Wednesday 13 March 2019

PENGAPLIKASIAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH


PENGAPLIKASIAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran IPS yang diampu oleh Bapak  Ahmad Imam Khairi, M. Pd
Disusun Oleh TIPS-A:
Kelompok)





PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta inayahnya kepada kita, sehingga penulisan makalah yang berjudul “Pengaplikasian Media Tiga Dimensi Pada Mata Pelajaran Sejarah” ini bisa terselesaikan dengan baik.               
          Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahakan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai sang revolusioner dunia.
           Taklupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada  :
         1.         Bapak Ahmad Imam Khairi, M. Pd selaku dosen pengampu Media Pembelajaran IPS.
         2.         Orang tua kami yang selalu mendoakan kami.
         3.         Teman-teman kelompok yang telah membantu proses terselesainya makalah ini.           
Kami menyadari  bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kami senantiasa menantikan dengan hati terbuka saran-saran perbaikan dan nasehat yang mendukung  demi  sempurnanya makalah ini.
Wa’alaikumussalam Wr.Wb.




Pamekasan, 10 Maret 2019


Penulis




DAFTAR ISI
           
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.     Proses Pembuatan Media Tiga Dimensi “Buku Tiga Dimensi”
B.     Proses Berlangsungnya Masa Orde Baru
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sejarah merupakan salah satu pelajaran yang terdapat pada ilmu pengetahuan sosial atau IPS. dalam pelajaran sejarah banyak menceritakan tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu, dalam sejarah juga banyak terdapat kisah-kisah serta peristiwa yang terjadi di masa lampau dan perlu di kaji pada masa sekarang. Jika di lihat dalam pengaplikasiannya, pelajaran sejarah terkesan membosankan karena isinya terlalu banyak cerita dan membuat siswa cepat merasa bosan, terutama pada tingkatan SMP dan SMA sejarah terkesan sangat membosankan bagi siswa.
Untuk mengatasi hal itu tentunya seorang guru perlu mempunya ide kreatif dalam memberikan materi sejarah, karena jika hanya menggunakan metode ceramah siswa akan cepat bosan. Maka di perlukan sebuah media yang bisa memberikan penggambaran mengenai pelajaran sejarah, terdapat banyak model media yang bisa di pakai guru untuk mengaplikasikan pembelajaran sejarah salah satunya dengan menggukana media pembelajaran tiga dimensi. Selain karena unik dan bagus dengan media tiga dimensi siswa bisa dengan sangat mudah dalam memahami pelajaran sejarah. Salah satu media tiga dimensi yang bisa di gunakan adalah media buku tiga dimensi. Media ini cukup efektif karena bentuknya yang bagus dan menarik dimana siswa nantinya di suruh membuka sebuah buku yang nantinya ketika di buka maka akan muncul gambar tiga dimensi yang akan menjelaskan mengenai materi sehingga siswa bisa lebih paham dan mengerti dan juga tidak cepat bosan.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana proses pembuatan media tiga dimensi “Buku Tiga Dimensi” ?
2.    Bagaimana proses berlangsungnya masa orde baru?
C.  Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui proses pembuatan media tiga dimensi “Buku Tiga Dimensi”
2.      Untuk mengetahui proses berlangsungnya masa orde baru.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Proses Pembuatan Media Tiga Dimensi “Buku Tiga Dimensi”
Buku tiga dimensi merupakan salah satu media yang bisa di gunakan oleh seorang guru untuk membantunya agar lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa tidak merasa bosan. Buku tiga dimensi ini adalah semacam media di mana siswa akan di suruh membuka sebuah buku yang nantinya di buku itu ketika di buka akan mucul gambar tiga dimensi lengkap dengan keterangannya, kemudian siswa di suruh untuk memahami gambar tersebut. Setiap halaman berisi setiap poin yang ada pada setiap materi pelajaran. Setelah paham siswa akan di suruh membuka halaman selanjutnya dan akan muncul gambar tiga dimensi seperti sebelumnya begitu seterusnya.
Dengan adanya Buku tiga dimensi ini guru bisa lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa tidak akan cepat bosan dengan materi yang di pelajari, media ini juga sangat cocok jika di terapkan pada mata pelajaran sejarah yang mana pelajaran ini sangat membosankan bagi siswa sehingga di butuhkan sebuah media yang akan membuat siswa merasa tertarik dan mudah dalam memahami pelajaran sejarah.
Berikut adalah alat, bahan serta cara pembuatan Buku tiga dimensi :
1.        Alat dan Bahan
a)        Gunting
b)        Lem
c)        Alat tulis (pensil,spidol,penghapus, dll.)
d)       Buku
e)        Gambar mengenai materi
f)         Potongan kertas tebal
2.        Cara Pembuatan
a)        Carilah materi yang cocok untuk di jadikan materi pada media Buku tiga dimensi.
b)        Carilah poin poin penting yang terdapat pada materi tersebut.
c)        Lalu cari gambar yang cocok untuk menggambarkan setiap poin yang ada, usahakan gambar yang bagus dan menarik. (Internet, koran maupun di majalah)
d)       Gunting gambar tersebut lalu kasih keterangan mengenai penjelasan sesuai poin yang sudah di tentukan.
e)        Gunakan buku yang bagus untuk di jadikan bahan utama dalam pembuatan media.
f)         Tempelkan gambar yang sudah di gunting beserta keterangannya ke dalam buku, jangan lupa buat gambar tersebut tiga dimensi dengan menggunakan potongan kertas tebal
g)        Beri hiasan pada buku untuk menambahkan kesan menarik di dalamnya.
B.  Proses Berlangsungnya Masa Orde Baru
Istilah orde baru didalam sejarah Indonesia menempati tingkat popularitas yang tinggi. Orde baru secara batasan temporal bisa didefinisikan sebagai sebuah rezim politik yang berkuasa sejak tahun 1966-1998 di Indonesia. Orde baru disini diciptakan untuk menandai kelahiran corak politik yang baru dari orde lama yang mana penuh dengan banyaknya penyimpangan pada waktu itu. era orde baru disini juga disebut sebagai era Soeharto yang mana dia merupakan presiden pada masa tersebut. Sehingga secara praktis mengendalikan RI mulai ketika terbitnya orde baru.[1]
Naiknya Soeharto kepentas nasional tidak lepas dari adanya demonstrasi mahasiswa yang terdiri dari Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) dan sebagainya.[2] Dalam hal demonstrasi tersebut mahasiswa menuntut Tri Tuntutan Rakyat (Tritura), yang mana isi dari tuntutan dari tritura adalah turunkan harga, bubar kabinet dari unsur PKI dan bubarkan PKI. Selain itu orde baru ada sejak adanya Surat Sebelas Maret (Supersemar) tahun 1966 yang diberikan oleh presiden Soekarno kepada jenderal Soeharto untuk bertindak atas nama pemerintah untuk memecahkan masalah-masalah keamanan dan memulihkan keadaan pada masa itu. Hal yang pertama kali dilakukan  oleh Soeharto adalah membubarkan PKI, partai yang diduga kuat berada dibelakang percobaan kudeta 30 september 1965. Dengan dibubarkannya PKI, bukan saja satu tuntutan rakyat yang telah dipenuhi oleh Soeharto, Bakhan PKI yang tumbang mengakibatkan semua unsur tentang komunis juga ikut tumbang atau hilang. Salah satunya dengan cara menangkap 15 menteri yang terindikasi menganut unsur-unsur komunis. Maka bangunan dari demokrasi terpimpin atau dikenal orde lama roboh. [3]
Kemudian kuasa dari Soeharto dikukuhkan oleh MPRS No. IX/MPRS/1966 tanggal 21 juni 1966. Setahun kemudian, berdasarkan ketetapan MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 tentang pencabutan kekuasaan pemerintahan Negara dari presiden Soekarno pada tanggal 12 maret 1967. MPRS mengangkat Soeharto selaku pemegang SP 11 Maret sebagai pejabat presiden hingga dipilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan umum. Dasar hukum yang digunakan oleh MPRS ialah pasal 8 UUD 1945 yang berbunyi “ jika presiden mangkat, berhenti, atau tidak melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh wakil presiden sampai habis waktunya. Seperti  yang diketahui bahwa pada waktu itu tidak ada wakil presiden dan MPRS melalui ketetapan MPRS No. XV/MPRS/1966 tanggal 5 juli 1966 tentang pemilihan atau penunjukan wakil presiden  dan tata cara pengangkatan pejabat presiden telah menetapkan hal-hal berikut:[4]
1.    MPRS tidak mengadakan pemilihan wakil presiden.
2.    Apabila presiden berhasil berhalangan, maka pemegang SP 11 maret 1966 memegang jabatan presiden yang pemanfaatanya dialakukan dengan didampingi oleh pemimpinan MPRS dan pimpinan DPRGR.
3.    Dalam terjadi keadaan yang disebut dalam pasal 8 UUD 1945 maka MPRS segera memilih pejabat presiden yang bertugas sampai dengan terbentuknya MPR hasil pemilihan umum.
Berdasarkan ketetapan MPRS No. XLIV/MPRS/1968 tanggal 27 maret 1968 tentang pengangkatan pengembanan. ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 telah menetapkan sebagai  presiden republic Indonesia. MPRS telah menetapkan jenderal soerharto sesuai ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 sebagai presiden RI hingga terpilihnya presiden oleh pemilihan umum.[5]
Sidang MPRS IV/1966 menerima dan memperkuat supersemar dengan dituangkan pada Tap No. IX/MPRS/1996. Hal ini berarti bahwa semenjak supersemar tidak lagi besumber pada hukum tata Negara darurat akan tetapi bersumber pada kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2 UUD 1945). Adapun misi yang diemban berdasarkan Tap. No. X/MPR/1973 meliputi:[6]
1.    Melanjutkan pembangunan lima tahun dan menyusun serta meklaksanakan rencan lima tahun II dalam rangka GBHN.
2.    Membina kehidupan masyarakat sesuai dengan demokrasi pancasila.
3.    Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan beriorentasipada kepentingan nasional.
Demikianlah orde baru berangsur–angsur  melaksanakan program-programnya untuk merealisaikan pembangunan nasional sebagai perwujudan dan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.[7]
Akhirnya setelah Jenderal Soeharto di kukuhkan oleh MPRS ( majelis permusyawaratan rakyat sementara) sebagai presiden pada tahun 1967.  Bisa dikatankan bahwa kemenangan soeharto menyingkirkan Soekarno tidak lepas dari kerjasama tiga hijau yaitu: pertama, Mahasiswa (yang masih hijau dalam politik).  Kedua, Golongan Islam (yang memang bendera hijau) dan yang ketiga, tentara (yang berseragam hijau).[8]
Pada masa pemerintahan Soeharto atau orde baru memberikan peran sosial politik yang sangat besar kepada ABRI terutama angkatan darat yang mana ini dilakukan untuk menyusun kekuatan bangsa dan Negara untuk mencapai stabilitas nasional dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasioanal.[9]
Sudah diketahui bahwa setelah terjadinya selama delapan belas tahun setelah usaha kudeta dari masa orde lama masa depan politik Indonesia diragukan. Akan tetapi, akhirnya Soeharto dan sekutunya menegakkan yang namanya orde baru. Berikut ini beberapa proses berlangsungnya pemerintahan pada masa  orde baru ditinjau dari segi: [10]
1.      Politik
Berdasarkan situsi politik yang sedang memanas DPR-GR beroendapat perlu dilakukan penyelesaian secara konstitusional. Sehingga untuk menata kehidupan politik pada masa itu antara lain:
a.       Pembentukan kabinet pembangunan
Kabinet awal pada peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan Dwi Darma. Kabinet AMPERA yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan Nasional. Progam Kabinet AMPERA pada masa itu disebut Catur Karya Kabinet AMPERA.
b.      Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
Setelah pemilu 1971 maka dilakukan poenyederhanaan jumlah partai, tetapi bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan (fusi) sejumalah partai. Sehingga pelaksaan kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tapi atas persamaan program.
c.       Pemilihan Umum
Selama orde baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
d.      Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (PERPERA) di Irian Barat dengan disaksikan oleh wakil PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.
e.       Kembali menjadi Anggota PBB (3 Juni 1966)
Indonesi kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya desakan dari komisi bidang pertahanan, keamanan, dan luar negeri DPR-GR terhadap pemerintah Indonesia.
f.       Pendirian ASEAN
Indonesia menjadi pelopor didirikannya organisasi ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.

2.      Sosial
Pemerintah orde baru memperluas kekuasaan mereka atas kehidupan sosial masyarakat melalui tentara. TNI memiliki struktur yag menempatkan  mereka sampai ke desa-desa. Dengan ini, TNI bisa mengawasi dan mempengaruhi seluruh kehidupan sosial warga negaranya.
3.      Ekonomi
Untuk menanggulangi keadaan ekonomi yang kacau sebagai peninggalan masa demokrasi terpimpin, pemerintah menempuh cara sebagai berikut:
a.       Mengeluarkan ketetapan MPRS No. XXIII/MPRS/ 1966 tentang pembaruan ekonomi, keuangan dan pembangunan.
b.      MPRS mengeluarkan gari program pembangunan, yakni program penyelamatan, program stabilitas dan rehabilitas, serta progra,mm pembangunan. 

Dalam hal ini terdapat macam-macam keberhasilan yang dicapai pada masa orde baru yaitu sebagai berikut:[11]
1.    Pada masa ini kehidupan kaum rakyat jelata pada tahun 1970 an dan 1980an lebih baik dari pada masa demokrasi terpimpin atau zaman colonial belanda.
2.    Produksi pangan di Indonesia meningkat secara mencolok. Sebagian besar karena tersedianya bibit yang bertambah baik dan melimpahnya persedian pupuk.  Yang mana pada masa ini secara mengejuttkan Indonesia dalam pengkonsumsian beras yang terus membaik. Sehingga impor beras pun berkurang menjadi hamper nol dan membuat Indonesia mencapai kemandirian dalam beras. Hal ini, merupakan keberhasilan yang luar biasa hasil dari kemajuan teknologi, kebijakan pemerintah dan inisiatif serta kerja keras para petani.
3.    Pada masa orde baru, pendidikan juga mengalami kemajuan. Yang mana pendidikan pada masa it uterus meningkat sampai tingkat yang jauh dibandingkan dengan masa colonial. Hal ini tercemin dengan banyaknya pertumbuhan jumlah penduduk pada masa itu yang melek huruf.
4.    Pendapatan perkapita Indonesia setiap tahun hamper 600 dolar amerika. Hal ini menyebabkan bank dunia menggolongkan Indonesia sebagai Negara yang penghasilannya menegah. Pada tahun 1982.
5.    Pada masa orde baru disini setiap agama dibeberapa daerah pada akhir tahun 1960an berubah menjadi peningkatan sikapn toleransi dan sikap saling menghormati pada tahun 1970an dan 1980an.
6.    Pada masa ini terjadi kerja sama dengan berbagai Negara non komunis  seperti jepang, amerika. Dan sebagai anggota ASEAN.
Sehingga pada masa ini, dapat dikatakan lebih baik dari pada masa demokrasi terpimpin atau orde lama yang dipimpin soekarno baik dari segi ekonomi, politik dan sebagainya. Dan memenuhi tujuannya untuk melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Pada awal lahirnya masa orde baru diakibatkan oleh banyaknya dukungan dari berbagai pihak.  Namun berakhirnya orde baru juga disebabkan oleh pemerintahan orde baru itu sendiri yang banyak melakukan berbagai propaganda pada masa itu. Beberapa propaganda yang dilakukan pada masa orde baru adalah sebagai berikut:[12]
1.    Pada masa orde baru media massa diatur sedemikian rupa untuk membuat pencitraan. Sehingga membuat media massa kurang leluasa dalam melakukan pemberitaan pada masyaratkat.
2.    Pencapai pada bidang ekonomi kurang merata yang mana hanya dirasakan pada wilayah Jakarta dan jawa saja pada umumnya.
3.    Untuk menjag  a stabilitas kekuasaanya soeharto menggunakan legitimasi MPRS, tentara dan partai golkar.
Kemudian pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis moneter di berbagai Negara Asia,  yang mana sejak tahun itu tepatnya bulan juli nilai rupiah merosot. Dibulan agustus nilai tukar rupiah terhadap dollar semakin melemah dari Rp. 2.575 menjadi Rp. 2.603. bulan berikutnya turun lagi menjadi i Rp 3.000 per dollar US. Dan pada bulan berikutnya tepatnya bulan oktober menjadi Rp. 3.845 per dollar US. Sehingga setiap bulannya nilai mata uang Indonesia terus merosot  hingga sampailah pada nilai rupiah per dollar yang tidak masuk akal yaitu pada bulan Mei tepatnya tanggal 12 tahun 1998 rupiah berada pada Rp 10.000 per dollar dan dalam waktu seminggu berikutnya rupiah anjlok menjadi Rp. 12.600.[13]
Akibat terus menurunnya mata uang rupiah terhadap dollar membuat hutang luar negeri Indonesia, baik swasta maupun pemerintahan sangat besar. Yang mana hal ini menyebabkan kacaunya perbankan nasional  dan devisa nasioanl menjadi menipis. Meskipun sudah meminta bantuan ke IMF (international monetary fund) tetap saja tidak ada perbaikan. Sehingga terjadilah yang namanya krisis moneter di Indonesia.[14]
Akibat adanya krisis moneter tersebut rakyat menuntut dilakukannya reformasi total. Selain dalam bidang ekonomi juga terutama bidang politik serta hukum.
Kemudian timbullah demonstrasi besar-besaran pada tanggal 12 Mei yang dilakukan oleh universitas trisakti yang berjumlah 6.000 mahasiswa, dosen, alumni dan karyawan. awalnya mereka berdemonstrasi di dalam kampus kemudian keluar untuk berdemonstrasi di gedung DPR namun pada waktu itu terjadi kerusuhan sehingga menyebabkan beberapa mahasiswa terluka dan ada 4 mahasiswa trisakti tewas pada tragedy tersebut.[15]
 Melihat kejadian tersebut, maka pada waktu itu presiden Soeharto mengambil langkah untuk mengadakan rapat yang mana dengan meresufle kabinet pembanguan. Namun hal tersebut ditolak oleh para krida kabinet pembanguan melalui surat, yang mana surat tersebut disampaikan kepada presiden soeharto oleh BJ. Habibie pada pukul 20.00. kemudian pada hari kamis tanggal 21 Mei  1998 Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.[16]
Dengan demikian, masa itu soeharto berumur 78 tahun dan sudah memimpin selama 30 tahun di  Indonesia serta sesuai  dengan pasal 8 UUD 1945 Soeharto segera mengatur agar wakil Presiden BJ. Habibie disumpah di hadapan mahkamah agung  sebagai penggantinya. Jadi dengan diangkatnya presiden baru tersebut berakhirlah masa yang hegemonic. Dan robohlah sudah masa orde baru.[17]










BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.        Buku tiga dimensi merupakan salah satu media yang bisa di gunakan oleh seorang guru untuk membantunya agar lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa tidak merasa bosan.
a)        Alat dan Bahan :
1)        Gunting
2)        Lem
3)        Alat tulis (pensil,spidol,penghapus, dll.)
4)        Buku
5)        Gambar mengenai materi
6)        Potongan kertas tebal
b)        Cara Pembuatan
1)        Carilah materi yang cocok untuk di jadikan materi pada media Buku tiga dimensi.
2)        Carilah poin poin penting yang terdapat pada materi tersebut.
3)        Lalu cari gambar yang cocok untuk menggambarkan setiap poin yang ada, usahakan gambar yang bagus dan menarik. (Internet, koran maupun di majalah)
4)        Gunting gambar tersebut lalu kasih keterangan mengenai penjelasan sesuai poin yang sudah di tentukan.
5)        Gunakan buku yang bagus untuk di jadikan bahan utama dalam pembuatan media.
6)        Tempelkan gambar yang sudah di gunting beserta keterangannya ke dalam buku, jangan lupa buat gambar tersebut tiga dimensi dengan menggunakan potongan kertas tebal
7)        Beri hiasan pada buku untuk menambahkan kesan menarik di dalamnya.

2.        Proses terjadinya masa orde baru adalah adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa orde lama seperti meletusnya peristiwa gerakan 30 september/PKI pada tahun 1965. Yang mana menimbulakan demonstrasi untuk mengganti masa pemerintahan tersebut. Sehingga munculah orde baru yang dipimpin oleh jenderal soeharto. Yang mana ia mendapatkan surat 11 maret dari soekarno dan kemudian disahkan oleh MPRS yang mana ia secara praktis mengendalikan RI. Yang kemudian menuruti permintaan dari demonstrasi atau dikenal tritura yang terdiri dari turunkan harga, bubar kabinet dari unsur PKI dan bubarkan PKI. Dan runtuhnya orde baru disebabkan pemerintahannya banyak melakukan penyimpangan dan propaganda pada masa itu. Selain itu terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia dan pemerintah tidak dapat menanggulangi hal tersebut sehingga banyak dari rakyat terutama mehasiswa berdemonstrasi untuk meminta agar pemerintahan orde baru segera di akhiri. Karena pada masa itu situasi tidak dapat terkendali, maka presiden soeharto menyatakan pengunduran dirinya sebagai presiden pada hari kamis tanggal 21 mei 1998 dan digantikan oleh wakilnya BJ. Habibie. Jadi sejak saat itu pemerintahan orde baru berakhir.
B.  Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca. Atas kritik dan sarannya terima kasih.













DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Dwicahyo, Satrio. Pertumbuhan Ekonomi Di Era Orde Baru Dalam Jurnal Lembaran Sejarah, Vol. 10, No.2, Oktober 2013. Yogyakarta: UGM, 2013.
Gaffer, Afan. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Hadi, Dwi Wahyono Dan Gayung Kasuma. Propaganda Orde Baru 1966-1980, Dalam Jurnal Verladen, Vol. 1. No. 1. Desember 2012.
Hisyam, Muhammad. Krisis Masa Kini Dan Orde Baru Edisi 1 Dalam Ebook. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Munir, Mbm. Dkk. Pendidikan Pancasila. Malang: Medani Media, 2016.
Recklefs, Mc. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016.













[1]Satrio Dwicahyo. Pertumbuhan Ekonomi Di Era Orde Baru Dalam Jurnal Lembaran Sejarah, Vol. 10, No.2, Oktober 2013 (Yogyakarta: UGM, 2013), hlm. 177-179.
[2] Mbm Munir, Dkk. Pendidikan Pancasila (Malang: Medani Media, 2016), hlm. 29.
[3]Muhammad Hisyam. Krisis Masa Kini Dan Orde Baru Edisi 1 Dalam Ebook (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), hlm.108-109.
[4] Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 57-58.
[5] Ibid, hlm. 58.
[6] Mbm Munir, Dkk. Pendidikan Pancasila (Malang: Medani Media, 2016), hlm. 30.
[7] Ibid, hlm. 30.
[8]Muhammad Hisyam. Krisis Masa Kini Dan Orde Baru Edisi 1 Dalam Ebook. hlm 144.
[9]Dwi Wahyono Hadi Dan Gayung Kasuma. Propaganda Orde Baru 1966-1980, (Dalam Jurnal Verladen, Vol. 1. No. 1. Desember 2012), hlm. 1-109.
[11]Mc Recklefs. Sejarah Indonesia Modern. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016), hlm. 432-437.
[12] Dwi Wahyono Hadi Dan Gayung Kasuma. Propaganda Orde Baru 1966-1980, (Dalam Jurnal Verladen, Vol. 1. No. 1. Desember 2012), hlm. 1-109.
[13] Muhammad Hisyam. Krisis Masa Kini Dan Orde Baru Edisi 1 Dalam Ebook (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), hlm.56.
[14] Ibid, hlm. 56-57.
[15] Ibid, hlm. 58-65.
[16] Ibid, hlm. 83-87.
[17] Afan Gaffer. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm.305-306.