Thursday, 27 September 2018

Pengaruh Pelayanan Jasa dan Penetapan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Go-jek (Studi Kasus pada Konsumen Go-jek Online di Kabupaten Pamekasan).




A.    Judul
Pengaruh Pelayanan Jasa dan Penetapan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Go-jek (Studi Kasus pada Konsumen Go-jek Online di Kabupaten Pamekasan).
B.     Latar Belakang
Islam sebagai risalah samawi yang universal, datang untuk menangani kehidupan manusia dalam berbagai aspek, baik dalam aspek spiritual maupun aspek material. Artinya, Islam tidak hanya membahas akidah, tetapi juga mencakup sistem politik, sosial, budaya dan perekonomian yang ditujukan untuk seluruh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi merupakan roda kehidupan sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan materil manusia, baik dalam kehidupan individu, maupun yang berhubungan dengan urusan kemasyarakatan.
Dengan demikian untuk mengatur hal-hal yang berhubungan dengan urusan kemasyarakatan, maka manusia mesti mengetahui peraturan dan hukum-hukumnya, yang dikenal dengan istilah muamalat. Muamalah dalam kamus bahasa Arab berarti hukum syariah yang berkaitan dengan urusan hidup secara umum, serta menggambarkan hubungan antar manusia, seperti perdagangan.[1] Pada zaman dahulu, Nabi Muhammad melakukan perdagangan dengan cara pergi ke luar negeri untuk menjual barang dagangannya. Sehingga Beliau sangat di kenal di negeri Syam, namun pada era modern saat ini kegiatan berdagang lebih dipermudah dengan adanya teknologi informasi. Selain menjadi media komunikasi, media internet juga dapat dimanfaatkan demi menunjang aktivitas bisnis perusahaan tertentu.
Perkembangan teknologi informasi sangatlah cepat dan memberikan manfaat bagi orang yang menggunakannya, seiring dengan berjalannya waktu pekembangan teknologi menjadi sangat penting karena menjadi peluang bisnis berbasis internet yang sangat menjanjikan. Sehingga membuat pelaku bisnis menggabungkan internet dan transportasi seperti ojek online.
Di Indonesia banyak dijumpai sepeda motor juga melakukan fungsi sebagai kendaraan umum yaitu mengangkut orang/barang dan memungut biaya yang disepakati, transportasi jenis ini di kenal dengan nama ojek. Seiring dengan kehadiran teknologi informasi terdapat aplikasi yang mengenalkan layanan pemesanan ojek menggunakan teknologi dan memakai standar pelayanan. Sebelumnya ojek memakai sistem pangkalan berbasis wilayah di mulut-mulut gang atau di tikungan jalan. Untuk menggunakan jasa ojek, pemakaian jasa harus membayar kontan dan tak jarang sering tawar-menawar. Saat ini sudah banyak penyedia jasa ojek online yang dikenal dengan nama Go-jek.
Go-jek merupakan layanan ojek online yang membantu masyarakat untuk mengatasi beberapa keluhan yang di hadapi, seperti antar jemput penumpang dan pemesanan makanan. Pemesanan dapat dilakukan dengan aplikasi smartphone yang diunduh disitus gojek.com,  melalui Play Store atau App Store. Adapun layanan yang diberikan go-jek  bukan hanya antar jemput penumpang saja, tetapi juga pengantaran barang seperti Go-Ride, Go-Clean, Go-Shopping, Go-Busway, Go-Food, dan lainnya.[2] Dalam tampilan aplikasi tersebut kita bisa memilih opsi mengantar apa atau siapa dan tujuan yang ingin di antar. Jadi konsumen dapat menentukan tempat jemputan dan tempat pengantaran kemudian akan tampil tarif yang perlu dibayar untuk layanan ini.
Tarif yang ditetapkan juga tidak terlalu berbeda dengan tarif ojek pada umumnya. Dengan ditampilkannya tarif langsung saat memesan, maka konsumen akan lebih mudah dan tahu berapa biaya yang harus disiapkan. Berbeda dengan tukang ojek pangkalan sering memasang tarif yang terlalu tinggi dan harus ditawar beberapa lama baru dapat turun tarifnya, yang jelas lebih memakan waktu dan biaya. Itulah yang membedakan gojek dengan ojek tradisional.

 Go-jek adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang berorientasi kepada kepuasan konsumen, perusahaan harus memperhatikan komunikasi dengan menjalin kegiatan yang baik dalam upaya untuk meningkatkan kegiatan pelayanan prima agar dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen menjadi sebuah tujuan dari berdirinya perusahaan Gojek tersebut.
Pemenuhan kepuasan konsumen menjadi hal yang penting karena kepuasan konsumen ini merupakan strategi bisnis jangka panjang. Dengan konsumen yang puas, maka konsumen cenderung memiliki reaksi yang positif terhadap perusahaan di masa yang akan datang. Maka dari itu indikator dalam menentukan kepuasan konsumen antara lain layanan jasa dan penetapan harga atau tarif seperti yang telah dijelaskan diatas.
Indikator pertama yaitu jasa, jasa sering disebut dengan layanan, yaitu aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Pelayanan jasa merupakan suatu tindakan seseorang terhadap orang lain melalui penyajian produk sesuai dengan ukuran berlaku pada produk untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan orang yang dilayani. [3]
Pelayanan yang baik dapat menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan jasa. Kualitas pelayanan juga merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan. Baik tidaknya kualitas pelayanan barang atau jasa tergantung pada kemampuan produsen dalam memenuhi harapan konsumen secara konsisten. Kualitas pelayanan dikatakan memuaskan apabila layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas pelayanan yang telah diharapkan.
 Indikator kedua yaitu penetapan harga atau tarif , harga dalam ahasa arab berasal dari kata tsaman atau si’ru yakni nilai sesuatu dan harga yang terjadi atas dasar suka sama suka (an-taradin) kata tsaman lebih umum dari pada qimah yang menunjukkan harga ril yang telah disepakati. Sedangkan si’ru adalah harga ditetapkan untuk barang dagangan. Harga adalah perwujudan nilai suatu barang atau jasa dalam satuan uang.[4]
Harga merupakan hal yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga tergantung pada kebijakan perusahaan tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relatif sifatnya, perusahaan harus selalu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing. Agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tersebut tidak terlalu tinggi atau sebaliknya. Jika harga tersebut  diterima oleh konsumen maka akan terjadi pembelian, begitupun sebaliknya bila konsumen menolaknya maka tidak akan terjadi pembelian.
Kepuasan pelanggan terhadap layanan dan hasil kinerja akan sangat mempengaruhi image perusahaan. Sehingga hal ini menjadi perhatian penting bagi perusahaan yang sedang berkembang pesat seperti Go-jek. Sebelum konsumen memutuskan untuk memilih layanan Go-jek, biasanya konsumen terlebih dahulu membandingkan layanan dan penetapan harga (tarif) dari pesaing sejenis.
Konsumen akan memperkirakan tawaran mana yang akan menghantarkan nilai pelanggan yang tertinggi, artinya bahwa konsumen akan memperkirakan seberapa besar manfaat yang akan didapatkan seorang konsumen dari pemakaian layanan  Go-jek dan juga seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan layanan tersebut. Sehingga pelayanan jasa dan penetapan harga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan suatu perusahaan seperti Go-jek.
Setelah itu barulah konsumen dapat memilih layanan go-jek sesuai keinginan, artinya kualitas pelayanan dan penetapan harga adalah suatu kunci utama dari kepuasan konsumen dan menentukan strategi bisnis perusahaan jangka panjang dan memberikan kesan positif dari konsumen bagi perusahaan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pelayanan Jasa dan Penetapan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Go-jek (Studi Kasus pada Konsumen Go-jek Online di Kabupaten Pamekasan).
C.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengaruh pelayanan jasa go-jek online terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan?
2.      Bagaimana pengaruh penetapan harga go-jek online terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan?
3.      Bagaimana pengaruh pelayanan dan penetapan harga secara simultan terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan?
D.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengaruh pelayanan jasa go-jek Online terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan.
2.      Untuk mengetahui pengaruh penetapan harga terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan.
3.      Untuk mengetahui pengaruh pelayanan dan penetapan harga secara simultan terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan.
E.     Asumsi Penelitian
Adapun asumsi penelitian yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah strategi pemasaran yang meliputi: strategi Pelayanan jasa dan strategi penetapan harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Gojek di Kabupaten Pamekasan. Asumsi ini dilandasi oleh pernyataan Aang Kunaifi dalam bukunya “Manajemen Pemasaran Syariah” bahwa elemen-elemen pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi dan tempat, jika dimanfaatkan secara efektif dan efisien akan menciptakan kepuasan pelanggan.[5] dalam arti menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
F.     Hipotesis Penelitian
        Pada penelitian ini, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak berdasarkan kriteria tertentu.[6] Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1.    Hipotesis alternatif (Ha): terdapat pengaruh pelayanan terhadap kepuasan konsumen gojek di Kabupaten Pamekasan.
2.    Hipotesis alternatif (Ha): terdapat pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen gojek di Kabupaten Pamekasan.
3.    Hipotesis alternatif (Ha): terdapat pengaruh pelayanan dan harga secara simultan terhadap kepuasan konsumen di Kabupaten Pamekasan.
G.    Kegunaan Penelitian
1.      Bagi akademi
Bagi pembaca dan akademisi penelitian ini berguna untuk memberikan tambahan informasi, pengetahuan dan  referensi  serta sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.
2.      Bagi  pengusaha
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar pengaruh strategi  pelayanan jasa dan strategi penetapan harga terhadap kepuasan konsumen gojek di kabupaten pamekasan. Sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengembangan strategi pemasaran di masa yang akan datang.
3.      Bagi Konsumen
Penelitian ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada konsumen dalam proses pemesanan dan juga pelayanan pada gojek di kabupaten pamekasan.
H.    Ruang Lingkup Penelitian
            Ruang lingkup penelitian ini mencakup batasan atas variabel-variabel yang diteliti, populasi, subjek penelitian dan lokasi penelitian.[7] Terdapat dua variabel yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu variabel independen yang terdiri dari Pelayanan (Variabel X1) dan Harga (Variabel X2) serta variabel dependen (Variabel Y), yaitu kepuasan konsumen. Populasi penelitian ini adalah semua konsumen Go-jek. Sedangkan subjek penelitian ini adalah konsumen Go-jek dan lokasi penelitian ini adalah Go-jek Jl. Kabupaten No.77 Pamekasan.
I.   Definisi Istilah
        Untuk menghindari kesalah pahaman mengenai maksud dari judul penelitian ini, maka perlu kiranya peneliti merumuskan definisi istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Ada beberapa istilah yang perlu peneliti definisikan, antara lain:
1.      Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Jasa merupakan tindakan atau kinerja yang mencipakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri - atau atas nama – penerima.[8] 
2.      Harga adalah sejumlah uang dibayarkan untuk memperoleh produk yang diinginkan. Dalam pengertian yang lebih luas harga adalah sejumlah pengorbanan yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk.[9]
3.      Kepuasan Konsumen merupakan sebuah ukuran dari apa yang dirasakan oleh konsumen setelah menikmati atau menggunakan produk yang kita jual. Jika konsumen mendapatkan lebih dari apa yang diharapkan maka konsumen tersebut puas, sebaliknya jika setelah mengonsumsi ternyata di bawah harapan konsumen, maka konsumen akan merasakan kecewa. Apabila konsumen kecewa, maka pembelian tidak akan terjadi.[10]
J.      Kajian Pustaka
1.      Kajian Teoritik
a.      Manajemen Pemasaran
1.      Pengertian Strategi Pemasaran
Cravens menjelaskan Strategi pemasaran adalah proses pengembangan menguasai pasar dalam kondisi lingkungan bisnis yang berubah terus menerus untuk memaksimumkan kepuasan pelanggan. Jain menjelaskan strategi pemasaran mengandung lima unsur yaitu: (1) waktu yaitu keputusan jangka panjang dan implikasinya, (2) proses keputusan yaitu dari bawah ke atas, (3) orientasi yaitu berpikir induktif dan intuitif, (4) hubungannya dengan lingkungan yaitu mempertimbangkan lingkungan yang dinamis, (5) kepekaan terhadap peluang yaitu selalu mencari peluang-peluang baru. [11]
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk dapat mencapai sasaran perusahaan berupa tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam jangka panjang dan share pasar tertentu serta total unit dan total voleme penjualan tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu.  Adapun proses manajemen di mulai dari:
a.       Planning
Perencanaan merupakan tahapan pertama bagi sebuah team manajemen dalam menjalankan fungsinya. Perencanaan ini meliputi perencanaan bisnis mulai dari produksi, perencanaan anggaran keuangan, sampai dengan biaya-biaya produksi, penjualan dan admistrasi.
b.      Organizing
Organizing menyangkut pengorganisasian sumber daya yang terarah, sehingga tercipta sebuah orkestra yang harmonis guna mencapai tujuan yang dinginkan.
c.       Leading
Pada tahap ini, manajemen mulai melakukan kegiaatan implementasi sebuah usaha atau ide. Dalam tahapan ini, kepemimpinan menjadi faktor terpenting, bagaimana memotivasi, mengarahkan dan menggerakkan semua faktor organisasi yang ada untuk mencapai sasaran diinginkan.
d.      controling
Dalam kenyataannya, pelaksanaan harus diikuti dengan pengawasan atau perbandingan ke dalam rencana awal. Pelaksanaan akan selalu menimbulkan hal-hal yang belum diperkirakan dalam perencanaan awal, yang mana bisa menimbulkan biaya-biaya tambahan maupun resiko-resiko tambahan.
Beberpa organisasi besar membebtuk beberapa bagian yang berfungsi untuk mengendalikan fungsi organisasi seperti bagian internal kontrol, audit dan juga bagian antisipasi resiko.
b.      Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan  dengan penentuan perusahaan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen tertentu yang merupakan sasaran pasarnya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Jadi marketing mix terdiri empat unsur atau variabel strategi bauran pemasaran tersebut, yaitu: strategi produk, strategi harga, strategi penyaluran atau distribusi, dan strategi promosi.[12]
                Adapun pengembangan dari keempat variabel tersebut agar memberikan hasil yang maksimal adalah (people) atau karyawan, (physical evidence) atau atribut toko, dan (proses) atau kecepatan dalam pelayanan. Sehingga yang awalnya 4P menjadi 7P.[13]
1.      Kualitas Pelayanan
          Pelayanan (service) menurut Kotler yaitu: setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.  Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Jasa juga didefinisikan sebagai “suatu tindakan, perbuatan, pelaksaaan atau usaha” dengan karakteristik berbeda dengan barang, yang digambarkan sebagai “barang, perangkat, material, atau benda.”[14]
          Kualitas merupakan totalitas dari suatu karakteristik pelayanan yang sesuai dengan persyaratan atau standar. Jadi, kualitas pelayanan dapat di definisikan sebagai kualitas pelayanan yang diterima konsumen dinyatakan besarnya perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan tingkat persepsi meraka.[15]
2.      Penetapan Harga
Dalam teori ekonomi, kita mempelajari bahwa harga (price), nilai(value), dan manfaat(utility) merupakan konsep yang saling berkaitan. Manfaat (utility) adalah atribut sebuah item/barang yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan keinginan. Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat dipertukarkan dengan produk lain.
Harga adalah nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.[16] Dalam strategi penetapan harga, dibagi menjadi tiga yaitu strategi pentapan harga produk baru, strategi bauran produk dan strategi penyesuaian harga. Berikut penjelasannya.
a.       Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Tahap pengenalan produk merupakan tahap yang menentang. Perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan produk baru menghadapi tantangan yang berupa penetapan harga untuk pertama kalinya.Mereka dapat memilih diantara dua strategi besar:penetapan harga mengambil sebagian pasar(market-skimming pricing) dan penetapan harga.
b.      Penetrasi Pasar (Market Penetration Pricing)
1.    Penetapan Harga mengambil sebagian Pasar
Banyak perusahaan yang menemukan produk baru pada awalnya menetapkan harga tinggi untuk”mengambil sebagian/skim”pendapatan dipasar selapis demi selapis.
2.    .Penetapan Harga Pentrasi Pasar
Selain menetapkan harga awal yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar yang kecil tetapi menghasilkan laba yang besar, beberapa perusahaan menggunakan penetapan harga penetrasi pasar(market penetration pricing).
3.    Strategi penetapan harga bauran produk
perusahaan mencari seoerangkat harga yang memaksimalkan laba dari bauran produk total.
4.    Penetapan harga mini produk
Penetapan tingkatan-tingkatan harga diantara item-item produk lini prouk.

5.    Penetapan harga opsional
menetapkan harga produk opsional (tambahan)/produk aksesori yang di jual bersama dengan produk utama.
6.    Penetapan Kaptif
Perusahaan-perusahaan yang harus digunakan bersama dengan produk utama menggunakan penetapan harga produk kaptif.
7.    Penetapan Harga Produk Sampingan
Dalam memproduksi daging olahan, perminyakan, kimia dan produk-produk lain.
8.    Penetapan Harga Bundelan Harga produk
Dengan menggunakan penetapan harga bundelan produk (produce bundele pricing), para penjual sering menggabungkan beberapa produk mereka menawarkan bundelan produk dengan potongan harga.
9.    Strategi Penyesuaian Harga
Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka sehingga memperhitungkan sebagai perbedaan pelanggan dan perubahan situasi beberapa strateginya antara lain.
10. Penetapan Harga Diskon dan Pengurangan Harga
Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan atas tanggapan-tanggapan pelanggan seperti pembayaran lebih awal atau ikut mempromosikan produk.diantaranya ada beberapa jenis diskon atau pengurangan harga anta lain; Diskon Tunai ( cash discount), Diskon Jumla (quantity discount), Diskon Fungsional (functional discount) dan Diskon Musiman (seasonal discount)
11. Penetapan harga tersegmentasi
Menjual produk atau jasa pada dua atau lebih harga, dimana perbedaan harga tidak didasarkan pada perbedaan-perbedaan biaya.
12. Penetapan harga psikologis
Dalam menggunakan hpenetapan harga psikologis, para penjual mempertimbangkan psikologis harga dan tidak semata-mata faktor ekonomi. Ketika konsumen dapat menilai kualitas produk dengan memeriksa produk tersebut, mereka sedkit saja menggunakan harga untuk menilai kualitas.
13. Penetapan harga promosi
Dengan penetapan harga promosi (promotional, pricing), perusahaan-perusahaan secara temporer menetapkan harga produk-produk mereka dibawah daftar harga dan terkadang dibawah biaya.
14. Penetapan harga secara geografis
Perusahaan juga memutuskan cara menetepkan harag bagi pelanggan yang berlokasi dibagian negara atau bagian dunia yang berbeda.
c.       Penetapan harga FOB asal (FOB-Origin Pricing)
Strategi penetapan harga dimana barang-barang tidak dibayar biaya pengirimannya oleh penjual; pelanggan membayar pengiriman dari pabrik ke tempat tujuan.
d.      Penetapan harga terkirim seragam (Uniform-Delivered Pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografis dimana perusahaan menetapkan harga plus biaya pengiriman yang sama bagi semua pelanggan tanpa membedakan lokasinya.
e.       Penetapan harga zona (Zone Pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana perusahaan menetapkan dua atau lebih zona.
f.       Penetapan harga berdasarkan titik pengkalnya (Basing-Point Pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana penjual menunjuk kota tertentu sebagai titik pangkal dan membebani semua pelanggan biaya pengiriman dari kota itu ke lokasi pelanggan, tidak peduli dari kota dimana sebenarnya barang tersebut dikirim.
g.      Penetapan harga penyerapan biaya pengiriman (Fright-Absorption Pricing)
Strategi penetapan harga berdasarkan geografi dimana penjual menyerap semua atau sebagai beban pengiriman aktual agar dapat memperoleh bisnis yang dinginkan.
h.      Penetapan harga internasional
Perusahaan yang memaparkan produk mereka secara internasional harus memutuskan harga yang ditetapkan di negara-negara yang berbeda dimana mereka beroperasi harga yang harus ditetapkan oleh perusahaan dinegara tertentu bergantung banyak faktor yang meliputi kondisi perekonomian, situasi persaingan, hukum dan peraturan, dan kemajuan sistem perdangan besar dan eceran.
i.        Penetapan harga khusus
Tidak seperti penetapan harga secara goegrafis, taktik penetapan harga khusus ini unik dan menentang pengkategorian murni. Taktik penetapan harga khusus meliputi: taktik harga tunggal, penerapan harga fleksibel, penetapan harga jasa fleksibel, penetapan harga jasa Profesional, harga lini, penetapan harga pemimpin, penetapan harga umpan, penetapan harga ganjil-genap, kumpulan harga dan penetapan harga dua bagian.[17]
c.       Konsep Pemasaran Syariah
            Menurut Kertajaya dalam buku Buchari Alma Syariah Marketing adalah strategi bisnis yang memayungi seluruh aktivitas dalam dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses, menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau satu perusahaan atau perorangan, yang sesuai dengan ajaran islam.[18]
Ada 4 konsep karakteristik yang terdapat pada syariah marketing :[19]
1.        Ketuhanan/Teistis(rabbaniyyah)
Ketuhanan atau rabbaniyah adalah satu keyakinan yang bulat, bahwa semua gerak-gerak selalu berada dibawah pengawasan Allah SWT. Salah satu ciri pemasaran syariah adalah sifatnya  yang religius.[20] Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariah yang bersifat ketuhanan merupakan hukum yang paling adil, sehingga akan mematuhinya dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan.
2.        Etis (ahklaqaniyyah)
Etis atau ahklaqaniyyah artinya semua perilaku berjalan diatas norma etika yang berlaku umum. Etika adalah kata hati dan kata ini adalah apa yang sebenarnya, “the will of God”, tidak bisa dibohongi.
3.        Realistis (al-waqi’yyah)
Realistis ataual-waqi’yyah yang artinya sesuai dengan kenyataan, jangan mengada-ada apalagi yang menjurus kepada kebohongan. Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif fanastis, anti modernitas, dan kaku, melainkan konsep pemasaran yang fleksibel.[21]
4.        Humanistis (insaniyyah)
Humantis atau insaniyyah yang artinya berperilaku kemanusiaan, hormat menghormati sesama. Pemasaran berusaha membuat kehidupan menjadi lebih baik. Jangan sampai kegiatan pemasaran malah merusak tatanan hidup di masyarakat, membuat kehidupan bermasyarakat terganggu.
Banyak pelaku-pelaku bisnis menggunakan teknik promosi dengan memuji-muji barangnya setinggi langit dan tidak segan-segan menjelek-jelekkan produk saingan. Bahkanuntuk melariskan jual belinya, pedagang tidak segan-segan melakukan sumpah palsu, padahal hal tersebut merusak.[22]
d.      Perbedaan Pemasaran Syariah dan Pemasaran Konvensional
Ada beberapa hal yang menjadi pembeda antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional.[23]
Aspek
Konvensional
Syariah
Konsep dan filsosofi dasar

Bebas nilai dan tidak mendasarkan ketuhanan dalam setiap aktivitas pemasarannya.
Merasadalam setiap aktivitas pemasarannya selalu di awasi oleh Allah

Etika pemasaran
Menghalalkan berbagai macam cara untuk memikat konsumennya
Berpegang teguh pada etika

Pendekatan terhadap konsumen
Konsumen sebagai objek

Mitra sejajar

Cara pandang terhadap pesaing
Pesaing sebagai pihak lawan yang harus dikalahkan
Pesaing sebagai pemicu menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan

e.       Tinjauan Tentang Kepuasan Konsumen dalam Islam
            Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya.[24] 
            Pembeli memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan penawaran yang memberikan nilai terbesar. Nilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipersepsikan oleh pelanggan. Nilai adalah kombinasi kualitas, pelayanan, dan harga (“QSP”), yang disebut juga “tiga elemen nilai pelanggan”. Nilai meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas dan pelayanan, dan sebaliknya menurun seiring dengan menurunnya harga, walaupun faktor-faktor lain juga dapat memainkan peran penting dalam persepsi kita akan nilai.
            Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak memnuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika kinerja produk sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja produk melebihi ekspektasi, pelanggan tersebut senang.[25]
            Dalam ilmu ekonomi islam, kepuasan seorang muslim disebut qana’ah kepuasan dalam islam (qana’ah) merupakan cermin kepuasan seseorang baik secara lahiriyah maupun batiniyah. Kepuasan dalam islam mendorong seorang konsumen muslim bersikap adil. Konsep kepuasan dalam islam berkaitan dengan keimanan yang melahirkan rasa syukur.[26]
            Kepuasan konsumen menurut islam dikenal dengan maslahah dengan pengertian terpenuhi kebutuhan baik bersifat fisik maupun spiritual. Islam sangat mementingkan keseimbangan kebutuhan fisik dan non fisik yang didasarkan atas nilai-nilai syariah. Seorang muslim untuk mencapai tingkat kepuasan harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu barang yang dikonsumsi adalah halal, baik secara zatnya maupun cara memperolehnya, tidak bersifat israf (royal) dan tabzir (sia-sia). Oleh karena itu, kepuasan seorang muslim tidak didasarkan banyak sedikitnya barang yang dikonsumsi, tetapi didasarkan atas berapa besar nilai ibadah yang didapatkan dari yang dikonsumsinya.[27]















[1] Hulwati, Ekonomi Islam: Teori dan Praktiknya dalam Perdagangan Obligasi Syari’ah di Pasar Modal Indonesia dan Malaysia (Padang:  Ciputat Press Group, 2009), hlm.16.
[2] Rifaldi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Transportasi Online Gojek Terhadap Pelanggan Pada Mahasiwa/i Administrasi Niaga Politeknik Negari Jakarta.” Administrasi Bisnis Terapan, 2 (Oktober, 2016) hlm., 122.
[3] Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hlm. 217.
[4] Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 154.
[5] Aang Kunaifi, Manajemen Pemasaran Syariah (Yogyakarta: Maghza pustaka, 2016), hlm. 38.
[6] Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hlm. 141.
[7] Tim Penyusunan Pedoman Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, hlm. 11
[8] Christoper Lovelock dan Lauren K. Wright, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: Indeks, 2007), hlm. 5.
[9] Suharno dan Yudi Sutarso, Marketing in Practice (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 178
[10] Suwinto Johan, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 62.
[11] Abdul Rivai dan Darsono Prawironegoro, Manajemen Strategis: Kajian Manajemen Strategis Berdasar Perubahan Lingkungan Bisnis, Ekonomi, Sosial, dan Politik (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015), 118-119.
[12] Soffjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 197-199.
[13] Buchari Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.294-295.
[14] Christoper Lovelock dan Lauren K. Wright, Manajemen Pemasaran Jasa Manusia, Teknologi, Strategi Perspektif Indonesia (Jakarta: Indeks, 2010), hlm. 16.
[15] Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 88.
[16]Yohanes Lamarto,  Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 1984), hlm. 307-308.
[17] Ahmad Subagyo, Marketing In Business (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), hlm. 188-201.
[18]Buchari Alma dan Donni Junni, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung: Alfabeta, 2014),  hlm. 347.
[19] M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 22.
[20] Buchari Alma dan Donni Junni, Manajemen Bisnis Syariah, hlm. 350.
[21] Ibid,  hlm. 347.
[22]Buchari Alma dan Donni,Manajemen Bisnis Syariah,hlm. 347.
[23] M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran.., hlm. 28
[24] John C. Mowen, Perilaku Konsumen (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 89.
[25] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm.14.
[26] Fitria Salahika Salma dan Ririn Tri Ratnasari, Pengaruh Kualitas Jasa Perspektif Islam Terhadap kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Hotel Gren Kalimas Di Surabaya, JESTT, Vol.2 No.4 April 2015. Hlm.327. Respsitory.unair.ac.id. Diakses Pada Tanggal 23 September 2018.
[27] Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 97.