Cara Membuat Makalah
Ciri Pokok Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topic yang ditulis dengan dilengkapipenalaran logis dan pengorganisian yang sistematis memang perlu diketahui dan diperhatikan. Makalah yang merupakan salah satu jenis karangan ilmiah memilki cirri atau kerakter seprti berikut. Secara umum, cirri-ciri makalah terletak pada sifat keilmiahannya. Artinya, sebagai karangan ilmiah, makalah memiliki sifat objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistemayis, dan logis. Berdasarkan kreteria ini, baik tidaknyasuatu makalah dapat diamati dari signifikasi masalah atau topic yang dibahas, kejelasan tujuan, pemmbahasan, kelogisan pembahasan, dan kejelasan pengorganisasian pembahasannya.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat dibedakan menjadi tiga macam: makalah deduktif, makalah induktif, dan makalah campuran. Makalahdeduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relavan dengan masalah yang dibahas. Makalah induktif merupakan makalah yang yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relavan dengan makalah yang dibahas. Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama ( makalah deduktif) merupakan jenis makalah yang npaling banyak digunakan.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan makalah panjang dan makalah pendek. Makalah panjang adalah maakalah yang jumlahnya halamannya lebih dari 20 halaman. Bagian ini menyajikan ketentuan tentang penulisan makalah panjang, sedangkan dengan ketentuan tentang penulisanmakalah pendek pada dasarnya sama dengan ketentuan penulisan artikel dan penelitian, kecuali abstrak dan kata kunci yang tidak harus ada.
Isi dan Sistematika
Secara garis besar makalah panjang terdir atas 3 bagian ; bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Isi ketiga bagian tersebut dipaparkan sebagai berikut:
Bagian Awal
Halaman Sampul
Daftar Isi
Daftar tabel dan gambar (jika ada)
Bagian Inti
Pendahuluan
Latar belakang penulisan makalah
Masalah atau topik pembahasan
Tujuan Penulisan makalah
Teks Utama
Penutup
Bagian Akhir
Daftar Rujukan
Lampiran (jika ada)
Isi Bagian Awal
Halaman Sampul
Hal – hal yang harus ada pada bagian sampul adalah judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, dan tempat serta waktu penulisan makalah. Keperluan atau maksud penulisan makalah berupa, misalnya, untuk memenuhi tugas suatu mata kuliah yang yang dibina oleh dosen X. tempat dan waktu yang dimaksud dapat berisi nama lembaga (universitas, fakultas, dan jurusan), nama kota serta bulan dan tahun.
Daftar Isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah. Melalui daftar isi, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian yang membangun makalah. Selain itu, melalui daftar isi akan dapat diketahui sistematika penulisan makalah yang digunakan. Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebihdari duapuluh halaman. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan : judul bagian ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal akata selain kata tugas), penulisan judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatan dalam makalah. Penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan jarak antarbagian 2 spasi.
Daftar Tabel dan Gambar
Penulisan daftar tabel dan gambar juga dimaksudkan untk memudahkan pembaca menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan dengan cara sebagai berikut. Identitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengkap. Jika tabel dan gambar lebih, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan secara terpisah. Tetapi jika dalam makalah hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah.
Isi Bagian Inti
Bagian inti terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu pendahuluan, teks utama, (pembahasan topic-topik), dan penutup. Ada tiga macam cara penulisan yang dapat digunakan dalam menuliskan makalah. Ketiga sistematika penulisan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab)
2. Penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad
3. Penulisan tanpa menggunakan angka ataupun abjad
Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan latar belakang penulisan makalah, masalah atau topik bahasan beserta bahasannya, dan tujuan penulisan makalah. Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Setiap unsure dari bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai subbagian. Jika penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan angka maka dapat dijumpai judul subbagian seperti berikut:
Pendahuluan
1) Latar belakang
2) Masalah atau topik bahasan
3) Tujuan penulisan makalah
2. Semua unsur yang terdapat bagian pendahuluan tidak dituliskan sebagai subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya sub-subbagian dalam bagian pendahuluan. Untuk menandai unsur (misalnya, untuk membedakan antara paparan yang berisi latar belakang dengan masalah) cukup dilakukan dengan pergantian paragraf.
Latar Belakang
Butir-butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan makalah adalah hal-hal yang melandasi perlunya ditulis malakah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa paparan teoritis ataupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas
Penulisan latar belakang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
1. Dimulai dengan sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) atau teori yang relavan dengan masalah atau topik yang akan ditulis, selanjutnya diikuti dengan paparan yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi
2. Dimulai dengan suatu pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah
3. Dimulai dengan sebuah kutipan dari orang yang terkenal, ungkapan atau slogan, selanjutnya dihubungkan atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah.
Masalah atau Topik Bahasan
Setelah bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah atu topik bahasan beserta batasannya. Masalah atau topik bahasan yang dimaksud adalah apa yang akan dibahas dalam makalah. Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, persoalan yang memerlukan pendeskripsian lebih lanjut, dan persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut. Masalah dalam penulisan makalah seringkali disinonimkan dengan topik (meskipun kedua istilah ini tidak selalu memiliki pengertian yang sama).
Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang pertama kali harus ditetapkan dalam penulisan makalah. Artinya, kegiatan penulisan makakah diawali dengan penentuan masalah atau topik makalah, yang selanjutnya diikuti dengan penyusunan garis besar isi makalah (meskipun kedua istilah ini tidak selalu memiliki pengertian yang sama).
Topik dapat ditentukan oleh orang lain atau ditentukan sendiri. Lazimnya, topik makalah yang telah ditentukan bersifat sangat umum, sehingga perlu dilakukan spesifikasi atau pembatasan topik. Pembatasan topik makalah seringkali didasarkan pada pertimbangan kemenarikan dan signifikasinya, serta pertimbangan kemampuan dan kesempatan. Jika topik makalah ditentukan sendiri oleh penulis makalah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
1. Topik yang dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis ataupun dari segi teoritis, dan layanan untuk dibahas
2. Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis.
3. Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis
4. Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan untuk diperoleh.
Pembahasan topik makalah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Letakkan topik pada posisi sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik masih dapat dirinci.
2. Daftar rincian-rincian topik itu dan pilihlah salah satu rincian topik tersebut untuk diangkat ke dalam makalah
3. Ajukan pertanyaan apakah rincian topik yang telah dipilih dapat dipilih lagi.
Dalam membuat judul makalah beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan.
1. Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat dalam makalah.
2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk kalaimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda tititk.
3. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah berkisar antara 5 sampai 15 kata.
4. Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun judul makalah harus tetap mencerminkan isi makalah.
Tujuan Penulisan Makalah
Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut. Penulisan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi ganda: bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi penulis makalah, rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah khususnya dalam pengumpulan bahan penulisan. Bagi pembaca makalah perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasi tentang apa yang disampaikan dalam makalah tersebut.
Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi bagian teks utama sangat bervariasi, tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Penulisan bagian teks utama yang baik adalah yang dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar, dan langsung dalam persoalan, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pengertian mendalam dan tuntas ini tidak selalu berarti panjang dan bertele-tele. Dalam penulisan teks utama, hindarilah penggunaan kata-kata tanpa makna dan cara penyampaian yang melingkar-lingkar. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti: dan sebagainya, dan lain-lain (yang lain itu apa), yang sebesar-besarnya (seberapa besarnya).
Penulisan teks utama makalah sangat bervatiasi, tergantung pada jenis topik yang dibahas. Kegiatan pokok penulisan bagian teks utama adalah membahas topik beserta subtopiknya sesuai dengan tujuan penulisan makalah. Pembahasan topik beserta subtopiknya dapat dilakukan dengan menata dan merangkai bahan yang telah dikumpulkan. Beberapa teknik perangkaian bahan untuk membahas topik beserta subtopiknya dapat dikemukakan seprti berikut:
1. Mulailah dari ide/hal yang bersifat sederhana/khusus menuju hal yang besifat kompleks/umum, atau sebaliknya.
2. Gunakan teknik metafor, kiasan, perumpamaan, penganaogian, dan perbandingan.
3. Gunakan teknik diagram dan klasifikasi.
4. Gunakan teknik pemberian contoh.
Penutup
Bagian penutup berisi kesimpulan atau rangkuman pembahasan dan saran-saran (jika memang dipandang perlu). Bagian penutup menandakan berakhirnya penulisan makalah. Penulisan bagian penutup makalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik berikut:
1. Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan, tanpa diikuti dengan kesimpulan. Hal ini dilakukan karena masih belum cukup bahan untuk memberikan kesimpulan terhadap masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar pembaca menarik kesimpulan sendiri.
2. Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah.
Isi Bagian Akhir
Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran (jika ada)
Lampiran
Bagian lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa data (baik yang berupa angka-angka ataupun yang berupa deskripsi verbal) dan yang dipandang sangat penting tetapi tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknya juga diberi nomor halaman.
Ini contoh makalah nya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah maupun swasta memiliki banyak lembaga pendidikan atau sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdapat proses belejar mengajar yang dijalankan oleh kepala sekolah,guru dan siswa. Dalam hal ini terdapat dua pemimpin yang paling berperan dan sangat menentukan kualitas pendidikan yakni kepala sekolah dan guru. Oleh karena itu untuk menunjang keberhasilan dalam persfektif globalisasi, otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan serta untuk menyukseskan manajemen berbasis sekolah dan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kepala sekolah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, bahkan masih banyak kegagalan dalam implementasinya di lapangan. Kegagalan demi kegagalan antara lain disebabkan oleh masalah manajemen yang kurang tepat, penempatan tenaga pendidikan tidak sesuai dengan bidang dan keahlian, penanganan masalah bukan oleh ahlinya, sehingga tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang belum dapat diwujudkan. Untuk dapat mewujudkan pendidikan nasional, kepala sekolah adalah sosok yang paling diharapkan untuk mewakili pemerintah dalam menerapkan dan meningkatkan kualitas pendidikan serta kemajuan sekolah yang dipimpinnya.
Tipe kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penting dan strategis dalam kerangka peningkatan kualitas dan kemajuan sekolah yang dipimpinnya. Supriyadi dikutip dari buku Mulyasa menyatakan bahwa: “erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan di sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan menurunnya perilaku peserta didik”[1].
Dalam hal itu kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pemdidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 23 Tahun 1990 bahwa:
Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan dan pemeliharaaan sarana dan prasarana.selain itu kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan bagi tenaga kependidikan lain di sekolah. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal dan kebutuhan lain yang pantas didapatnya[2].
Dengan kemampuan manajerial, baik kemampuan teknik, kemampuan hubungan kemanusiaan, kemampuan konseptual yang memadai diharapkan kepala sekolah mampu menggerakkan seluruh potensi sekolah termasuk dapat memacu peningkatan kualitas kinerja para guru di sekolah tersebut. Dengan kinerja guru yang berkualitas maka proses pembelajaran akan berlangsung dengan optimal. “Ada dua aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sekolah yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja para gurunya”[3].
Pertama, kemampuan kepala sekolah dalam membuat perencanaan, mengorganisir, memimpin, memotivasi, mengendalikan dan mengevaluasi seluruh sumber daya yang ada di sekolah merupakan hal penting dan strategis dalam upaya pencapaian kemajuan suatu sekolah. Sekolah sebagai suatu system social, mempunyai dimensi yang sangat kompleks sehingga tidak dapat terlepas dari berbagai permasalahan yang menuntut adanya pemecahan yang komprehensif dan dapat diterima oleh semua pihak. Oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin (Kepala Sekolah) yang memiliki kemampuan manajerial yang memadai sehingga diharapkan dapat terwujud kondisi sekolah yang dinamis dan kondusif dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah yang bersangkutan.
Namun, fenomena lapangan hingga saat ini penguasaan konsep administrasi dan manajerial serta regulasi-regulasi yang relevan dengan tugas kependidikan sekolah tampaknya belum banyak dipahami oleh kepala sekolah. Mereka cenderung bekerja secara apa adanya dengan mengandalkan pengalaman mereka sejak diangkat menjadi guru, wali kelas, dan pembantu kepala sekolah hingga diangkat menjadi kepala sekolah. Selain itu, banyak di antara mereka yang karena tidak dipersiapkan secara khusus, maka pemahaman terhadap perubahan yang terjadi di luar system pendidikan sangatlah rendah sehingga akhirnya kemampuan untuk memotivasi dan mengatur bawahan juga menjadi sangat minim.
Kedua, kinerja atau unjuk kerja guru di sekolah merupakan suatu hal utama yang perlu mendapatkan perhatian semua pihak terutama dari para kepala sekolah, supervisor/ pengawas, dan yang berwenang lainnya. Hal ini dapat dipahami karena dengan adanya kinerja guru akan dapat menunjang tercapainya proses dan out put pendidikan yang berkualitas. Namun demikian, masalah kinerja guru bukanlah masalah sederhana, melainkan merupakan permasalahan yang sangat kompleks karena melibatkan banyak unsur yang sangat terkait, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian terhadap kepala sekolah dan guru-guru di sekolah Tsanawiyah YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang tentang: “Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”. Kriteria keberhasilan kinerja guru dapat dilihat dengan kompetensi yang dimilki oleh guru dalam mendidik sehingga menghasilkan lulusan atau alumni swasta yang sesuai dengan standard kompetensi nasional. Sehingga dapat dilihat apakah kepemimpina kepala sekolah dapat meningkatkan standard kompetensi yang dimiliki oleh guru-guru yang ada di sekolah Tsanawiyah swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
Kemudian dilihat dari kepemimpinan kepala sekolah telah memberi dampak yang signifikan terhadap keberhasilan pencapaian tujuan sekolah. Oleh karena itu judul yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah: “Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan judul penelitian, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut:
1. Masih banyak kepala sekolah yang tidak mempunyai tipe kepemimpinan (merencanakan, mengorganisir,melaksanakan, memimpin, dan mengawasi)
2. Kurangnya aktifitas dan kemampuan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas atau pun kinerja guru.
3. Masih banyak kepala sekolah yang menganggap bahwa jabatan sebagai kepala sekolah hanya sebatas menangani urusau administrasi sekolah.
4. Kurangnya perhatian kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi guru.
5. Kurangnya tanggung jawab kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.
6. Rendahnya kinerja guru di sekolah dalam merencanakan keberhasilan proses pembelajaran.
7. Rendahnya standard kompetensi yang dimiliki guru di sekolah sehingga masih banyak kelemahan dalam kinerja guru.
8. Masih banyak sekolah yang tidak sungguh-sungguh dalam penerapan manajemen berbasis sekolah sehingga target untuk mencapai keberhasilan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan belum tercapai.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan dari pokok permasalahan, penelitian ini dibatasi dengan memfokuskan masalah menjadi dua variable, yaitu:
1. Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah (merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, memimpin, dan mengawasi) sebagai variabel bebas (X)
2. Kinerja guru sebagai variabel terikat (Y)
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
2. Bagaimanakah Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
3. Apakah Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. secara rinci tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Swasta YPI Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
F. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi sekolah agar mengetahui bagaimana cara meningkatkan kinerja guru melalui tipe kepemimpinan kepala sekolah.
2. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam urusan manajerial sekolah demi meningkatkan kinerja guru.
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dalam meningkatkan kinerja guru.
4. Sebagai alat sosialisasi bahwa dalam paradigma baru pendidikan bahwa kepala sekolah harus dituntut mempunyai kepemimpinan (meerencanakan,mengorganisir, melaksanakan, memimpin, dan mengawasi).
5. Sebagai bahan informasi dan bahan perbandingan bagi para peneliti yang berminat meneliti judul ini.
6. Sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar S1 pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Sumatera Utara Medan.
[1] Mulyasa, E, Manajemen Bebasis Sekolah: Konsep Strategi dan Implementasi. (Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
[2] Saiful Sagala, Manajemen Kepemimpinan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.143.
[3] Ibid.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada saat ini sangat digalakan dan diperhatikan oleh
pemerintah, karena pendidikan merupakan suatu alat, sarana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum sehingga
pemerintah menegaskan dalam suatu peraturan perundang-undangan tentang
berhaknya rakyat mendapat pengajaran dan penyelenggaraan pendidikan
sebagaimana tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang tertuang dalam Bab XIII
ayat 1 dan 2 bahwa: Contoh Skripsi
1. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran
2. Pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system
pendidikan nasional yang diatur oleh Undang-undang (UUD 1945).
Adapun srategi yang tepat dalam menghadapi tantangan dan peluang
global adalah meningkatkan kualitas sumber daya menusia dengan mereformasi
keseluruhan bidang kehidupan, termasuk meningkatkan kualitas di bidang
pendidikan dengan cara mengelolah system pendidikan nasional agar dapat
sejalan dengan dinamika global, karena menurut pengamatan pakar pendidikan,
pendidikan nasional di Indonesia dewasa ini dalam keadaan terburuk dan perlu
adanya paradigma baru, tentulah paradigma baru pendidikan nasional tersebut
|