Tuesday, 12 March 2019

PERPUSTAKAAN RAMAH DIFABEL


PERPUSTAKAAN RAMAH DIFABEL

Kata perpustakaan secara harfiah berasal dari kata pustaka yang berarti kitab atau buku. Sementara dalam bahasa inggris disebut library yang berasal dari bahasa Latin liber atau libri yang memiliki arti buku. Perpustakaan dilihat dari aspek fisik bangunannya maupun isi memiliki pengertian sebagai sebuah ruangan, bagian sebuah gedung maupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan dokumen,baik buku maupun yang lainnya. Yang fungsinya agar bisa dimanfaatkan oleh pembaca.
Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan sebuah gedung penyimpan dokumen, baik tercetak maupun tidak tercetak yang disusun secara sistematis sesuai dengan pedoman penyusunan tertentu yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan administrasi, pelayanan baik teknis maupun jasa serta dapat digunakan untuk keperluan studi, pembacaan, penelitian, rekreasi dan sebaginya.
Berikut Fungsi umum perpustakaan yaitu:
1.      Fungsi Penyimpanan/Deposit
Perpustakaan sebagai institusi peyimpanan koleksi,berkewajiban untuk mennyimpan dan melestarikan semua karya cetak berupa buku, jurnal, laporan penelitian, karya ilmiah dan karya rekam berupa kaset, compact dist ( CD ) piringan hitam yangtelah di terbitkan.
2.      Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan institusi penyediaan berbagai informasi atau koleksi yang di sesuaikan dengan jenis perpustakaan dan unsur yang dilayaninya.
3.      Fungsi Rekreasi
Fungsi ini memiliki arti bahwa tujuan user dalam membaca berbagai koleksi yang tersedia tidak semata untuk memenuhi tujuan praktis, tetapi membaca bagi user juga bertujuan untuk menghibur diri, menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani, serta bertujuan mengembangkan minat rekresi pengguna melalui berbagai bacaan menghibur dan pemanfaatan waktu senggang.
4.      Fungsi Pendidikan
Perpustakaan merupakan sumber belajar dan pendidikan tanpa mengenal batas usia. bagi pelajar dan mahasiswa, perpustakaan berfungsi membantu proses belajar mengajar.
5.      Fungsi Kultural
Perpustakaan berfungsi kultural atau kebudayaan  berarti perpustakaan menyimpan khasanah budaya bangsa atau masarakat tempat perpustakaan berada serta meningkatkan nilaidan apesiasi budaya masyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahan bacaan.fungsi kultural dilaksanakan dengan cara mengadakan bahan bacaan yang dapat menghibur pemakai, tetapi sekaligus mempunyai niai yang lain, seperti pendidikan senidan lain lain.
Adapun jenis jenis perpustakaan yaitu:
1)      Perpustakaan umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang di selenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum atau semua anggota lapisan masyarakat yang memerlukan jasa perpustakaan dan informasi.
2)      Perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung dalam  sebuah sekolah, dikelola oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.
Menurut undang undan sistem pendidikn nasional, perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar di sekolah guna terselenggaranya dengan baik para tenaga keopendidikan maupun peserta didik.
3)      Perpustakaan khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang memiliki koleksi dengan subjek subjek khusus. Perpustakaan jenis ini biasanya dibangun di lembaga-lembaga atau badan-badan usaha dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh badan induk, ditempat mana perpustakaan tersebut bernaung serta melayani anggota yang terbatas pada badan induknya.
4)      Perpustakaan perguruan tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu perpustakaan yang didirikan dan terdapat di perguruan tinggi, badan bawahnya untuk membantu perguruan tinggi mencapai pendidikannya.
Perpustakaan perguruan tinggi yang berperan membantu melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi  ( pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat).untuk memenuhi tujuan tersebut, tentunya perpustakaan perguruan tinggi di harapkan lebih baik, bahkan lebih produktif dibandingkan perpustakaan yang lain hususnya koleksi yang slalu berkembang, baru, up to date sehingga mampu menjawab persoalan dan tantangan zaman.
Layanan Perpustakaan  
 Secara praktik perpustakaan pada perinsipnya mempunyai tiga kegiatan pokok. Pertama, mengumpulkan (to collect) semua informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi organisasi serta masyarakat yang dilayaninya. Kedua, Melestarikan, memelihara, dan merawat seluruh koleksi perpustakaan agar tetap dalam kegiatan baik, utuh, layak pakai, dan tidak lekas rusak, baik karena pemakaian maupun karena usia (to preserve). Ketiga, menyediakan dan menyajikan informasi untuk siap dipergunakan dan diberdayakan (to make available) seluruh koleksi yang dihimpun di perpustakaan untuk di pergunakan pemakainya.
Kepuasan tiap mustaka adalah sutu yang tampak dan vital. Namun, di beberapa perpustakaan masih tampak bermunculan anggapan bahwa petugas layanan perpustakaan tidak ramahdalam melayani, masih menganggap pemustakalah yang butuh dengan petugas, melayani sebaik apapun toh tidak berdampak pada peningkatan karier petugas. Bahkan, kelebihan beban kerja menjadikan petugas layanan bekerja semaunya sendiri, yang penting proses transaksi lancar.
Dalam melayani pemustaka difabel, seorang pustakwan harus mampu memahami dan menempatkan diri serta menyesuaikan dengan pemustaka yang sedang dilayaninya.
Jenis dan Karakteristik Pemustaka Difabel
Secara historis, istilah yang digunakan untuk menyebut seorang yang yang memiliki kebutuhan khusus (difabel) mengalami perubahan beberapa kali sesuai dengan paradigma yang diyakini pada saat itu. Perubahan tersebut mencerminkan suatu perubahan yang radikal.
Istilah anak luar biasa atau berkelainan atau dalam istilah lain exceptional child mencakup anak yang mengalami kelainan sehingga mereka membutuhkan pelayanan pendidikan dan informasi secara khusus.
Berikut Karakteristik difabel yaitu :
1.      Tunanetra
Menurut KBBI Tunanetra adalah tidak dapat melihat, dan menurut literatur berbahasa inggris visually handicapped atau visual impaired. Pada umumnya, orang mengira bahwa tunanetra identik dengan buta, padsahal tidaklah demikian karena tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori.
Karakteristik penyandang tunanetra yaitu:
a.       Fisik (Physical)
Keadaan fisik tunanetra tidak berbeda dengan teman sebaya lainnya. Perbedaannya hanya di organ penglihatannya. Gejala tuannetra dari segi fisik yaitu seperti mata juling,sering berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, mata infeksi,gerakan mata tak beraturan dan cepat, mata selalu berair (mengeluarkan air mata), serta pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata.
b.      Perilaku (Behavior)
Tingakah laku tunanetra yaitu seperti menggosok mata secara berlebihan,menutup atau melindungi mata sebelah,memiringkkan kepala atau mencondongkan kedepan,berkedip lebih dan cepat marah jika melakukan suatu pekerjaan, tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh, dan lain sebagainya.
c.       Psikis
Secara psikis penyandang tunanetra dapat dijelaskan. Pertama, mental atau intelektual. Kedua, sosial. Ketiga, akademis. Dan sebagainya.
2.      Tunarungu
Tuanrungu adalah mereka yang mengalami gangguan pada organ pendengran sehingga mengakibatkan ketidakmampuan mendengar, mulai dari tingkatan yang ringan sampai berat sekali yang di klasifikasikan dalam kategori tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).
Dampak langsung dari tunarungu yaitu terhambatnyakomunikasi lisan, baik secara ekspresif(berbicara) maupun reseprif (memahami pembicaraan orang lain) sehingga sulit berkomunikasi dengan lingkungan orang mendengar yang lazim menggunakan bahasa verbal sebagai alat komunikasi. Hambatan berkomunikasi tersebut berakibat juga pada proses pendidikan dan pemeblajaran serta proses informasi.
3.      Tunadaksa
Ketunadaksaan adalah mereka yang mengalami kelainan atau kecacatan pada sistem otot,tulang dan persendian, karena kecelakaan, atau kerusakan otak yang dapat mengakibatkan gangguan gerak, kecerdasan, komunikasi, persepsi, koordinasi, perilaku, dan adaptasi sehingga mereka memerlukan layanan informasi secara khusus.
Dalam definisi lain tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melakukan fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga membutuhkan layanan khusus.
Dampak yang diakibatkan ketunadaksaan yaitu :
a.       Gangguan penglihatan
b.      Gangguan pendengaran
c.       Gangguan persepsi
Berikut karakteristik penyandang tunadaksa yaitu :
a)      Karakteristik kognitif
b)      Karakteristik inteligensi
c)      Karakteristik kepribadian
d)      Karakteristik fisik
e)      Karakteristik bahasa/bicara
f)        Perkembangan emosi, dan
g)      Perkembangan sosial.
4.      Berkelainan Mental
a.       Tunagrahita
Tuna grahita merupakan kata lain dari retardasi mental (mental retardation). Tuna berarti merugi. Grahita berarti pikiran. Retardasi mental berarti terbelakang mental. Maksud dari tunagrahita adalah keterbatasan substansial dalam memfungsikan diri. Keterbatasan ini ditandai dengan terbatasnya kemampuan fungsi kecerdasan yang trletak dibawah rata-rata (IQ 70 atau kurang) dan ditandai dengan terbatasnya tingkah laku adaptif minimal di dua area atau lebih.
b.      Tunalaras
Menurut Undang-Undang Pokok Pendidikan nomor 12 tahun 1952, penyandang tunalaras adalah individu yang mempunyai tingkah laku menyimpang atau berkelainan, tidak memiliki sikap, melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan norma-norma sosial dengan frekuensi yang cukup besar, tidak/kurang toleransi terhadap kelompok atau orang lain, serta mudah terpengaruh oleh suasana sehingga membuat kesulitan bagi diri sendiri dan orang lain.

Penyandang tunalaras memiliki kecerdasan yang tidak berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Prestasi yang rendah disekolah disebabkan mereka kehilangan minat dan konsentrasi belajar dikarenakan masalah gangguan emosi yang mereka alami.