Saturday 8 October 2016

MAKALAH Pengembangan Kinerja Tenaga Kependidikan


MAKALAH
Pengembangan Kinerja Tenaga Kependidikan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik
Dosen Pengampu Rasidi M.PD.I








  


Disusun oleh:
KHAIRIL ANAS
HIDAYATULLAH
AINUR RAHMAN
(Kelas C)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN
2016


DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................   i          
Daftar isi..........................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG........................................................   1
B.     RUMUSAN MASALAH...................................................   2
C.     TUJUAN PENULISAN.....................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Bagaimana pengertian konsep dan  kinerja? .....                     3
B.     Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja?......        3
C.     Bagaimana cara pengembangan kinerja? ........................       5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................    8         
DAFTAR PUSTAKA...................................................................   9         










KATA PENGANTAR
Dengan segala puja puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepada kita semua, sehingga dengan bentuk kasih sayangnya kita dapat menghirup udara yakni bernafas dan masih bisa melakukan aktivitas sebagaimana mestinya.
Solawat beserta salam semoga tetap mengalirderas keharibaan Nabi kita Nabi Muhammad SAW. Yang mana berkat perjuangan dan upaya beliau kita bisa terangkis dari alam ke jahiliah  menuju ke alam yang penuh dengan keilmuan yakni dengan adanya agama islam dan iman.
Dan selanjutnya kami selaku penulis makalah ini mohon maaf jika ada penulisan yang salah, dan kami siap menerima kritikan dan saran dari antum-antum sekalian.
Selanjutnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua teman-teman kelas  terutama kepada Bapak  Rasidi  M.PD.I. selaku dosen pengampu. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dari kami mohon maaf  yang tiada batasnya.
Semoga makalah ini dapat membawa perubahan terhadap manajemen strategik selanjutnya






BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam dunia perusahan dan organisasi pendidikan karena dalam proses manajemen terdapat langkah-langkah atau tahapan dalam mencapai tujuan sehingga dapat mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Manajemen biasanya diartikan sebagai proses mencapai hasil melalui dan dengan orang lain dengan memaksimumkan pendayagunaan sumber daya yang tersedia
Selain proses manajemen yang perlu diperhatikan dalam sebuah instansi atau organisasi, kinerja dalam sebuah instansi juga perlu diperhatikan. Karena, kinerja merupakan hasil kerja dan juga penilaian atas kerja seseorang yang berkecimpung dalam dunia kerja sebuah instansi. Oleh karenanya, kinerja juga membutuhkan manajemen, agar hasil yang diperoleh atau kinerja dari para pekerja atau karyawan dapat mencapai hasil yang ditujukan oleh organisasi tersebut .
Total Quality Management (TQM), adalah konsep perduli mutu, yang sudah lama diterapkan di dunia industri, dikonstantir dapat mengatasi permasalahan kontemporer yang timbul pada kehidupan dunia pendidikan saat ini. Dengan penekanan pada kepuasan pelanggan melalui optimalisasi proses-proses dan aspek-aspek manajemen. Sumber Daya Manusia Dosen memiliki posisi yang vital dalam membentuk image mutu lulusan maupun mutu lembaga secara umum. Posisi itu diperkuat dengan fakta bahwa, dosen memiliki otoritas tinggi dalam proses akademik, dan malahan lebih tinggi dari profesi serupa di lembaga pendidikan di bawahnya.
Melaksanakan manajemen kinerja akan memberikan manfaat bagi organisasi, tim, dan individu. Manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada keseluruhan unit kerjanya.
A.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian konsep dan kinerja?
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja?
3.      Bagaimana cara pengembangan kinerja?

B.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian konsep dan kinerja.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.
3.      Mengetahui cara pengembangan kinerja.



























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Konsep dan Kinerja
Kinerja adalah istilah yang populer di dalam manajemen, yang mana istilah kinerja didefinisikan dengan istilah hasil kerja, prestasi kerja dan performance. Menurut Lembaga Administrasi Negara kinerja berasal dari kata Job performance yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang. Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja,pencapaian kerja atau hasil kerja, penampilan kerja,
. Samsudin berpendapat bahwa kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey and Blanchard, 1993).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah sifat dan karakteristik suatu pekerjaan yang dinyatakan sebagai catatan kerja seseorang, dengan kriteria pengembangan diri, kerja tim, komunikasi dan keputusan yang dibuat, kecelakaan kerja, absen tanpa izin, kesalahan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. sedangkan konsep merupakan cara/langkah yang digunakan untuk merubah keadaan.
Dapat diartikan bahwa konsep kinerja merupakan sarana dalam mengembangkat kinerja atau cara dalam mengembangkan kinerja yang sudah ada, dan memang harus dirubah karena ada unsur yang kurang efektif, sehingga perlu dengan adanya cara untuk mengembangkan kinerja yang sudah ada dan hal ini sering sekali disebut dengan istilah konsep dalam pengembangan. [1]





B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
     Tinggi rendahnya kinerja pegawai tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Di dalam bukunya Keith Davis berpendapat bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) yaitu :

a.       Faktor Kemampuan (Ability)
     Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pemimpin dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
b.      Faktor Motivasi (Motivation)
      Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation0 di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akn menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negative (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
                             Sedangkan Mangkunegara (2005 : 160) mengemukakan bahwa faktor-faktor penentu kinerja (prestasi kerja individu) dalam organisasi adalah faktor individu dan faktor lingkungan kerja organisasi.
a.       Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang mormal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.


b.      Faktor Lingkungan Organisasi
Faktor lngkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Sedangkan John Locke dalam teori lingkungan berpandangan bahwa hanya faktor lingkungan yang sangat menentukan seorang individu mampu berprestasi baik atau tidak. menentukan kinerja pegawai juga dapat dilihat dari kreatifitas pegawai. Kreatifitas adalah kemampuan untuk mengolah informasi sehingga informasi tersebut bisa bermakna, bermanfaat, dan menjadi sesuatu hal yang baru. Kreativitas seseorang akan bermanfaat jika didukung oleh lingkungan sekitarnya.jadi kreatifitas yang didukung oleh organisasi dan lingkungan sekitarnya akan dapat meningkatkan kinerja seseorang dan secara langsung juga dapat menciptakan efektivitas organisasi. (Dubrin, 1984 : 217).[2]
C.    Pengembangan Kinerja
       Pengembangan SDM memiliki dua konsep. Pertama, adalah konsep normatif dan kedua, konsep teknis. Konsep normatif berkenaan dengan fungsi-fungsi dasar yang harus ada dalam kehidupan manusia dan menjadi patokan ideal untuk pelaksanaan konsep yang lebih implementatif (konsep teknis). Sedang konsep yang kedua, konsep teknis, adalah berkaitan dengan implementasi konsep pertama yang bersifat conditioning dan kasuistis. Kedua konsep itu selanjutnya mendasari pendekatan kajian pengembangan SDM pada praktek manajemen perguruan tinggi dalam tulisan ini
1.      Tujuan Pengembangan
       Manajemen kinerja bertujuan mengembangkan kapasitas pegawai yang berhasil dibidang kerjanya. Tujuan umum manajemen kinerja adalah menciptakan budaya para individu dan kelompok memikul tangggung jawab bagi usaha peningkatan proses kerja dan kemampuan yang berkesinambungan. Selain itu, Tujuan umum manajemen kinerja adalah membangun suatu budaya dalam perusahaan yang mendorong individu dan kelompok untuk bertanggung jawab memperbaiki secara terus menerus kegiatan operasional perusahaan serta kemampuan dan kontribusi mereka. Tujuan untuk menerapkan manajemen kinerja sebaiknya ditentukan dan disetujui oleh manajemen puncak. Adapun tujuannya menurut Rojuainiah adalah:
·         Meningkatkan kinerja organisasi, kelompok dan individu
·         Mengintegrasikan sasaran orga-nisasi, kelompok dan individu.
·         Memperoleh kejelasan akan harapan perusahaan terhadap kinerja yang harus dicapai oleh individu dan kelompok.
·         Mengembangkan ketrampilan dan kompetensi karyawan.
·         Meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih erat antara bawahan dan atasan.
·         Menyediakan sarana yang dapat meningkatkan obyektifitas penilaian kinerja karyawan.
·         Memberdayakan karyawan agar dapat memanajemeni kinerja dan proses pembelajaran mandiri
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kinerja pegawai harus dikelola, terutama untuk mencapai produktivitas dan efektivitas dalam rangka merancang bangun kesuksesan, baik secara individu maupun organisasi. Dengan demikian, manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan target yang akan dicapai melalui kerja tim. Tim yang memiliki kinerja baik, maka anggotanya akan menetapkan standar kualitas target, mencapai target, memahami perbedaan, saling menghormati, berimbang dalam peran, berorientasi pada klien, mengevaluasi kinerja, dan bekerja sama. Seperti yang diungkapkan oleh O’Leary (dalam Jacobus, 2001:57) bahwa “aspek penting dari kinerja tim adalah tingkat keyakinan mereka terhadap kepemimpinan, sasaran, dan pekerjaan mereka sendiri”.
2.      Bentuk Pengembangan
Pada dasarnya program "pengembangan" didasari oleh prinsip terpenuhinya dua (2) harapan pokok, yakni: (a) meningkatnya kontribusi individu selaras dengan harapan manajemen universitas, (b) terpenuhinya kebutuhan dosen, kerja dan individual, dari manajemen universitas. Jalinan simbiose conditio sine quanon dalam setiap upaya pengembangan.
Pengembangan dalam kaitan itu dapat diklarifikasikan ke dalam beberapa sub pengembangan, yaitu:


a.       Pengembangan Kompentensi
b.      Pengembangan Disiplin Kerja
c.       Pengembangan Semangat Kerja
d.      Pengembangan Karier dan Kesejahteraan
Pertama, pengembangan kompentensi, berhu-bungan dengan peningkatan kemampuan: menguasai bahan, mengelola program pembelajaran, memilih dan menngunakan media dan sumber belajar, menguasai landasan kependidikan, mengelola kelas, mengelola interaksi pembelajaran, menilai prestasi hasil pembelajaran, melaksanakan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, menyelenggarakan administrasi pendidikan, memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan untuk pembelajaran, mengembangkan pengetahuan dengan metoda ilmiah, mempublikasikan dan menerapkan pengetahuan, dan mengembangkan diri. Upaya yang didapat dilakukan untuk itu, antara lain: Asistensi (Assistenships), Pertemuan dosen (Lectures Confrences), Seminar (Seminars), Bimbingan diskusi (Guided discussions), Lokakarya, Program Intruksional (Programmed Inntructions), Tugas khusus (Special Assignments), Pelatihan (coaching), Proyek penelitian (Research Projects), Kursus (Courses), dan lain sebagainya. Kedua, pengembangan disiplin kerja, diarahkan pada konsistensi individu dalam memahami, menghayati, melaksanakan, dan memasyarakatkan ketentuan berprilaku dalam sistem kelembagaan. Ketiga, pengembangan semangat kerja, memiliki karakteristik yang berlainan dengan pengembangan disiplin kerja. Semangat kerja berkaitan dengan ketulusan hati harena adanya kepuasan kerja sebagai akibat terpenuhinya kebutuhan dasar dari pekerjaan yang dilakukan. Kehadiran, kelambanan, antusisme, kerjasama merupakan indikator-indikator penting untuk mengukur semangat kerja. Keempat, pengembangan karir dan kesejahteraan, pengembangan ini sangat dibutuhkan dalam mendukung usaha-usaha pengembangan sebelumnya. Pengembangan ini memiliki fungsi pemeliharaan atas upaya-upaya yang dilakukan dalam pengembangan-pengembangan sebelumnya.[3]


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
      Kinerja adalah sifat dan karakteristik suatu pekerjaan yang dinyatakan sebagai catatan kerja seseorang, dengan kriteria pengembangan diri, kerja tim, komunikasi dan keputusan yang dibuat, kecelakaan kerja, absen tanpa izin, kesalahan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. sedangkan konsep merupakan cara/langkah yang digunakan untuk merubah keadaan.
Jadi konsep kinerja merupakan sarana dalam mengembangkat kinerja atau cara dalam mengembangkan kinerja yang sudah ada, dan memang harus dirubah karena ada unsur yang kurang efektif, sehingga perlu dengan adanya cara untuk mengembangkan kinerja yang sudah ada dan hal ini sering sekali disebut dengan istilah konsep dalam pengembangan.
Tinggi rendahnya kinerja pegawai tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Di dalam bukunya Keith Davis berpendapat bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).
Pengembangan SDM memiliki dua konsep. Pertama, adalah konsep normatif dan kedua, konsep teknis. Konsep normatif berkenaan dengan fungsi-fungsi dasar yang harus ada dalam kehidupan manusia dan menjadi patokan ideal untuk pelaksanaan konsep yang lebih implementatif (konsep teknis). Sedang konsep yang kedua, konsep teknis, adalah berkaitan dengan implementasi konsep pertama yang bersifat conditioning dan kasuistis.









DAFTAR PUSTAKA

·         Fattah Nanang, Landasan Manajemen (Bandung:Rosda Karya,1999)
·         Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset, 2003)
·         Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003)








·         [1] Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003) hlm 23

·         [2] Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset, 2003) hlm 34-45

·         [3] Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2003) hlm 56-60