Saturday 19 September 2015

Makalah "Potret Sistem Pendidikan di Cina


BAB I
PENDAHULUAN

Persaingan global memicu negara-negara di dunia untuk berlomba-lomba mempertahankan eksistensinya. Negara-negara yang bernotaben�maju� mempunyai daya tarik tersendiri bagi negara-negara lain. Mereka diintip dari berbagai sudutnya. Sektor pendidikanlah yang menjadi ujung tombak kemajuan negara-negara tersebut. Cina adalah negara yang mampu membuktikan kepada dunia atas eksistensinya. Cina sempat berhaluan agraris sebelum adanya pembangunan dan mampu berevolusi menjadi negara industri di sektor ekonominya.
Dalam sektor pendidikan cina adalah negara yang keukeuh memegang nilai-nilai filsafat bahwa �teori dan praktik tidak dapat dipisahkan dalam berkehidupan bermasyarakat�. Dan rakyat cina , meraka getol dalam masalah pendidikan. Pendidikan adalah prioritas. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hal-ihwal negara cina, seperti potret sistem pemerintahan, kondisi demografi dan income negara, kebijakan di bidang pendidikan agama

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Potret Sistem Pemerintahan

Republik Rakyat China adalah sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis yang dikenal sebagai China.  Sejak didirikan pada tahun 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis China (PKC).
RRC merupakan suatu negara yang berhaluan komunis dan hal itu memang karena China merupakan negara komunis abad ke-20 yang lalu. Secara resmi China masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah ahli tidak berpandangan bahwa China merupakan negara komunis seutuhnya. Hingga saat ini tidak ada definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang dilaksanakan oleh China, karena strukturnya tidak dikenal pasti. Salah satu penyebab masalah ini  adalah karena sejarahnya, Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911, Cina diperintah secara otokratis  oleh KMT dan beberapa panglima perang dan setelah 1949 didobrak partai komunis Cina.
China mengaku bahwa meskipun negaranya berhaluan komunis tetapi hak-hak tiap individu tetap diakui, meskipun hanya dalam batasan tertentu. Pemerintah China mengakui bahwa China merupakan satu negara yang memiliki banyak bangsa dan suku dan memberikan hak otonomi di Daerah Administrasi Minoritas kepada etnik bangsa minoritasnya dan memberikan hak istimewa kepada suku-suku lain untuk memasuki institusi pendidikan tinggi di samping menjadi pegawai pemerintahan.
Selain pemerintah China sendiri, mereka juga bekerja sama degan beberapa lembaga dunia dalam melakukan peningkatan SDM warga China, diantaraya UNICEF
UNICEF China and its government partners work to improve the lives of the most vulnerable children. Every child has the right to survive, develop, be protected and participate in family and society. UNICEF collaborates with many partners to help make those rights a reality in China.
We work by developing demonstration models and approaches in rural poor and urban marginalized communities. Once an approach has been shown to be effective, we support the government to replicate and expand the approach with its own budget.
In the past decade, China has made impressive gains in improving the lives of children and women. For example, the maternal mortality rate has dropped dramatically. In addition, primary school enrollment approaches 100%.[1]

B.     Kondisi Demografi dan Income Negara
Cina adalah salah satu negara yang paling luas di dunia dengan luas daerahnya sekitar 9,6 juta kilometer persegi atau sama dengan 6,5% dari luas tanah global. Dua pertiga dari daerah ini terdiri dari gurun pasir dan pegunungan. Etnis yang besar jumlahnya adalah Cina Han mencapai 92%, yang lainya adalah etnis Tibet, Mongol, Korea, Manchu dan lain-lain, sedangkan bahasa resmi adalah Mandarin.
Republik Rakyat Cina mencakup hampir seluruh daratan Asia bagian Timur; bertetangga dengan Monggolia di bagian utara; dengan Rusia di bagian barat laut dan timur laut; dengan Afganistan, Pakistan, Tajikistan, Kazaktan di barat; dengan India, Nepal, Bhutan, Myanmar, dan Laos di bagian selatan.
Cina pada umumnya adalah negara agraris. Pada tahun 1952, pekerja tani mencapai 83,5% dari keseluruhan angkatan kerja sosial di Cina, sedangkan burug industri hanya 7,4% dan pekerja disektor jasa 9,1%. Tetapi setelah melalui pembangunan semenjak tahun 1950an, keadaan di atas berubah cukup signifikan. [2]

China memiliki salah satu perekonomian dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) melebihi 12 triliun dolar per tahun. Lebih dari 2 triliun dolar barang dan jasa buatan China diekspor ke negara-negara lain setiap tahunnya. Pendapatan ekspor China yang besar membantu ekonomi tumbuh. Di dalam negeri, China juga memiliki pasar yang sangat besar dengan lebih dari 1,3 miliar konsumen.
China mulai mengubah kebijakan ekonominya pada tahun 1978. Di bawah komunisme, negara memiliki dan mengendalikan sumber ekonomi China, seperti perusahaan, tanah, dan sumber daya alam. Mulai ta

hun 1979, China mengizinkan kepemilikan dan investasi swasta di beberapa sektor ekonomi. Negara ini juga mulai menggeser ekonominya dari basis pertanian ke industri.
Sejak tahun 1979 perekonomian China telah mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan rata-rata lebih dari 9,5 persen, pertumbuhan yang sangat tinggi menurut standar dunia.

C.     Filsafat Pendidikan dan Orientasi Pendidikan
Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya telah melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina begitu lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di Cina. Tradisi pemikiran falsafah di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas falsafah Cina[1]. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari falsafah India dan Yunani.
Dalam upaya melihat bahwa teori dan kehidupan praktis tidak dapat dipisahkan, kita perlu melihat bagaimana orang Cina memahami hubungan antara teori dan praktek dalam suatu pemikiran yang bersifat falsafah. Kita juga perlu mengetahui bagaimana teori dihubungkan dengan kehidupan nyata. Ada dua perkara yang harus dikaji dan ditelusuri secara mendalam: Pertama, konsep umum tentang �kebenaran� dalam falsafah Cina; kedua, kemanusiaan yang dilaksanakan dalam kehidupan nyata dan kemanusiaan yang diajarkan para filosof Cina dalam sistem falsafah mereka. Secara umum pula pemahaman terhadap dua perkara tersebut ditafsirkan dari Konfusianisme, yaitu ajaran falsafah yang dikembangkan dari pemikiran Konfusius. Konfusianisme sendiri berkembang menjadi banyak aliran, di antaranya kemudian dikembangkan menjadi semacam agama, dengan kaedah dasar dari ajaran etikanya yang dirujuk pada pandangan atau ajaran Konfusius.
Sebagai ajaran falsafah pula, Konfusianisme telah berperan sebagai landasan falsafah pendidikan di Cina selama lebih kurang 2000 tahun lamanya. Karena itu ia benar-benar diresapi oleh bangsa Cina secara turun temurun selama ratusan generasi. Konfusisnismelah yang mengajarkan bahwa antara teori dan praktek tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan individu atau masyarakat. Dalam Konfusianisme, seperti dalam banyak falsafah Cina yang lain, pemikiran diarahkan sebagai pemecahan masalah-masalah praktis. Karena itu falsafah Cina cenderung menolak kemutalakan atau pandangan hitam putih secara berlebihan. Kebenaran harus diuji dalam peristiwa-peristiwa aktual dalam panggung kehidupan, dan baru setelah teruji ia dapat diakui sebagai kebenaran.[3]
Semenjak tahun 1980-an, pemerintahan Cina telah menetapkan prinsip-prinsip dasar pembangunan ekonomi sebagai tugas sentral negara dengan tetap berpegang teguh pada empat landasan. Prinsip-prinsip pendidikan ialah bahwa pendidikan itu harus berfungsi sebagai penggerak dan pembentuk modernisasi sosialis dan harus diintegrasikan dengan pekerjaan-pekerjaan praktis agar terjamin pengembangan moral, intelektual serta fisik para pelakunya dan generasai penerus.
Tujuan umum pengembangan pendidikan di Cina ialah untuk membangun kerangka dasar sistem pendidikan yang bisa dipakai dan disesuaikan dengan keperluan gerakan modernisasi soaialis.[4]


D.    Kebijakan di Bidang Pendidikan Agama
Undang-undang Dasar Republik Rakyat Tiongkok menetapkan warganya memiliki kebebasan beragama. Instansi negara, lembaga swadaya masyarakat dan perseorangan manapun tidak boleh memaksa warga Negara menganut agama atau tidak menganut agama, dilarang mendiskriminasi warga yang beragama atau yang tidak beragama, dan Negara melindungi kegiatan agama yang normal. Sementara itu UUD juga menetapkan, siapa pun tidak boleh melakukan kegiatan merusak ketertiban sosial, merugikan kesehatan warga dan merintangi sistem pendidikan Negara dengan menggunakan agama. Organisasi dan urusan keagamaan di Tiongkok bebas dari dominasi kekuatan asing.
Sejumlah undang-undang di Tiongkok antara lain UU Otonomi Daerah Etnis, UU Sipil, UU Pendidikan, UU Kerja, UU Pendidikan Wajib, UU Kongres Rakyat, UU Organisasi Komite Warga Desa dan UU Periklanan telah menetapkan semua warga memiliki hak memilih dan hak dipilih tanpa membeda-bedakan kepercayaan agama; harta milik sah organisasi agama dilindungi undang-undang; pendidikan dan agama saling terpisah, semua warga baik yang beragama atau yang tidak beragama mempunyai kesempatan sama untuk menerima pendidikan berdasarkan hukum ; rakyat semua etnis harus saling menghormati bahasa, tulisan, adat istiadat dan kepercayaan agama satu sama lain; warga negara tidak seharusnya mengalami diskriminasi dalam mencari pekerjaan karena perbedaan kepercayaan agama; iklan dan merek dagang tidak boleh mengandung isi yang diskriminatif terhadap etnis dan agama.

E.     Pendidikan dibidang manajemen Pendidikan
1.      Otorita
Pola sistem pendidikan di Cina ialah tersentralisasi mulai dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten termasuk daerah-daerah otonomi setingkat kota madya. Depertemen perencanaan, keuangan, tenaga kerja, dan personalia pemerintah pada semua tingkat ikut membantu kantor-kantor pendidikan dalam merumuskan perencanaan pembangunan pendidikan, termasuk anggaran dan sistem pengajian pegawai. Pengawasan pendidikan di Republik Rakyat Cina dijalankan dengan sistem pejabat pemerintahan yang lebih tinggi memonitor, menginspeksi, menilai dan memberikan bimbingan terhadap pekerjaan pejabat-pejabat pemerintahan yang lebih rendah, termasuk pejabat-pejabat pendidikan dan sekolah-sekolah.

F.      Dinamika pengembangan kurikulum
Untuk memperbaiki kualitas seluruh upaya pendidikan dan untuk meyakinkan tercapainya keefektifan pendidikan, komisi pendidikan negara (SEDC) telah membentuk kelompok-kelompok ahli dan merumuskan pedoman kurikulum bagi sekolah dasar dan menengah. Ada dua versi kurikulum sekolah dasar enam tahun: yang pertama untuk sekolah-sekolah perkotaan dan kedua untuk sekolah-sekolah pedesaan. Kurikulum ini memuat 10 mata pelajaran, termasuk mata pelajaran pendidikan moral, bahasa cina, dan matematika. Sekolah-sekolah diperkotaan selain pelajaran itu harus pula mengajarkan mata pelajaran olahraga, sedangkan  sekolah-sekolah desa harus menambahkan mata pelajaran pertanian.
 Sekolah menengah pertama memberikan 13 mata pelajaran wajib termasuk diantarannya mata pelajaran pendidikan moral dan politik, bahasa cina, matematika, dan bahasa asing.
G.    Pengembangan pendidikan dan tenaga pendidik
Dalam tahun 1990, Cina memiliki13,45 juta guru staf administrasi dan staf pendukung yang tersebar pada berbagai institusi dari berbagai jenis dan tingkat pendidikan. Guru di Cina sudah cukup memadai , dan tugas utama mereka untuk masa yang akan datang adalah meningkatkan kualitas profesional dan ideologi dan memaksimalkan strukturnya. Untuk meyakinkan tercapainya kualitas dan standar pendidikan dan pengajaran, pemerintah telah menetapkan kriteria dan persyaratan-persyaratan akademis untuk mendapatkan sertivikat profesional bagi guru-guru sekolah dasar dan menengah.

H.    Pembiayaan pendidikan
Alokasi dana pemerintahan merupakan sumber dana utama untuk pembiayaan pendidikan di Cina, dan alokasi ini tersedia pada pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Pemerintah juga berusaha mengumpulkan dana  pendidikan dari berbagai sumber lain seperti dari industri dan perusahaan, dari masyarakat setempat, pemasukan yang diambilkan dari pelayanan jasa-jasa sosial yang semuanya digunakan untuk keperluan perbaikan kondisi pendidikan.

I.       Struktur dan jenis pendidikan
1.         Pendidikan Dasar,Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi
Pada tahun 1986,kongres rakyat nasional menetapkan satu ketentuan wajib belajar 9 tahun yang mencakup sekolah dasar dan sekolah tingkat pertama.sekolah menengah spesialisasi menerima siswa lulusan sekolah menengah tingkat pertama untuk program 4 tahun.pendidikan strata 1 pada pendidikan tinggi kebanyakan berlangsung selama 4 tahun;program kedokteran dan engineering berlangsung 5 tahun,dan bahkan ada fakultas kedokteran yang melaksanakan kuliahnya selama 6 tahun.akademi-akademi program diploma menyelenggarakan pendidikan 2 atau 3 tahun.pendidikan pascasarjana terdiiri dari program Magister(s-2) dan program doktor(S-3); yang pertama biasanya berlangsung 2,5-3 tahun sedangkan yang kedua 3 tahun.
2.      Pendidikan Prasekolah
Perkembangan pendidikan prasekolah di cina selalu berpegang pada prinsip bahwa pelaksanaanya tergantung terutama pada inisiatif atau prakarsa masyarakat setempat.Di luar dari yang di uapayakan oleh pemerintah setempat,prasekolah banyak di kelola oleh depertemen-depertemen,unit-unit kerja serta organisasi sosial namun tetap berada dalam aturan dan undang-undang negara.Pendidikan prasekolah pada umumnya di laksanakan secara purna waktu.
3.      Pendidikan Khusus
Pengadaan pendidikan khusus berkembang cukup pesat semenjak berdirinya Republik Rakyat China.jumlah sekolah bagi anak-anak tuna netra,tuna rungu,tuna wicara,tuna grahita telah berkembang dari 42 buah dalam tahun 1949 menjadi 746 buah dengan jumlah yang di layani dari 2,000 menjadi 72,000 orang.
4.      Pendidikan Vokasional,Teknik, dan Pendidikan Tinggi.
Perkembangan yang cepat dalam pendidikan tehnik dan kejuruan(TAVE)semenjak tahun 1980-an merupakan indikator penting bahwa cina mengarah pada proses modernisasi.Pada tahun 1990,jumlah siswa pada seluruh jenis sekolah tehnik dan kejuruan di seluruh negara mencapai 6,048 juta orang,yang berarti naik empat kali lipat dari jumlah pada tahun 1979.jumlah siswa TAVE saat ini kurang lebih 45,7% dari keseluruhan siswa pada lembaga pendidikan tingkat menengah.sekolah spesialisasi tingkat menengah di selenggarakan oleh organisasi profesi dan oleh perusahaan-perusahaan untuk melatih pekerja �pekerja level bawa dan menengah.pemerintah menjamin pekerjaan bagi tamatan kedua jenis sekolah ini.
5.    Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal.           
Pendidikan bagi orang dewasa merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan cina. Tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan kualitas orang-orang dalam masyarakat yang secara langsung akan menyumbang pada pengembangan sosio-ekonomis penduduk.Mengenai format atau bentuk pendidikanya mencakup antara lain universitas radio dan televisi,fakultas pengembangan staf tingkat lanjutan,fakultas untuk petani,pendidikan tinggi dengan sistem belajar dab ujian sendiri




















BAB III
PENUTUP

Negara yang dua pertiga daerahnya ini berupa gurun pasir dan pegunungan adalah sebuah negara komunis, didirikan pada tahun 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis China (PKC). China meskipun negaranya berhaluan komunis tetapi hak-hak tiap individu tetap diakui, meskipun hanya dalam batasan tertentu. Cina adalah salah satu negara yang paling luas di dunia dengan luas daerahnya sekitar 9,6 juta kilometer persegi atau sama dengan 6,5% dari luas tanah global. Cina pada umumnya adalah negara agraris setelah adanya pembangunan Cina berubah menjadi industri.
Ajaran falsafah negara Cina yaitu, Konfusianisme  yang telah berperan sebagai landasan falsafah pendidikan di Cina selama lebih kurang 2000 tahun lamanya. Karena itu ia benar-benar diresapi oleh bangsa Cina secara turun temurun selama ratusan generasi. Undang-undang Dasar Republik Rakyat Tiongkok menetapkan warganya memiliki kebebasan beragama. Instansi negara, lembaga swadaya masyarakat dan perseorangan manapun tidak boleh memaksa warga Negara menganut agama atau tidak menganut agama.
Cina adalah negara yang bisa mengembangkan pendidikanya dengan baik.Mengikuti format sistem pemerintahan,sistem pendidikan China di katakan sebagai tersentralisasi.Namun demikian,reformasi pendidikan di china telah memodifikasi bentuk sentralisasi  yang pada hakikatnya mengarah kepada pendelegasian wewenang ke tingkat penguasa pendidikan yang lebih rendah di daerah-daerah.Tanggung jawab pemerintah pusat semakin di kurangi dengan cara menyerahkan sebagian tanggung jawab penddikan kepada perusahaan-perusahaan dan masyarakat setempat.lembaga-lembaga pendidikan makin mendapat otonomi,dan ada yang menyebutnya sebagai desentralisasi dalam sistem pendidikan.





DAFTAR PUSTAKA





Syah, Agustiar.  2001. Perbandingan sistem pendidikan 15 Negara. Jakarta: Lubuk Agung Bandung.






[2] Agustiar Syah, Perbandingan sistem pendidikan 15 Negara, (Jakarta: Lubuk Agung Bandung, 2001), hlm. 95
[4] Op. Cit.Agustiar Syah Nur, hlm. 96