MAKALAH
“KEPALA SEKOLAH
SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN”
Di Laksanakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KEPEMIMPINAN Dengan Dosen Pengampu H. MUHAMMAD JAMALUDDIN, M.PD
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5
Ainun Nafhah
Alfan Walidi
Maulidatul Kamilah
Hafidatur Rahmaniyah
Nur Aini
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA
JURUSAN TARBIYAH
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
PENDIDIKAN ISLAM
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Manusia adalah makhluk Tuhan yang
paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan
untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilihmana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah
manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya
lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusia pun perlu
dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin
dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan
dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative
pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Kepemimpinan merupakan ruh yang menjadi pusat sumber gerak
organisasi utuk mencapai tujuan. Kunci keberhasilan suatu sekolah pada
hakikatnya terletak pada efesiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala
sekolah. Keberhasian sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dan
keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah.
Pada
saat ini kekepalasekolahan merupakan suatu peran yang menuntut persyaratan
kualitas kepemimpinan yang kuat. Bahkan telah berkembang menjadi tuntutan yang
meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan sekolah diperlukan adanya
kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas.
Penggunaan
Manajemen Berbasis Sekolah (MPS) oleh pemerintah dalam rangka meminimalisir
sentralisme pendidikan mempunyai impilkasi yang signifikan pada otonomi
sekolah. Ini berarti, bahwa sekolah diberikan kekuasaan untuk mendayagunakan
sumber daya secara efektif. Oleh karena itu, peran kepala sekolah sangat
dibutuhkan untuk mengelola manusia-manusia yang ada dalam organisasi sekolah,
termasuk memiliki strategi yang tepat untuk mengelola konflik. Kiat kepala
sekolah adalah memikirkan fleksibilitas peran dan kesempatan, bukannya
otoriter.
B.
RUMUSAN
MASALAH
a.
Apakah pengertian kepemimpinan ?
b.
Apakah Kepemimpinan pendidikan ?
c.
Bagaimanakah kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan ?
d.
Apa saja persyaratan kepala sekolah ?
e.
Bagaimanakah kepala sekolah sebagai seorang pemimpin ?
f.
Apa saja fungsi kepemimpinan kepala sekolah ?
C.
TUJUAN
MASALAH
a.
Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
b.
Untuk mengetahui kepemimpinan pendidikan
c.
Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan
d.
Untuk mengetahui persyaratan kepala sekolah
e.
Untuk mengetahui kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
f.
Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan kepala sekolah
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah terjemahan dari kata Leadership yang berasal dari kata Leader.
Pemimpin (Leader) ialah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan
merupakan jabatan. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan
berasal dari kata dasar pimpin yang artinya bimbing atau tuntun.
Dari kata pimpin lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing dan
mentuntun[1]. Jadi dalam sebuah kelompok perlu adanya
seorang pemimpin yang menjadi contoh dan panutan kepada anggota yang lainnya.
Menurut Robbins
(1991), kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sekelompok anggota agar
bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh tersebut dapat
diperoleh secara formal, yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang
didudukinya dalam suatu organisasi.[2] Dalam pengertian di atas dapat di jabarkan
bahwa seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk mengajak atau memotivasi
setiap anggota kelompoknya agar setiap tujuan dan sasaran dalam sebuah
organisasinya tercapai dengan target yang ditentukan.
B.
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan berperan sangat penting dalam rangka mengarahkan
dan menggerakkan organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Saunders mendefinisikan kepemimpinan pendidikan sebagai, :Any act which
facilities the achiefment of educational objektives.[3]”
Definisi tersebut memberi pengertian bahwa kepemimpinan pendidikan merupakan
setiap tindakan yang dilakukan terhadap fasilitas pendidikan untuk meraih
prestasi dari sasaran pedidikan yang telah ditentukan. Setiap fasilitas yang dimiliki sebuah
lembaga pendidikan perlu adanya pemakaian terhadap fasilitas tersebut bukan
hanya sebagai hiasan pendidikan tapi aplikasinya juga diperlukan dan itu atas
tindakan seorang pemimpin.
Dalam pengembangan
lembaga pendidikan, kepemimpinan pendidikan mempunyai dua fungsi sebagai
berkut.
1.
Mengusahakan keefektifan organisasi pedidikan,yang meliputi adanya
etos kerja yang baik, manaemen terkeloloa dengan baik, mengusahakan tenaga
pendidik yang memiliki ekspetasi yang tertinggi, mengembangkan tenaga pendidik
sebagai model peran yang positif, memeberikan perlakuan balikan positif pada
anak didik, menyediakan kondisi kerja yang baik bagi tenaga pendidik dan staf
tata usaha, memberikan tanggung jawab pada peserta didik,[4]
dan saling berbagi aktivitas antara pendidik dan anak didik, agar kualitas yang
dimiliki sebuah lembaga pendidikan akan naik dan menjadikan alumni yang
berkualitas bagi masyarakat di sekitarnya keberhasilan itu semua atas olah
tangan seorang pemimpin.
2.
Mengusahakan lembaga pendidikan/sekolah berhasil (successful
school) yang meliputi melaksanakan fungsi kepemimpinan dengan menempatkan
implementasi kurikulum sebagai tujuan utama, menekankan pada kualitas
pengajaran dan pembelajaran, memiliki tujuan yang jelas dan ekspektasi yang
tinggi pada tenaga pendidik maupun peserta didik, mengembangkan iklim
organisasi yang baik dan kondusif, melakukan monitoring dan
evaluasi sebagai bagian dari budaya organisasi pendidikan di lembaganya,
mengelola pengembangan staf, serta melibatkan dukungan stakeholder (masyarakat)
dalam pengembangannya.[5] Karena setiap lembaga pendidikan
menginginkan sebuah keberhasilan dalam sebuah tujuan sehingga fungsi diatas
sangat layak untuk diberlakukan dalam sebuah lembaga pendidikan.
C.
Kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan
Kepala sekolah
dalam satuan pendidikan merupakan pemimpin. Ia mempunyai duan jabatan dan peran
penting dalam melaksanakan proses pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah
pengelola pendidikan di sekolah dan kedua, kepala sekolah adalah pimpinan
formal pendidikan di sekolahnya.[6] Dalam setiap pengelolaan pendidikan kepala
sekolahlah yang menjadi penanggung jawab atas berhasil tidaknya dalam
penyelenggaraan setiap kegiatan pendidikan. Kepala sekolah juga memliki tugas
untuk mengembangkan seluruh kinerja para staf dan para guru.
Sebagai pemimpin formal,
kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya
menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah
diterapkan[7]. Memotivasi para bawahan untuk terus bergerak dalam melaksanakan
setiap tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya agar tujuan-tujuan yang
targetkannya akan gercapai. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
setidaknya harus memiliki kompetensi dasar manajerial sebagai berikut.
1.
Keterampilan teknis (Technical Skill)
Keterampilan yang berhubungan dengan
pengertahuan, metode dan teknik-teknik tertentu dalam penyelesaian suatu
tugas-tugas tertentu. Dalam praktiknya, keterlibatan seorang pemimpin dalam
setiap bentuk technical skill disesuaikan dengan status/tingkatan pemimpin. Sebagai pemimpin mempunyai keterampilan
atau kemampuan lebih dari bawahannya agar saat bawahannya tidak mengetahui
suatu hal maka pemimpin akan memberitahukannya agar mempermudah kinerja para
bawahannya.
2.
Keterampilan manusiawi (Human Skill)
Keterampilan yang menunjukkan kemampuan
seorang pemimpin di dalam bekerja melalui orang lain secara efektif dan untuk
membina kerja sama. Keterampilan berinteraksi dengan
orang lain juga harus perlu dimiliki seorang kepala sekolah agar tercipta
sebuah kerja sama yang hangat sehingga interaksi antara kepala sekolah, guru
dan staf lainnya tidak kaku.
3.
Keterampilan konseptual (conceptual)
Keterampilan terakhir ini menunjukkan
kemampuan dalam berpikir, seperti menganalisis suatu masalah, memutuskan, dan
memecahkan masalah tersebut dengan baik. Untuk
dapat menerapkan keterampilan ini, seorang pemimipin dituntut memiliki
pemahaman yang utuh (secara totalitas) terhadap organisasinya. Tujuannya adalah
agar ia dapat bertindak selaras dengan tujuan organisasi secara menyeluruh atas
dasar tujuan dan kebutuhan kelompok sendiri.[8] Keterampilan ini menjadi keterampilan yang
penting sebagai sosok kepala sekolah karena kepala sekolah menjadi panutan atau
kunci dalam sebuah lembaga pendidikan, keputusan atas suatu hal ada di tangan
kepala sekolah.
D.
Persyaratan kepala sekolah
Kepala sekolah harus memiliki beberapa persyaratan untuk
menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, antara lain[9]:
1.
Memiliki kesehatan jasmani dan ruhani yang baik.
2.
Berpegang tujuan pada tujuan yang dicapai
3.
Bersemangat
4.
Cakap di dalam memberi bimbingan
5.
Cepat dan bijaksana di dalam mengambil keputusan
6.
Jujur
7.
Cerdas
8.
Cakap di dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan yang baik dan
berusaha untuk mencapainya.
Adapun
faktor-faktor yang memengaruhi efektifitas kepemimpinan adalah:
1.
Kepribadian, pengalaman masalalu dan harapan pimpinan. Hal ini
mencakup nilai-nilai, latar belakang, dan pengalamannya akan memengaruhi
pilihan akan gaya
2.
Pengharapan dan peilaku atasan
3.
Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan memengaruhi terhadap
gaya kepemimpinan manager
4.
Kebutuhan tugas; setiap tugas bawahan juga akan memengaruhi gaya
kepemimpinan
5.
Iklim dan kebijakan organisasi memengaruhi harapan dan perilaku
bawahan
6.
Harapan dan perilaku rekan.
Jadi, jika seorang
pimpinan sekolah memenuhi semua persyaratan yang ada di atas, maka MBS akan
mudah dapat berhasil dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan. Oleh
karena itu, seorang pimpinan sekolah harus dapat memahami, mendalami dan
menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen dalam hal mengelola sebuah lembaga
pendidikan untuk melancarkan dan untuk lebih mudah dalam keberhasilannya.
Dibawah ini
dijelaskan secara rinci kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
secara lengkap agar dapat memimpin lembaga pendidikan secara efektif dalam
bingkai manajemen berbasis sekolah (MBS) yaitu:
1.
Memiliki landasan dan wawasan pendidikan
a.
Memahami landasan pendidikan: filosofi, disilin ilmu (ekonomi,
psikologi, sosiologi, budaya, politik, agama) dan ilmiah
b.
Memahami dan menghayati hakikat manusia, hakikat masyarakat,
hakikat pendidikan, hakikat sekolah, hakikat guru, hakikat peserta didik dan
hakikat proses belajar mengajar.
c.
Memahami aliran-aliran pendidikan
d.
Menerapkan pendekatan sistem dan sekolah
e.
Memahami, menghayati dan melaksanakan tujuan dan fungsi pendidikan
nasional
f.
Memahami kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota.
g.
Memahami keijakan, perencanaan dan program pendidikan sesuai dengan
jenjang pendidikan yang dipimpin (TK, SD, SLTP, SLTA)
2.
Memahami sekolah sebagai sistem
a.
Menggunakan sistem sebagai pengangan cara berpikir, cara mengelola
Dn cara menganalisis sekolah
b.
Mengidentifikasi dan mengembangkan jenis-jenis input sekolah
c.
Mengembangkan proses sekolah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian,
pengambilan keputusan, pemberdayaan dan pengakreditasian)
d.
Meningkatkan outputsekolah (kualitas, produktivitas, efisien,
efektifitas dan iovasi)
e.
Memahami dan menghayati standar pelayanan minimal (SPM)
f.
Melaksanakan SPM secara tepat
g.
Memahami lingkungan sekolah sebagai bagian dan sistem sekolah yang
bersifat terbuka.
3.
Memahami manajemen berbasis sekolah (MBS)
a.
Memahami dan menghayati hakikat otonomi pendidikan
b.
Memahami dan menghayati hakikat pendidikan berbasis masyarakat
(community based education)
c.
Memahami dan menghayati arti, tujuan dan karakteristik manajemen
berbasis sekolah (school based management)
d.
Memahami kewenangan sekolah dalam kerangka otonomi pendidikan
e.
Memahami, menghayati, dan melaksanakan tahap-tahap implementasi
manajemen berbasis sekolah
f.
Mengevaluasi tingkat keberhasilan manajemen berbasis sekolah
4.
Merencanakan pengembangan sekolah
a.
Mengidentifikasi dan menyusun profil sekolah
b.
Mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah
c.
Mengedentifikasi fungsi-fungsi (komponen-komponen) sekolah yang
diperlukan untuk mencapai setiap sasaran sekolah
d.
Melakukan analisis SWOT terhadap setap fungsi dan faktor-faktornya
e.
Mengedentifikasi dan memilih alternatif-alternatif pemecahan setiap
persoalan
f.
Menyusun rencana pengembangan sekolah
g.
Menyusun program, yaitu mengelokasikan sumber daya sekolah untuk
merealisasikan rencana pengembangan sekolah
h.
Menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan rencana pengembangan
sekolah
i.
Membuat target pencapaian hasil untuk setiap proram sesuai dengan
waktu yang ditentukan (milestone)
5.
Mengelola kurikulum
a.
Menfasilitasi sekolah untuk membentuk dan memberdayakan tim
pengembang kurikulum
b.
Memberdayakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu menyediakan
dokumen-dokumen kurikulum
c.
Menfasilitasi guru untuk mengembangkan standar kompetensi setiap
mata pelajaran
d.
Menfasilitasi guru untuk menyusun silbus setiap mata pelajaran
e.
Menfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk
setiap mata pelajaran
f.
Mengarahkan tenaga kependidikan untuk menyusun sesuai dan program
pelaksanaan kurikulum
g.
Membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar
mengajar
h.
Mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk mengupayakan kesesuaian
kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks),
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan peserta didik
i.
Menggali dan memobilisasi sumber daya pendidikan
j.
Mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal
k.
Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum
6.
Mengelola tenaga kependidikan
a.
Mengidentifikasi karakteristik tenaga kependidikan yang efektif
b.
Merencanakan tenaga kependidikan sekolah (permintaan persediaan dan
kesenjangan)
c.
Merekrut, menyeleksi, penempatan, dan mengorientasikan tenaga
kependidikan baru
d.
Mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan
e.
Memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan
f.
Mengembangkan sistem pengupahan, reward dan punishment yang mampu
menjamin kepastian dan keadilan
g.
Melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karier
h.
Memotivasi tenaga kependidikan
i.
Membina hubungan kerja yang harmonis
j.
Memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi
personil sekolah
k.
Mengelola konflik
l.
Melakukan analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga
kependidikan
m.
Memiliki apresiasi, empati dan simpati terhadap tenaga kependidikan
7.
Mengelola sarana dan prasarana
a.
Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah
(laboratorium, perpustakaa, kelas, peralatan, perlengkapan dan sebagainya)
b.
Mengelola program perawatan preventif, pemeliharaa, dan perbaikan
dan sarana dan prasarana
c.
Mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah
d.
Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
e.
Mengelola pembelian/pengadaan sarana dan prasara dan prasarana
serta asuransinya
f.
Mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah
g.
Memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah
8.
Mengelola kesiswaan
a.
Mengelola penerimaan siswa baru
b.
Mengelola pengembangan bakat, minat, kreaktivitas dan kemampuan
siswa
c.
Mengelola sistem bimbingan dan konseling yang sistematis
d.
Memelihara disiplin siswa
e.
Menyusun tata tertibsekolah
f.
Mengupayakan kesiapan belajar siswa (fisik, mental)
g.
Mengelola sistem pelaporan perkembangan siswa
h.
Memberikan layanan penempatan siswa dan mengkoordinasi studi lanjut
9.
Mengelola keuangan
a.
Menyiapkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi
pada program pengembangan sekolah secara transparan
b.
Menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orang tua siswa
dan sumbangan lain yang tidak mengikat
c.
Mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada income
generating activities
d.
Mengelola akuntansi keuangan sekolah (casg in and cash out)
e.
Membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari
penyandang dana
f.
Melaksanakan sistem pelaporan penggunaan keuangan
10.
Mengelola hubungan sekolah masyarakat
a.
Menfasilitasi dan memberdaakan dewan sekolah/komite sekolah sebagai
perwujudan perlibatan masyarakat terhadap pengembangan sekolah
b.
Mencari dan mengelola dukungan dari masyarakat (dana pemikiran,
moral dna tenaga sebagainya) bagi pengembangan sekolah
c.
Menyusun rencana dan program perlibatan orang tua siswa masyarakat
d.
Mempromosikan sekolah kepada masyarakat
e.
Membina kerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat
f.
Membina hubungan yang harmonis dengan orang tua siswa.
11.
Mengelola kelembagaan
a.
Menyusun sistem administrasi sekolah
b.
Mengembangkan kebijakan operasional sekolah
c.
Mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi,
spesifikasi, prosedur kerja, pedoman kerja, petunjuk kerja, dan sebagainya
d.
Melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan struktur
organisasi yang efesien dan efektif
e.
Mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar fungsi
12.
Mengelola sistem informasi sekolah
a.
Mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi,
serta sistem pelaporan
b.
Mengembangkan pangkalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan,
ketenagaan, fasiltas dan sebagainya)
c.
Mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk merencanakan program
pengembangan sekolah.
d.
Menyiapkan pelaporan secara sistematis, realistis, dan logis.
e.
Mengembangkan SIM berbasis komputer.
13.
Memimpin sekolah
a.
Memahami teori-teori kepemimpinan.
b.
Memilih strategis yang tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan
sasaran sekolah.
c.
Memiliki power dan kasan positif untuk memengaruhi bawahan
dan orang lain.
d.
Memiliki kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school
principal agar mampu memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya.
e.
Mengambil keputusan secara terampil ( cepat, tepat, dan tekat).
f.
Mendorong perubahan (inovasi) sekolah.
g.
Berkomunikasi secara lancar.
h.
Menggalan teamwork yang kompak ceras, dan dinamis.
i.
Mendorong kegiatan yang bersifat kreatif.
j.
Menciptakan sekolah sebagai organisasi belajar (learning
organization)
k.
Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan sekolah, termasuk kegiatan BK.[10]
14.
Mengembangkan budaya sekolah
a.
Menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah dan
demokratis.
b.
Membentuk budaya kerja sama (school corporate)culture) yang
kuar.
c.
Menumbuhkan budaya profesionalisme warga sekolaah
d.
Menciptakan iklim sekolah yang kondusif-akademis.
e.
Menumbuhkembangakan budaya dalam kehidupan sekolah.
f.
Mengembangkan budaya kewirausaan sekolah.
15.
Memiliki dan melaksanakan kreativitas, inovasidan jiwa
kewirausahaan
a.
Memahami dan menghayati arti dan dan tujuan perubahan (inovasi)
sekolah
b.
Menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah
c.
Menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berpikir untuk
menciptakan kreativiras dan inovasi.
d.
Mendorong warga sekolah untuk melkukan eksperimental
prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru
e.
Menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan
rewards
f.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah.
16.
Mengembangkan diri
a.
Mengidentifikasi karakteristik kepala sekolah tangguh (efektif)
b.
Mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya
c.
Mengembangkan dirinya pada dimensi proses (pengambilan keputusan,
pegkoordinasian/penyelesaian, memperdayaan, pemrograman, pengevaluasian dan
lain-lain)
d.
Mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan (waktu, tempat,
sumber daya dan kelompok kepentingan)
17.
Mengelola waktu
a.
Mengelola waktu belajar
b.
Mengelola waktu bimbingan dan konseling
c.
Mengelola waktu penilaian
d.
Mengelola waktu ekstra kurikuler
e.
Mengelola waktu rekreasi
f.
Mengelola waktu hari-hari besar/libur
18.
Menyusun dan melaksanakan regulasi sekolah
a.
Melakukan regulasi sekolah secara tepat dan mendoorng penegakan
hukum (law enforcement)
b.
Menjamin adanya kepastian dan keadilan untuk memproleh layanan
pendidikan bagi warga negara
19.
Memberdayakan sumberdaya sekolah
a.
Mengidentifikasikan potensi-potensi sumber daya sekolah dapat
dikembangkan
b.
Memahami tujuan pemberdayaan sumber daya
c.
Mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat sekolah berdaya
20.
Melakukan koordinasi/penyerasian
A.
Mengkoordinasikan/menyerasikan sumber daya sekolah dengan tujuan
sekolah
B.
Menyiapkan input manajemen untuk mengelola sumber daya.
C.
Mengintegrasikan permasalahan dan menyingkronkan ketatalaksanaan
program
21.
Mengambil keputusan secara terampil
a.
Menjaring informasi berkualitas sebagai bahan untuk mengambil
keputusan
b.
Mengambil keputusan secara terampil (cepat ,tepat,cekat)
c.
Mengguanakan sistem informasi sekolah sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan
22.
Meakukan monitoring dan evaluasi
a.
Menggunakan teknik-teknik monitoring dan evaluasi
b.
Menganalisis data monitoring dan evaluasi
c.
Memiliki komitmen kuat untuk memperbaiki kinerja sekolah
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
23.
Melaksanakan supervisi (penyeliaan)
a.
Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi
b.
Menyusun program supervisi pendidikan
c.
Melaksanakan program supervisi
d.
Memanfaatkan hasil supervisi
e.
Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi
24.
Menyiapkan, melaksanakan dan menindak lanjuti hasil akreditasi
a.
Melaksanakan evaluasi diri
b.
Menfasilitasi pelaksanaan akreditasi
c.
Menindaklanjuti hasil akreditasi untuk meningkatkan mutu sekolah
25.
Membuat laporan akuntabilitas sekolah
a.
Menyebutkan dan memahami konsep-konsep laporan
b.
Membuat laporan akuntabilitas kinerja sekolah
c.
Mempertanggung jawabkan hasil kerja sekolah kepada stackeholders.[11]
E.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun,
mengarahkan dan berjalan di depan (precede). Pemimpin berperilaku untuk
membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan.[12] Apabila seorang pemimpin tidak bisa
memberikan bim bingan serta arahan kepada bawahannya maka dia tidak layak di
sebut seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin mempunyai jiwa tanggumg jawab
apapun terhadap bawahannya.
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci
untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk
mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi
pemimpin[13].
Dengan kata lain, pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan. Dan
pemimpin harus mampu memberikan keadilan ke bawahannya tidak pilih kasih dalam
memberikan tugas kepada anggotanya.
Dengan uraian Koontz tersebut kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin harus mampu[14]:
a.
Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
b.
Memberikan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta
memberikan dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan
inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.[15]
F.
Fungsi kepemimpinan kepala sekolah
a.
Selanjutnya Koontz
memberikan definisi fungsi kepemimpinan sebagai berikut.
The
function of leadership, therefore, is to induce or persuade all subordinates of
followers to contributo willingly to organizational goals in accordance with
their maximum capability[16]. Dalam definisi tersebut para bawahan melaksanakan
perintah seorang pemimpin untuk keberhasilan mencapai sebuah tujuan dalam
sebuah lembaga pendidikan sedangkan kepala sekolah harus mampu membujuk dan
meyakinkan kepada bawahannya kalau perintahnya untuk kebaikan pendidikam juga.
Hal ini berarti, apabila seorang kepala
sekolah inginn berhasil menggerakkan para guru, staf dan para siswa berperilaku
dalam mencapai tujuan sekolah, oleh karenanya kepala sekolah harus[17]:
1.
Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa
atau bertindak keras terhadap para guru, staf dan siswa.
2.
Sebaliknya kepala sekolah harus mempu melakukan perbuatan yang
melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri
terhadap para guru, staf dan siswa dengan cara:
1)
Meyakinkan (persuade), berusaha agar para guru, staf dan
siswa percaya bahwa apa yang dilakukan adalah benar. Benar dalam artian apa yang dilakukannya
itu untuk kebaikan pendidikan.
2)
Membujuk (induce), berusaha meyakinkan para guru, staf dan
siswa bahwa apa yang dikerjakan
adalah benar. Sehingga
para guru dan staf tidak berpikiran bahwa yang dikerjakan itu akan sia-sia dan
tidak digunakan dalam sebuah pendidikan.
b.
Pendapat berbeda mengenai peranan kepemimpinan, dibicarakan pula
H.G. Hicks dan C.R. Gullet didalam bukunya yang berjudul Organization Theory
and Behavior.Menurut Hick delapan rangkaian peranan kepemimpinan (leadership
functions), yaitu adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan,
sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber
inspirasi, dan yang terakhir bersedia menghargai[18]. Dalam delapan rangkaian peranan
kepemimpinan diatas perlu kiranya untuk diaplikasikan setiap harinya untuk
meyakinkan kepada bawahannya bahwa dia layak dikatakan seorang pemimpin yang
benar tidak hanya tinggal namanya saja.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
seharusnya dalam praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan
memperaktikkan delapan fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah. Dalam
kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada sikap para guru,
staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan serta
tingkat sosial budaya yang berbeda sehingga tidak mustahil terjadi konflik
antar individu bahkan antar kelompok. Untuk itu delapan rangkaian kepemimpinan
itu perlu dimiliki oleh seorang kepala sekolah agar bisa mengatasi setiap
permasalah yang berada di sekolah.
1.
Dalam menghadapi hal semacam itu kepala sekolah harus bertidak
aktif, bijaksana, adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak emaskan[19]. Dalam artian bahwa kepala sekolah tidak
boleh pilih kasih antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada yang
merasa terkalahkan dan dimenangkan. Kerena itu semua bukan lomba.
2.
Sugesti atau saran sangat
diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas. Para guru, staf dan
siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala
sekolah sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan
meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan
tugas masing-masiing (sugesting).
3.
Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana,
sarana dan sebagainya. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah digariskan memerlukan berbagai dukungan[20]. Dalam hal ini kepala sekolah harus
bertanggung jawab penuh untuk memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan
oleh bawahannya baik dari guru, staf maupun siswa karena tanpa dukungan penuh
dari kepala sekolah mereka tidak mungkin melaksanakan dengan maksimal mungkin.
4.
Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu
menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan[21]. Kepala sekolah harus dapat membangkitkan
semangat akan kehilaangannya kepercayaan seorang guru atau staf untuk membawa
perubahan sikap perilaku .
5.
Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik secara
individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah sebagai
pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah, sehingga
para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari
segala perasaan gelisah, kekhawatiran, serta memperoleh jaminan keamanan dari
kepala sekolah (providing security)[22]. Karena bagaimana pun kepala sekolah adalah
pemimpin pendidikan yang menjadi penanggung jawab dalam hal keamanan yang
berada di lembaga pendidikan.
6.
Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat
perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang
yang mewakili kehidupan sekolah dimana, dan dalam kesempatan apapun. Oleh sebab
itu, penampilan seorang kepala sekolah harus selalu dijaga integritasnya,
selalu terpecaya, dihormati baik sikap, perilaku maupun perbuatannya (representing)[23]. Segala perbuatan baik maupun buruk seorang pemimpin
akan terlihat meski hanya sebatas kesalahan kecil. Oleh sebab itu
berhati-hatilah dalam bertingkah laku.
7.
Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para
guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus selalu membangkitkan
semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga mereka
menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara
bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah (insprising).
Melihat dan memperhatikan setiap bawahannya adalah sangat diperlukan agar bisa
mengetahui mana yang bekerja serius dan mana yang bermalas-malasan untuk itu
tugas kepala sekolah adalah membangkitkan semnagt untuk yang bermalas-malasan
dan menambah semnagt lagi untuk yang sudah seriusdalam bekerja.
8.
Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun
kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Untuk itu kepala
sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun yang dihasilkan oleh para
mereka yang menjadi tanggung jawabnya. Penghargaan dan pengakuan ini dapat di
wujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan
mengikuti pendidikan dan sebagainya (praising).[24] Dengan cara seperti itu individu atau
kelompok merasa bahagia karena hasil pekerjaannya di perhatikan dan di hargai,
dan bertambahlah semangat para pekerja tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi sekelompok anggota
agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh tersebut dapat
diperoleh secara formal, yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang
didudukinya dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan pendidikan berperan sangat penting dalam rangka
mengarahkan dan menggerakkan organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Saunders mendefinisikan kepemimpinan pendidikan sebagai, :Any
act which facilities the achiefment of educational objektives.” Definisi
tersebut memberi pengertian bahwa kepemimpinan pendidikan merupakan setiap
tindakan yang dilakukan terhadap fasilitas pendidikan untuk meraih prestasi
dari sasaran pedidikan yang telah ditentukan. Sementara, menurut U. Husna
Asmara, yaitu segenap kegiatan dalam usaha memengaruhi personal dilingkungan
pendidikan pada situasi tertentu agar mereka melalui usaha kerja sama, mau
bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah dalam satuan pendidikan merupakan pemimpin. Ia
mempunyai duan jabatan dan peran penting dalam melaksanakan proses pendidikan.
Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah dan kedua,
kepala sekolah adalah pimpinan formal pendidikan di sekolahnya. Sebagai
pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan
penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi
sekolah dengan seluruh substansinya. Disamping itu kepala sekolah bertanggung
jawab terhadap kualitas sumberdaya manusia yang ada agar mereka mampu
menjalankan tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu, sebagai pengelola, kepala
sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja para personel (terutama para
guru) ke arah profesionalisme yang diharapkan.
Betapa
perlunya kualitas kepemimpinan kepala sekolah, maka selalu ditekankan
pentingnya 3 kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu
conceptual skills, human skills dan technical skills.
Dengan
memiliki 3 macam keterampilan dasar tersebut kepala sekolah di harapakan mampu
dalam hal
1. Menentukan tujuan sekolah
2. Mengorganisasikan atau mengatur sekolah
3. Menanamkan pengaruh atau kewibawaan
kepimimpinannya.
4. Memperbaiki pengambilan keputusan, dan
5. Melaksana kan perubahan ( perbaikan)
pendidikan
6.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktik
sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan memperaktikkan delapan fungsi
kepemimpinan didalam kehidupan sekolah. Diantaranya:
· Dalam
menghadapi hal semacam itu kepala sekolah harus bertidak aktif, bijaksana,
adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak emaskan.
· Memberikan Sugesti atau saran sangat
diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas.
· Memberikan dukungan, dana, sarana
· Dalam mencapai
tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan, dana, sarana dan sebagainya
· Kepala sekolah
berperan sebagai katalisator
· Memberikan rasa aman
· sumber semangat
bagi para guru, staf dan siswa
· dapat
menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung
jawabnya
B.
Saran
Untuk memahami dan
menghayati lebih luas lagi tentang Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan,
hendaknya tidak hanya tertumpu pada satu literature ini saja. Oleh karena itu
makalah ini semoga menjadi pemacu penyusun khususnya dan penyusun berikutnya pada umumnya untuk
lebih mendalami Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan, sehingga apa yang
sudah di jelaskan dalam makalah bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
dan menjadi manusia yang lebih baik lagi
sesuai dari tujuan penciptaannya. Amiin
DAFTAR
PUSTAKA
Kurniadin Didin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan.Jogjakarta:
Ar-ruzz Media. 2012
Deni Febrini, Bimbingan konseling. Yogyakarta : Teras. 2011
Mulyono. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jokjakarta:
Ar-Ruzz Media. 2008
Rahmat Abdul. Manajemen Humas Sekolah.Jokjakarta: Media
Akademi. 2016
Wahjosumedjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah.Jakarta: Rajawali
Pers. 2013
[1] Didin Kurniadin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan,
(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hal 290
[4] Didin Kurniadin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan,
(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hal 294
[8] Didin
Kurniadin dan Imam Machali. Manajemen Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2012), hal 296.
[11]Mulyono. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jokjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008), hal 164.