Saturday, 19 September 2015

4 Guru di Duga lecehkan tradisi amalaiah NU.


4 Guru Diduga Lecehkan Tradisi NU , Ratusan Orang �Geruduk� MAN 2 Purwokerto

4 Guru Diduga Lecehkan Tradisi NU, Ratusan Orang Geruduk MAN 2
UNJUK RASA � Ratusan massa yang terdiri dari perwakilan wali murid, Ansor, Banser, IPNU/IPPNU, Muslimat, Fatayat dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyumas melakukan unjuk rasa di MAN 2 Purwokerto, Kamis (17/9) kemarin.
DIMAS BUDI LANTORO MUKTI PRABOWO/RADARMAS/JPNN
PUWOKERTO � Ratusan massa yang terdiri dari perwakilan wali murid, Ansor, Banser, IPNU/IPPNU, Muslimat, Fatayat dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyumas melakukan unjuk rasa di MAN 2 Purwokerto, Kamis (17/9) kemarin. Unjuk rasa dilakukan terkait dugaan adanya empat orang guru di MAN 2 Purwokerto diduga melecehkan tradisi Nahdlatul Ulama (NU).

Massa menuntut agar empat orang guru tersebut diberi sanksi tegas, serta tidak mengajar karena berpotensi menimbulkan perpecahan umat Islam. Mereka juga meminta seluruh guru bersikap profesional dengan tidak melakukan doktrinasi. Tuntutan yang lain yakni tidak boleh melakukan intimidasi kepada anak didik.
Jika tuntutan mereka tidak direspon, massa mengancam akan kembali melakukan aksi unjuk rasa lanjutan. Massa juga akan menuntut Kepala MAN 2 Purwokerto dan Kakanwil Kementerian Agama Jawa Tengah �mengundurkan diri�.
Perwakilan massa, Muktamir mengatakan, jika oknum guru dalam mengajar diluar materi, menjurus pada persoalan khilafiyah. Hal tersebut sangat disayangkan karena hal tersebut diajarkan di lembaga pendidikan milik pemerintah. Bahkan dia juga menilai jika oknum tersebut mendoktrin anak didiknya agar meninggalkan tradisi NU. Salah satunya bershalawat, karena oknum guru tersebut diduga melarang siswa bershalawat.
�Silahkan kalau mau menyampaikan, tapi di kelompoknya sendiri. Kalau di sekolah, tidak boleh. Karena keyakinan beraneka ragam,� terangnya.
Ketua Ansor, Taufik Hidayat mengatakan, aksi tersebut sebagai bentuk kepedulian warga NU agar persoalan tersebut tidak semakin melebar. Karena jika hal tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan konflik yang semakin melebar.
Setelah melakukan aksi, massa diterima oleh pihak sekolah untuk melakukan mediasi. Mediasi menghadirkan oknum guru, perwakilan dari Kementerian Agama (Kemenag), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Polsek Purwokerto Timur.
Dalam mediasi, keempat oknum guru tersebut membantah telah melakukan hal-hal seperti yang dituduhkan.
Kepala MAN 2 Purwokerto Muslikh menuturkan, jika permasalahan tersebut sudah muncul lama. Sebelum terjadinya unjuk rasa, pihaknya tengah memproses persoalan tersebut dengan melakukan klarifikasi ke sejumlah murid dan oknum guru. Terendusnya permasalahan tersebut, kata dia, berasal dari laporan murid-murid.
�Melalui Waka Kurikulum, kami memanggil guru-guru. Kami berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut, bukan mendiamkan,� ujarnya.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Ibnu Asaduddin merencanakan, hari ini Jumat (17/9) akan memangil kepala sekolah dan oknum guru. �Pihak-pihak terkait akan kami klarifikasi. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian akan kami serahkan ke Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jateng. Kami akan menelusuri hal tersebut,� kata dia.
Sementara Ketua MUI KH Chariri Shofa berharap agar permasalahan tersebut diselesaikan secara internal. Menurutnya, dinas yang harus menindaklanjuti, karena oknum tersebut merupakan bagian dari dinas. �Tindaklanjutnya seperti apa, tunggu dari dinas,� ujarnya. (jpg)