Friday 3 June 2016

CONTOH Makalah tentang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) - Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus.


BAB I
PEMBAHASAN

  1.  Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus.
     Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan fisik, mental-intelektual, sosial atau emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya, sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.[1]
      Anak Berkebutuhan Khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak alami. seperti orang normal.[2]
     Menurut Aqila Smart, bahwa anak berkebutuhan khusus adalah
anak yang mengalami kelainan dengan karakteristik khusus yang membedakannya dengan anak normal serta memerlukan pendidikan khusus sesuai dengan jenis kelainannya.

  1. Anak Berkebutuhan Khusus Jenis Down Syndrom yang Mengalami
Keterlambatan Bicara.                                              
Anak berkebutuhan khusus jenis down syndrom adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom pada pasangan dan ditandai dengan retardasi mental serta anomali fisik yang beragam.[3] Kromosom merupakan serat-serat khusus yang terdapat didalam setiap sel didalam badan manusia dimana terdapat bahan-bahan genetik yang  menentukan sifat-sifat seseorang.[4] Kelainan kromosom tertentu dapat mengakibatkan kelainan metabolisme yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan otak secara negatif dan melahirkan retardasi mental. Contohnya adalah Down Syndrom atau mongolisme. Jenis retardasi mental ini pertama kali ditemukan oleh Langdon Down pada tahun 1886. Tingkat retardasi mentalnya berkisar antara sedang sampai berat. Disebut mongolisme sebab, penderitanya sering bermata sipit, mirip orang mongol. Penyebabnya adalah kelainan pada kromosom (adanya trisomi pada kromosom.[5]
Anak dengan Down Syndrom dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu, seperti kepalanya kecil bulat (brachicephaly) dan ceper, tidak sempurna. Ubun-ubunnya tidak lekas tertutup, menjadi keras bahkan sering tidak pernah bisa tertutup sama sekali. Bentuk giginya abnormal, tulang-tulang rusuk dan tulang-tulang punggung sering mengalami kelainan. Bibir tebal atau sumbing, kupingnya sangat besar atau sangat kecil. Kulitnya kering dan kasar, tetapi sering juga lembut dan lunak seperti kulit bayi. Pipinya berwarna kemerah-merahan. Tangannya lunak, besar dan lebar seperti mengandung air. Telapak kaki ceper, perut buncit dan pusarnya menonjol keluar. Sendi-sendi dan otot-ototnya kaku.
       Selain karakteristik umum tersebut, ada ciri-ciri yang spesifik untuk anak down syndrom yakni terdapat ciri fisik khas pada wajahnya, kemungkinan gangguan pada mata, jantung atau bentuk fisik yang cenderung gemuk karena mereka tidak bisa mengontrol nafsu makan akibat masalah di susunan syarafnya. Kebanyakan mereka mempunyai IQ sekitar 25 sampai 45, walaupun sebagian kecil mempunyai IQ setinggi 70 dan sekitar 4% dapat membaca. Pada umumnya mereka bersifat periang, suka meniru dan menyukai musik.
                                    Anak-anak dengan down syndrom cenderung mengalami hambatan dalam perkembangan. Salah satunya adalah kurang memiliki tekanan otot sehingga mempengaruhi organ mulut yang dapat mengakibatkan adanya keterlambatan bicara sebab otot-otot mulutnya kaku dan tidak dapat berfungsi dengan sempurna untuk menghasilkan suara. [6]




  1. Sebab - Sebab Keterlambatan Bicara pada Anak Berkebutuhan Khusus
           Jenis Down Syndrom.
            Ada beberapa faktor penyebab keterlambatan bicara pada anak berkebutuhan khusus jenis down syndrom, terdiri atas:
a.       Mengalami gangguan pada otot bicara
      penderita gangguan otot bicara adalah lafal bicara anak tak kunjung sempurna. Kadang otaknya sudah memerintahkan untuk menjawab dengan benar, tapi yang keluar dari mulut tetap tidak jelas karena adanya gangguan neurologis atau persyarafan.[7]
         Seorang anak dengan kelainan down syndrom akan mengalami gangguan pada otot bicara, yang dapat mempengaruhi adanya gangguan keterlambatan bicara. Sebab, dengan keadaan otot bicara yang terganggu maka organ mulut tidak bisa berfungsi dengan sempurna dan proses pembentukan suatu ucapan atau bunyi yang akan dikeluarkan melalui rongga mulut tidak dapat dicernakan akibat menimbulkan suatu hambatan yakni keterlambatan bicara.
b.      Anak mengalami gangguan konsentrasi
        Gangguan ini biasanya tidak berdiri tunggal, tapi dibarengi ciri-ciri lain seperti pekerjaannya tidak pernah tuntas, sulit atau tidak berkonsentrasi.
        Anak berkebutuhan khusus jenis down syndrom biasanya disertai dengan keterbelakangan mental sehingga dengan kelainan tersebut dapat menimbulkan adanya gangguan konsentrasi, maka anak akan kesulitan untuk memfokuskan suatu informasi yang diperolehnya sehingga tidak dapat mencerna informasi tersebut dengan benar.[8]

D.    Karakteristik dan kebutuhan pembelajaran ABK
1. Anak dengan gangguan penglihatan (tunanetra)
               Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan khusus untuk pendidikan maupun kehidupannya.
Ciri-ciri anak tunanetra terdiri atas:
a.     Kurang melihat (kabur, tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 m)
b.    Kesulitan mengambil benda kecil didekatnya
c.     Tidak dapat menulis mengikuti garis lurus
d.    Sering meraba-raba dan tersandung waktu berjalan
e.     Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh (bersisik kering)
f.     Tidak mapu melihat
g.    Peradangan hebat pada kedua bola mata
h.    Mata bergoyang terus
2. Anak dengan gangguan pendengaran (tunarungu)
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga mengalami gengguan berkomunikasi secara verbal.
Ciri-ciri anak tunarungu terdiri atas:
a.                 Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
b.                Banyak perhatian terhadap getaran
c.                 Terlambat dalam perkembangan bahasa
d.                Tidak ada reaksi terhadap bunyi atau suara
e.                 Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
f.                 Kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara
g.                Ucapan kata tidak jelas, kualitas suara aneh (monoton)
3. Anak dengan gangguan gerak anggota tubuh (tunadaksa)
     Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada anggota gerak (tulang, sendi, otot). Mereka mengalami gangguan gerak karna kelayuan otot, atau gangguan fungsi syaraf otak (disebut cerebral palsy/CP).
Ciri-ciri anak tunadaksa terdiri atas:
a.       Jari tangan kaku dan tidak dapat mengenggam
b.      Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap
c.       Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur, tidak terkendali)
d.      Terdapat cacat pada anggota gerak
e.       Anggota gerak layu, kaku, lemah (lumpuh)
4. Anak dengan gangguan intelektual (tunagrahita)
 Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual dibawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, mereka memerlukan layanan pendidikan yang khusus.
Ciri-ciri anak tunagrahita sebagai berikut:
a.                Penampilan fisik tidak seimbang
b.                Tidk dapat ,enguruss diri sendiri sesuai usia
c.                Tidak ada (kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan)
d.               Kordinasi gerkan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
5. Anak dengan gangguan perilaku dan emosi (tunalaras)
      Tunalaras adalah anak yang berperilaku menyimpang baik pada taraf sedang, berat dan sangat berat. Terjadi pada usia anak dan remaja, sebagai akibat terganggunya perkembangan emosi dan sosial atau keduanya, sehingga merugikan dirinya sendiri maupun lingkungan, maka dalam pengembangan potensinya memerlukan pelayanan dan pendidikan sacara khusus.
Ciri-ciri anak tunalaras terdiri atas:
a.       Cenderung membangkang
b.      Mudah merangsang emosinya (mudah marah)
c.       Sering menggunakan tindakan agresif, merusak, mengganggu
d.      Sering bertindak melanggar norma sosial
e.       Cenderung prestasi belajar dan motivasi rendah sering bolos jarang masuk sekolah
1.      Anak cerdas istimewa dan bakat istimewa (gifted dan talented)
 Anak yang memiliki potensi kecerdasan istimewa (gifted) dan anak yang memiliki bakat istimewa (talented) adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas diatas anak-anak seusianya, sehingga untuk mengoptimalkan potensinya diperlukan pelayanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri anak cerdas istimewa dan bakat istimewa (C.I.B.I) terdiri atas:
a.    Membaca pada usia lebih mudah, lebih cepat dan memiliki pembandaharaan kata yang luas
b.    Memiliki rasa ingin tahu yang kuat, minat yang cukup tinggi
c.    Mampu memberikan jawaban-jawaban atau alasan yang logis, sistematis dan kritis
d.   Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah
e.    Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi dan sistensis yang tinggi
f.     Mempunyai daya imajinasi dan ingatan yang kuat
g.    Senang mencoba hal-hal baru
h.    Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
i.      Mempunya inisiatif, kreatif dan original dalam menunjukkan gagasan
j.      Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
k.    Cepat menangkap hubungan sebab akibat
l.      Tidak cepat puas atas prestasi yang dicapainya
m.  Lebih senang bergaul dengan anak yang lebih tu usianya
n.    Dapat menguasai dengan cepat materi pelajaran
2.      Anak lamban belajar (slow learner)
 Lamban belajar adalah nak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah anak norma, tetapi tidak termasuk anak tunagrahita (biasanya memiliki IQ sekitar 80-85). Dalam beberapa hal anak ini mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan kemampuan untuk beradaptasi tetapi lebih baik dibanding dengan tunagrahita. Mereka membutuhkan waktu belajar lebih lamadibanding dengan sebayanya. Sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri anak lamban belajar sebagai berikut:
a.    Rata-rata prestasi belajarnya rendah
b.    Menyelesaikan tugas-tugas akademik, sering terlambat dibandingkan teman-teman seusianya
c.    Daya tang kap terhadap pelajaran lambat
d.   Pernah tidak naik kelas
3.      Anak berkesulitan belajar spesifik
      Anak berkesulitan belajar adalah individu yang mengalami gangguan dalam suatu proses psikologis dasar, disfungsi sistem syaraf pusat, atau gangguan neurologis yang dimanifestasikan dalam kegagalan nyata dalam: pemahaman, gangguan mendengarkan, berbicara, membaca, mengeja, berfikir, menulis, berhitung, atau keterampilan sosial.
Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan belajar, membaca, menulis dan berhitung. Sedangkan dalam mata pelajaran yang lain, mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti.
Ciri-ciri anak berkesulitan belajar spesifik.
Ø        Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia) terdiri atas:
a.       Kesulitan membedakan bentuk
b.      Kemampuan memahami isi bacaan rendah
c.       Sering melakukan kesalahan dalam membaca
Ø        Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia) terdiri atas:
a.    Sangat lamban dalam menyalin tulisan
b.    Sering salah manulis huruf B dengan P, P dengan Q, V dengan U, 2 dengan 5,    6 dengan 9 dan sebagainya.
c.    menulis huruf dengan terbalik p ditulis q atau b
Ø        Anak yang kesulitan berhitung (diskalkulia) terdiri atas:
a.    sulit membedakan tanda-tanda +, -, x, :, >, <, =
b.    sulit mengoperasikan hitungan atau bilangan
c.    sering salah membilang secara berurutan
4.      Anak autis
     Autis dari kata auto, yang berarti sendiri, dengan demikian dapat diartikan seorang anak yang hidup dalam dunianya. Anak autis cenderung mengalami hambatan dalam interaksi, komunikasi, perilaku sosial.
Ciri-ciri anak autis sebagai terdiri atas:
a.       Mengalami hambatan didalam bahasa
b.      Kesulitan dalam mengenal dan merespon emosi dengan isyarat sosial
c.       Kakauan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan
d.      Kurang memiliki perasaan dan empati
e.       Sering berperilaku diruang kontrol dan mledak-ledak
f.       Keterbatasan dalam mengekspresikan diri.[9]

  1. Peningkatan Perkembangan Bahasa Pada Anak Berkebutuhan Khusus.
Pada umumnya perkembangan bahasa anak down syndrom dapat diketahui
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a.  Perbendaharaan kata yang sedikit menyebabkan kurangnya pengetahuan umum.
             Anak down syndrom pada umumnya mengalami keterlambatan bicara. tingkat
keterlambatan bicara yang dialami tiap-tiap anak juga tidak sama tergantung dari keterbelakangan mental masing-masing anak. Akibat dari keterlambatan bicara yang mereka alami, maka dapat dikatakan mereka memiliki perbendaharaan kata yang sangat kurang atau sedikit sekali dan kondisi tersebut dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan umum.
b.   Bermasalah dalam mempelajari peraturan-peraturan tata bahasa.
Adanya hambatan perkembangan pada anak down syndrom salah satunya adalah mereka bermasalah dalam mempelajari peraturan-peraturan tata bahasa. Hal itu disebabkan karena keterlambatan bicara yang mereka alami, sehingga tidak mudah bagi merek mempelajari peraturan-peraturan bahasa.
c.       Bermasalah dalam memahami arahan-arahan.
Keterbelakangan mental yang di-alami pada anak down syndrom dapat menyebabkan mereka bermasalah dalam memahami arahan-arahan maupun perintah-perintah sederhana. Karena agak sulit bagi mereka untuk menangkap dan mencerna suatu pesan atau arahan-arahan.
                   Belajar tidak hanya diperuntukkan bagai anak-anak yang normal, tetapi belajar juga sangat penting bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan berbagai dengan berbagai gangguan. Dengan belajar, mereka dapat mengembangkan potensi diri secara optimal sehingga potensi anak berkebutuhan khusus aka berguna bagi diri sendiri, orang lain, agama, bangsa dan negara. Anak berkebutuhan khusus meliputi, anak dengan gangguan penglihatan, ganguan pendengaran, gangguan down syndrom, gangguan fisik, serta gangguan emosi dan perilaku. [10]

  1. Pengertian anak tidak berkebutuhan khusus (ATBK).
ATBK istilahnya anak normal atau standart akan tetapi, ATBK tetap memerlukan bimbingan yang baik dan benar. Kata normal adalah istilah yang dikenal untuk setiap makhluk hidup bahwa tidak ada perbedaan signifikan dengan kelompoknya, meskipun dalam derajat yang berfariasi karna setiap individu memiliki karakter yang berbeda.
Kegunaan anak tidak berkebutuhan khusus (ATBK) adalah untuk mendeteksi secara dini apabila anak terjadi penyimpangan perkembangan perilaku dibandingkan dengan anak nomal, Agar orang tua bisa mengetahui sejauh mana keterlambatan perkembangan perilaku anak-anak, Serta seberapa jauh target yang harus dikejar.[11]

G.    Macam-Macam Perkembangan ATBK.
anak merupakan masa dimana semua aspek dalam dirinya mengalami perkembangan sesuai dengan pertumbuhannya. Banyak aspek perkembangan yan dapat dilihat langsung pada diri seorang anak.
1. Perkembangan Fisik-Motorik
 Menurut beaty, kemampuan motorik kasar seorang anak itu paling tidak dapat dilihat melalui empat aspek yaitu,
a)    Berjalan atau walking, denan indikator berjalan turun naik tangga dengan menggunakan kedua kaki, berjaln pada garis lurus.
b)   Berlari atau running, dengan indikator menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari, berbelok kekanan dan kekiri tanpa kesulitan dan mampu berhenti dengan mudah.
c)    Melompat atau jumping, dengan indikator mampu melompat kedepan, kebelakang dan kesamping.
d)   Memanjat atau climbing, dengan indikator memanjat naik-turun tangga dan memanjat pepohonan.
2.    Perkembangan Kognitif
Perkembanan kognotif merupakan perkembangan yang terkait dengan kemampuan berpikir seseorang. Bisa juga diartikan sebagai perkembangan intelektual. Adapun tahap-tahap perkembangan seorang anak menurut Jean Piaget adalah sebagai berikut.
a.          Masa sensorik motorik (0-2,5 tahun)
b.         Masa praoperasional (2-7 tahun)
c.          Masa konkret prapasional (7-11 tahun)
d.         Masa operasional (11-dewasa)
3.    Perkembangan Emosi
Emosi adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seorang anak baik itu perasaan senang, maupun sedih. Emosi itu mulai berkembang semenjak ia lahir ke dunia. Meskipun ada anggapan bahwa sejak dalam kandunga seseorang sudah dapat merasakan sesuatu.
4.    Perkembangan Bahasa
Bahasa bagi seorang anak sangatlah penting. Bahasa merupakan suatu bentuk penyampaikan pesan terhadap segala sesuatu yang diinginkan. Dengan bahasa orang tua pendidik akan tahu apa yang menjadi keinginan anaknya.
5.    Perkembangan Moral
Moral merupakan suatu nilai yang dijadikan pedoman dalam bertingkah laku. Perkembangan moral yang terjadi pada anak sifatnya masih relatif terbatas. Seorang anak belum mampu menguasai nilai-nilai yang abstrak berkaitan dengan benar-salah dan baik buruknya.
6.    Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan perkembangan yang melibatkan hubungandiri sendiri maupun interaksi dengan orang lain.
Dalam konteks ini, perkembangan sosial meliputi dua aspek penting, yaitu kompetensi sosial dan tanggung jawab sosial. kompetensi sosial menggambarkan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosianya secara efektif. Sedangkan tanggung jawab sosial antara lain ditunjukkan oleh komitmen anak terhadap tugas-tugasnya,menghargai perbedaan individual, dan memerhatikan lingkungannya.
7.    Perkembangan Imajinasi (fantasi)
Fantasi atau imajinasi adalah daya cipta untuk menciptakan tanggapan-tanggapan baru atas bantuan yang telah ada (lama). Dalam konteks tertentu, daya imajinasi atau fantasi bisa juga diartikan dengan kreativitas.

H.     Karakteristik Anak Tidak Berkebutuhan Khusus (ATBK).
1.    Unik, yaitu sifat anak itu berbeda satu dengan yang lainnya. Anak memiliki bawaan, minat, kapasitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing.
2.    Egosintris, yaitu anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri.
3.    Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama terjaga dari tidur, anak seolah olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan dan tidak pernah berhenti dari aktivitas.
4.    Rasa ingin tahu (kuat atau antusias), Yaitu anak cenderung memerhatikan, Membicarakan dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat di lihat dan di dengarnya, terutama dengan hal yang baru.
5.    Eksploratif dan berjiwa petulang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat dan senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal yang baru.
6.    Spontan, yaitu perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutup tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.[12]


























[1]. Miftakhul Jannah & Ira Darmawanti, Tumbuh Kembang Anak Usia Dini & Deteksi Dini pada Anak Berkebutuhan Khusus, (Surabaya: Insight Indonesia, 2004), hlm.15.
 [2]. Abdul Hadits, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik , (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm.5.
[3] . Jeffry Nevid, Psikologi Abnormal, (Jakarta : Erlangga, 2005), hlm.150.
[4] http://childrenclinic.wordpress.com/2010/10/24/down-syndrome-deteksi-dini-pencegahan- dan-penatalaksanaan-sindrom-down/ (22 Oktober 2012).
[5]Aulia Fadhli, Buku Pintar Kesehatan Anak, (Yogyakarta : Pustaka Anggrek, 2010), hlm.34.
[7] Ibid, hlm.84.
[8] Ibid, hlm.86.
[9] Jordan rita, education of childern and young people with autis (jakarta:united kingdom, 1977), hlm.80-84.
[10]Ibid, hlm.78.
[12] Muhammad fadlillah, Desain Pembelajaran Paud (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),hlm.37-57.