EVALUASI PENDIDIKAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Secara hafiah kata evalusi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Arab Al-Taqdir ( ) dalam bahasa Indonesia berarti penilaian, akar katanya adalah value, dalam bahasa Arab Al-Qimah ( ) dalam bahasa Indonesia berarti nilai. Dalam pengertian lain, evaluasi secara etimologi berasal dari kata �to evaluate� yang berarti menilai.
Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan educational evaluation dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Istilah evaluasi pada mulanya popular di kalangan para filosof. Plato salah seorang diantara para filosof, dianggap banyak para pemikir pendidikan dewasa ini adalah orang yang pertama sekali mengemukakan dan yang �membidangi� lahirnya istilah evaluasi. Selanjutnya istilah �evaluasi� mulai dipakai dalam berbagai disiplin ilmu tak terkecuali ilmu pendidikan.
Edwin Wand dan Gerald W. Brown dalam karyanya �Essential of educational evaluation� mengatakan bahwa evaluasi adalah �The act or prosess to determining the value of something�(evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu bila pernyataan ini dihubungkan dengan evaluasi pendidikan maka dapat diuraikan dengan �Totalitas tindakan atau proses yang dilakukan untuk menilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan�.
Menurut Bloom dan kawan-kawan disebutkan pengertian evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri peserta didik dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi peserta didik.
Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Yang dimaksud dengan penilaian dalam pendidikan adalah keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pendidikan secara umum, baik mengenai perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan atau yang menyangkut perorangan, kelompok, maupun kelembagaan.
B. Prinsip Evaluasi Pendidikan
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi. Betapa pun baiknya prosedur evaluasi diikuti dan betapa pun sempurnanya teknik evaluasi diterapkan apabila tidak dipadukan dengan prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi pun akan kurang dari yang diharapkan. Prinsip-prinsip termaksud adalah sebagai berikut :
1. Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen internal dalam program pengajaran disamping tujuan intruksional dan materi serta metode pengajaran, semuanya itu merupakan kesatuan terpadu yang tak dapat dipisahkan.
2. Keterbatasan Siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode cara belajar siswa aktif yang menunutut keterlibatan siswa secara aktif itu. Siswa merasa evaluasi terhadap kegiatannya sebagai suatu kebutuhan.
3. Koherensi
Dengan prinsip ini dimaksudkan evaluasi berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
4. Paedagogis
Disamping sebagai alat penilaian terhadap hasil belajar, evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi paedagogis.
5. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban (accountability).
Menurut Prof. DR. H. Ramayulis bahwa prinsip-prinsip evaluasi pendidikan adalah :
a. Terus Menerus
Artiniya evaluasi ini tidak hanya dilakukan setahun sekali, sekuartal sekali, atau sebulan sekali, melainkan terus menerus, pada waktu mengajar sambil mengevaluasi sikap dan perhatian murid, pada pelajaran hampir berakhir.
b. Menyeluruh
Artinya adanya evaluasi yang meliputi semua aspek-aspek kepribadian manusia.
c. Objektifitas
Artinya adanya evaluasi yang benar-benar objektif bukan subjektif.
d. Validitas
Artinya adanya evaluasi yang dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi.
e. Reliabilitas
Artinya evaluasi itu dapat dipercaya
f. Efisiensi
Artinya adanya evaluasi yang dapat menggunakan sarana dan prasarana yang baik, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mudah dalam proses, administrasi, dan interpretasinya, sehingga evaluasi ini tepat pada sasarannya.
g. Ta�abbudiyah dan Ikhlas
Artinya adanya evaluasi yang dilakukan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah SWT.
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh peserta didik sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut tersebut merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa :
1. Penempatan pada tempat yang tepat
2. Pemberian umpan balik
3. Diagnosa kesulitan belajar
4. Penentuan kelulusan
Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan ini tes yang diberi nama :
1. Tes Penempatan
2. Tes Formatif
3. Tes Diagnosis
4. Tes Sumatif
Menurut DR. H. Ramayulis dalam rangka menerapkan prisip keadilan, keobjektifan dan keikhlasan, evaluasi pendidikan bertujuan:
1. Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan.
2. Mengetahui prestasi hasil belajar guna menentapkan apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.
3. Mengetahui efektifitas cara belajar dan mengajar apakah yang telah dilakukan guru benar-benar tepat atau tidak baik berkenaan dengan sikap guru maupun sikap peserta didik.
4. Mengetahui kelembagaan guna menetapkan keputusan yang tepat dan mewujudkan persaingan sehat, dalam rangka berpacu dalam prestasi.
5. Mengetahui sejauh mana kurikulum telah dipenuhi dalam proses kegiatan belajar mengajar.
6. Mengetahui pembiayaan yang dibutuhkan dalam berbagai kebutuhan baik secara fisik maupun kebutuhan phsikis.
D. Manfaat Evaluasi Pendidikan
Evaluasi mempunyai manfaat bagi berbagai pihak. Evaluasi hasil belajar peserta didik bermakna bagi semua komponen dalam proses pengajaran, terutama peserta didik, guru, pembimbing/penyuluh sekolah, dan orang tua didik.
1. Manfaat bagi peserta didik
Hasil evaluasi memberikan informasi tentang sejauh mana ia telah menguasai pelajaran yang disajikan guru.
2. Manfaat bagi guru
Hasil evaluasi memberi petunjuk bagi guru mengenai keadaan peserta didik, materi pelajaran dan metode mengajarnya. Hasil evaluasi juga dapat menggambarkan berhasil tidaknya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru.
3. Manfaat bagi pembimbing/penyuluh
Pembimbing dan penyuluh umumnya diarahkan pada peningkatan daya serap peserta didik serta penyesuaian peserta didik dengan lingkungannya. Upaya bimbingan dan penyuluhan lebih terarah kepada tujuannya apabila ditunjang oleh informasi yang akurat tentang keadaan peserta didik, baik dari segi intelektualnya maupun dari segi emosionalnya.
4. Manfaat bagi sekolah
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar ditentukan pula kondisi belajar yang diciptakan sekolah. Efektifitas kegiatan belajar mengajar yang dipersyaratkan antara lain oleh kondisi belajar yang diciptakan sekolah itu diperoleh informasinya melalui evaluasi.
5. Manfaat bagi orang tua peserta didik
Semua orang tua ingin melihat sejauh mana tingkat kemajuan yang dicapai anaknya di sekolah, kendatipun pengetahuan itu tidak menjamin adanya upaya dari mereka untuk peningkatan kemajuan anaknya. Oleh karena itu setiap cawu atau semester sekolah memberikan laporan kemajuan peserta didik kepada orang tuanya dalam bentuk buku raport.
E. Objek dan Sasaran Evaluasi Pendidikan
Objek evaluasi pendidikan Islam dalam arti yang umumnya adalah peserta didik atau dalam arti khusus adalah aspek-aspek tertentu yang terdapat pada peserta didik. Peserta didik disini sebenarnya bukan hanya sebagai objek evaluasi semata tetapi juga sebagai subjek evaluasi. Oleh karena itu, evaluasi pendidikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu evaluasi diri (self evaluation)/instropeksi (Pendidik) dan evaluasi terhadap orang lain (peserta didik).
Sasaran-sasaran daripada evaluasi pendidikan Islam secara garis besarnya meliputi empat kemampuan dasar peserta didik yaitu :
1. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan pribadinya dengan Tuhannya.
2. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya.
4. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakat serta selaku khalifah di muka bumi.
- Teknik dan Instrumen Penilaian berdasarkan Aspek Pembelajaran (Ranah Pendidikan)
1. Penilaian Aspek Kognitif
Penggunaan penelitian dengan tes di anggap tepat untuk mengukur kompetensi dasar ranah kognitif. Jenis tekniknya bisa tulis maupun lisan. Adapun instrumennya bisa berupa tes obyektif dengan pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan atau berupa tes subyektif dengan isian singkat dan uraian. Kedua instrumen ini juga bisa digunakan secara bersamaan.
2. Penilaian Aspek Afektif
Indikator pengalaman belajar ranah afektif bisa dirumuskan dengan kata-kata operasional sebagai berikut ; memilih, mengikuti, menganut, mematuhi, menjawab, mendukung, menyetujui, menolak, mengajukan dan seterusnya. Untuk penguasaan siswa atas kompetensi ranah afektif ini , ada beberapa teknik dan instrumen penilaian yang bisa dipakai seperti inventori dengan skala beda semantik, skala likert atau thurstone.
Contoh teknik penilaian diri dengan skala likert
Petunjuk :
Isilah tabel di bawah ini dengan tanda cheklist (v) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan sikapmu terhadap pernyataan pada kolom sebelumnya :
No. | Aspek Penilaian/Kriteria | Selalu | Kadang-kadang | Tidak Pernah |
1. | Kejujuran a. Setiap hari berkata jujur kepada orang tua. b. Mengembalikan uang kembalian belanja kepada orang tua. c. Menyerahkan nilai ulangan, meskipun jelak kepada orang tua. | | | |
2. | Kedisiplinan a. Datang ke sekolah lebih awal atau tepat waktu. b. Mengerjakan tugas/PR sesuai dengan jadual yang ditentukan. c. Mengerjakan ibadah shalat tepat waktu. | | | |
3. Penilaian Aspek Psikomotorik
Tidak banyak aspek psikomotorik yang dapat dikembangkan. Di antara sedikit indikator dan pengalaman yang berhubungan dengan ranah ini adalah mengikuti, meniru, mendemonstrasikan, mengidentifikasi dan seterusnya. Jadi instrumen yang tepat untuk penilaian aspek psikomotorik ini adalah observasi (penga