Thursday 27 September 2018

MAKALAH “KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN”




MAKALAH
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN”
Di Laksanakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KEPEMIMPINAN Dengan Dosen Pengampu H. MUHAMMAD JAMALUDDIN, M.PD




DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5
Ainun Nafhah
Alfan Walidi
Maulidatul Kamilah
Hafidatur Rahmaniyah
Nur Aini

        
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA
JURUSAN TARBIYAH
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
2018
BAB I

PENDAHULUAN
A.            LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilihmana yang baik dan  mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,  kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Kepemimpinan  merupakan ruh yang menjadi pusat sumber gerak organisasi utuk mencapai tujuan. Kunci keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efesiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah. Keberhasian sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dan keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah.
Pada saat ini kekepalasekolahan merupakan suatu peran yang menuntut persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat. Bahkan telah berkembang menjadi tuntutan yang meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan sekolah diperlukan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas.
Penggunaan Manajemen Berbasis Sekolah (MPS) oleh pemerintah dalam rangka meminimalisir sentralisme pendidikan mempunyai impilkasi yang signifikan pada otonomi sekolah. Ini berarti, bahwa sekolah diberikan kekuasaan untuk mendayagunakan sumber daya secara efektif. Oleh karena itu, peran kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk mengelola manusia-manusia yang ada dalam organisasi sekolah, termasuk memiliki strategi yang tepat untuk mengelola konflik. Kiat kepala sekolah adalah memikirkan fleksibilitas peran dan kesempatan, bukannya otoriter.



B.            RUMUSAN MASALAH
a.         Apakah pengertian kepemimpinan ?
b.         Apakah Kepemimpinan pendidikan ?
c.         Bagaimanakah kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan ?
d.        Apa saja persyaratan kepala sekolah ?
e.         Bagaimanakah kepala sekolah sebagai seorang pemimpin ?
f.          Apa saja fungsi kepemimpinan kepala sekolah ?

C.            TUJUAN MASALAH
a.         Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
b.         Untuk mengetahui kepemimpinan pendidikan
c.         Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan
d.        Untuk mengetahui persyaratan kepala sekolah
e.         Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
f.          Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan kepala sekolah

                                                                                                 
                             







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian kepemimpinan
            Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata Leadership yang berasal dari kata Leader. Pemimpin (Leader) ialah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatan. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing dan mentuntun[1]. Jadi dalam sebuah kelompok perlu adanya seorang pemimpin yang menjadi contoh dan panutan  kepada anggota yang lainnya.
            Menurut Robbins (1991), kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh tersebut dapat diperoleh secara formal, yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi.[2] Dalam pengertian di atas dapat di jabarkan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk mengajak atau memotivasi setiap anggota kelompoknya agar setiap tujuan dan sasaran dalam sebuah organisasinya tercapai dengan target yang ditentukan.
B.     Kepemimpinan pendidikan
            Kepemimpinan pendidikan berperan sangat penting dalam rangka mengarahkan dan menggerakkan organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Saunders mendefinisikan kepemimpinan pendidikan sebagai, :Any act which facilities the achiefment of educational objektives.[3] Definisi tersebut memberi pengertian bahwa kepemimpinan pendidikan merupakan setiap tindakan yang dilakukan terhadap fasilitas pendidikan untuk meraih prestasi dari sasaran pedidikan yang telah ditentukan. Setiap fasilitas yang dimiliki sebuah lembaga pendidikan perlu adanya pemakaian terhadap fasilitas tersebut bukan hanya sebagai hiasan pendidikan tapi aplikasinya juga diperlukan dan itu atas tindakan seorang pemimpin.
            Dalam pengembangan lembaga pendidikan, kepemimpinan pendidikan mempunyai dua fungsi sebagai berkut.
1.      Mengusahakan keefektifan organisasi pedidikan,yang meliputi adanya etos kerja yang baik, manaemen terkeloloa dengan baik, mengusahakan tenaga pendidik yang memiliki ekspetasi yang tertinggi, mengembangkan tenaga pendidik sebagai model peran yang positif, memeberikan perlakuan balikan positif pada anak didik, menyediakan kondisi kerja yang baik bagi tenaga pendidik dan staf tata usaha, memberikan tanggung jawab pada peserta didik,[4] dan saling berbagi aktivitas antara pendidik dan anak didik, agar kualitas yang dimiliki sebuah lembaga pendidikan akan naik dan menjadikan alumni yang berkualitas bagi masyarakat di sekitarnya keberhasilan itu semua atas olah tangan seorang pemimpin.
2.      Mengusahakan lembaga pendidikan/sekolah berhasil (successful school) yang meliputi melaksanakan fungsi kepemimpinan dengan menempatkan implementasi kurikulum sebagai tujuan utama, menekankan pada kualitas pengajaran dan pembelajaran, memiliki tujuan yang jelas dan ekspektasi yang tinggi pada tenaga pendidik maupun peserta didik, mengembangkan iklim organisasi yang baik dan kondusif, melakukan monitoring dan evaluasi sebagai bagian dari budaya organisasi pendidikan di lembaganya, mengelola pengembangan staf, serta melibatkan dukungan stakeholder (masyarakat) dalam pengembangannya.[5] Karena setiap lembaga pendidikan menginginkan sebuah keberhasilan dalam sebuah tujuan sehingga fungsi diatas sangat layak untuk diberlakukan dalam sebuah lembaga pendidikan.
C.     Kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan
            Kepala sekolah dalam satuan pendidikan merupakan pemimpin. Ia mempunyai duan jabatan dan peran penting dalam melaksanakan proses pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah dan kedua, kepala sekolah adalah pimpinan formal pendidikan di sekolahnya.[6] Dalam setiap pengelolaan pendidikan kepala sekolahlah yang menjadi penanggung jawab atas berhasil tidaknya dalam penyelenggaraan setiap kegiatan pendidikan. Kepala sekolah juga memliki tugas untuk mengembangkan seluruh kinerja para staf dan para guru.
            Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah diterapkan[7]. Memotivasi para bawahan untuk terus bergerak dalam melaksanakan setiap tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya agar tujuan-tujuan yang targetkannya akan gercapai. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan setidaknya harus memiliki kompetensi dasar manajerial sebagai berikut.
1.      Keterampilan teknis (Technical Skill)
      Keterampilan yang berhubungan dengan pengertahuan, metode dan teknik-teknik tertentu dalam penyelesaian suatu tugas-tugas tertentu. Dalam praktiknya, keterlibatan seorang pemimpin dalam setiap bentuk technical skill disesuaikan dengan status/tingkatan pemimpin. Sebagai pemimpin mempunyai keterampilan atau kemampuan lebih dari bawahannya agar saat bawahannya tidak mengetahui suatu hal maka pemimpin akan memberitahukannya agar mempermudah kinerja para bawahannya.
2.      Keterampilan manusiawi (Human Skill)
      Keterampilan yang menunjukkan kemampuan seorang pemimpin di dalam bekerja melalui orang lain secara efektif dan untuk membina kerja sama.  Keterampilan berinteraksi dengan orang lain juga harus perlu dimiliki seorang kepala sekolah agar tercipta sebuah kerja sama yang hangat sehingga interaksi antara kepala sekolah, guru dan staf lainnya tidak kaku.
3.      Keterampilan konseptual (conceptual)
      Keterampilan terakhir ini menunjukkan kemampuan dalam berpikir, seperti menganalisis suatu masalah, memutuskan, dan memecahkan masalah tersebut dengan baik. Untuk dapat menerapkan keterampilan ini, seorang pemimipin dituntut memiliki pemahaman yang utuh (secara totalitas) terhadap organisasinya. Tujuannya adalah agar ia dapat bertindak selaras dengan tujuan organisasi secara menyeluruh atas dasar tujuan dan kebutuhan kelompok sendiri.[8] Keterampilan ini menjadi keterampilan yang penting sebagai sosok kepala sekolah karena kepala sekolah menjadi panutan atau kunci dalam sebuah lembaga pendidikan, keputusan atas suatu hal ada di tangan kepala sekolah.
D.    Persyaratan kepala sekolah
            Kepala sekolah harus memiliki beberapa persyaratan untuk menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, antara lain[9]:
1.      Memiliki kesehatan jasmani dan ruhani yang baik.
2.      Berpegang tujuan pada tujuan yang dicapai
3.      Bersemangat
4.      Cakap di dalam memberi bimbingan
5.      Cepat dan bijaksana di dalam mengambil keputusan
6.      Jujur
7.      Cerdas
8.      Cakap di dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi efektifitas kepemimpinan adalah:
1.      Kepribadian, pengalaman masalalu dan harapan pimpinan. Hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang, dan pengalamannya akan memengaruhi pilihan akan gaya
2.      Pengharapan dan peilaku atasan
3.      Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan memengaruhi terhadap gaya kepemimpinan manager
4.      Kebutuhan tugas; setiap tugas bawahan juga akan memengaruhi gaya kepemimpinan
5.      Iklim dan kebijakan organisasi memengaruhi harapan dan perilaku bawahan
6.      Harapan dan perilaku rekan.
            Jadi, jika seorang pimpinan sekolah memenuhi semua persyaratan yang ada di atas, maka MBS akan mudah dapat berhasil dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan. Oleh karena itu, seorang pimpinan sekolah harus dapat memahami, mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen dalam hal mengelola sebuah lembaga pendidikan untuk melancarkan dan untuk lebih mudah dalam keberhasilannya.
            Dibawah ini dijelaskan secara rinci kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah secara lengkap agar dapat memimpin lembaga pendidikan secara efektif dalam bingkai manajemen berbasis sekolah (MBS) yaitu:
1.      Memiliki landasan dan wawasan pendidikan
a.       Memahami landasan pendidikan: filosofi, disilin ilmu (ekonomi, psikologi, sosiologi, budaya, politik, agama) dan ilmiah
b.      Memahami dan menghayati hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikat pendidikan, hakikat sekolah, hakikat guru, hakikat peserta didik dan hakikat proses belajar mengajar.
c.       Memahami aliran-aliran pendidikan
d.      Menerapkan pendekatan sistem dan sekolah
e.       Memahami, menghayati dan melaksanakan tujuan dan fungsi pendidikan nasional
f.       Memahami kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
g.      Memahami keijakan, perencanaan dan program pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan yang dipimpin (TK, SD, SLTP, SLTA)
2.      Memahami sekolah sebagai sistem
a.       Menggunakan sistem sebagai pengangan cara berpikir, cara mengelola Dn cara menganalisis sekolah
b.      Mengidentifikasi dan mengembangkan jenis-jenis input sekolah
c.       Mengembangkan proses sekolah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian, pengambilan keputusan, pemberdayaan dan pengakreditasian)
d.      Meningkatkan outputsekolah (kualitas, produktivitas, efisien, efektifitas dan iovasi)
e.       Memahami dan menghayati standar pelayanan minimal (SPM)
f.       Melaksanakan SPM secara tepat
g.      Memahami lingkungan sekolah sebagai bagian dan sistem sekolah yang bersifat terbuka.
3.      Memahami manajemen berbasis sekolah (MBS)
a.       Memahami dan menghayati hakikat otonomi pendidikan
b.      Memahami dan menghayati hakikat pendidikan berbasis masyarakat (community based education)
c.       Memahami dan menghayati arti, tujuan dan karakteristik manajemen berbasis sekolah (school based management)
d.      Memahami kewenangan sekolah dalam kerangka otonomi pendidikan
e.       Memahami, menghayati, dan melaksanakan tahap-tahap implementasi manajemen berbasis sekolah
f.       Mengevaluasi tingkat keberhasilan manajemen berbasis sekolah
4.      Merencanakan pengembangan sekolah
a.       Mengidentifikasi dan menyusun profil sekolah
b.      Mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah
c.       Mengedentifikasi fungsi-fungsi (komponen-komponen) sekolah yang diperlukan untuk mencapai setiap sasaran sekolah
d.      Melakukan analisis SWOT terhadap setap fungsi dan faktor-faktornya
e.       Mengedentifikasi dan memilih alternatif-alternatif pemecahan setiap persoalan
f.       Menyusun rencana pengembangan sekolah
g.      Menyusun program, yaitu mengelokasikan sumber daya sekolah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah
h.      Menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah
i.        Membuat target pencapaian hasil untuk setiap proram sesuai dengan waktu yang ditentukan (milestone)
5.      Mengelola kurikulum
a.       Menfasilitasi sekolah untuk membentuk dan memberdayakan tim pengembang kurikulum
b.      Memberdayakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu menyediakan dokumen-dokumen kurikulum
c.       Menfasilitasi guru untuk mengembangkan standar kompetensi setiap mata pelajaran
d.      Menfasilitasi guru untuk menyusun silbus setiap mata pelajaran
e.       Menfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran
f.       Mengarahkan tenaga kependidikan untuk menyusun sesuai dan program pelaksanaan kurikulum
g.      Membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar mengajar
h.      Mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks), tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan peserta didik
i.        Menggali dan memobilisasi sumber daya pendidikan
j.        Mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal
k.      Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum
6.      Mengelola tenaga kependidikan
a.       Mengidentifikasi karakteristik tenaga kependidikan yang efektif
b.      Merencanakan tenaga kependidikan sekolah (permintaan persediaan dan kesenjangan)
c.       Merekrut, menyeleksi, penempatan, dan mengorientasikan tenaga kependidikan baru
d.      Mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan
e.       Memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan
f.       Mengembangkan sistem pengupahan, reward dan punishment yang mampu menjamin kepastian dan keadilan
g.      Melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karier
h.      Memotivasi tenaga kependidikan
i.        Membina hubungan kerja yang harmonis
j.        Memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi personil sekolah
k.      Mengelola konflik
l.        Melakukan analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga kependidikan
m.    Memiliki apresiasi, empati dan simpati terhadap tenaga kependidikan
7.      Mengelola sarana dan prasarana
a.       Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah (laboratorium, perpustakaa, kelas, peralatan, perlengkapan dan sebagainya)
b.      Mengelola program perawatan preventif, pemeliharaa, dan perbaikan dan sarana dan prasarana
c.       Mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah
d.      Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
e.       Mengelola pembelian/pengadaan sarana dan prasara dan prasarana serta asuransinya
f.       Mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah
g.      Memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah
8.      Mengelola kesiswaan
a.       Mengelola penerimaan siswa baru
b.      Mengelola pengembangan bakat, minat, kreaktivitas dan kemampuan siswa
c.       Mengelola sistem bimbingan dan konseling yang sistematis
d.      Memelihara disiplin siswa
e.       Menyusun tata tertibsekolah
f.       Mengupayakan kesiapan belajar siswa (fisik, mental)
g.      Mengelola sistem pelaporan perkembangan siswa
h.      Memberikan layanan penempatan siswa dan mengkoordinasi studi lanjut
9.      Mengelola keuangan
a.       Menyiapkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi pada program pengembangan sekolah secara transparan
b.      Menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan sumbangan lain yang tidak mengikat
c.       Mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada income generating activities
d.      Mengelola akuntansi keuangan sekolah (casg in and cash out)
e.       Membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari penyandang dana
f.       Melaksanakan sistem pelaporan penggunaan keuangan
10.  Mengelola hubungan sekolah masyarakat
a.       Menfasilitasi dan memberdaakan dewan sekolah/komite sekolah sebagai perwujudan perlibatan masyarakat terhadap pengembangan sekolah
b.      Mencari dan mengelola dukungan dari masyarakat (dana pemikiran, moral dna tenaga sebagainya) bagi pengembangan sekolah
c.       Menyusun rencana dan program perlibatan orang tua siswa masyarakat
d.      Mempromosikan sekolah kepada masyarakat
e.       Membina kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat
f.       Membina hubungan yang harmonis dengan orang tua siswa.

11.  Mengelola kelembagaan
a.       Menyusun sistem administrasi sekolah
b.      Mengembangkan kebijakan operasional sekolah
c.       Mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur kerja, pedoman kerja, petunjuk kerja, dan sebagainya
d.      Melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan struktur organisasi yang efesien dan efektif
e.       Mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar fungsi
12.  Mengelola sistem informasi sekolah
a.       Mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi, serta sistem pelaporan
b.      Mengembangkan pangkalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan, ketenagaan, fasiltas dan sebagainya)
c.       Mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk merencanakan program pengembangan sekolah.
d.      Menyiapkan pelaporan secara sistematis, realistis, dan logis.
e.       Mengembangkan SIM berbasis komputer.
13.  Memimpin sekolah
a.       Memahami teori-teori kepemimpinan.
b.      Memilih strategis yang tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah.
c.       Memiliki power dan kasan positif untuk memengaruhi bawahan dan orang lain.
d.      Memiliki kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school principal agar mampu memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya.
e.       Mengambil keputusan secara terampil ( cepat, tepat, dan tekat).
f.       Mendorong perubahan (inovasi) sekolah.
g.      Berkomunikasi secara lancar.
h.      Menggalan teamwork yang kompak ceras, dan dinamis.
i.        Mendorong kegiatan yang bersifat kreatif.
j.        Menciptakan sekolah sebagai organisasi belajar (learning organization)
k.      Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan  sekolah, termasuk kegiatan BK.[10]
14.  Mengembangkan budaya sekolah
a.       Menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah dan demokratis.
b.      Membentuk budaya kerja sama (school corporate)culture) yang kuar.
c.       Menumbuhkan budaya profesionalisme warga sekolaah
d.      Menciptakan iklim sekolah yang kondusif-akademis.
e.       Menumbuhkembangakan budaya dalam kehidupan sekolah.
f.       Mengembangkan budaya kewirausaan sekolah.
15.  Memiliki dan melaksanakan kreativitas, inovasidan jiwa kewirausahaan
a.       Memahami dan menghayati arti dan dan tujuan perubahan (inovasi) sekolah
b.      Menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah
c.       Menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berpikir untuk menciptakan kreativiras dan inovasi.
d.      Mendorong warga sekolah untuk melkukan eksperimental prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru
e.       Menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan rewards
f.       Menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah.
16.  Mengembangkan diri
a.       Mengidentifikasi karakteristik kepala sekolah tangguh (efektif)
b.      Mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya
c.       Mengembangkan dirinya pada dimensi proses (pengambilan keputusan, pegkoordinasian/penyelesaian, memperdayaan, pemrograman, pengevaluasian dan lain-lain)
d.      Mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan (waktu, tempat, sumber daya dan kelompok kepentingan)
17.  Mengelola waktu
a.       Mengelola waktu belajar
b.      Mengelola waktu bimbingan dan konseling
c.       Mengelola waktu penilaian
d.      Mengelola waktu ekstra kurikuler
e.       Mengelola waktu rekreasi
f.       Mengelola waktu hari-hari besar/libur
18.  Menyusun dan melaksanakan regulasi sekolah
a.       Melakukan regulasi sekolah secara tepat dan mendoorng penegakan hukum (law enforcement)
b.      Menjamin adanya kepastian dan keadilan untuk memproleh layanan pendidikan bagi warga negara
19.  Memberdayakan sumberdaya sekolah
a.       Mengidentifikasikan potensi-potensi sumber daya sekolah dapat dikembangkan
b.      Memahami tujuan pemberdayaan sumber daya
c.       Mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat sekolah berdaya
20.  Melakukan koordinasi/penyerasian
A.    Mengkoordinasikan/menyerasikan sumber daya sekolah dengan tujuan sekolah
B.     Menyiapkan input manajemen untuk mengelola sumber daya.
C.     Mengintegrasikan permasalahan dan menyingkronkan ketatalaksanaan program
21.  Mengambil keputusan secara terampil
a.       Menjaring informasi berkualitas sebagai bahan untuk mengambil keputusan
b.      Mengambil keputusan secara terampil (cepat ,tepat,cekat)
c.       Mengguanakan sistem informasi sekolah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
22.  Meakukan monitoring dan evaluasi
a.       Menggunakan teknik-teknik monitoring dan evaluasi
b.      Menganalisis data monitoring dan evaluasi
c.       Memiliki komitmen kuat untuk memperbaiki kinerja sekolah berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
23.  Melaksanakan supervisi (penyeliaan)
a.       Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi
b.      Menyusun program supervisi pendidikan
c.       Melaksanakan program supervisi
d.      Memanfaatkan hasil supervisi
e.       Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi
24.  Menyiapkan, melaksanakan dan menindak lanjuti hasil akreditasi
a.       Melaksanakan evaluasi diri
b.      Menfasilitasi pelaksanaan akreditasi
c.       Menindaklanjuti hasil akreditasi untuk meningkatkan mutu sekolah
25.  Membuat laporan akuntabilitas sekolah
a.       Menyebutkan dan memahami konsep-konsep laporan
b.      Membuat laporan akuntabilitas kinerja sekolah
c.       Mempertanggung jawabkan hasil kerja sekolah kepada stackeholders.[11]
E.     Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
            Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan (precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan.[12] Apabila seorang pemimpin tidak bisa memberikan bim bingan serta arahan kepada bawahannya maka dia tidak layak di sebut seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin mempunyai jiwa tanggumg jawab apapun terhadap bawahannya.
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin[13]. Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan. Dan pemimpin harus mampu memberikan keadilan ke bawahannya tidak pilih kasih dalam memberikan tugas kepada anggotanya.
Dengan uraian Koontz tersebut kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu[14]:
a.       Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
b.      Memberikan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.[15]
F.      Fungsi kepemimpinan kepala sekolah
a.       Selanjutnya Koontz  memberikan definisi fungsi kepemimpinan sebagai berikut.
The function of leadership, therefore, is to induce or persuade all subordinates of followers to contributo willingly to organizational goals in accordance with their maximum capability[16]. Dalam definisi tersebut para bawahan melaksanakan perintah seorang pemimpin untuk keberhasilan mencapai sebuah tujuan dalam sebuah lembaga pendidikan sedangkan kepala sekolah harus mampu membujuk dan meyakinkan kepada bawahannya kalau perintahnya untuk kebaikan pendidikam juga.
      Hal ini berarti, apabila seorang kepala sekolah inginn berhasil menggerakkan para guru, staf dan para siswa berperilaku dalam mencapai tujuan sekolah, oleh karenanya kepala sekolah harus[17]:
1.      Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras terhadap para guru, staf dan siswa.
2.      Sebaliknya kepala sekolah harus mempu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa dengan cara:
1)      Meyakinkan (persuade), berusaha agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa apa yang dilakukan adalah benar. Benar dalam artian apa yang dilakukannya itu untuk kebaikan pendidikan.
2)      Membujuk (induce), berusaha meyakinkan para guru, staf dan siswa bahwa apa yang dikerjakan adalah benar. Sehingga para guru dan staf tidak berpikiran bahwa yang dikerjakan itu akan sia-sia dan tidak digunakan dalam sebuah pendidikan.
b.      Pendapat berbeda mengenai peranan kepemimpinan, dibicarakan pula H.G. Hicks dan C.R. Gullet didalam bukunya yang berjudul Organization Theory and Behavior.Menurut Hick delapan rangkaian peranan kepemimpinan (leadership functions), yaitu adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan yang terakhir bersedia menghargai[18]. Dalam delapan rangkaian peranan kepemimpinan diatas perlu kiranya untuk diaplikasikan setiap harinya untuk meyakinkan kepada bawahannya bahwa dia layak dikatakan seorang pemimpin yang benar tidak hanya tinggal namanya saja.
      Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan memperaktikkan delapan fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah. Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada sikap para guru, staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan serta tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga tidak mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antar kelompok. Untuk itu delapan rangkaian kepemimpinan itu perlu dimiliki oleh seorang kepala sekolah agar bisa mengatasi setiap permasalah yang berada di sekolah.
1.      Dalam menghadapi hal semacam itu kepala sekolah harus bertidak aktif, bijaksana, adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak emaskan[19]. Dalam artian bahwa kepala sekolah tidak boleh pilih kasih antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada yang merasa terkalahkan dan dimenangkan. Kerena itu semua bukan lomba.
2.   Sugesti  atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masiing (sugesting).
3.   Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana dan sebagainya. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan memerlukan berbagai dukungan[20]. Dalam hal ini kepala sekolah harus bertanggung jawab penuh untuk memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan oleh bawahannya baik dari guru, staf maupun siswa karena tanpa dukungan penuh dari kepala sekolah mereka tidak mungkin melaksanakan dengan maksimal mungkin.
4.   Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan[21]. Kepala sekolah harus dapat membangkitkan semangat akan kehilaangannya kepercayaan seorang guru atau staf untuk membawa perubahan sikap perilaku .
5.   Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik secara individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, serta memperoleh jaminan keamanan dari kepala sekolah (providing security)[22]. Karena bagaimana pun kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang menjadi penanggung jawab dalam hal keamanan yang berada di lembaga pendidikan.
6.   Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang yang mewakili kehidupan sekolah dimana, dan dalam kesempatan apapun. Oleh sebab itu, penampilan seorang kepala sekolah harus selalu dijaga integritasnya, selalu terpecaya, dihormati baik sikap, perilaku maupun perbuatannya (representing)[23]. Segala perbuatan baik maupun buruk seorang pemimpin akan terlihat meski hanya sebatas kesalahan kecil. Oleh sebab itu berhati-hatilah dalam bertingkah laku.
7.   Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah (insprising). Melihat dan memperhatikan setiap bawahannya adalah sangat diperlukan agar bisa mengetahui mana yang bekerja serius dan mana yang bermalas-malasan untuk itu tugas kepala sekolah adalah membangkitkan semnagt untuk yang bermalas-malasan dan menambah semnagt lagi untuk yang sudah seriusdalam bekerja.
8.   Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Untuk itu kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya. Penghargaan dan pengakuan ini dapat di wujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti pendidikan dan sebagainya (praising).[24] Dengan cara seperti itu individu atau kelompok merasa bahagia karena hasil pekerjaannya di perhatikan dan di hargai, dan bertambahlah semangat para pekerja tersebut.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh tersebut dapat diperoleh secara formal, yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan pendidikan berperan sangat penting dalam rangka mengarahkan dan menggerakkan organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Saunders mendefinisikan kepemimpinan pendidikan sebagai, :Any act which facilities the achiefment of educational objektives.” Definisi tersebut memberi pengertian bahwa kepemimpinan pendidikan merupakan setiap tindakan yang dilakukan terhadap fasilitas pendidikan untuk meraih prestasi dari sasaran pedidikan yang telah ditentukan. Sementara, menurut U. Husna Asmara, yaitu segenap kegiatan dalam usaha memengaruhi personal dilingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar mereka melalui usaha kerja sama, mau bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah dalam satuan pendidikan merupakan pemimpin. Ia mempunyai duan jabatan dan peran penting dalam melaksanakan proses pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah dan kedua, kepala sekolah adalah pimpinan formal pendidikan di sekolahnya. Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Disamping itu kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumberdaya manusia yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu, sebagai pengelola, kepala sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja para personel (terutama para guru) ke arah profesionalisme yang diharapkan.
Betapa perlunya kualitas kepemimpinan kepala sekolah, maka selalu ditekankan pentingnya 3 kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu conceptual skills, human skills dan technical skills.
Dengan memiliki 3 macam keterampilan dasar tersebut kepala sekolah di harapakan mampu dalam hal
1.      Menentukan tujuan sekolah
2.      Mengorganisasikan atau mengatur sekolah
3.      Menanamkan pengaruh atau kewibawaan kepimimpinannya.
4.      Memperbaiki pengambilan keputusan, dan
5.      Melaksana kan perubahan ( perbaikan) pendidikan
6.      Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan memperaktikkan delapan fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah. Diantaranya:
·      Dalam menghadapi hal semacam itu kepala sekolah harus bertidak aktif, bijaksana, adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak emaskan.
·      Memberikan Sugesti  atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas.
·      Memberikan dukungan, dana, sarana
·      Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana dan sebagainya
·      Kepala sekolah berperan sebagai katalisator
·      Memberikan rasa aman
·      sumber semangat bagi para guru, staf dan siswa
·      dapat menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya
B.     Saran
Untuk memahami  dan menghayati lebih luas lagi tentang Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan, hendaknya tidak hanya tertumpu pada satu literature ini saja. Oleh karena itu makalah ini semoga menjadi pemacu penyusun khususnya  dan penyusun berikutnya pada umumnya untuk lebih mendalami Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan, sehingga apa yang sudah di jelaskan dalam makalah bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi manusia yang  lebih baik lagi sesuai dari  tujuan penciptaannya. Amiin



























DAFTAR PUSTAKA
Kurniadin Didin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan.Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2012
Deni Febrini, Bimbingan konseling. Yogyakarta : Teras. 2011

Mulyono. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jokjakarta: Ar-Ruzz Media. 2008

Rahmat Abdul. Manajemen Humas Sekolah.Jokjakarta: Media Akademi. 2016

Wahjosumedjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah.Jakarta: Rajawali Pers. 2013








[1] Didin Kurniadin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hal 290
[2] Ibid. hal 291
[3] Ibid. hal 293
[4] Didin Kurniadin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hal 294
[5] Ibid. hal 294
[6] Ibid. hal 295
[7] Ibid. hal 295
[8] Didin Kurniadin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hal 296.
[9] Deni Febrini.Bimbingan konseling. (Yogyakarta : Teras, 2011 ), hlm. 117.
[10] Deni Febrini.Bimbingan konseling. (Yogyakarta : Teras, 2011 ), hlm. 117.
[11]Mulyono. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hal 164.
[12]Abdul Rahmat.Manajemen Humas Sekolah,(Jokjakarta: Media Akademi,2016), hal, 54
[13] Abdul Rahmat.Manajemen Humas Sekolah,(Jokjakarta: Media Akademi,2016), hal, 54.
[14] Ibid. hal. 54

[16]Wahjosumedjo.Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal 84.
[17] Ibid. hal. 84
[18] Wahjosumedjo.Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal 85
[19] Wahjosumedjo.Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal 85
[20] Ibid. hal. 86
[21] Ibid. hal. 86
[22] Ibid. hal 86
[23] Ibid. hal. 86
[24]Wahjosumedjo.Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal 87.