatkan lebih dari apa yang diharapkan maka konsumen tersebut
puas, sebaliknya jika setelah mengonsumsi ternyata di bawah harapan konsumen,
maka konsumen akan merasakan kecewa. Apabila konsumen kecewa, maka pembelian
tidak akan terjadi.[10]
J.
Kajian Pustaka
1.
Kajian Teoritik
a.
Manajemen Pemasaran
1.
Pengertian Strategi Pemasaran
Cravens menjelaskan Strategi pemasaran adalah proses pengembangan
menguasai pasar dalam kondisi lingkungan bisnis yang berubah terus menerus
untuk memaksimumkan kepuasan pelanggan. Jain menjelaskan strategi pemasaran
mengandung lima unsur yaitu: (1) waktu yaitu keputusan jangka panjang dan
implikasinya, (2) proses keputusan yaitu dari bawah ke atas, (3) orientasi
yaitu berpikir induktif dan intuitif, (4) hubungannya dengan lingkungan yaitu
mempertimbangkan lingkungan yang dinamis, (5) kepekaan terhadap peluang yaitu
selalu mencari peluang-peluang baru. [11]
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup,
berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan
selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan pelaksanaan kegiatan
pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk dapat mencapai
sasaran perusahaan berupa tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam jangka
panjang dan share pasar tertentu serta total unit dan total voleme
penjualan tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu. Adapun proses manajemen di mulai dari:
a.
Planning
Perencanaan merupakan tahapan pertama bagi sebuah team manajemen
dalam menjalankan fungsinya. Perencanaan ini meliputi perencanaan bisnis mulai
dari produksi, perencanaan anggaran keuangan, sampai dengan biaya-biaya
produksi, penjualan dan admistrasi.
b.
Organizing
Organizing menyangkut pengorganisasian sumber daya yang terarah,
sehingga tercipta sebuah orkestra yang harmonis guna mencapai tujuan yang
dinginkan.
c.
Leading
Pada tahap ini, manajemen mulai melakukan kegiaatan implementasi
sebuah usaha atau ide. Dalam tahapan ini, kepemimpinan menjadi faktor
terpenting, bagaimana memotivasi, mengarahkan dan menggerakkan semua faktor
organisasi yang ada untuk mencapai sasaran diinginkan.
d.
controling
Dalam
kenyataannya, pelaksanaan harus diikuti dengan pengawasan atau perbandingan ke
dalam rencana awal. Pelaksanaan akan selalu menimbulkan hal-hal yang belum
diperkirakan dalam perencanaan awal, yang mana bisa menimbulkan biaya-biaya
tambahan maupun resiko-resiko tambahan.
Beberpa
organisasi besar membebtuk beberapa bagian yang berfungsi untuk mengendalikan
fungsi organisasi seperti bagian internal kontrol, audit dan juga bagian
antisipasi resiko.
b.
Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi
bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang
berkaitan dengan penentuan perusahaan
bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen tertentu yang merupakan
sasaran pasarnya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau
kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau
konsumen. Jadi marketing mix terdiri empat unsur atau variabel strategi bauran
pemasaran tersebut, yaitu: strategi produk, strategi harga, strategi penyaluran
atau distribusi, dan strategi promosi.[12]
Adapun
pengembangan dari keempat variabel tersebut agar memberikan hasil yang maksimal
adalah (people) atau karyawan, (physical evidence) atau atribut
toko, dan (proses) atau kecepatan dalam pelayanan. Sehingga yang awalnya
4P menjadi 7P.[13]
1. Kualitas
Pelayanan
Pelayanan (service)
menurut Kotler yaitu: setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
Jasa juga didefinisikan sebagai “suatu tindakan, perbuatan, pelaksaaan atau
usaha” dengan karakteristik berbeda dengan barang, yang digambarkan sebagai
“barang, perangkat, material, atau benda.”[14]
Kualitas merupakan
totalitas dari suatu karakteristik pelayanan yang sesuai dengan persyaratan atau
standar. Jadi, kualitas pelayanan dapat di definisikan sebagai kualitas
pelayanan yang diterima konsumen dinyatakan besarnya perbedaan antara harapan
atau keinginan konsumen dengan tingkat persepsi meraka.[15]
2. Penetapan Harga
Dalam teori ekonomi, kita mempelajari bahwa harga (price), nilai(value),
dan manfaat(utility) merupakan konsep yang saling berkaitan. Manfaat (utility)
adalah atribut sebuah item/barang yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan
keinginan. Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang
dapat dipertukarkan dengan produk lain.
Harga adalah nilai
yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat
tukar.[16] Dalam
strategi penetapan harga, dibagi menjadi tiga yaitu strategi pentapan harga
produk baru, strategi bauran produk dan strategi penyesuaian harga. Berikut
penjelasannya.
a.
Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Tahap pengenalan produk merupakan tahap yang menentang.
Perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan produk baru menghadapi tantangan yang
berupa penetapan harga untuk pertama kalinya.Mereka dapat memilih diantara dua
strategi besar:penetapan harga mengambil sebagian pasar(market-skimming
pricing) dan penetapan harga.
b.
Penetrasi Pasar (Market Penetration Pricing)
1.
Penetapan Harga mengambil sebagian Pasar
Banyak perusahaan yang menemukan produk baru pada awalnya
menetapkan harga tinggi untuk”mengambil sebagian/skim”pendapatan dipasar
selapis demi selapis.
2.
.Penetapan Harga Pentrasi Pasar
Selain menetapkan harga awal yang tinggi untuk mengambil sebagian
segmen pasar yang kecil tetapi menghasilkan laba yang besar, beberapa
perusahaan menggunakan penetapan harga penetrasi pasar(market penetration
pricing).
3.
Strategi penetapan harga bauran produk
perusahaan mencari seoerangkat harga yang memaksimalkan laba dari
bauran produk total.
4.
Penetapan harga mini produk
Penetapan tingkatan-tingkatan harga diantara item-item produk lini
prouk.
5.
Penetapan harga opsional
menetapkan harga produk opsional (tambahan)/produk aksesori
yang di jual bersama dengan produk utama.
6.
Penetapan Kaptif
Perusahaan-perusahaan yang harus digunakan bersama dengan produk
utama menggunakan penetapan harga produk kaptif.
7.
Penetapan Harga Produk Sampingan
Dalam memproduksi daging olahan, perminyakan, kimia dan produk-produk
lain.
8.
Penetapan Harga Bundelan Harga produk
Dengan menggunakan penetapan harga bundelan produk (produce
bundele pricing), para penjual sering menggabungkan beberapa produk mereka
menawarkan bundelan produk dengan potongan harga.
9.
Strategi Penyesuaian Harga
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka sehingga
memperhitungkan sebagai perbedaan pelanggan dan perubahan situasi beberapa
strateginya antara lain.
10. Penetapan Harga Diskon dan Pengurangan Harga
Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan atas
tanggapan-tanggapan pelanggan seperti pembayaran lebih awal atau ikut
mempromosikan produk.diantaranya ada beberapa jenis diskon atau pengurangan
harga anta lain; Diskon Tunai ( cash discount), Diskon Jumla (quantity
discount), Diskon Fungsional (functional discount) dan Diskon
Musiman (seasonal discount)
11. Penetapan harga tersegmentasi
Menjual produk atau jasa pada dua atau lebih harga, dimana
perbedaan harga tidak didasarkan pada perbedaan-perbedaan biaya.
12. Penetapan harga psikologis
Dalam menggunakan hpenetapan harga psikologis, para penjual
mempertimbangkan psikologis harga dan tidak semata-mata faktor ekonomi. Ketika
konsumen dapat menilai kualitas produk dengan memeriksa produk tersebut, mereka
sedkit saja menggunakan harga untuk menilai kualitas.
13. Penetapan harga promosi
Dengan penetapan harga promosi (promotional, pricing),
perusahaan-perusahaan secara temporer menetapkan harga produk-produk
mereka dibawah daftar harga dan terkadang dibawah biaya.
14.
Penetapan harga secara geografis
Perusahaan juga
memutuskan cara menetepkan harag bagi pelanggan yang berlokasi dibagian negara
atau bagian dunia yang berbeda.
c.
Penetapan harga FOB asal (FOB-Origin Pricing)
Strategi penetapan harga dimana barang-barang tidak dibayar biaya
pengirimannya oleh penjual; pelanggan membayar pengiriman dari pabrik ke tempat
tujuan.
d.
Penetapan harga terkirim seragam (Uniform-Delivered Pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografis dimana perusahaan
menetapkan harga plus biaya pengiriman yang sama bagi semua pelanggan tanpa
membedakan lokasinya.
e.
Penetapan harga zona (Zone Pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana perusahaan
menetapkan dua atau lebih zona.
f.
Penetapan harga berdasarkan titik pengkalnya (Basing-Point Pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana penjual
menunjuk kota tertentu sebagai titik pangkal dan membebani semua pelanggan
biaya pengiriman dari kota itu ke lokasi pelanggan, tidak peduli dari kota
dimana sebenarnya barang tersebut dikirim.
g.
Penetapan harga penyerapan biaya pengiriman (Fright-Absorption
Pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana penjual
menyerap semua atau sebagai beban pengiriman aktual agar dapat memperoleh
bisnis yang dinginkan.
h.
Penetapan harga internasional
Perusahaan yang memaparkan produk mereka secara internasional harus
memutuskan harga yang ditetapkan di negara-negara yang berbeda dimana mereka
beroperasi harga yang harus ditetapkan oleh perusahaan dinegara tertentu
bergantung banyak faktor yang meliputi kondisi perekonomian, situasi
persaingan, hukum dan peraturan, dan kemajuan sistem perdangan besar dan
eceran.
i.
Penetapan harga khusus
Tidak seperti penetapan harga secara goegrafis, taktik penetapan
harga khusus ini unik dan menentang pengkategorian murni. Taktik penetapan
harga khusus meliputi: taktik harga tunggal, penerapan harga fleksibel,
penetapan harga jasa fleksibel, penetapan harga jasa Profesional, harga lini,
penetapan harga pemimpin, penetapan harga umpan, penetapan harga ganjil-genap,
kumpulan harga dan penetapan harga dua bagian.[17]
c.
Konsep Pemasaran Syariah
Menurut Kertajaya
dalam buku Buchari Alma Syariah Marketing adalah strategi bisnis yang
memayungi seluruh aktivitas dalam dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh
proses, menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau
satu perusahaan atau perorangan, yang sesuai dengan ajaran islam.[18]
Ada 4 konsep karakteristik yang terdapat pada syariah marketing :[19]
1.
Ketuhanan/Teistis(rabbaniyyah)
Ketuhanan atau rabbaniyah adalah satu keyakinan yang bulat,
bahwa semua gerak-gerak selalu berada dibawah pengawasan Allah SWT. Salah satu
ciri pemasaran syariah adalah sifatnya
yang religius.[20] Jiwa
seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariah yang
bersifat ketuhanan merupakan hukum yang paling adil, sehingga akan mematuhinya
dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan.
2.
Etis (ahklaqaniyyah)
Etis atau ahklaqaniyyah artinya semua perilaku berjalan
diatas norma etika yang berlaku umum. Etika adalah kata hati dan kata ini
adalah apa yang sebenarnya, “the will of God”, tidak bisa dibohongi.
3.
Realistis (al-waqi’yyah)
Realistis ataual-waqi’yyah yang artinya sesuai dengan
kenyataan, jangan mengada-ada apalagi yang menjurus kepada kebohongan. Syariah
marketing bukanlah konsep yang eksklusif fanastis, anti modernitas, dan kaku,
melainkan konsep pemasaran yang fleksibel.[21]
4.
Humanistis (insaniyyah)
Humantis atau insaniyyah yang artinya berperilaku
kemanusiaan, hormat menghormati sesama. Pemasaran berusaha membuat kehidupan
menjadi lebih baik. Jangan sampai kegiatan pemasaran malah merusak tatanan
hidup di masyarakat, membuat kehidupan bermasyarakat terganggu.
Banyak pelaku-pelaku bisnis menggunakan teknik promosi dengan
memuji-muji barangnya setinggi langit dan tidak segan-segan menjelek-jelekkan
produk saingan. Bahkanuntuk melariskan jual belinya, pedagang tidak segan-segan
melakukan sumpah palsu, padahal hal tersebut merusak.[22]
d.
Perbedaan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional
Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah dan
pemasaran konvensional.[23]
Aspek
|
Konvensional
|
Syariah
|
Konsep dan filsosofi dasar
|
Bebas nilai dan tidak mendasarkan ketuhanan dalam setiap
aktivitas pemasarannya.
|
Merasadalam setiap
aktivitas pemasarannya selalu di awasi oleh Allah
|
Etika pemasaran
|
Menghalalkan berbagai macam cara untuk memikat konsumennya
|
Berpegang teguh pada etika
|
Pendekatan terhadap konsumen
|
Konsumen sebagai objek
|
Mitra sejajar
|
Cara pandang terhadap pesaing
|
Pesaing sebagai pihak lawan yang harus dikalahkan
|
Pesaing sebagai pemicu menjadi
lebih baik tanpa harus menjatuhkan
|
e.
Tinjauan Tentang Kepuasan Konsumen dalam Islam
Kepuasan konsumen
didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang
atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya.[24]
Pembeli memilih
penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan penawaran yang
memberikan nilai terbesar. Nilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipersepsikan oleh
pelanggan. Nilai adalah kombinasi kualitas, pelayanan, dan harga (“QSP”), yang
disebut juga “tiga elemen nilai pelanggan”. Nilai meningkat seiring dengan
meningkatnya kualitas dan pelayanan, dan sebaliknya menurun seiring dengan
menurunnya harga, walaupun faktor-faktor lain juga dapat memainkan peran
penting dalam persepsi kita akan nilai.
Kepuasan
mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau
hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak
memnuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika kinerja
produk sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja produk
melebihi ekspektasi, pelanggan tersebut senang.[25]
Dalam ilmu ekonomi
islam, kepuasan seorang muslim disebut qana’ah kepuasan dalam islam (qana’ah)
merupakan cermin kepuasan seseorang baik secara lahiriyah maupun batiniyah. Kepuasan
dalam islam mendorong seorang konsumen muslim bersikap adil. Konsep kepuasan
dalam islam berkaitan dengan keimanan yang melahirkan rasa syukur.[26]
Kepuasan konsumen
menurut islam dikenal dengan maslahah dengan pengertian terpenuhi kebutuhan
baik bersifat fisik maupun spiritual. Islam sangat mementingkan keseimbangan
kebutuhan fisik dan non fisik yang didasarkan atas nilai-nilai syariah. Seorang
muslim untuk mencapai tingkat kepuasan harus mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu barang yang dikonsumsi adalah halal, baik secara zatnya maupun cara
memperolehnya, tidak bersifat israf (royal) dan tabzir (sia-sia). Oleh
karena itu, kepuasan seorang muslim tidak didasarkan banyak sedikitnya barang
yang dikonsumsi, tetapi didasarkan atas berapa besar nilai ibadah yang
didapatkan dari yang dikonsumsinya.[27]
[1] Hulwati, Ekonomi
Islam: Teori dan Praktiknya dalam Perdagangan Obligasi Syari’ah di Pasar Modal
Indonesia dan Malaysia (Padang:
Ciputat Press Group, 2009), hlm.16.
[2] Rifaldi, “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Transportasi Online Gojek Terhadap Pelanggan Pada Mahasiwa/i
Administrasi Niaga Politeknik Negari Jakarta.” Administrasi Bisnis Terapan,
2 (Oktober, 2016) hlm., 122.
[3] Idri, Hadis
Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Prenadamedia Group,
2015), hlm. 217.
[4] Rozalinda, Ekonomi
Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (Jakarta: Rajawali
Pers, 2015), hlm. 154.
[5] Aang Kunaifi, Manajemen
Pemasaran Syariah (Yogyakarta: Maghza pustaka, 2016), hlm. 38.
[6] Budi Susetyo, Statistika
untuk Analisis Data Penelitian (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm.
141.
[7] Tim Penyusunan
Pedoman Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, hlm. 11
[8] Christoper
Lovelock dan Lauren K. Wright, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta:
Indeks, 2007), hlm. 5.
[9] Suharno dan
Yudi Sutarso, Marketing in Practice (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.
178
[10] Suwinto Johan,
Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm.
62.
[11] Abdul Rivai
dan Darsono Prawironegoro, Manajemen Strategis: Kajian Manajemen Strategis
Berdasar Perubahan Lingkungan Bisnis, Ekonomi, Sosial, dan Politik
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015), 118-119.
[12] Soffjan
Assauri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.
197-199.
[13] Buchari Alma, Pengantar
Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.294-295.
[14] Christoper
Lovelock dan Lauren K. Wright, Manajemen Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi,
Strategi Perspektif Indonesia (Jakarta: Indeks, 2010), hlm. 16.
[15] Fajar Laksana,
Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008),
hlm. 88.
[16]Yohanes
Lamarto, Prinsip Pemasaran
(Jakarta: Erlangga, 1984), hlm. 307-308.
[17] Ahmad Subagyo,
Marketing In Business (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), hlm. 188-201.
[18]Buchari Alma
dan Donni Junni, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung: Alfabeta,
2014), hlm. 347.
[19] M. Nur Rianto
Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm. 22.
[20] Buchari Alma
dan Donni Junni, Manajemen Bisnis Syariah, hlm. 350.
[21] Ibid, hlm. 347.
[22]Buchari Alma dan
Donni,Manajemen Bisnis Syariah,hlm. 347.
[23] M. Nur Rianto
Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran.., hlm. 28
[24] John C. Mowen,
Perilaku Konsumen (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 89.
[25] Philip Kotler
dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2009),
hlm.14.
[26] Fitria
Salahika Salma dan Ririn Tri Ratnasari, Pengaruh Kualitas Jasa Perspektif Islam
Terhadap kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Hotel Gren Kalimas Di Surabaya,
JESTT, Vol.2 No.4 April 2015. Hlm.327. Respsitory.unair.ac.id. Diakses Pada
Tanggal 23 September 2018.
[27] Rozalinda, Ekonomi
Islam: Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2015), hlm. 97.