CERITA RAKYAT MADURA
Cerita
rakyat Madura kembali berlanjut. Pada waktu kejayaan kerajaan Majapahit, pernah
diadakan sayembara. Diundangnya semua Mpu dari segala pelosok termasuk Mpu
Keleng. Namun tak seorang pun yang sanggup mendirikan pintu gapura Majapahit.
Mpu Keleng
mendapat kesempatan yang terakhir. Raja memberi waktu Mpu Keleng sampai bulan
purnama tiba. Hal ini pernah disampaikannya juga kepada keluarganya di Madura.
Jokotole merasa gelisah, sebab beberapa hari lagi bulan purnama akan tiba. Maka
Jokotole menyusul ke Majapahit.
Di tengah
jalan Jokotole bertemu dengan seorang tua bernama Adirasa. Jokotole ditegurnya
kemudian diberinya setangkai bunga teratai putih, “Tole, ambillah bunga teratai
ini. Kelak apabila engkau mendapat kesulitan bunga ini akan menolongmu.
Makanlah bunga ini terlebih dahulu kemudian bakarlah dirimu. Dari pusarmu akan
keluar cairan untuk patri tiada tara kekuatannya,” setelah berkata demikian
Adirasa menghilang dari pandangan.
Jokotole
menjadi termangu-mangu. Sesampainya Jokotole di Majapahit, banyak sekali Mpu
berkumpul. Kesemuanya ingin menyaksikan usaha Mpu Keleng. Di antara orang ramai
berkerumun itu, tiba-tiba masuklah Jokotole menemui Mpu Keleng. Antara perasaan
heran dan girang, Mpu Keleng memeluk Jokotole yang datang akan memberi bantuan.
Jokotole
membakar dirinya setelah memakan bunga teratai. Dengan mudahnya Mpu Keleng
mematri pintu gerbang dengan cairan patri yang keluar dari pusar Jokotole.
Melihat kejadian itu semua Mpu bergembira dan memeluk Jokotole, karena hukuman
raja tak jadi dijatuhkan kepada mereka.